Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.I TEORI UMUM


Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan
steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta
sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganismehidup.
Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi
relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari
mikroorganisme hanya dapat diduga atas dapat proyeksi kinetis angka
kematian mikroba (Lachman,L et al. 1986).
Sterilisasi adalah proses pembunuhan atau pemindahan
mikroorganisme dan spora yang hidup dari sediaan untuk menghasilkan
keadaan yang steril dengan cara yang mungkin (Tungadi Robert, 2017)
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspense atau
serbuk yang ahrus dilarutkanatau disuspensikan terlebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau
melebihi kulit atau selaput lendir (Dirjen POM, 1979)
Sediaan injeksi diberikan jika diinginkan kerja obat yang cepat, bila
penderita tidak dapat diajak kerja sama dengan baik, tidak sadar, tidak tahan
menerima pengobatan secara oral atau obat tidak efektif bila diberikan dengan
cara lain (Ansel, 1989)
Injeksi parentral adalah salah satu yang disuntikan dibawah satu atau
membaran mukosa kedalam daerah khusus dari tubuh (Tungadi, Robert, 2017)
Absorbsi melalui cara parentral tidak saja lebih cepat dari sesudah
pemberian oral, tapi kadar obat dalam darah yang dihasilkan jauh lebih mudah
diramalkan, karena sedikit yang hilang sesudah penyuntikan subkutan atau
intramuscular, dan benar-benar tidak ada yang hilang pada penyuntikan
intravena, secara umum ini juga memungkinkan pemberian dosis yang lebih
kecil (Ansel, 1989)
Ijeksi parentral adalah salah satu yang disuntikan dibawah satu lapisan
kulit atau membran mukosa kedalam daerah khusus dari tubuh. Jenis-jenis
rute pemberian ijeksi adalah : Intradermal atau ijeksi intrakutan, Injeksi
subkutan atau hipodermik, Injeksi intramuscular, Intravena, Ijeksi intra-
arterial, Injeksi intrakardial, Injeksi intratekal atau subarachnoid, Injeksi
intrasisternal, Injeksi peridural (Tungadi, Robert. 2017).
 Keuntungan Dan Kerugian Injeksi (Tungadi, Robert. 2017).
Pemberian melalui injeksi mempunyai beberapa keuntungan maupun
kerugian dibandingkan dengan melalui cara lain.
 Keuntungan pemberian secara injeksi, yakni:
1. Respon fisiologi yang cepat dapat dicapai segera bila diperlukan
2. Obat-obat untuk pasien yang tidak kooperatif, mual atau tidak sadar harus
diberikan secara injeksi
3. Penggunaan parentral dapat menghasilkan efek local untuk obat bila
diinginkan
4. Terapi parentral dapat memperbaiki kerusakan serius pada keseimbangan
cairan dan elektrolit
5. Bila makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, maka nutrisi total
diharapkan dapat dipenuhi melalui rute parentral
 Kerugian pemberian secara injeksi, yakni:
1. Bentuk sediaan harus diberikan oleh orang yang terlatih
2. Dibutuhkan ketelitian yang cukup untuk pengerjaan yang aseptic dari
beberapa rasa sakit tidak dapat dihindari
3. Obat yang sudah diberikan secara parenteral menjadi sulit untuk
mengembalikan efek fisiologisnya
4. Pada pemberian dan pengemasan, bentuk sediaan parentral lebih mahal
dibandingkan dengan metode rute yang lain
5. Reaksi sensitifitas lebih sering terjadi.
6. Dalam beberapa kasus, peran Dokter dan perawat dibutuhkan dalam
mengatur dosis
II.2 PREFORMULASI ZAT AKTIF
1. Amikacine sulfate (Mc cvoy,G.K.2002,; Reynolds J.E.F.1982,; Rowe dkk.
2009)
Nama resmi : Amikacine (BAN rINN)
Nama lain : Amikacine, Amikacinum
RM/BM : C22H43N15O13.
Rumus struktur :

Pemerian : Serbuk atau bubuk putih atau hamper putih


Kelarutan : Bebas larut dalam air, praktis tidak larut dalam
alkohol dan aseton
Stabilitas
- Suhu : Stabil selama 24 jam didalam suhu ruangan pada
konsentrasi 0,25 dan 5 mg/ml dalam larutan infus
iv
- Oksidasi : Amikasin sulfat dapat teroksidasi oleh udara
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan
warna, namun tidak mempengaruhi potensi dari
amikasin sulfat
- pH : pH larutan 1 % antara 2-4
- Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan antibiotic golongan B-
laktam seperti penisislin dan sefalosforin.
Amikasin juga dilaporkan inkompatibel dengan
aminofilin,amfoterisin, kalsium glukonat,
sefatoksim, diazepam, dobutamin, fenitoin,
vancomicin
Efek farmakologi : Amikasin merupakan antibiotic aminoglikosida
semisintetik dan derivat dari Kanamicin A.
aktifitas penghambatannya terutama pada
organism gram negative meliputi pseudomonas.
Efek bakterisidal mempengaruhi pertumbuhan
bakteri, terutama pada penghambatan sintesis
protein dari bakteri
Cara sterilisasi : Amikasin sulfat disterilisasi dengan
menggunakan autoklaf pada suhu 1200c selama
60 menit, dengan hasil yang tidak menurunkan
potensinya
Kemasan : Vial

Anda mungkin juga menyukai