E-ISSN: 2548-981X
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jbn
Penanganan Pasien Kanker dan Risiko Infeksi selama Wabah COVID-19
Hendry Irawan*, I Wayan Sudarsa
Divisi Bedah Onkologi, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, RSUP Sanglah
Denpasar.
DOI: https://doi.org/10.24843/JBN.2020.v04.is01.p04
Coronavirus merupakan salah satu patogen terdapat sekitar 4,3 juta kasus kanker yang
yang menyebabkan gangguan sistem terdiagnosis tiap tahun, dan dengan kondisi
pernapasan dan pada akhir Desember 2019 di wabah pasti akan mengalami penundaan
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina terdapat pasien pelayanan, terutama di Wuhan.5 Saat ini
pneumonia dengan etiologi yang belum negara di luar Cina mulai merasakan dampak
diketahui. Sumber penyebab infeksi tersebut wabah COVID-19, termasuk di Indonesia
adalah severe acute respiratory syndrome yang sudah terinfeksi 1.790 orang dengan
corona virus 2 (SARS-CoV-2). WHO (World kematian 170 orang.3 Hal tersebut akan
Health Organization) menyatakan infeksi berdampak pada diagnosis dan pengobatan
tersebut sebagai 2019 novel coronavirus pasien kanker.
disease (COVID-19).1,2 Menurut laporan Penyakit akibat kanker yang merupakan
WHO tanggal 3 April 2020, secara global penyakit kronis yang membutuhkan
terdapat 972.303 orang terinfeksi dan 50.322 pengobatan, baik operasi, kemoterapi,
orang meninggal, sedangkan di Asia radioterapi, imunoterapi, dan terapi target.
Tenggara terdapat 5.881 orang terinfeksi dan Hal tersebut berkaitan dengan progresivitas
245 kematian.3 penyakit, rekurensi, dan eradikasi kanker.
Pada kondisi wabah akibat COVID-19, Apabila terapi pasien kanker, terutama
rumah sakit dan pelayanan medis akan stadium lanjut yang tertunda atau tidak
terfokus untuk mengatasi infeksi tersebut. diberikan rutin, maka akan memperburuk
Adanya wabah COVID-19 menjadi suatu kondisi kanker.
ancaman yang berpotensi pada pasien dengan Pasien kanker biasanya berusia lebih tua,
gangguan sistem imun. Hal tersebut dapat memiliki beberapa penyakit dan dapat
menjadi pertimbangan bahwa terapi pada kompleks, serta memiliki sistem imun yang
pasien tersebut akan membawa dampak yang lebih rendah. Hal ini berisiko lebih tinggi
menguntungkan atau merugikan pada kondisi menjadi sakit berat dan peningkatan
wabah.4 Saat ini rumah sakit juga melakukan mortalitas dibandingkan dengan populasi
pembatasan kunjungan pasien poliklinik dan sehat dengan infeksi COVID-19.5 Di China
pasien rawat inap untuk mengurangi pada 11 Februari 2020 didapatkan 72.314
transmisi infeksi COVID-19.5 kasus COVID-19 dengan 107 pasien (0,5%)
Data pasien dengan gangguan sistem imun memiliki kanker dan ada 6 pasien kanker
yang terinfeksi COVID-19 masih terbatas, yang meninggal.6
akan tetapi di Cina terdapat studi pasien Pada studi Liang, dkk didapatkan 18
kanker yang terinfeksi COVID-19.2 Di Cina, pasien kanker dari 1.590 kasus COVD-19.
Dari 18 pasien tersebut, paling banyak kewaspadaan, strategi, dan tantangan untuk
menderita kanker paru (enam orang), dua memberikan pengobatan pada pasien kanker
pasien tidak diketahui status pengobatan, dan selama wabah.
16 pasien yang sedang menjalani pengobatan. Pada wabah COVID-19 memerlukan
Pasien kanker dengan infeksi COVID-19 penggunaan sumber daya dan perawatan
yang menjalani pengobatan, 25% (empat dari untuk mengatasi infeksi, oleh karena itu perlu
16 pasien) mendapatkan kemoterapi atau strategi untuk meminimalkan penghentian
paska operasi dalam sebulan terakhir, dan pengobatan kanker, terutama pasien dengan
75% (12 pasien) merupakan penyintas kanker terapi kuratif.6
(cancer survivor).2 Studi Yu, dkk pada 1.524 Langkah pertama dengan menciptakan
pasien kanker yang berada di rumah sakit lingkungan rumah sakit yang terkontrol oleh
tersier didapatkan 12 pasien terinfeksi infeksi. Pasien yang datang ke ruang gawat
COVID-19 dengan dua pasien meninggal darurat atau poliklinik dilakukan pemeriksaan
(16,7%).7 suhu badan dan identifikasi ada tidaknya
Pada kasus infeksi COVID-19 pada pasien gangguan pernapasan.4,5 Di ruang gawat
kanker akan menunjukkan gejala berat hingga darurat, pasien dengan gangguan pernapasan
kematian lebih tinggi dibandingkan pasien dipisahkan dan diperiksa di ruangan
tidak kanker. Selain itu pasien kanker yang tersendiri untuk pertimbangan adanya infeksi
mendapatkan kemoterapi atau paska operasi COVID-19.4 Kemudian dilakukan anamnesis
dalam sebulan terakhir memiliki risiko yang riwayat kontak atau bepergian di area
tinggi dengan gejala berat sebesar 75% (tiga epidemik, dan lakukan pemeriksaan infeksi
dari empat pasien) dibandingkan yang tidak COVID-19.4,5 Pasien kanker yang datang ke
mendapatkan kemoterapi atau operasi sebesar ruang gawat darurat merupakan pasien
43% (enam dari 14 pasien).2 dengan kegawatdaruratan onkologi, seperti
Pasien kanker memiliki risiko dua kali ancaman sumbatan jalan napas, sumbatan
terinfeksi COVID-19 dibandingkan populasi saluran gastrointestinal, perdarahan tumoral,
umum.7 Studi lain, pasien kanker memiliki kompresi medula spinalis, sindoma lisis
risiko 5,34 (95% CI 1,80-16,18; p=0,0026) tumor, sindrom vena cava superior,
dengan gejala berat setelah disesuaikan hiperkalsemia, dan febril neutropenia.
dengan faktor risiko lain seperti usia, jenis Langkah kedua dengan mengatur
kelamin, hipertensi, diabetes melitus, dan kunjungan pasien poliklinik. Sebagai rumah
penyakit paru obstruksi kronik. Pada pasien sakit rujukan, pasien dapat berasal dari
kanker akan lebih cepat 3,56 kali (95% CI berbagai wilayah yang mungkin sudah
1,65-7,69; p<0,0001) menimbulkan gejala terpapar infeksi COVID-19.4 Perjanjian
berat (median 13 hari) dibandingkan pasien kunjungan pasien poliklinik dapat
tidak kanker (median 43 hari).2 Sedangkan menggunakan sistem online dan registrasi di
insiden terinfeksi COVID-19 pada pasien tempat pendaftaran. Hal ini akan mengurangi
kanker sebesar 0,79% (95% CI 0,3-1,2). Hal jumlah pasien yang mengantri di ruang
ini lebih tinggi dibandingkan populasi umum registrasi.5 Alternatif lain menggunakan
di kota Wuhan pada waktu yang sama sebesar telemedicine atau konsultasi online.4,5 Sistem
0,37% pada 17 Februari 2020.7 rumah sakit dapat dimodifikasi dengan
Pasien kanker dengan infeksi COVID-19 pelatihan petugas operator dan dokter untuk
pada penelitian yang ada jumlahnya terbatas, dapat memberikan pelayanan rawat jalan.4
akan tetapi hasil tersebut dapat memberikan Selama wabah COVID-19, perlu adanya
S16
Hendry Irawan JBN (Jurnal Bedah Nasional)
S17
Volume 4 ● Number 1 (Special Issue COVID-19) ● 2020 Pasien Kanker dan Risiko Infeksi
S18