NIM : 7183344009
Dengan belajar fungsi agama dalam kehidupan manusia, kita lebih mengetahui apa
gunanya agama dalam kehidupan. Bagaimana agama itu dalam kehidupan, dan kita juga tau
apakah memiliki agama itu wajib apa tidak.
Agama ialah sikap manusia yang percaya adanya Tuhan, dewa, dan manusia yang
percaya tersebut menyembah serta berbhakti kepada-Nya serta melaksanakan berbagai
macam atau bentuk kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan tersebut.Kewajiban atau
hukum-hukum tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-Nya.Peranan agama bisa
dilihat dari beberapa aspek yaitu Aspek keagamaan (religius), Secara asal usul (antropologis),
dari segi kemasyarakatan (sosiologis), Secara kejiwaan (psikologis), Dan secara moral
(Ethics).
Penerapan ajaran Alkitab adalah kewajiban setiap orang Kristen.Jika kita tidak
menerapkannya, maka bagi kita Alkitab hanya sebatas buku biasa, sebuah koleksi naskah tua
yang tidak praktis.Oleh karena itu Paulus berkata, "Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa
yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat
padaku, lakukanlah itu.Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu" (Filipi
4:9). Ketika kita menerapkan ajaran Alkitab, Allah Sendiri akan menyertai kita
Orang yang tidak memiliki tujuan hidup yang jelas di dunia ini sama seperti seseorang
yang berenang dalam kegelapan di tengah lautan, tanpa arah yang jelas dan kemungkinan
terbesar akan terdampar di tempat yang tidak diharapkan. Sekalipun kebanyakan orang
beranggapan bahwa mereka mempunyai tujuan hidup, tetapi kebanyakan meletakkannya pada
sasaran yang tidak tepat.Pada umumnya orang berjuang keras dan berusaha sekuat tenaga
untuk mengejar kekayaan, kekuasaan, harga diri atau keluarganya yang sering kali disertai
dengan pengejaran gelar atau pendidikan tinggi.
Segala sesuatu telah diciptakan melalui Dia dan untuk Dia" (Kolose 1:16).Jelas sekali
bahwa Allah merupakan pusat dan tujuan hidup semua manusia.Orang Kristen memiliki
tujuan yang sangat khusus yang telah ditetapkan oleh Allah sebelum dunia dibentuk, Allah
menginginkan agar semua orang Kristen benar-benar hidup bagi kemuliaan-Nya.
Sedangkan Etika yaitu Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak), kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.Jadi, moral
adalah bahan kajian yang dipelajari didalam etika.
Etika akan menentukan beberapa prinsip atau asas apakah suatu tingkah laku baik
atau buruk, apakah tingkah laku tersebut dapat dipertanggungjawabkan atau tidak yang
berkaitan dengan kemanusiaan. Etika dapat berupa peraturan dan ketetapan secara lisan
maupun tertulis mengenai bagaimana menusia bertindak agar menjadi manusia yang baik,
sehingga tercipta perdamaian di dunia.Sebagai contoh, membuang sampa ke sungai.
BAB V – HUBUNGAN IMAN KRISTIANI DENGAN ILMU
Sebagai orang Kristen, kita hidup di era perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkembang sangat cepat dan dinamis.Hal ini di tandai dengan
berkembangnya teknologi, yang dari hari ke hari makin canggih untuk mempermudah akses
dan aktivitas hidup kita.Tuhan tidak pernah melarang manusia mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, melainkan Tuhan mengaruniakan manusia berbagai talenta untuk
dikembangkan bukan untuk disimpan (Mat. 25:14-30).
Teknologi tetap merupakan berkat bagi manusia, walaupun banyak ciri-ciri dosa di
dalamnya.Untuk itu, teknologi harus digunakan untuk berjuang melawan kelaparan,
kemiskinan, kesengsaraan, kedinginan, penyakit, kematian dan sebagainya.Kita dipanggil
dalam tugas teknologi dapat menjadi berkat bagi manusia.
Teknologi bukanlah tujuan tetapi alat, manusia tidaklah boleh dikuasai oleh teknologi,
tetapi manusia harus menguasainya agar tujuan teknologi dapat tercapai sesuai yang
dikehendaki Tuhan, yaitu sebagai pengabdi kepada Tuhan dan sesama manusia. Dalam Lukas
6:48, dikatakan bahwa perlunya membangun kehidupan atas suatu dasar yang kokoh,
sehingga manusia tidak terhanyut oleh pengaruh negatif teknologi modern.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sepanjang sejarah kehidupan manusia, pertikaian ini
sulit dihindari. Kerukunan sulit diciptakan lantaran manusia belum menyadari bahwa musuh
sesungguhnya adalah dirinya sendiri dan bukan siapa yang ada dihadapannya.Padahal Tuhan
menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan istimewa.
Manusia dan alam memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan, dimana manusia
membutuhkan alam sebagai tempat mereka hidup.Namun saat ini kondisi alam semakin
memprihatinkan, banyak kerusakan yang terjadi karena ulah manusia yang memiliki
kecenderungan untuk menguasai alam yang sifatnya eksploitatif. Terjadinya kekeringan,
tanah-tanah tandus, erosi tanah, hilangnya pohon pelindung, banjir, tanah longsor,
pencemaran atmosfir, air, tanah, dan merosotnya kesuburan serta struktur tanah, degradasi
tanah (penurunan kualitas tanah), perubahan iklim, semua itu semestinya menyadarkan kita
bahwa alam atau lingkungan hidup di mana kita tinggal ini terancam kelestariannya.
Semua ulah manusia yang hanya mengeksploitasi alam demi keuntungan (ekonomis)
semata, tanpa mempedulikan kesehatan alam ciptaan dan kelestarian serta
keberlangsungannya untuk jangka panjang di masa depan, akan berakibat negatif bahkan bisa
fatal, yaitu merusak tatanan ekosistem. Alam menjadi tidak ramah dan bersahabat dengan
manusia.Alam tidak menjadi tempat yang memberikan kenyamanan dan ketentraman untuk
manusia menyelenggarakan hidup.
Melihat dari keprihatinan inilah, tema yang diusung dalam memperingati hari
perdamaian internasional adalah Climate Action For Peace. Dimana pada kesempatan ini
kita diajak untuk berefleksi dan melakukan sebuah aksi nyata, untuk melawan kerusakan dan
menjaga bumi sebagai bentuk tanggungjawab kita.
Iman dalam Tuhan Yesus Kristus seharusnya merupakan iman yang hidup, yang
diwujudkan dalam sikap dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.Iman tanpa
perbuatan adalah mati (Yakobus 2:17). Sikap dan tindakan tersebut disebut dengan nilai-nilai
(values) yang merupakan standar yang ditetapkan Allah sendiri dalam firman-Nya, dan bukan
standar yang ditetapkan oleh manusia.
Banyaknya kasus kekerasan yang melibatkan remaja belakangan ini membuat miris
semua pihak. Kondisi ini ditengarai karena hilangnya hati nurani dan norma
kehidupan. Sosiolog dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), Raphy Uli Tobing
mengatakan, pemicu mudahnya anak melakukan kekerasan karena hati nurani tidak dipakai
dan hilangnya norma kehidupan. "Mereka menggunakan kekuatan sebagai penentu siapa
yang berkuasa, dan itu bukan panutan yang baik," kata Raphy saat dihubungi, Sabtu
(15/3/2014).
Lebih mengkhawatirkan lagi, terangnya, remaja sudah tidak takut akan sanksi hukum
karena hukum bisa dibeli. Ini didapat berdasarkan pengalaman yang dilihat disekitar
mereka. Mantan Rektor UKI ini menambahkan, Indonesia merupakan negara materialisme
yang semua ditentukan dengan uang.Sementara saat ini perkembangan jaman juga lebih
mementingkan kepuasan semu. "Sekarang orang hanya mencari kepuasan sementara, tanpa
memikirkan nilai kemanusiaan, hati nurani dan moral," katanya. Sayangnya, remaja
Indonesia sekarang hidup dalam jaman yang seperti itu. Kondisi ini diperparah dengan
sistem pendidikan yang amburadul dan buruknya ahlak oknum guru terhadap siswanya.
BAB IX – BUDAYA
Hidup bermasyarakat dan hidup bergereja secara umum di Indonesia adalah dua hal
yang sulit dipisahkan.Kebudayaan mempengaruhi hidup Kekristenan. Perlu disadari bahwa
manusia tidak hidup sendiri di dunia dimana ia terbebas dari segala nilai dan adat-istiadat dan
bisa berbuat apapun sesukanya, sebab sebagai mahluk yang tinggal di dunia ini, manusia
selalu berinteraksi dengan keluarga, orang-orang di lingkungan hidup sekelilingnya,
lingkungan pekerjaan, suku dan bangsa dengan kebiasaan dan tradisinya dimana ia
dilahirkan, dan budaya religi turun-temurun dimana suku dan bangsa itu memiliki tradisi
nenek-moyang yang kuat.
Karena itu manusia tidak terbebas dari adat-istiadat. Secara khusus dalam masyarakat
Suku Batak merupakan salah satu suku yang hingga kini masih memegang kuat adat-istiadat
dalam kehidupan mereka, itu sebabnya suku Batak terkenal dengan dua identitas: Kekristenan
dan adat Batak yang ketat. Kedua identitas ini diwariskan dari orang tua secara turun-temurun
dan dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat.