Fistum Prak D1 - 5 - Potensial Osmotik - Nadira Aisha Anjani - 081911433085
Fistum Prak D1 - 5 - Potensial Osmotik - Nadira Aisha Anjani - 081911433085
POTENSIAL OSMOTIK
Oleh :
081911433085
Kelompok 5 :
METODE PRAKTIKUM
Data yang diperoleh untuk percobaan kali ini adalah data mentah/sekunder
yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum Fisiologi
Tumbuhan. Adapun cara mengolah data tersebut antara lain :
3.2 PEMBAHASAN
Nilai potensial air di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi
difusi air dari luar dan ke dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor
yang menentukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan
tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel
tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial
osmotic, dan potensial tekanan. Pada praktikum ini dulakukan pengamatan pada
potensial osmotik pada umbi kentang. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur
potensial air pada umbi kentang. Pada praktikum kali ini digunakan dua bahan yaitu
umbi kentang dan seri larutan sukrosa dalam beberapa konsentrasi yaitu 0,0 M ; 0,4 M
; 0,8 M ; 1,2 M ; 1,6 M. Pada praktikum kali ini dilakukan dengan beberapa tahapan,
hal pertama yang dilakukan yaitu dengan membuat potongan silinder pada umbi
kentang menggunakan alat pengebor gabus dengan Panjang silinder 3 cm. Kemudian
potongan silinder umbi kentang dimasukan ke dalam botol yang sudah berisi larutan
sukrosa dengan berbagai konsentrasi, masing – masing botol diisi dengan 4 potongan
umbi kentang. Setelah dimasukan ke dalam botol, botol yang berisi umbi kentang
ditutup menggunakan alumunium foil dengan rapat dan dibiarkan selama 45 menit.
Setelah didiamkan selama 45 menit, di dapatkan hasil pengamatan kelompok
bahwa potongan umbi kentang yang sudah dimasukkan kedalam larutan sukrosa
mengalami perubahan panjang silinder yang semula hanya berukuran 3 cm. Hasil
yang di dapatkkan pada konsentrasi 0,0 M yaitu rata – rata potongan umbi kentang
bertambah panjang menjadi 3,2 cm. Pada konsentrasi 0,4 M didapatkan hasil adanya
pertambahan panjang rata - rata menjadi 3 cm. Pada konsentrasi 0,8 M didapatkan
hasil adanya pertambahan panjang rata - rata menjadi 2,7 cm. Pada konsentrasi 1,2 M
didapatkan hasil adanya pertambahan panjang rata - rata menjadi 2,3 cm. Pada
konsentrasi 1,6 M didapatkan hasil adanya pertambahan panjang rata - rata menjadi
2,6 cm. Perubahan yang terjadi pada potongan umbi kentang ini dikarenakan adanya
larutan di luar kentang yang memiliki potensial air lebih tinggi di bandingkan yang
ada di dalam kentang, sehingga larutan di luar kentang akan mengalir ke dalam
kentang yang potensial airnya lebih rendah. Perubahan pada panjang umbi kentang
juga menunjukkan semakin pekat konsentrasinya makan potongan umbi kentang akan
semakin pendek. Rata – rata akhir panjang umbi kentang pada konsentrasi 0,0 M
memiliki rata – rata akhir paling panjang yaitu 3,2 cm, hal ini seharusnya tidak
mengalami penambahan panjang pada umbi kentang. Rata – rata akhir panjang umbi
kentang pada konsentrasi 0,4 M memiliki rata – rata akhir paling panjang yaitu 3 cm
yang menandakan tidak ada perubahan panjang umbi kentang. Rata – rata akhir
panjang umbi kentang pada konsentrasi 0,8 M memiliki rata – rata akhir paling
panjang yaitu 2,7 cm. Rata – rata akhir panjang umbi kentang pada konsentrasi 1,2 M
memiliki rata – rata akhir paling panjang yaitu 2,3 cm. Rata – rata akhir panjang umbi
kentang pada konsentrasi 1,6 M memiliki rata – rata akhir paling panjang yaitu 2,6
cm. Hasil yang di dapatkkan pada konsentrasi 0,0 M sudah terdapat perubahan
panjang umbi kentang dan pada konsentrasi 1,6 M umbi kentang lebih panjang
dibandingkan pada konsentrasi 1,2 M. hal ini tidak sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa potensial osmotic dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarut,
semikin banyak zat terlarut maka potensial osmotiknya semakin rendah, semakin
potensial osmotiknya rendah maka potensial air juga rendah. Seharusnya panjang
umbi kentang yang di dapatkkan pada percobaan ini semakin besar konsentrasi
larutan sukrosa maka paling besar juga menyebabkan perubahan panjang silinder,
karena air bergerak dari dalam kentang ke luar kentang.
Bedasarkan analisis data kelas D1 yang telah dilakukan pada masing – masing
kelompok di dapatkkan hasil rata – rata panjang umbi kentang pada larutan sukrosa
pada konsentrasi 0,0 M ; 0,4 M ; 0,8 M ; 1,2 M ; 1,6 M secara berurutan yaitu 3,06 ;
2,88 ; 2,76 ; 2,6 ; 2,62. Rata – rata panjang umbi kentang pada 0,0 M lebih panjang
dibandingkan pada konsentrasi 1,6 M hal ini menandakan bahwa masing – masing
larutan mengalami perubahan panjang umbi kentang. Nilai potensial osmotic umbi
kentang dari masing – masing konsentrasi larutan sukrosa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
3.3 DISKUSI
1. Mengapa penguapan cepat terjadi pada sel-sel umbi kentang yang telah diiris?
Jawab :
Karena pada saat umbi kentang diiris, maka kulit pada kentang tersebut juga ikut
teriris. Ketika kulit pada kentang teriris maka perlindungan terhadap umbi kentang
akan hilang. Hal ini menyebabkan penguapan pada kentang akan berlangsung lebih
cepat. Selain itu, terjadi proses difusi antara udara pada lingkungan dengan udara pada
umbi kentang
2. Apakah fungsi dari larutan sukrosa dengan berbagai konsentrasi pada percobaan
ini?
Jawab :
Larutan sukrosa bersifat hipertonik, sehingga pada praktikum potensial osmotik ini
larutan sukrosa merupakan lingkungan yang hipertonik bagi sel kentang. Pada kondisi
ini, diharapkan sel umbi kentang dapat mengalami penyeimbangan yaitu suatu kondisi
dimana potensial air sel sama dengan potensial air lingkungan sel, sehingga dapat
juga untuk menghitung nilai potensial air umbi kentang berdasarkan nilai dari
konsentrasi sukrosa yang mengakibatkan sel umbi kentang mengalami
kesetimbangan.
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan, dapat ditarik kesimpulan
1. Potensial air umbi kentang pada larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,0 M, 0,4M,
0,8M, 1,2M, dan 16M Secara berturut turut sebesar 0; 9,94; 19,89; 29,83; dan
39,78atm
2. Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa, maka panjang silinder umbi kentang
semakin mengecil dan bertambah lembek. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
konsentrasi air di dalam kentang lebih besar jika dibandingkan dengan konsentrasi air
pada lingkungan sel umbi kentang (larutan sukrosa).
3. Potensial osmotik pada umbi kentang mengaibatkan perubahan panjang yang terjadi
pada potongan umbi kentang dikarenakan adanya larutan di luar kentang yang
memiliki potensial air lebih tinggi di bandingkan yang ada di dalam kentang, sehingga
larutan di luar kentang akan mengalir ke dalam kentang yang potensial airnya lebih
rendah. Semakin tinggi konsentrasi air yang diberikan akan mengakibatkan semakin
besar potensial osmotik yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2004. Biologi Edisi ke 5
jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Istanti, Annie; Prasetyo, Triastono I. dan Dwi Listyorini. 1999. Biologi Sel.
Malang: FMIPA UM.
Salisbury, F.B., Cleon, W.R. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung : Penerbit
ITB.
Sasmitamihardja, Dardjat dan Arbayah H.S. 1990. Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan. Bandung: FMIPA-ITB.
Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1987. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa.