SPESIFIKASI TEKNIS
URAIAN UMUM
1. Nama Proyek : PEMBANGUNAN USB DAN KANTOR
2. Lokasi Proyek : SMAN 3 PAGIMANA, KAB. BANGGAI
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN PASANGAN / BETON
4. PEKERJAAN KAYU, PINTU, JENDELA, / ATAP
5. PEKERJAAN PENGECETAN DAN POLITUR
6. PEKERJAAN KUNCI DAN GANTUNGAN
7. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
8. PEKERJAAN LAIN-LAIN
4. Seluruh jenis pekerjaan harus di laksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan uraian-uraian
lain yang tercantum dalam Dokumen Pelelangan/Perencanaan/Bestek serta berdasarkan
ketentuan pada :
a. Ketentuan perubahan/tambahan penjelasan maupun gambar susulan yang dimuat dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
b. Petunjuk/perintah Direksi/Pengawas selama dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Mengikuti persyaratan Standard Nasional Indonesia (SNI), Standard Konsep Nasional
Indonesia (SK-SNI), Normal isasi Indonesia serta Peraturan-peraturan Nasional dan
Internasional lain yang berhubungan dengan Pekerjaan ini :
1. SNI 1728-1989, SKBI 1.3.53.1989; Tentang Tata Cara Mendirikan Bangunan Gedung.
2. SNI 03-1734-1989, SNI 03-1734-1989-F, tentangTata Cara Perencanaan Beton
Bertulang untuk Rumah dan Gedung.
3. SNI 03 – 3233 – 1992; UDC. 674.048, tentang Panduan Pengawetan Kayu dengan Cara
Pemulasan, Pencelupan dan Peredaman.
4. SKBI – 4.3.53.1987, UDC 699.048.004.1, tentang Spesifikasi Kayu Awet untuk
Perumahan dan Gedung.
5. SNI 03 – 2404 – 1991 ; SK SNI T – 05 1990 – F tentang Tata Cara Pencegahan Rayap pada
Pembuatan Bangunan Rumah dan Gedung.
6. SNI 03 – 2410 – 1991 ; SK SNI T – 11 – 1990 – F tentang Tata Cara Pengecatan Dinding
Tembok dengan Cat Emulsi.
7. SNI 03 – 2417 – 1991 SK SNI T – 08 – 1990 – F; tentang Tata Cara Pengecatan Kayu untuk
Bangunan Rumah dan Gedung.
8. SK SNI S – 04 – 1989 – F tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C ( Bahan Bangunan
dari Logam Besi / Besi ).
2014
Spesifikasi Teknis
UKURAN
1. Satuan ukura yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam meter (m), Centimeter
(Cm) dan Milimeter (mm).
2. Titik Duga lantai adalah 0.00 yang ditentukan/ditetapkan saat peninjauan lokasi.
3. Dibawah pengawasan Direksi, Pemborong harus membuat titik duga diatas tanah bangunan
sebagai dasar/patokan pengukuran dari bahan kayu atau beton yang dipasang kokoh dan
dijaga kedudukannya agar tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung serta tidak boleh
dibongkar sebelum mendapat ijin Direksi.
4. Memasang Bouwplank :
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi.
b. Patok yang dipasang harus kuat dan tidak mudah berubah posisinya dibuat dari kayu 5/7
atau dolken.
c. Papan/kayu horisontal harus dipasang dengan kuat dan pada bagian atas harus diketam
rata, bila dipasang dengan menggunakan papan maka ketebalan papan ninimal 2,5 Cm.
d. Pemborong harus menyediakan sedikitnya 3 (tiga) orang pembantu yang ahli dalam cara-
cara pengukuran, alat-alat ukur seperti penyipat datar (theodolith, waterpass), prisma silang
dan peralatan lain yang diperlukan dalam pengukuran menurut situasi dan kondisi lokasi.
5. Penetapan ukuran dan sudut siku harus diperhatikan dan dijaga ketelitiannya dan menjadi
tanggung jawab Pemborong sepenuhnya sampai pekerjaan selesai.
6. Profil untuk pasangan batu merah dibuat dari kayu lurus dan kering sedang untuk pekerjaan
tanah dan pemasangan pondasi dapat menggunakan bambu.
2014
Spesifikasi Teknis
PEKERJAAN PERSIAPAN
2014
Spesifikasi Teknis
2014
Spesifikasi Teknis
2014
Spesifikasi Teknis
2014
Spesifikasi Teknis
2.1. Penggalian
2.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas. Areal galian harus dibuat cukup untuk
memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
2.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan
perkiraan saja dan Konsultan Pengawas dapat
menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap perlu.
2.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa
pekerjaan selanjutnya.
2.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali
harus dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian
rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, sampai kedalaman
dimana daya dukung yang sesuai tercapai.
2.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh
diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan,
sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak
permukaan galian.
Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang
Dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya
tanah ke dalam lubang galian.
2014
Spesifikasi Teknis
2.3. Pemadatan
Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai
(Ex. Stamper) untuk memadatkan ukuran maupun daerah galian. Bila
tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai
tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di
atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan
harus dipadatkan kembali sesuai Konsultan Pengawas.
2014
Spesifikasi Teknis
3.0. BAHAN-BAHAN
Material yang digunakan untuk urugan/Timbunan adalah sirtu ex. Palupi
(poin 4.2)
2014
Spesifikasi Teknis
4.2.2. Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan
berikut harus sudah dikerjakan sebelumnya.
- Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
- Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas
sebelum memulai penempatan bahan urugan dan Konsultan
Pengawas akan memeriksa kondisi lokasi yang telah
disiapkan untuk maksud tersebut.
- Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus
dikeringkan dahulu dari genangan air menggunakan pompa
alat lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
2014
Spesifikasi Teknis
4.3. Pemadatan
4.3.1. Umum
- Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus
memiliki kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar
dihasilkan pemadatan dengan nilai kepadatan yang sesuai.
Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh
lapisan bahan yang akan dipadatkan.
Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata
menggunakan alat pemadatan yang disetujui seperti stamper
kuda 17 KN atau menggunakan peralatan sesuai rencana
teknis yang tertera pada kontrak.
- Apabila Penggilasan harus perlu dilakukan, maka
pelaksanaan harus dilakukan pada arah memanjang
sepanjang timbunan dan biasanya dimulai dari sisi terluar
dan menuju ke arah tengah dengan cara sedemikian rupa
agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan yang sama.
2014
Spesifikasi Teknis
Kepadatan relatif
Daerah pemadatan
(%)
10
Timbunan pengisi di bawah Bila juga diperiksa dengan beberapa kali
pelat laintai lintasa roller sesuai Konsultan Pengawas
60
Dasar Jalan 40
Saluran
2014
UJI
BETON
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
3.1. Contoh adukan beton diambil sesuai dengan prosedur ASTM C 172
dan/atau PBUI (PBI-1971) atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi
ini yang memenuhi standar ASTM 1972.
3.2. Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran
dan terdiri dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda
dalam kelompok pencampuran.
3.3. Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh
keseragaman. Uji slump contoh harus dilakukan segera setelah
pengambilan contoh.
4.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.
5.5. Pengujian
5.5.1. Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan oleh lembaga
yang dikontrak oleh Kontraktor dan sudah disetujui konsultan
pengawas.
5.5.2. Kontraktor harus bekerja sama dengan Laboratorium Penguji
untuk kelancaran pekerjaan. Kontraktor harus memberitahu
Laboratorium dan Konsultan pengawas minimal 24 jam
sebelum pengecoran beton dimulai untuk pemeriksaan dan
pengujian beton di tempat percampuran dan di lapangan, dan
pemeriksaan acuan dan penulangan. Kontraktor harus
menyediakan gudang kotak berisolasi yang dapat dikunci
dalam ukuran yang memadai untuk menyimpan peralatan dan
contoh benda uji di lokasi proyek, dan beberapa pekerja untuk
menyiapkan contoh benda uji.
5.5.3. Pembuatan, penanganan, pengangkutan dan perawatan contoh
harus dilakukan oleh staf Laboratorium Penguji saja.
5.5.4. Pengawasan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan
minimal:
- Pengambilan contoh dan pengujian campuran beton.
- Mempelajari dan memeriksa campuran desain yang diusulkan
Kontraktor.
- Mengevaluasi tempat pencampuran dan peralatan untuk
mengukur, mencampur dan mengangkut beton.
- Mengevaluasi tempat pencampuran dan pelaksanaan
pencampuran.
- Mengevaluasi campuran beton.
5.5.5. Pengawasan lapangan dan pemeriksaan harus meliputi
persyaratan minimal sebagai berikut:
- Memeriksa nomor trek dan/atau Surat pengiriman dari tempat
pencampuran beton.
- Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran
beton di lapangan.
- Membuat contoh dan pengujian kandungan air dalam beton.
- Membuat pengujian slump sesuai ketentuan ASTM C 143.
- Membuat contoh untuk pengujian kuat beton pada
laboratorium. Mengukur temperatur campuran beton,
simpanan beton dan beton selama masa perawatan.
- Mengukur temperatur udara saat pengecoran dan perawatan
beton. Memeriksa penempatan beton dan prosedur perawatan.
- Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 5 m3 atau
setiap kedatangan truk.
2014
5.5.6. Pengujian dan pemeriksaan laboratorium harus meliputi persyaratan
minimal berikut:
- Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan PBI 71/NI.2-1971.
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 28 hari.
- Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan
- 3 buah contoh yang dirawat di lab dan di lokasi untuk kuat tekan
3 hari dan 7 hari yang diharapkan dimana kekuatan beton telah
mencapai ketentuan, bila bahan tambahan percepatan
digunakan.
- Menimbang semua contoh
5.5.7. Pengujian inti beton yang telah mengeras harus sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
- Pengujian ini dilaksanakan bila pengujian kuat beton di lab tidak
memuaskan atau terjadi kesalahan dalam pengecoran.
- Konsultan pengawas berhak menentukan contoh yang diambil
dari suatu bagian pekerjaan untuk pemeriksaan dan pengujian.
Peralatan pemotong metoda pengambilan sampel harus disetujui
Konsultan pengawas. Contoh harus diambil dan diuji sesuai
ketentuan. Bagian yang diambil intinya harus dirapikan
sehingga disetujui Konsultan pengawas.
- Kontraktor harus menanggung biaya pengujian inti bila
diperlukan karena kegagalan uji beton, atau bila uji inti beton
gagal.
5.5.8. Bila pengujian dan laporan mengindikasikan adanya beton yang
tidak memenuhi kuat tekan yang disyaratkan, Konsultan pengawas
akan memberi tahu Kontraktor secara tertulis. Tambahan perawatan
sesuai pengarahan Konsultan pengawas mungkin diperlukan dalam
desain campuran beton untuk sisa pekerjaan beton..
5.6. Kondisi Lingkungan
Tidak diijinkan menuang beton pada waktu hujan atau ketika hujan
diperkirakan akan turun kecuali pekerjaan dapat dilindungi terhadap hujan
dan/atau aliran air permukaan.
BAJA
TULANGAN
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan baja tulangan yang sesuai Gambar
Kerja. Pekerjaan ini termasuk semua mesin, peralatan, tenaga kerja dan
pemasangan baja tulangan.
Spesifikasi ini akan lebih kuat dari Gambar Kerja bila ada perbedaan detail
yang mungkin terjadi.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
Semua baja tulangan lunak harus dalam keadaan baru, tidak berkarat
atau memiliki cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
A. BETON BERTULANG
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton bertulang, yang
dilaksanakan pada bagian poor plat, kolom, balok, ring balok, plat
lantai, tangga dan item lainnya sesuai dengan garis mutu dan dimensi
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Semua pekerjaan, bahan dan untuk kerja yang berkaitan dengan beton
cor di tempat harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan standar
terkait.
3.5 Bahan-Bahan
Beton
1. Komposisi beton, baik berat atau hal volume, harus
ditentukan oleh Konsultan pengawas dan harus
memenuhi kondisi berikut:
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.
- Campuran alternatif tidak boleh digunakan
sebelum disetujui Konsultan pengawas.
2. Mutu Beton Pada pekerjaan ini dikelompokkan dalam
kelas yang sama yakni K-275 untuk semua pekerjaan
struktur.
2.0 Material
Mengacu pada standar material Beton bertulang yg dijelaskan di atas
sebelumnya.
BATU
BATA
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Batu-Bata
4.1.1 Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan
pembakaran sempurna dan merata, produksl lokal dengan
ukuran nominal 55 mm x 110 mm x 230 mm atau sesuai
dengan ukuran lokal yang dapat diperoleh yang dibakar dengan
baik dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat dan
mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut diatas, harus
diusahakan supaya tidak terlatu menyimpang dari ukuran-
ukuran tersebut.
4.1.2. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan
minimal 25 kg/cm sesuai ketentuan SII-0021-78/SNI.15-2049-
1991 dan SK SNI 5-04-1989-F.
5.1. Adukan
5.1.1. Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang
telah disetujui. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah
mulai mengeras dan membubuhkannya untuk dipakai lagi.
5.1.2. Adukan yang dipakai seperti berikut:
- Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di
bawah permukaan tanah I sampai 20 cm di atas lantai
(tergambar ataupun tidak tergambar dalam Gambar Kerja),
dan ditempat-tempat lain sesuai petunjuk Gambar Kerja
digunakan adukan 1 semen dan 3 pasir.
- Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan
5 pasir.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib
memeriksa dengan seksama Gambar Kerja dan melihat
keadaan tempat pekerjaan tersebut di atas yang akan
dilaksanakan. Sebelum digunakan, batu bata harus direndam
dalam air menggunakan bak air/drum hingga jenuh. dinding
harus dipasang dan didirikan menurut masing-masing ukuran,
ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
5.2.2. Tidak diperkenankan memasang batu-bata yang patah dua
melebihi 5% dan yang patah lebih dari dua.
5.2.3. Pasangan dinding batu-bata yang luasnya lebih besar dari
2
12 m harus ditambahkan kolom dan balok penguat dengan
ukuran minimal 120 mm x 120 mm, sesuai dengan lebar bata,
dengan tulangan pokok minimal 4 Ø 10 mm, sengkang Ø 8
mm - 200 mm (Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar
Kerja).
5.2.4. Pasangan dinding bata dengan Luas setiap 6 m2 yang terletak
diluar bangunan yang langsung mendapat beban angin harus
diberi kotom praktis ukuran minimum 120 mm x 120 mm
dengan tulangan dan beugeul seperti diatas. (Tergambar atau
tidak tergambar pada Gambar Kerja).
5.2.5. Pemasangan dinding batu bata yang dilaksanakan bertahap
dalam jeda waktu lebih dari 1 bulan, setiap tahap terdiri
maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan
pengecoran kolom praktis. (Tergambar atau tidak tergambar
pada Gambar Kerja).
5.2.6. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan
harus padat sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan
yang lurus / menerus dan rata.
5.2.7. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok
rapih sedalam 10 mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk
kemudian disiram.
5.2.8. Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu sampai jenuh.
5.4. Plesteran
Bahan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti
pada Spesifikasi Teknis mengenai Adukan dan Plesteran.
ADUKAN DAN
PELESTERAN
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan
halus), seperti penjelasan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Semen
Semen tipe I harus memenuhi Standar SII.001 3-81 /SNI. 15-2049-
1992 atau ASTM C 15089 serta. Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal
mengenai Spesifikasi Teknis Beton Cor Di Tempat.
Semen yang digunakan hams berasat dari sate merek dagang yang
dikenal teas Sian mullah diperoleh.
4.2. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung Lumpur
atau kotoran yang lain yang merusak.
Perbandingan butir-butir harus seragam dari yang kasar sampai
dengan yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
4.3. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic
yang beraifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat
diminum tidak perlu diuji. Pada dasamya semua air, kecuali yang telah
disebutkan diatas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan/atau
disetujui Pengawas Lapangan.
4.4. Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal lugs,
seperti Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57
atau yang setara.
5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Plesteran
5.1.1. Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap
air, adukan kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah
sampai 200 mm di atas lantai, tergambar atau tidak tergambar
dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan beton yang terlihat
dan tempat-tempat lain seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
5.1.2. Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan
dan plesteran selain tersebut di atas.
5.1.3. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan
meningkatkan kekedapan terhadap air harus digunakan dalam
jumlah yang sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrik
pembuat.
5.2. Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau
alat pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang
merata, untuk kemudian dimbahkan sejumlah air dan pencampuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian
Adukan dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu percarnpuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
5.4. Pemasangan
5.4.1. Plesteran Batu Bata
- Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan
persiapan dan pembersihan selesai.
- Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempuma,
bidang plesteran dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang
dipasangi sementara dari bambu.
- Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm,
dipasang tegak dengan menggunakan kepingan kayu lapis
tebal 6 mm untuk patokan kerataan bidang.
- Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan
kerataannya, permukaan dinding baru dapat ditutup
dengan plesteran sampai rata dan tidak ada kepingan-
kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
- Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali
bila pasangan akan ditapis dengan bahan lain. Sisa-sisa
pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
- Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-
bagian permukaan dengan bukaan dinding atau bagian lain
yang ditentukan dalarn Gambar Kerja, dibuat dengan
menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang telah
diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat
tali air dengan menggunakan baja tulangan.
5.4.2. Plesteran Permukaan Beton
- Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus
dikasarkan, dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan
dibasahi air, kemudian diplester.
- Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat,
minyak, temak, lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan
plesteran dimulai. Permukaan beton harus dibersihkan
menggunakan kawat baja. Setelah plesteran selesai dan
mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan
penyiraman air.
- Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang,
retak-retak, tidak tegak turns dan sebagainya harus
diperbaiki hingga sempurna.
5.6. Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh
sehingga plesteran menjadi rata, harus tidak ada bagian yang
bergelombang, tidak ada bagian yang retak dan setelah plesteran
berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering sempurna.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor
harus selalu meyirami bagian permukaan yang di aci dengan air
sampai jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.
4.4. Adukan
4.1.1 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi
bahan tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai
petunjuk dari pabrik pembuat.
4.1.2 Adukan perekat khusus untuk memasang jika
krami,k
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan pengawas, harus memenuhi ketentuan AS 2358,
ANSI 118.1, 118,4 dan BS 5385, seperti produk AM 30
Mortarflex atau yang setara.
5.0 PELAKSANAAN PEKERJAAN.
5.1. Persiapan
5.1.1. Pekerjaan pasangan granit baru boleh dilakukan setelah
pekerjaan lainnya benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua alat
penggantung, pengunci pintu/jendela dan semua pekerjaan
perpipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang
terletak di bawah pasangan granit ini telah diselesaikan terlebih
dahulu.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan granit pada lantai dimulai, lantai kerja
harus dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, Kramik harus direndam air terlebih dahulu.
5.2.3. Adukan untuk pasangan granit pada lantai, dan bagian lain
yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 4
pasir.
Tebal Adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
5.2.5. Adukan untuk pasangan granit pada lantai harus ditempatkan
di atas lantai kerja.
5.2.6. Ubin harus kokoh menempel pada atasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar
bidang kramik yang terpasang tetap lurus dan rata.
kermikyang salah (letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar
dan diganti.
5.2.7. kramik mulai dipasang dari salah satu sisi agar potongan
simetris yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
5.2.8. Sambungan atau celah-celah antara granit harus lurus, rata dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari
1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
5.2.9. Pemotongan granit harus dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan
rapi dan sesempurna mungkin.
5.3. Pengecoran Siar/Celah
5.3.1. Pengecoran siar/celah antara granit harus dilaksanakan setelah
adukan pasangan granit benar-benar kering. Hal ini perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya ledakan yang
disebabkan karena terperangkapnya kandungan air di bawah
ubin.
5.3.2. Siar/celah antara ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang
berwarna sama dengan ubinnya, seperti produk AM 50
Colored Ceramic Grout dengan campuran AM 54 Liquid Grout
Additive atau yang setara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
5.3.3. Setelah semen pengisi cukup mengeras, bekas-bekas
pengecoran segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru
dan bersih.
PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kayu meliputi pengadaan dan pembuatan kusen - kusen pintu, jendela,
ventilasi, daun pintu, daun jendela, rangka kuda - kuda, rangka atap gording, rangka plafond
dan lain - lainnya sebagimana tertera dalam gambar.
2. Material
2.1. Jenis k ayu yang digunakan untuk sem ua jenis pekerjaan kayu sebagaim
ana disebutkan diatas, m enggunakan kayu kelas dua yang berkualitas baik.
2.2. Kayu yang akan digunak an harus kering, lurus, m emiliki serat yang teratur,
tidak terdapat cacat / m ata kayu serta tidak m em punyai bidang yang lem ah
/ keropos.
2.3. Ukuran - ukuran kayu y ang digunakan harus sesuai dengan ukuran yang
terdapat dalam gam bar.
3. Pelaksanaan
3.1. Sem ua pekerjaan kayu yang akan kelihatan perm ukaannya har us diserut
rata, sehingga kelihatan rapi dan halus serta bagi an – bagian pertem uannya
dibuat sedem ikian rupa sehingga kelihatan tidak berongga.
3.2. Kusen pintu dan jendela harus dilengkapi dengan angkur dari besi beton
diam eter 10 mm yang dilekatkan (dipakukan) pada si si - sisinya m asing
- m asing 3 (tiga) buah dan jendela m asing - m asing 2 (dua) buah.
3.3. Untuk pekerjaan kuda - kuda/ kap dan gording, konstruksi dan cara
penyam bunganny a m engikuti gam bar serta diberi penguat beugel dari
besi plat dan angker.
RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP
. 1. lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap, bubungan, jurai dan nok pada tempat -
tempat sebagaimana dijelaskan dalam gambar.
2. Material
2.1. Untuk bahan penutup atap digunak an atap Geteng Metal (Merk Sakura Dan Tora
– Tora) dengan ukuran sesuai standart yang ada, produksi dalam negeri.
2.2. Untuk penutup bum bungan dipergunakan Genteng Metal .
3.1. Sebelum pem asangan atap dilaksanakan, kap/ kuda - kuda, gording harus
diresidu terlebih dahulu.
3.2. Pem asangan atap harus rapi dan m engait antara satu dengan yan g
lainnya sehingga tidak terjadi kebocoran.
PEKERJAAN KACA
1. Material
1.1. Sem ua jenis kaca yang akan digunakan adalah ex lokal, bening, rata dan
tidak bergelom bang.
1.2. Tebal kaca yang akan digunakan untuk luas < 1 m 2 = 3 mm, sedangkan luas >1
m 2 = 5 mm.
2. Pelaksanaan
2.1. Kusen, bingkai pintu, jendela dan v entilasi yang akan dipasangi kaca haru s
dibersihkan alurnya, diplam ur dan dicat dengan minyak sebelum dipasang.
2.2. Pem otongan kaca disesuaikan dengan luas bidang dengan m em perhitungkan
kelonggarannnya, kem udian dipasang dan dikukuhkan dengan penjepit kayu
dan dipaku kem udian diberi dem pul.
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seturuhnya baru,
kualitas baik buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai
kelembaban lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang
didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut di bawah.
4.2.2. Engsel
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu dan jendela
harus tipe kupu-kupu Stainless steel ring dari bahan baja
yang setara dengan merk Dekson. Sedangkan untuk engsel
tanam pada pintu utama menggunakan engsel tanam setara
Dorma.
5. 1. Umum
5.1.1. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus
sesuai dengan perayaratan serta sesuai dengan petunjuk dari
pabrik pembuatnya. Semua peralatan tersebut harus terpasang
dengan kokoh dan rapih pada tempatnya, untuk menjamin
kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
5.1.3. Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan badan
kunci, silinder, handel/pelat.
.
PENUTUP DAN PENGISI CELAH
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
4.0. BAHAN-BAHAN
Bahan penutup dan pengisi celah harus terbuat dari bahan formula silicon,
yang sesuai Untuk daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan dapat
diaplikasikan pada berbagal jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795
Silicone Building Sealant, Ge Silglaze N, atau yang setara.
Untuk permukaan yang berpori harus digunakan pelapis dasar yang
direkomendasikan oleh pabtik pembuat bahan penutup dan pengisi celah.
PEKERJAAN
PLAFON
1. M a t e r i a l
Bahan penutup plafond digunakan tripleks tebal 3 mm dengan ukuran sebagimana
tertera dalam gambar.
2. Pelaksanaan
2.1. Pem asangan rangka plaf ond har us kelihatan rata dan lurus. Uk uran
balok pem bagi, penggantung serta ketinggiannya harus sesuai yang tertera
dalam gam bar.
2.2. Pem asangan penutup plaf ond khusus pada pertem uan harus kelihatan ra
ta satu sam a lainnya dan diupayakan sem aksimal m ungkin agar tidak
berongga.
1. Material / bahan
1.1. Pada dinding dan plaf on, digunakan cat tem bok yang berkualitas baik dan
war na cat tem bok untuk diding dan plaf ond sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas teknis
1.2. Pengecatan k usen/pintu/jendedla/v entilasi, listplank dan daun pintu m
enggunakan cat m inyak warna cat sesuai petunjuk Direksi/Pengawas teknis
1.3. Pengecatan atap seng m enggunak an cat atap berkualit as baik dengan war na
cat akan ditentukan dalam pelaksanaan.
2. Pelaksanaan
2.1. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, sem ua bidang - bidang yang
akan dicat harus dibersihkan dari segala kotoran dan debu serta lubang-lubang
bekas paku dem pul , diam plas hinga kelihatan rata.
PEKERJAAN AKHIR
2.0 PENGAWASAN
2.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan
oleh Direksi/Pengawas.
2.2 Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan
dan peralatan. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas
yang diperlukan.
2.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa
sebagian atau seluruhnya untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.
2.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja
yang resmi, maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Kontraktor. permohonan untuk mengadakaan
pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada
Direksi/pengawas.
5.0 PENUTUP
5.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan
spesipikasi teknis ini dapat dilihat pada gambar atau di tanyakan pada
saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
5.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap spesifikasi teknis ini pada
saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat, dan merupakan satu
kesatuan dengan teknis ini.
RIKLOP KAOLANG
Direktur