Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganismehidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba (Lachman,L et al. 1986). Sterilisasi adalah proses pembunuhan atau pemindahan mikroorganisme dan spora yang hidup dari sediaan untuk menghasilkan keadaan yang steril dengan cara yang mungkin (Tungadi Robert, 2017) Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspense atau serbuk yang ahrus dilarutkanatau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melebihi kulit atau selaput lendir (Dirjen POM, 1979) Sediaan injeksi diberikan jika diinginkan kerja obat yang cepat, bila penderita tidak dapat diajak kerja sama dengan baik, tidak sadar, tidak tahan menerima pengobatan secara oral atau obat tidak efektif bila diberikan dengan cara lain (Ansel, 1989) Injeksi parentral adalah salah satu yang disuntikan dibawah satu atau membaran mukosa kedalam daerah khusus dari tubuh (Tungadi, Robert, 2017) Absorbsi melalui cara parentral tidak saja lebih cepat dari sesudah pemberian oral, tapi kadar obat dalam darah yang dihasilkan jauh lebih mudah diramalkan, karena sedikit yang hilang sesudah penyuntikan subkutan atau intramuscular, dan benar-benar tidak ada yang hilang pada penyuntikan intravena, secara umum ini juga memungkinkan pemberian dosis yang lebih kecil (Ansel, 1989) Ijeksi parentral adalah salah satu yang disuntikan dibawah satu lapisan kulit atau membran mukosa kedalam daerah khusus dari tubuh. Jenis-jenis rute pemberian ijeksi adalah : Intradermal atau ijeksi intrakutan, Injeksi subkutan atau hipodermik, Injeksi intramuscular, Intravena, Ijeksi intra- arterial, Injeksi intrakardial, Injeksi intratekal atau subarachnoid, Injeksi intrasisternal, Injeksi peridural (Tungadi, Robert. 2017). Keuntungan Dan Kerugian Injeksi (Tungadi, Robert. 2017). Pemberian melalui injeksi mempunyai beberapa keuntungan maupun kerugian dibandingkan dengan melalui cara lain. Keuntungan pemberian secara injeksi, yakni: 1. Respon fisiologi yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan 2. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus diberikan secara injeksi 3. Penggunaan parentral dapat menghasilkan efek local untuk obat bila diinginkan 4. Terapi parentral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan cairan dan elektrolit 5. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, maka nutrisi total diharapkan dapat dipenuhi melalui rute parentral Kerugian pemberian secara injeksi, yakni: 1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih 2. Dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan yang aseptic dari beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari 3. Obat yang sudah diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk mengembalikan efek fisiologisnya 4. Pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parentral lebih mahal dibandingkan dengan metode rute yang lain 5. Reaksi sensitifitas lebih sering terjadi. 6. Dalam beberapa kasus, peran Dokter dan perawat dibutuhkan dalam mengatur dosis II.2 PREFORMULASI ZAT AKTIF 1. Amikacine sulfate (Mc cvoy,G.K.2002,; Reynolds J.E.F.1982,; Rowe dkk. 2009) Nama resmi : Amikacine (BAN rINN) Nama lain : Amikacine, Amikacinum RM/BM : C22H43N15O13. Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk atau bubuk putih atau hamper putih
Kelarutan : Bebas larut dalam air, praktis tidak larut dalam alkohol dan aseton Stabilitas - Suhu : Stabil selama 24 jam didalam suhu ruangan pada konsentrasi 0,25 dan 5 mg/ml dalam larutan infus iv - Oksidasi : Amikasin sulfat dapat teroksidasi oleh udara sehingga menyebabkan terjadinya perubahan warna, namun tidak mempengaruhi potensi dari amikasin sulfat - pH : pH larutan 1 % antara 2-4 - Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan antibiotic golongan B- laktam seperti penisislin dan sefalosforin. Amikasin juga dilaporkan inkompatibel dengan aminofilin,amfoterisin, kalsium glukonat, sefatoksim, diazepam, dobutamin, fenitoin, vancomicin Efek farmakologi : Amikasin merupakan antibiotic aminoglikosida semisintetik dan derivat dari Kanamicin A. aktifitas penghambatannya terutama pada organism gram negative meliputi pseudomonas. Efek bakterisidal mempengaruhi pertumbuhan bakteri, terutama pada penghambatan sintesis protein dari bakteri Cara sterilisasi : Amikasin sulfat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1200c selama 60 menit, dengan hasil yang tidak menurunkan potensinya Kemasan : Vial