Fistum Prak D1 - 5 - Difusi Osmosis Dan Imbibisi - Nadira Aisha Anjani - 081911433085
Fistum Prak D1 - 5 - Difusi Osmosis Dan Imbibisi - Nadira Aisha Anjani - 081911433085
Oleh :
Nadira Aisha Anjani
081911433085
Kelompok 5 :
1. Rizky Febriana (081911433078)
2. Nadira Aisha A (081911433085)
3. Khulafannisa (081911433089)
4. Putri Amatul B (081911433097)
5. Cynara Nur Aini (081911433098)
METODE PRAKTIKUM
A. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan difusi molekul
KMnO4 dalam air antara lain :
1. Kristal KMnO4
2. Air
B. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan difusi molekul
KMnO4 (Kalium permangat) dalam air antara lain :
1. Cawan Petri
2. Pipet
3. Stopwatch
4. Gelas Ukur
5. Kertas Milimeter
6. Penggaris
A. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan tekanan osmosis
cairan sel antara lain :
1. Daun Rhoeo discolor
2. Air
3. Larutan sukrosa 0,0 M ; 0,2 M ; 0,4 M ; 0,6 M ; 0,8 M ;
1M
B. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan tekanan osmosis
cairan sel antara lain :
1. Pisau silet
2. Cawan petri
3. Objek dan cover glass
4. Mikroskop
5. Gelas ukur
6. Stopwatch
7. Counter
8. Tabel potensial osmotic
9. Label
10. Pipet
A. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan imbibisi air pada biji
antara lain :
1. Biji kacang hijau dan kacang kedelai
2. Air
B. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan imbibisi air pada biji
antara lain :
1. Gelas Beaker
2. Timbangan
3. Kertas saring
4. Plastic atau alumunium foil
5. Karet gelang
6. Selotip
2.2 CARA KERJA
1. Siapkan biji kacang hijau dan biji kedelar, serta gelas bekker yang
telah diisi dengan air. Catatlah keadaan awal biji (bentuk, warna,
ukuran, tekstur dan berat)
2. Timbanglah terlebih dahulu biji – biji yang akan digunakan dalam
percobaan ini, juga catat volume yang ada dalam gelas bekker
(volume biji dan volume air)
3. Masukkan biji – biji yang telah tercatat beratnya tadi ke dalam air
yang ada dalam gelas bekker yang volumenya telah diketahui. Lalu
timbang seluruh volume biji dan air itu (volume biji + volume air)
4. Biarkan rendaman biji – biji tersebut selama 24 jam, tutup rapat
gelas bekker dengan menggunakan plastic dan diikat dengan aret
gelang atau selotip atau dengan kertas aluminium foil agar tidak
terjadi penguapan air. Simpan rendaman pada tempat yang sejuk
dan tidak banyak sinar yang terpapar
5. Setelah 24 jam, timbang kembali gelas bekker yang berisi air dan
biji tersebut. Ambil biji – biji yang telah direndam tadi dan letakkan
di atas kertas saring. Amati perubahan – perubahan yang terjadi
pada biji (bentuk, warna, ukuran, tekstur dan berat). Untuk
mengetahui berat/ volume biji maka timbanglah kembali biji – biji
itu. Bandingkan dengan keadaan awal.
BAB III
1 125
2 47
3 10 21 48,358 0,206791017
4 8,79
5 40
1 275
2 108
3 15 33 111,408 0,134640241
4 35,04
5 106
1 354
2 209
3 20 448 265,594 0,075302906
4 76,97
5 240
1 473
2 260
3 25 87 251,688 0,099329328
4 128,44
5 310
Grafik 1. Grafik Hasil Pengamatan Difusi molekul KMnO4 (Kalium
permanganat) Dalam Air
265.594, 20
20
15 48.358, 10
10 111.408, 15
5
9.248, 5
0
9.248 48.358 111.408 265.594 251.688
Rata - Rata (detik)
Grafik Difusi
Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Tekanan Osmosis Cairan Sel (daun Rhoeo
discolor)
1 125 11 8,8
2 173 44 25,43352601
0,2 3 112 7 6,25 13,57357556
4 136 28 20,58823529
5 103 7 6,796116505
1 190 21 11,05263158
2 148 2 1,351351351
0,4 3 87 46 52,87356322 32,93189511
4 133 104 78,19548872
5 118 25 21,18644068
1 178 67 37,64044944
2 138 9 6,52173913
0,6 3 151 30 19,86754967 21,49185597
4 155 51 32,90322581
5 95 10 10,52631579
1 133 83 62,40601504
2 156 14 8,974358974
0,8 3 94 23 24,46808511 37,35414448
4 129 98 75,96899225
5 107 16 14,95327103
22,4𝑚𝑇
𝑃𝑂 =
273
Pada konsentrasi 1,0 M
22,4𝑚𝑇
𝑃𝑂 =
273
UL/Kel 1 2 3 4 5
Kc Kede Kc Kede Kc Kede Kc Kede Kc Kede
hijau lai hijau lai hijau lai hijau lai hijau lai
Bentuk SBL LNJ BLT LNJ BLT LNJ BLT LNJ BLT LNJ BLT
SSD LNJ OVL LNJ OVL LNJ OVL LNJ OVL LNJ OVL
Tekstur SBL KRS KRS KRS KRS KRS KRS KRS KRS KRS KRS
SSD AGL AGL AGL AGL AGL AGL L L AGL AGL
Ukuran SBL 5 2 5 8 5 7 5 8 5 7
(mm) SSD 9 10 9 11 13 9 10 12 9 12
Warna SBL HT KP HT KP HT KP HT KP HT KP
SSD HP KP HP KP HT KP HP KP HM KP
Berat SBL 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
(g) SSD 7,8 12,8 7,3 11,2 13,2 11 15,6 14 20 11,5
Keterangan:
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Difusi molekul KMnO4 (Kalium permanganat) Dalam Air
Percobaan pertama yaitu difusi molekul KMnO4. Difusi merupakan
pergerakan molekul atau ion dari suatu tempat ke tempat lain karena adanya
aktivitas kinetik yang bersifat random. Percobaan kali ini yaitu mengamati
difusi molekul KMnO4 dalam air. Langkah pertama yang harus dilakukan
pada percobaan ini yaitu dengan menuangkan air sebanyak 15 ml ke dalam
cawan petri. Kemudian meletakkan cawan petri di tempat yang datar yang
telah dialasi dengan kertas milimeter (mm) atau kertas yang telah diberi
tanda garis dengan ukuran skala mm. Lalu, memasukkan satu butir kecil
Kristal KMnO4 ke bagian tengah cawan petri yang sudah berisi air tersebut.
Setelah itu mengukur kecepatan penyebaran Kristal tersebut dengan
stopwatch atau pencatat waktu lainnya dengan besaran diameter 5;10;15;20;
dan 25 mm masing-masing dilakukan hingga 5 kali percobaan. Berdasarkan
hasil pengamatan pada tabel 1 yaitu hasil pengamatan difusi molekul
KMnO4 dalam air, waktu rerata yang dibutuhkan kristal KMnO 4 untuk
mencapai luasan dengan diameter 5 mm yaitu 9,25 detik dengan kecepatan
difusinya sebesar 0,5 mm/detik. Pada luasan dengan diamater 10 mm rata-
rata waktu yang dibutuhkan hingga 48,36 detik dengan kecepatan difusinya
yaitu 0,2 mm/detik. Pada luasan dengan diamater 15 mm rata-rata waktu
yang dibutuhkan hingga 111,41 detik dan kecepatan difusinya sebesar 0,1
mm/detik. Pada luasan dengan diamater 20 rata-rata waktu yang dibutuhkan
hingga 265,6 detik dan kecepatan difusinya sebesar 0,075 mm/detik.
Sedangkan pada luasan dengan diamater 25 mm rata-rata waktu yang
dibutuhkan hingga 251,69 detik dan kecepatan difusinya sebesar 0,091
mm/detik. Berdasarkan data hasil pengamatan tersebut dapat tersaji grafik
seperti pada grafik 1. Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara luasan
diameter menyebarnya kristal KMnO4 dalam air dengan rata-rata waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai diameter tersebut. Hasilnya yaitu semakin
besar diameter luasan penyebaran kristal KMnO4 dalam air maka semakin
lama pula rerata waktu yang dibutuhkannya.
3.2.2 Tekanan Osmosis Cairan Sel
Percobaan kedua yaitu menghitung tekanan osmosis cairan sel
dengan metode plasmolisis. Osmosis merupakan gerakan air dari potensial
air yang lebih tinggi ke rendah melewati membran deferensial permeabel
sampai dicapai keseimbangan dinamis. Sedangkan plasmolisis merupakan
proses terlepasnya membran plasma dari dinding sel. Ini terjadi karena sel
berada dalam lingkungan yang hipertonik sehingga terjadi eksoosmosis
yang mengakibatkan mengecilnya vakuola sehingga volume protoplasma
mengecil (Indradewa, 2000). Ketika sel yang terplasmolisis berjumlah 50%
dari jumlah sel yang diamati maka keadaan ini disebut dengan plasmolisis
insipien. Ketika terjadi plasmolisis insipien tekanan turgor pada sel akan
menjadi 0 dan tekanan osmosis cairan dalam sel akan menjadi sama dengan
tekanan potensial larutan luar sel (Devlin, 1975). Tekanan potensial ii
merupakan energi bebas per mol air. Dalam percobaan ini, untuk mengamati
tekanan osmotik cairan sel, menggunakan bahan daun Rhoeo discolor.
Percobaan dilakukan dengan menyiapkan 6 buah cawan petri dengan
molaritas sukrosa yang ditentukan (0,0 M: 0,2 M; 0,4 M; 0,6 M; 0,8 M; dan
1M). Bagian daun yang digunakan adalah lapisan epidermis bawah
(abaksial) yang berwarna ungu, bagian ini digunakan karena mengandung
banyak zat antosianin (pigmen ungu). Daun selanjutnya disayat dengan tipis
sehingga hanya selapis sel saja yang terambil. Sayatan tersebut kemudian
direndam selama 30 menit dan mengamatinya menggunakan mikroskop
serta menghitung jumlah sel yang terplasmolisis dan terplasmolisis
insipien. Pda keadaan insipien Tekanan Osmosis (PO) dapat dihitung
dengan rumus
22,4 𝑚𝑇
PO = , di mana m =kadar larutan penyebab sel terplasmolisis dan T=
273
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN