Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA PENEGASAN ATURAN MENGENAI

PENGELOLAAN LAHAN TAMBANG

Dosen Pengampu :
Kadek Diana Harmayani, ST, MT, PhD

Disusun Oleh :
Dylan Dave Nieljohnson Karangan
2005561001

TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber Daya Alam atau yang biasanya disingkat SDA adalah segala sesuatu yang
berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia agar
manusia dapat hidup lebih sejahtera. Sumber daya alam terbagi menjadi dua jenis yakni
sumber daya alam hayati dan sumber daya alam non hayati. Sementara berdasarkan
sifatnya, sumber daya alam terbagi menjadi tiga macam yakni sumber daya alam kekal,
sumber daya alam yang dapat diperbarui, dan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Indonesia memiliki banyak sekali sumber daya alam. Sumber daya alam di
Indonesia dapat ditemukan di mana saja, seperti di tanah, air, udara dan lain-lain.
Kebutuhan Indonesia terhadap sumber daya alam juga terbilang sangat besar, selain
karena ekonomi Indonesia yang ditopang oleh hasil sumber daya alam, kini penduduk
Indonesia sedang meningkat. Oleh karena itu dengan bertambahnya jumlah penduduk di
Indonesia maka berdampak juga pada peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap sumber
daya alam. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat pada sumber daya alam,
mengakibatkan banyaknya peluang usaha yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Indonesia dari segi sosial, ekonomi dan lain sebagainya.
Salah satu cara untuk mengelola sumber daya alam adalah dengan adanya kegiatan
pertambangan. Pertambangan merupakan suatu kegiatan menggali atau mengambil hasil
sumber daya alam dari dalam tanah. Aktivitas pertambangan dianggap seperti uang logam
yang memiliki dua sisi yang saling berlawanan yaitu satu sisi menjadi sumber kemakmuran
akan tetapi satu sisinya berbalik keadaan dengan menjadi perusak lingkungan yang sangat
besar. Negara Indonesia memiliki banyak sekali lahan-lahan pertambangan seperti tambang
emas, tambang timah, tambang minyak bumi, tambang batu bara dan lain sebagainya. Salah
satu hasil tambang terbesar di Indonesia merupakan batu bara. Pertambangan batu bara
terbesar di Indonesia provinsi Kalimantan Timur.
Gambar pesebaran hasil tambang yang ada di Indonesia

Dengan besarnya lahan tambang di Kalimantan Timur, menjadikan provinsi ini mulai
mengalami kerusakan ekosistem. Sebenarnya provinsi ini dapat menyeimbangkan proses
pertambangan dan pemeliharaan lingkungan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah sebelumnya. Tetapi yang sekarang terlihat adalah kerusakan ekosistem
karena pemerintah kurang tegas dalam menegakkan aturan tentang pertambangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa dampak positif dan negatif dari kegiatan pertimbangan?
2. Bagaimana cara alternatif pemerintah dalam menanggulangi masalah sumber daya
alam akibat kegiatan pertambangan?

1.3 Rumusan Masalah


Tujuan penulisan makalah dengan judul “PENTINGNYA PENEGASAN ATURAN
MENGENAI PENGELOLAAN LAHAN TAMBANG” adalah untuk :
 Memberikan edukasi tentang pengelolaan lahan tambang di Kalimantan Timur
 Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari kegiatan pertambangan
 Sebagai sudut pandang dalam menggunakan sumber daya alam
 Memberi informasi tentang cara menanggulangi dampak negatif dari pengelolaan
tambang
 Untuk membantu penulis menganalisis bagaimana cara pengelolaan tambang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dampak positif dan negatif dari kegiatan pertambangan

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka


penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang
(Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI, 1990), pengertian menambang adalah
menggali (mengambil) barang tambang dari dalam tanah. Sedangkan menurut
Supramono (2012), pertambangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
penggalian ke dalam tanah (bumi) untuk mendapatkan sesuatu yang berupa hasil
tambang. 1
Berdasarkan sistem penambangan yang dilakukan, pertambangan dibagi
menjadi dua jenis, yaitu (Sudrajat, 2010):

1. Tambang terbuka (surface mining). Pemilihan sistem tambang terbuka biasanya


diterapkan untuk bahan galian yang keterdapatannya relatif dekat dengan bumi.
Sebelum melakukan penggalian atau pengambilan bahan galian, terlebih dahulu harus
melakukan pekerjaan-pekerjaan pendahuluan seperti; pembersihan rencana tambang
(land clearing), pengupasan tanah penutup (over burden) dan penggalian atau
pembongkaran bahan galian (digging).

2. Tambang bawah tanah (underground mining). Pemilihan metode penambangan


dengan sistem tambang bawah tanah (underground mining), sangat ditentukan oleh
beberapa faktor teknis kondisi geologi bahan galian yang akan ditambang dan faktor
pendukung lainnya.2

Kegiatan pertambangan tentunya sangat berperan penting dalam menopang


ekonomi di Indonesia. Bukan hanya itu saja, dampak positif dari pertambangan di
Indonesia juga masih banyak, seperti terbukanya lapangan pekerjaan, memajukan
transportasi dan komunikasi dan memotong biaya impor hasil tambang. Tetapi apakah

1
https://www.kajianpustaka.com/2018/12/pengertian-jenis-asas-dan-tahapan-pertambangan.html
2
https://www.kajianpustaka.com/2018/12/pengertian-jenis-asas-dan-tahapan-pertambangan.html
dengan banyaknya dampak positif yang didapatkan dari kegiatan pertambangan akan
menutup kemungkinan bahwa kegiatan pertambangan tidak memiliki dampak negatif?
Tentu saja tidak. Lumayan banyak hal-hal negatif yang kita dapatkan dari
kegiatan pertambangan ini, salah satunya permasalahan lingkungan yang terjadi di
lingkungan sekitar kita.

Data diatas adalah salah satu bukti bahwa pertambangan masih termasuk dalam penopang perekonomian

Permasalahan Sumber Daya Alam yang terjadi pada saat ini adalah kesalahan dalam
pengelolaan tambang. Di daerah di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur terdapat banyak
sekali lahan pertambangan. Lahan pertambangan itu dibangun karena adanya keinginan suatu
pendiri usaha dan pemerintah untuk meningkatkan ekonomi daerah. Para pengusaha dan
pemerintah dengan sangat giat membuka lahan-lahan pertambangan yang baru demi
meningkatkan ekonomi daerah, tetapi tidak memikirkan masalah-masalah sumber daya alam
yang akan terjadi setelah dibukanya lahan pertambangan itu ataupun setelah kegiatan
pertambangan itu selesai.

Di Kalimantan Timur banyak lahan bekas galian tambang yang dibiarkan begitu saja
tanpa dilakukan reboisasi, dan akhirnya banyak sekali dampak buruk yang terjadi akibat
dibiarkannya bekas galian tambang itu. seperti terdapat beberapa orang yang meninggal akibat
tenggelam di daerah bekas galian tambang yang tergenang oleh air. Menurut data dari IDN
Times per tanggal 23 Februari 2020, terdapat kurang lebih 37 korban meninggal dunia akibat
tenggelam di lahan bekas galian tambang yang berada di provinsi Kalimantan Timur. Mengapa
bisa terdapat korban dibekas galian tambang? Karena ribuan lubang bekas galian ditinggalkan
begitu saja oleh perusahaan. Lubang itu digenangi air hujan sehingga membentuk danau.
Sebagian besar lubang tambang dibiarkan terbuka, tanpa pagar maupun rambu-rambu zona
bahaya. Bahkan terdapat bekas galian tambang yang ditinggalkan begitu saja yang letaknya
dekat dengan dengan pemukiman warga dan kini sudah memakan korban.

Meski diintai bahaya, Masyarakat Kalimantan Timur yang berada dekat dengan daerah
bekas galian tambang yang tak direklamasi menjadikan bekas galian tambang itu sebagai area
publik tempat mereka bermain atau tempat wisata, karena di sana sama sekali tidak terdapat
tanda bahaya. Bahkan warga sekitar lubang tambang di Kaltim kerap memancing dan berenang
di bekas galian itu. Bahkan ada pula yang beternak ikan di atasnya.
Sebenarnya pemerintah telah membuat peraturan mengenai reklamasi lahan bekas
galian tambang, seperti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 4/2014
menyebut reklamasi bekas galian tambang sebagai upaya menata dan memulihkan kualitas
lingkungan agar kembali berfungsi sesuai peruntukannya. Kemudian Seluruh perusahaan
pemegang izin usaha pertambangan, baik yang bersifat umum atau khusus, wajib
mereklamasi lahan yang mereka gali dalam setiap tahapan operasional. Lahan yang telah
pulih harus mereka kembalikan ke pejabat penerbit izin: bupati, wali kota, gubernur atau
menteri.

Bahkan pemerintah provinsi Kalimantan Timur memiliki ide untuk menanggulangi


masalah lingkungan yang terjadi. Pemerintah provinsi Kalimantan Timur berencana
mengubah ratusan lubang tambang yang sebagian berjarak selemparan batu dari permukiman
warga itu menjadi lokasi wisata. Tetapi hingga sampai tahun 2020 ini masih saja terdapat
korban meninggal dunia akibat tenggelam di bekas galian tambang?

Pertambangan masih memiliki dampak negatif yang lain, yaitu tergganggunya


ekosistem hewan-hewan yang ada di hutan Kalimantan timur. Aktivitas pertambangan serta
perluasan lahan tambang juga mengakibatkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca adalah
sebuah proses alami di mana panas matahari terperangkap di atmosfer bumi. Mengapa
aktivitas pertambangan dan juga pembabatan hutan untuk memperluas lahan tambang
menyebabkan terjadinya efek rumah kaca? Karena aktivitas pertambangan menghasilkan
polusi udara yang dapat merusak ozon. Penebangan juga menyebabkan terjadinya efek rumah
kaca, karena menurut para ahli, hanya dari penebangan hutan sendiri, sekitar 600 juta sampai
2,6 miliar ton karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer bumi per tahun.

Lantas dalam kasus ini, siapa yang dapat disalahkan? Masyarakat? Pendiri perusahaan? Atau
pemerintah?
2.2 Cara yang dapat dilakukan pemerintah dalam menanggulangi masalah sumber
daya alam akibat kegiatan pertambangan?

Sebenarnya pemerintah telah membuat peraturan-peraturan mengenai


pengelolaan lahan tambang, seperti :

 Pembenahan regulasi dengan mencabut kebijakan-kebijakan di Bidang Pertambangan


yang secara hierarki bertentangan dengan UUD 1945 dan semangat yang ada di
dalamnya. Undang-undang Nomor 19 tahun 2004 tentang Penetapan Perppu Nomor 1
tahun 2004 atas perubahan Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
yang isinya menunjuk pada legitimasi kegiatan pertambangan terbuka yang dapat
dilakukan di hutan lindung merupakan salah satu peraturan yang pantas dicabut.
 Berhati-hati dalam membuat kebijakan dibidang pertambangan.
 Membuat standar pengelolaan Lingkungan hidup yang tinggi dalam industri
pertambangan. Salah satu ciri kegiatan pertambangan ialah kegiatan ini memiliki risiko
yang sangat tinggi, padat teknologi serta padat modal. Risiko tinggi pada kegiatan
pertambangan terdapat selain pada keselamatan kerja bagi pekerja tambang juga pada
lingkungan area yang dekat dengan area pertambangan terutama akibat yang dapat
ditimbulkannya pada lingkungan hidup setelah kegiatan pertambangan yang
berlangsung. Selama ini perusahaan pertambangan cenderung untuk meninggalkan
kawasan bekas tambang begitu saja tanpa proses reklamasi yang layak. Apalagi jika
pertambangan yang dilakukan adalah pertambangan terbuka, jenis pertambangan
dengan cara terbuka lebih tidak mungkin direklamasi karena kerusakan yang
ditimbulkannya pada bentang alam permukaan bumi sangat parah.
 Membuat kebijakan di bidang pertambangan yang berpihak kepada rakyat.
 Memberi perlindungan kepada masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa masalah sumber daya alam yang
terjadi di Kalimantan Timur sangatlah banyak akibat aktivitas pertambangan. Seharusnya
Pemerintah, pendiri perusahaan ataupun masyarakat setempat lebih cermat dalam
menanggulangi masalah akibat dari aktivitas pertambangan itu. Masih banyak hal-hal negatif
kegiatan pertambangan yang masih terjadi hingga saat ini, apalagi hingga memakan korban
jiwa akibat tidak melakukan reklamasi di area bekas galian tambang, padahal pemerintah telah
memiliki kebijakan untuk mencegah dampak negatif ini.

Hal ini menunjukkan betapa kurangnya kesadaran perusahaan tambang akan


pentingnya reklamasi atau pemulihan lokasi maupun lingkungan bekas pertambangan dan
kurangnya kontrol dari pemerintah karena kenyataannya belum ada sanksi tegas dari
pemerintah terhadap hal ini. Solusi yang baik untuk dilakukan adalah, melakukan penimbunan
kembali di area bekas galian tambang kemudian melakukan penghijauan. Karena dengan
menimbun bekas galian tambang lalu melakukan reboisasi, akan menghentikan kejadian orang
meninggal tenggelam di bekas galian tambang dan mengurangi proses terjadinya efek rumah
kaca. Di sini dibutuhkan ketegasan aparat pemerintahan dalam menegakkan peraturan-
peraturan yang telah dibentuk agar suatu perusahaan dapat menjalankan hak dan kewajibannya
dengan baik pula.

Anda mungkin juga menyukai