Anda di halaman 1dari 7

KEANEKARAGAMAN MAKROFAUNA TANAH DI KEBUN BIOLOGI

SEBAGAI BIOINDIKATOR KESUBURAN TANAH

MAKALAH PROYEK INDIVIDU

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


oleh Dr. Sueb, M. Kes.

Oleh:
Offering I-L 2018
Alief Sella Nava N. (180342618033)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan suatu ekosistem yang memiliki peran penting dan tak
tergantikan dalam biosfer, seperti mengatur produktivitas tanaman, degradasi bahan
organik dan siklus nutrisi [1]. Tanah juga tidak hanya sebagai media pertumbuhan
flora namun juga tempat untuk organisme fauna yang hidup di permukaan maupun
dalam tanah [2]. Salah satu contoh fauna yang berperan penting dalam tanah yaitu
invertebrata tanah. Keragaman peran yang dilakukan oleh inverterata tanah seperti
degradasi bahan organik, siklus hara, dan bioturbasi menjadikan hewan tersebut
digunakan untuk mempelajari bagaimana aktivitas manusia dapat berdampak pada
lingkungan [3]. Selain itu, jumlah invertebrata yang melimpah menjadi mudah untuk
diambil sampelnya, dan dengan cepat merespon gangguan tanah [4]. Berdasarkan
ukuran tubuhnya, fauna tanah dibedakan menjadi empat, yaitu megafauna,
makrofauna, mesofauna dan yang terkecil mikrofauna [5].
Dalam penelitian ini, digunakan makrofauna sebagai bioindikator kesuburan
tanah. Biasanya, makrofauna yang berada di permukaan tanah kurang
menggambarkan kondisi tanah, sebaliknya makrofauna dalam tanah lebih
menggambarkan suatu kondisi tanah [6]. Makrofauna tanah memiliki fungsi ekologis
yang dapat dijadikan bioindikator karena keberadaannya sangat bergantung dengan
faktor biotik dan abiotik tanah. Selain itu, juga berperan aktif dalam menguraikan
bahan organik yang dapat mempertahankan serta mengembalikan produktivitas tanah
didukung faktor lingkungan disekitarnya [7]. Makrofauna tanah dapat melindungi
unsur hara tanah dengan mendekomposisi bahan organik kasar menjadi lebih halus,
kemudian dikeluarkan dalam bentuk feses dan dihomogenkan melalui pembusukan
area lapisan tanah sehingga dapat menjadi bahan mineral dan organik [8]. Semakin
tinggi keanekaragaman makrofauna tanah, maka semakin stabil ekosistem di tempat
tersebut [9]. Hal ini penting untuk diketahui supaya kita dapat menjaga dan
melestarikan biodiversitas mikrofauna tanah beserta pengendaliannya, agar
keseimbangan ekosistem terap terjaga.
Kebun biologi Universitas Negeri Malang, terletak di samping gedung
laboratorium bersama, dengan berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran.. Belum ada penelitian mengenai kualitas kesuburan
tanah menggunakan makrofauna sebagai indikator di kebun biologi, sehingga perlu
dilakukan penelitian terbaru sebagai sumber belajar dan referensi untuk penelitian
yang akan datang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis mikrofauna tanah di kebun biologi Universitas Negeri
Malang?
2. Bagaimana keragaman mikrofauna mempengaruhi kesuburan tanah kebun
biologi Universitas Negeri Malang
1.3 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui jenis-jenis mikrofauna tanah di kebun biologi Universitas
Negeri Malang
2. Mengetahui pengaruh keragaman mikrofauna terhadap kesuburan tanah
kebun biologi Universitas Negeri Malang
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1. Desain penelitian


Jenis penelitian ini adalah desktiptif kuantitatif. penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang mendeskripsikan suatu fenomena baik alamiah
maupun rekayasa manusia, serta bertujuan untuk menjelaskan angka-angka data
hasil analisis menggunakan statistik [10]. Populasi dalam penelitian ini yaitu
semua makrofauna yang ditemukan pada lokasi. Sampelnya berupa makrofauna
tanah yang ditemukan pada setiap stasiun penelitian.
2.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2020 di kebun biologi
Universitas Negeri Malang, kemudian dibagi menjadi 6 stasiun masing-masing
stasiun terdiri dari 4 jebakan. Identifikasi sampel makrofauna dilakukan di rumah
peneliti.
2.3. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 set pitfall trap dan
penutupnya untuk menangkap makrofauna permukaan tanah, cetok untuk
menggali tanah, kertas label, pinset untuk mengambil hewan makrofauna tanah,
kantong plastik dan wadah. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu atraktan.
2.4. Prosedur Kerja
Langkah pertama yaitu menentukan titik sampling di 6 stasiun secara acak,
setiap stasiun diberi 4 jebakan untuk pitfall trap. Pengambilan sampel
menggunakan dua metode yaitu, untuk makrofauna permukaan tanah digunakan
pitfall trap, dan untuk makrofauna dalam tanah menggunakan cara hand sortir.
Pitfall trap menggunakan wadah gelas plastik berisi atraktan yang dibenamkan
dalam tanah dengan permukaan wadah sejajar pada permukaan tanah, kemudian
dipasang pelindung seperti paying untuk melindungi dari hujan. Diatas jebakan
tersebut ditutup dengan selasar daun. Sedangkan hand sortir dilakukan dengan
cara menggali tanah seluas 25 x 25 cm dengan kedalaman 30 cm. tanah tersebut
dimasukan kedalam kantong plastik dan dibawa ke rumah peneliti untuk di
identifikasi dan dihitung.
2.5. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis indeks keragaman, indeks
kemerataan, dan indeks kekayaan jenis pada masing-masing stasiun.
1) Indeks Keanekaragaman Shanon Wiener
Untuk mengetahui keanekaragaman jenis dilakukan dengan cara menghitung
Indeks keragaman Shannon–Wienner (H’) yaitu:
H’ = -  ( ni / N ) ln ( ni / N )
Keterangan :
H’ = Indeks diversitas Shannon-Wienner ,
Ni = Jumlah individu/spesies
N = Jumlah individu keseluruhan
Penggolongan kondisi komunitas berdasarkan H’ adalah:
H’ < 2,30 = Keanekaragaman kecil
2,30 < H’< 6,91= Keanekaragaman sedang.
H’ > 6,91 = Keanekaragaman tinggi
2) Setelah memperoleh indeks keanekaragaman Shanon–Wiener, selanjutnya
menghitung nilai indeks kemerataan (Evennes) dengan rumus:
H'
E=
ln . S
Keterangan: E : Indeks kemerataan evennes
H’ : Indeks keanekaragaman Shanon – Wiener
S : Jumlah spesies (n1, n2, n3, …..)
3) Selanjutnya dihitung nilai kekayaan dengan menggunakan rumus indeks
Margalef:
S−1
R=
ln. N
Keterangan:
R : Richness
S : Jumlah spesies (n1, n2, n3, …..)
N : Total individu dalam pengambilan sampel
DAFTAR RUJUKAN
1. Pietramellara, G., Ascher, J., Ceccherini, M.T., Renella, G., 2002. Soil as a
Biological System. Annals of Microbiology. 52: 119-131
2. Widyati. E. 2013. Pentingnya Keragaman Fungsional Organisme Tanah
terhadap Produktivitas Lahan. Pusat Penelitian Dan Pengembangan
Peningkatan Produktivitas Hutan. 6: 29–37
3. McIntyre, N.E., 2000. Ecology of Urban Arthropods: a Review and a Call to
Action. Annals of the Entomological Society of America. 93: 825-835.
4. Nusroh, Zaidatun. 2007. Studi Diversitas Makrofauna Tanah di Bawah
Beberapa Tanaman Palawija yang Berbeda di Lahan Kering pada Saat
Musim Penghujan. Surakarta: Jurnal Penelitian UNS
5. Sugiyarto, M.,Mahajoeno, E., Sugito. Y., Handayanto, E., Agustina. L. 2007.
Preferensi
Berbagai Jenis Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan Tanaman Pada
Intensitas Cahaya Berbeda. Biodiversitas. 7(4): 96-100
6. Maftu’ah, E., Arisoesilaningsih, Handayanto, E. 2002. Potensi Makrofauna
Tanah sebagai Bioindikator Kualitas Tanah Gambut. Bioscientiae. 2(1) : 1-14
7. Wulandari, Uteni dkk. 2005. Pengaruh Keanekaragaman Mesofauna dan
Makrofauna Tanah terhadap Dekomposisi Bahan Organik Tanaman di
Bawah Tegakan Sengon (Paraserianthes falcataria). Surakarta: Jurnal
Penelitian UNS
8. Fahri, H., dan Annawaty. 2017. Identifikasi dan Populasi Cacing Tanah di
Sekitar Lubang Resapan Biopori (LRB) yang di isi Media Limbah Kuit Buah
Kakao. Jurnal Biocelebes. 12(2): 23–33.
9. Rahmawaty. 2000. Studi Makrofauna Tanah di Kawasan Hutan Wisata Alam
Sibolangit. Jurusan Kehutanan Program Studi Manajemen Hutan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
10. Sugiyono. 2013. Metode Pendekatan Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai