Anda di halaman 1dari 4

Moto

“Jadilah pendengar yang baik dan gali ide berbeda dari orang lain”

Mengatasi 400 peserta sosialisasi pemilu serantak 2019


Menjadi salah satu mitra Komisi Pemilihan Umum (KPU) tepatnya relawan demokrasi
Kabupaten Banyumas yang bertugas menginformasikan atau mensosialisasikan pemilu serentak
2019 adalah pengalaman berharga bagi saya karena ikut serta mengambil bagian dalam sejarah
penyelenggaraan pemilu di Indonesia. Dalam hal ini, selain mendapat teman dan sahabat, juga
menambah wawasan dalam sosialisasi bidang kepemiluan yang mana saya yakini akan
bermanfaat untuk pengembangan diri serta sosial.

Sejak adanya pengumuman bahwa KPU kabupaten Banyumas menyelenggaran recruitment


Relawan Demokrasi saya sangat berantusias dan segera bergegas untuk menyiapkan segala
persyaratan, salah satunya ialah karya tulis yang sesuai dengan Basis pilihan saya. Pada saat itu
saya memilih Basis Pemula. Dalam karya tulis tersebut saya berikan alasan mengapa memilih
basis pemula sebagai konsentrasi sosialisasi pemilu serentak 2019. Alasannya, Pemilih Pemula
adalah golongan yang untuk pertama kalinya mendapatkan hak pilih, mereka seringkali menjadi
sasaran menggiurkan untuk perolehan suara. selain itu juga relatif awam terhadap politik,
sehingga secara stereotip tidak memilih didasari dengan pertimbangan yang matang atau bisa
jadi memilih berdasarkan kekuatan visual yang ditayangkan pada TV, media sosial dan lain
sebagainya. Alasan ini pulalah yang saya sampaikan kepada Bapak Hanan Wiyoko, S.IP selaku
komisioner KPU Kabupaten Banyumas pada saat wawancara recruitment relawan Demokrasi
Pemilu 2019.

Setelah mengetahui nama saya lolos menjadi relawan demokrasi, saya pun mengikuti
kegiatan bimbingan teknis yang diselengga pada 21 januari 2019 oleh KPU Kabupaten
Banyumas. Pada kesempatan tersebut saya dan teman-teman yang sama memilih basis pemula
menyusun rencana kegiatan sosialisasi selama tiga bulan kedepan. Rencana kegiatan sosialisasi
kami khususkan bagi pelajar- pelajar sekolah SMA/ sederajat. Kemudian masing-masing dari
kami merealisasikannya.
Bulan pertama bertugas pun telah usai, maka diadakan evaluasi yang mana semua relawan
demokrasi berdiskusi, bercerita pengalaman- pengalaman menarik dan mengesankan bagi
mereka serta menceritakan kendala atau kesulitan- kesulitan yang ada dilapangan. Begitu juga
dengan saya, mengeluhkan sosialisasi yang dihadiri oleh 100 lebih peserta. Saya merasa
kewalahan karena tidak disediakan pengeras suara sehingga harus mengeluarkan tenaga ekstra
untuk mendapatkan suara yang lebih keras. Tetapi tetap saja dirasa tidak efektif bahkan masih
ada peserta yang membuat forum sendiri dan mengantuk. Maka pada kesempatan evaluasi itulah
kemuadian saya mendapatkan inspirasi dari Bapak Slamet Subejo yang mengatakan “coba saja
dibuatkan lagu, karena saya sudah membuktikannya dan cara ini sangat efektif untuk semua
basis”. Beliau juga tak segan- segan berbagi satu lagu yang digubah dari lagu “Gethuk : Sundari
Soekotjo”. Adapun liriknya sebagai berikut :

“ijo DPR Kabupaten


Biru DPR Provinsi
Kuning DPR RI
Abang DPD RI
Ojo lali mas, ojo ojo lali abu- abu iku kanggo presiden”

Sepulang dari kegiatan tersebut saya pun berinisiatif untuk membuat slogan dan pantun yang
saya persiapkan untuk sosialisasi berikutnya pada tanggal 15 Maret 2019 di SMK Ma’arif NU 01
Ajibarang. Pada kesempatan itu saya sangat tidak menyangka bahwa ternyata peserta sosialisasi
Pemilu 2019 bahkan lebih dari 400 0rang. Tetapi saya sangat di untungkan dengan kehadiran
Bapak Imam Arif Setiadi, M.Si dan teman- teman relawan demokrasi lainnya termasuk Pak
Slamet Subejo. Maka kemudian kami melakukan meeting sebelum bersosialisasi, kami sepakat
untuk berbagi tugas. Ada yang menjadi pembawa acara, pemateri dan simulator (bertugas
membantu pemateri menjadi peragak). Pembawa acara ditugaskan kepada Bapak Slamet Subejo,
pematerinya adalah Bapak Arif Setiadi, saya dan Ibu Jannah sedangkan yang lainya menjadi
simulator.
Pembawa acarapun memulai acara dengan diawali ajakan pada peserta menggunakan slogan
yang saya buat “Rebo, pitulas April rongewu sangalas ? pileg, pilpres” dengan riuh semua
peserta mengikutinya. Dilanjutkan dengan penyampaian materi pertama yaitu ajakan
berpartisipasi dan merayakan pesta demokrasi yang disampaikan oleh Bapak Arif Setiadi,
kemudain materi kedua adalah desain surat suara, tata cara pencoblosan (diperagakan pula oleh
simulator) disampaikan oleh Ibu Jannah yang pada kesempatan tersebut menyanyikan lagu
gubahan “Gethuk”, dan materi terakhir yang kesempatan itu diberikan kepada saya adalah tata
cara mengurus A5 bagi yang ingin pindah lokasi memilih, serta ajakan untuk memerangi berita
hoax dengan diakhiri pantun sederhana yang berbunyi “ maring pasar nganggo sepatu, mampir
toko tuku seprei, mayuh lawan berita palsu, kanggo nyiptakna pemilu damai”. Setelah itu
pembawa acara memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Al hasil banyak dari
mereka yang begitu penasaran dan bertanya. kami pun sangat menikmati diskusi kala itu.
Saya sangat senang karena sosialisasi berjalan dengan lancar dan tertib. Saya pun merasa
bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh KPU Banyumas untuk menjadi Relawan
Demokrasi karena banyak sekali pelajaran yang saya dapat terutama dari teman-teman relawan
demokrasi. Saya jadi tahu bagaimana dalam mengatasi peserta yang begitu banyak, apalagi
pesertanya adalah pemilih pemula, mereka membutuhkan penjelasan yang menarik dan mudah
diingat. Maka saya sepakat bahwa dengan memvisualisasikan materi menjadi lagu, pantun,
peragakan, slogan dan lainnya memudahkan audiens paham dengan apa yang kita sampaikan.

Anda mungkin juga menyukai