Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMIAH INFORMATIKA GLOBAL Volume 09 No.

2 Desember 2018 ISSN PRINT : 2303-500X


ISSN ONLINE : 2477-3786

Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Jumlah Kemiskinan


Menggunakan Metode Regresi Linear di Kota Palembang
Nazori Suhandi1), Efri Ayu Kartika Putri2), Sari Agnisa3)
1),2)
Informatika,Universitas Indo Global Mandiri
Jl. Jend. Sudirman No. 629 KM. 4 Palembang Kode Pos 30129
Email : nazori@uigm.ac.id1), efriayu2@gmail.com2), sariagnisa8@uigm.ac.id3)

Abstract

This paper aims to convey the development of the effect of the population on the number of poverty in the city of
Palembang from 2010 to 2015.There is no accurate calculation made to determine the number of poor people in
Indonesia, always with controversy because each calculation uses different criteria.This differentiation is based on its
causing factors to allow specific alleviation policy implication. The cause of such poverty, in general, is that the poor
people have no capacity and capability to access economic sources. This analysis is done using simple linear
regression method, population level (X) and poverty (Y) in Palembang city year 2010 - 2015. From the data, it can be
concluded that the variable of Population (X) has negative influence to the variable Number of Poverty (Y) in
Palembang City. Simultaneously, the number of population has an effect on the amount of poverty in the city of
Palembang by 0,398%, while -14,045% and the rest influenced by the variable outside of studied.

Keyword : Poor people, Regression, Causes Of Poverty

Abstrak

Jurnal ini bertujuan menggambarkan pengembangan pengaruh populasi pada jumlah kemiskinan di kota Palembang
dari tahun 2010 sampai tahun 2015. Tidak ada penghitungan yang akurat yang telah dibuat untuk menentukan jumlah
orang miskin di Indonesia, selalu muncul kontroversi karena setiap penghitungan memiliki kriteria tersendiri.
Perbedaan ini didasarkan pada faktor penyebab yang berdampak pada implikasi politik. Penyebab kemisikinan,
umumnya adalah bahwa orang-orang miskin tidak memiliki kapasitas untuk memasuki sumber ekonomi. Analisis
dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier sederhana, tingkat populasi (X) dan kemiskinan (Y) di kota
Palembang tahun 2010-2015. Dari data disimpulkan bahwa variabel jumlah populasi (X) memiliki pengaruh negatif
pada variabel jumlah kemiskinan di kota Palembang. Secara simultan, jumlah populasi memiliki pengaruh pada jumlah
kemiskinan di kota Palembang yaitu 0,398%, sedangkan -14,045% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar studi
ini.

Kata kunci : Orang miskin, Regresi, Penyebab Kemiskinan

77
JURNAL ILMIAH INFORMATIKA GLOBAL Volume 09 No. 2 Desember 2018 ISSN PRINT : 2303-500X
ISSN ONLINE : 2477-3786

1. Pendahuluan jumlah penduduk yang besar justru akan memperparah


tingkat kemiskinan. Fakta menunjukan, dikebanyakan
Kemiskinan adalah masalah bagi negara-negara di negara dengan jumlah penduduk yang besar tingkat
dunia terutama pada negara yang sedang berkembang. kemiskinannya juga lebih besar jika dibandingkan
Bagi Indonesia yang merupakan salah satu negara dengan negara dengan jumlah penduduk sedikit.
berkembang yang ada di ASEAN masalah kemiskinan Pertumbuhan ekonomi yang merupakan indikator
bukan merupakan hal yang baru. Hampir semua periode tujuannya melihat keberhasilan pembangunan dan
pemerintahan yang ada di Indonesia menempatkan merupakan syarat keharusan bagi pengurangan tingkat
masalah kemiskinan menjadi isu pembangunan. kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa
Efektivitas dalam menurunkan jumlah penduduk miskin pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam
merupakan pertumbuhan utama dalam memilih strategi mengurangi tingkat kemiskinan. Artinya, pertumbuhan
atau instrumen pembangunan. Menurut Bappenas tersebut menyebar disetiap golongan pendapatan,
(2006), Kemiskinan adalah terbatasnya kecukupan dan termasuk di golongan penduduk miskin. Secara
mutu pangan, terbatasnya akses dan rendahnya mutu langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu
layanan kesehatan, terbatasnya akses dan rendahnya dipastikan terjadi disektor – sektor dimana penduduk
mutu layanan pendidikan, terbatasnya kesempatan kerja miskin bekerja yaitu sektor pertanian atau sektor yang
dan berusaha, terbatasnya akses layanan perumahan dan padat kerja. Adapun secara tidak langsung, diperlukan
sanitasi, terbatasnya akses terhadap air bersih, lemahnya pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan manfaat
kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah, pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor
memburuknya kondisi lingkungan hidup dan modern seperti jasa yang padat modal (Siregar, 2008).
sumberdaya alam, lemahnya jaminan rasa aman, Jumlah penduduk adalah salah satu indikator penting
lemahnya partisipasi, dan besarnya beban kependudukan dalam suatu Negara. Para ahli ekonomi klasik yang di
yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga. pelopori Adam smith bahkan menganggap bahwa jumlah
Kemiskinan memang persoalan yang kompleks, karena penduduk merupakan input yang potensial yang dapat
tidak hanya berkaitan dengan masalah rendahnya tingkat digunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan
pendapatan dan konsumsi. Tetapi, berkaitan pula dengan produksi suatu rumah tangga perusahaan. Semakin
rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan serta banyak penduduk maka semakin banyak pula tenaga
ketidakberdayaannya untuk berpartisipasi dalam kerja yang dapat digunakan. Namun ahli ekonomi lain
pembangunan serta berbagai masalah yang berkenaan yaitu Robert Malthus menanggap bahwa pada kondisi
dengan pembangunan manusia. Dimensi-dimensi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan
kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan ekonomi namun pada suatu keadaan
kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan optimum pertambahan penduduk tidak akan menaikkan
kesehatan yang kurang baik, dan tingkat pendidikan pertumbuhan ekonomi malahan dapat menurunkannya.
yang rendah (Wijayanti dan Wahono, 2005:215). Menurut (Mudrajad Kuncoro,1997), jumlah
Menurut BPS, Kemiskinan dikonseptualisasikan penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah
sebagai ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar merupakan permasalahan mendasar. Karena
dan diukur dari sisi pengeluaran perkapita atau dengan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat
kata lain kemiskinan dipandang dari sisi mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan
ketidakmampuan ekonomi. ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat serta menekan angka
Jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi kemiskinan. Penduduk (pertumbuhan penduduk yang
suatu daerah merupakan permasalahan mendasar. Karena pesat) dapat menghantarkan dan mendorong pengurasan
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat sumberdaya, kekurangan tabungan, kerusakan
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan lingkungan, kehancuran ekologis, yang kemudian dapat
ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat serta menekan angka memunculkan masalah-masalah sosial, seperti
kemiskinan. Jika kita perhatikan masalah yang kemiskinan, keterbelakangan dan kelaparan.
mempengaruhi tingkat kemiskinan bukan karena adanya Penghitungan jumlah dan persentase penduduk
pengangguran saja tetapi juga bisa di lihat dari sisi miskin dilakukan dengan pendekatan kebutuhan dasar
banyaknya jumlah penduduk atau bisa dikatakan basic (needs approach). Dengan pendekatan ini,
kuantitas tidak mengimbangi kualitas. Menurut Sukirno penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang
(1997,68), perkembangan jumlah penduduk bisa menjadi tidak mempunyai kemampuan dalam memenuhi
faktor pendorong dan penghambat pengangguran. Faktor kebutuhan dasar untuk kehidupan yang layak, baik
pendorong diakibatkan karena memungkinkan kebutuhan dasar makanan maupun kebutuhan dasar
banyaknya tenaga kerja, lalu bisa juga disebabkan oleh bukan makanan. Untuk membedakan antara penduduk
perluasan pasar, karena perluasan pasar itu diakibatkan miskin dan bukan penduduk miskin diperlukan suatu
dua faktor penting yaitu jumlah pendapatan masyarakat batas yang digunakan sebagai patokan. Batas tersebut
dan jumlah penduduk. Sedangkan penduduk disebut dikenal sebagai garis kemiskinan. Garis kemiskinan
faktor penghambat pembangunan karena akan dinyatakan dalam nilai rupiah dimana seseorang dapat
menurunkan produktivitas, dan akan terdapat banyak memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan
pengangguran. Dalam kaitannya dengan kemiskinan, makanan. Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh

78
JURNAL ILMIAH INFORMATIKA GLOBAL Volume 09 No. 2 Desember 2018 ISSN PRINT : 2303-500X
ISSN ONLINE : 2477-3786

jumlah penduduk terhadap jumlah kemiskinan di kota Kemiskinan merupakan suatu masalah yang sangat
Palembang dari tahun 2010 sampai tahun 2015. mempengaruhi tingkat kesejahteraan bukan karena
Penelitian ini akan mengkaji bagaimana apakah jumlah adanya pengangguran saja tetapi juga bisa di lihat dari
penduduk berpengaruh terhadap jumlah kemsikinan di sisi banyaknya jumlah penduduk atau bisa dikatakan
Kota Palembang tahun 2010 – 2015 dan solusi yang suatu kuantitas tidak mengimbangi kualitas. Untuk
dapat mengatasi masalah jumlah penduduk. mengetahui pengaruh Simultan maupun persial faktor
Penelitian ini bertujuan yang ingin dicapai dalam jumlah penduduk, tingkat pengangguran meningkat dan
peneltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah tingkat pendidikan akhir masyarakat terhadap jumlah
penduduk terhadap jumlah kemisikan di Kota penduduk miskin di Kota Palembang. Analisis ini
Palembang. dilakukan yaitu menggunakan metode regresi linear
sederhana, tingkat jumlah penduduk (X) dan terhadap
2. Pembahasan jumlah kemiskinan (Y) di kota Palembang tahun 2010 -
2015.
Salah satu akar permasalahan kemiskinan yaitu Menurut BPS Provinsi Sumatera Selatan (2016),
pertumbuhan penduduk yang tinggi, di mana tingkat Penduduk yang pengeluaran konsumsinya berada
kelahiran penduduk masih sangat tinggi, sedangkan dibawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai
tingkat kematiannya juga masih tinggi namun relatif penduduk miskin:
sudah jauh lebih rendah. Menurut Malthus, kenaikan
jumlah penduduk yang terus menerus merupakan unsur Tabel 1. Tabel Data Jumlah Penduduk dan Jumlah
yang perlu untuk adanya tambahan permintaan. Tetapi Kemiskinan di Kota Palembang
kenaikan jumlah penduduk saja tanpa diikuti dengan Tahun X Y
kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan 2010 1.468.007 471.224
yang lain sudah tentu tidak akan menaikkan pendapatan 2011 1.481.814 409.145
dan tidak akan menaikkan permintaan. Dengan demikian 2012 1.503.485 388.652
tumbuhnya jumlah penduduk saja justru akan 2013 1.535.900 384.773
menurunkan tingkat upah dan berarti pula memperendah 2014 1.558.494 367.121
biaya produksi. Turunnya biaya produksi akan 2015 1.580.517 390 .870
memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan Total 9.128.217 2.411.785
mendorong mereka untuk terus berproduksi. Tetapi Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
keadaan ini hanya sementara saja sifatnya, sebab Selatan, 2016
permintaan efektif (effective demand) akan semakin
berkurang karena pendapatan buruh juga semakin A. Persamaan Regresi
berkurang (Widarukmi, 2015). Regresi merupakan suatu alat ukur yang juga dapat
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antarvariabel. Jika kita memiliki dua buah variabel atau
antara lain: tingkat pendapatan, pendidikan, akses lebih maka sudah selayaknya apabila kita ingin
terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender, dan mempelajari bagaimana variabel-variabel itu
kondisi lingkungan. Berbagai kebijakan, strategi dan berhubungan atau dapat diramalkan. Pengertian regresi
kegiatan penanggulangan kemiskinan yang bersifat secara umum adalah sebuah alat statistik yang
langsung maupun yang bersifat tidak langsung telah memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model)
dilaksanakan, baik dalam skala nasional maupun lokal. antara dua variabel atau lebih.
Fakta menunjukkan bahwa pembangunan telah Dalam analisis regresi dikenal 2 jenis variabel yaitu:
dilakukan, namun belum mampu menekan meningkatnya 1. Variabel Respon disebut juga variabel dependen
jumlah penduduk miskin di dunia, khususnya di negara- yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh
negara berkembang. Kemiskinan merupakan penyakit variabel lainnya dan dinotasikan dengan variabel .
yang muncul saat masyarakat selalu mempunyai 2. Variabel Prediktor disebut juga dengan variabel
kekurangan secara material maupun non material seperti independen yaitu variabel yang bebas (tidak
kurang makan, kurang gizi, kurang pendidikan, kurang dipengaruhi oleh variabel lainnya) dan dinotasikan
akses informasi, dan kekurangan kekurangan lainnya dengan X.
yang menggambarkan kemiskinan. Faktor lain yang Analisis regresi berguna untuk mendaptkan
sangat nyata tentang kemiskinan terutama di kota-kota hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih.
besar seperti Palembang, dapat dilihat dari banyaknya Selain itu analisis regresi berguna untuk mendapatkan
warga masyarakat yang kekurangan makan dan minum, pengaruh antar variabel prediktor terhadap variabel
tidak memiliki tempat tinggal yang layak, bahkan kriteriumnya atau meramalkan pengaruh variabel
digusur dari pemukimannya, ribuan pekerja berunjuk prediktor terhadap variabel kriteriumnya (Usman &
rasa memprotes ancaman pemutusan hubungan kerja Akbar, 2006).
(PHK), sikap dan perlakuan sewenang-wenang terhadap Analisis regresi mempelajari hubungan yang
tenaga kerja wanita di luar negeri. diperoleh dinyatakan dalam persamaan matematika yang
menyatakan hubungan fungsional antara variabel-

79
JURNAL ILMIAH INFORMATIKA GLOBAL Volume 09 No. 2 Desember 2018 ISSN PRINT : 2303-500X
ISSN ONLINE : 2477-3786

variabel. Hubungan fungsional antara satu variabel memungkinkan bila pengaruh yang ada itu hanya dari
prediktor dengan satu variabel kriterium disebut analisis independent variabel (variabel bebas) terhadap
regresi sederhana (tunggal), sedangkan hubungan dependent variabel (variabel tak bebas). Jadi harga b
fungsional yang lebih dari satu variabel disebut analisis merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien
regresi ganda.Persamaan Regresi Linear dari Y terhadap korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila
X. koefisien korelasi negatif maka harga b juga negatif, dan
Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah sebaliknya. Analisis regresi lebih akurat dalam
seperti berikut ini : melakukan analisis korelasi, karena pada analisis itu
kesulitan dalam menunjukkan slop (tingkat perubahan
Y = a + bX ......(1) suatu variabel terhadap variabel lainnya dapat
ditentukan). Dengan demikian maka melalui analisis
Dimana : regresi, peramalan nilai variabel terikat pada nilai
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat variabel bebas lebih akurat pula.
(Dependent) Regresi Linear Sederhana adalah Metode
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab Statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana
(Independent) hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab
a = konstanta (X) terhadap Variabel Akibatnya. Faktor Penyebab pada
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga
yang ditimbulkan oleh Predictor. dengan Predictor sedangkan Variabel Akibat
dilambangkan dengan Y atau disebut juga dengan
Menentukan koefisien persamaan a dan b dapat Response. Regresi Linear Sederhana atau sering
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, yaitu cara disingkat dengan SLR (Simple Linear Regression) juga
yang dipakai untuk menentukan koefisien persamaan dan merupakan salah satu Metode Statistik yang
dari jumlah pangkat dua (kuadrat) antara titik-titik dipergunakan dalam produksi untuk melakukan
dengan garis regresi yang dicari ysng terkecil . Dengan peramalan ataupun prediksi tentang karakteristik kualitas
demikian , dapat ditentukan: maupun Kuantitas.
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan
menggunakan Rumus dibawah ini : Tabel 2. Tabel Perhitungan Persamaan Linear
X2 Y2 XY
215.504.455.204 222.052.058.176 691.760.130.568
219.577.273.059 167.399.631.025 606.276.789.030
226.046.714.522 151.029.290.625 584.332.452.220
235.898.881 148.050.261.529 590 972.850.700
242.890.354.803 134.777.828.641 572.155.875.774
Berikut ini adalah Langkah-langkah dalam 249.803.398.728 152.779.356.900 617.776.679.790
melakukan Analisis Regresi Linear Sederhana: 115.405.809.519 976.088.526.896 366.327.477.807
1. Tentukan Tujuan dari melakukan Analisis Regresi
Linear Sederhana Menghitung persamaan regresi
2. Identifikasikan Variabel Faktor Penyebab (Predictor)
dan Variabel Akibat (Response)
3. Lakukan Pengumpulan Data
4. Hitung X², Y², XY dan total dari masing-masingnya
5. Hitung a dan b berdasarkan rumus diatas.
6. Buatkan Model Persamaan Regresi Linear
Sederhana.
7. Lakukan Prediksi atau Peramalan terhadap Variabel
Faktor Penyebab atau Variabel Akibat.

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk


mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu
persamaan antara variabel tak bebas dengan variabel
bebas tunggal. Regresi linear sederhana hanya memiliki
satu perubahan regresi linier untuk populasi adalah Y= a
+ bX Dengan : Y = Subyek dalam variabel dependen
yang diprediksikan X = Subyek pada variabel
independen yang mempunyai nilai tertentu. a =
Parameter intercept b = Parameter koefisien regresi
variabel bebas Persamaan model regresi sederhana hanya

80
JURNAL ILMIAH INFORMATIKA GLOBAL Volume 09 No. 2 Desember 2018 ISSN PRINT : 2303-500X
ISSN ONLINE : 2477-3786

Dalam kasus ini a = angka konstan bernilai 0,398. semasa kehamilan memperbesar resiko bayi yang
Angka ini merupakan angka konstan yang mempunyai dilahirkan tidak lahir normal maupun ancaman kematian
arti bahwa, jika tidak ada Jumlah Penduduk (X) maka ibu saat persalinan. Maka dari itu infant mortality rate
nilai Jumlah Kemiskinan (Y) adalah sebesar 0,398. (tingkat kematian bayi) dan maternal mortality rate
Sedangkan b angka koefisien regresi nilainya sebesar - (tingkat kematian ibu) di golongan keluarga miskin
14,045. Angka ini mengandung arti bahwa penambahan cukup besar. Tingkat kematian merupakan indikator baik
1% tingkat Jumlah Penduduk (X), maka Jumlah atau buruknya layanan kesehatan di suatu negara.
Kemiskinan (Y) akan meningkat sebesar -14,045. Tingkat kematian penduduk di negara berkembang,
Karena nilai koefisien regresi bernilai minus (-), maka termasuk Indonesia, masih didominasi golongan
dengan demikian dapat dikatakan bahwa Jumlah penduduk miskin. Hal ini senada dengan apa yang di
Penduduk (X) berpengaruh negatif terhadap Jumlah ungkap Maier bahwa jumlah penduduk dalam
Kemiskinan (Y) di kota Palembang. Sehingga persamaan pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan
regresinya adalah Y = 0,398 – 14,045 X. permasalahan mendasar. Karena pertumbuhan penduduk
yang tidak terkendali dapat mengakibatkan tidak
B. Hubungan antara variabel Pertumbuhan Penduduk tercapainya tujuan pembangunan ekonomi untuk
dengan Tingkat Kemiskinan menciptakan kesejahteraan rakyat serta menekan angka
Apabila jumlah penduduk meningkat, maka jumlah kemiskinan. Salah satu hambatan yang terjadi dalam
tingkat kemiskinan akan meningkat pula. Sebagaimana pembangunan ekonomi di negara-negara yang sedang
diketahui perubahan angka pertumbuhan penduduk berkembang ialah adanya ledakan penduduk. Masalah
disebabkan oleh unsur-unsur Fertilitas (kelahiran), kependudukan mempengaruhi pelaksanaan dan
Mortalitas (kematian), dan Migrasi (perpindahan pencapaian tujuan pembangunan. Tujuan pembangunan
penduduk). Fertilitas atau kelahiran merupakan salah ekonomi adalah meningkatkan standar hidup penduduk
satu faktor penambah jumlah penduduk disamping di negara yang bersangkutan. Pembangunan ekonomi
migrasi. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu merupakan pembangunan yang sangat berhubungan erat
dari 3 faktor demogarafis selain fertilitas dan migrasi, dengan masalah kemiskinan. Oleh karena itu tujuan
yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur utama dari pembangunan adalah meningkatkan
penduduk, faktor sosial ekonomi seperti pengetahuan kemakmuran masyarakat atau pemerataan kesejahteraan.
tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa
kemiskinan merupakan faktor individu dan keluarga bagian dunia menyebabkan jumlah penduduk meningkat
mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat. Migrasi dengan cepat. Hal ini menyebabkan terjadinya
adalah merupakan gerak perpindahan penduduk dari satu kemiskinan dan kekurangan pangan.
daerah ke daerah lain dengan tujuan untuk menetap di Ada tiga alasan mengapa pertumbuhan penduduk
daerah tujuan, migrasi sering diartikan sebagai yang tinggi akan memperlambat pembangunan:
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke 1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan
daerah lainnya (orangnya disebut migran). Teori Malthus mempersulit pilihan antara meningkatkan kosumsi
meyakini jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan saat ini dan investasi yang dibutuhkan untuk
maka suatu saat nanti sumber daya alam akan habis. membuat konsumsi dimasa mendatang semakin
Sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan, dan tinggi.
berbagai macam penderitaan manusia. Philip Hauser 2) Banyak negara yang penduduk yang masih amat
menganggap kemiskinan tercipta dari tidak optimalnya tergantung pada sektor pertanian, pertumbuhan
tenaga kerja dalam bekerja dikarenakan adanya penduduk mengancam keseimbangan antar sumber
ketidakcocokan antara pendidikan dan pekerjaan yang daya alam yang langka.
ditekuni. Kedua pemaparan ahli tersebut bermuara ke 3) Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat
satu arah yakni jumlah penduduk yang besar sebagai semakin sulit melakukan perubahan yang dibutuhkan
penyebab timbulnya kemiskinan, Tinggi rendahnya untuk meningkatkan perubahan ekonomi dan sosial.
jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses demografi
yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat Pertumbuhan penduduk mendorong timbulnya
kelahiran yang tinggi sudah barang tentu akan masalah-masalah ekonomi, sosiologi dan psikologi yang
meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun erat kaitannya dengan keadaan kebelakang dan juga
demikian, tingkat kelahiran yang tinggi di Indonesia menghalangi prospek kehidupan yang lebih baik.
kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, bahwa
miskin. Tidak ada yang bertambah dari keluarga miskin Pertumbuhan jumlah Penduduk yang tinggi akan
kecuali anak. Selain meningkatkan beban tanggungan meningkatkan jumlah tingkat kemiskinan di suatu
keluarga, anak yang tinggal di keluarga miskin sangat Negara bahkan daerah, khususnya di Kota Palembang,
terancam kondisi kesehatannya akibat buruknya kondisi karena tingginya pertumbuhan penduduk yang tidak
lingkungan tempat tinggal dan ketidakmampuan diimbangi dengan kualitas SDM tersebut, maka hanya
keluarga untuk mengakses sarana kesehatan jika anak akan menjadi beban pembangunan yang berpotensi
mengalami sakit. Hal yang sama juga dialami ibu hamil menambah angka kemiskinan. Jadi, hubungan antara
dari keluarga miskin. Buruknya gizi yang diperoleh variabel jumlah penduduk dengan jumlah kemiskinan

81
JURNAL ILMIAH INFORMATIKA GLOBAL Volume 09 No. 2 Desember 2018 ISSN PRINT : 2303-500X
ISSN ONLINE : 2477-3786

berhubungan positif namun berpengaruh negatif yaitu Daftar Pustaka


jika pertumbuhan penduduk meningkat maka tingkat
kemiskinan akan meningkat pula. Akbar, Usman 2006. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta : Bumi Aksara.
3. Kesimpulan dan Saran Badan Pusat Statistik. 2016. Jumlah Penduduk Kota
Palembang Tahun 2010-2015. BPS Kota
Pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan Palembang.
dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang Badan Pusat Statistik. 2016. Jumlah Penduduk Miskin
aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010-2016. BPS
mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, Sumatera Selatan.
perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan Dahlia, D. dan Siregar. 2008. Pengaruh Corporate Social
membantu para penentu kebijakan dan perencana Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
program untuk dapat mengembangkan program Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating (Studi
pembangunan kependudukan dan peningkatan Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran. terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas
dapat disimpulkan bahwa variabel dari Jumlah Penduduk Diponegoro. Semarang.
(X) memiliki pengaruh negatif terhadap variabel Jumlah Diana Wijayanti dan Heri Wahono. 2005. Analisis
Kemiskinan (Y) di Kota Palembang (b = -14,045). Konsentrasi Kemiskinan di Indonesia Periode
Secara simultan Jumlah Penduduk memiliki pengaruh Tahun 1999-2003. Jurnal Ekonomi Pembangunan,
terhadap Jumlah Kemiskinan di kota Palembang sebesar Vol. 10 no. 3.
0,398%, sedangkan -14,045% dan sisanya dipengaruhi Gustriansyah, Rendra & Kurniawan, Yudi & Antony,
oleh variabel diluar yang diteliti. Fery & Sensuse, Dana. 2015. Dampak Faktor-
Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan Faktor Manajemen Pengetahuan terhadap Kinerja
bahwa peningkatan jumlah penduduk akan berpengaruh Pengembangan Produk Baru. Seminar Nasional
negatif terhadap meningkatnya jumlah kemiskinan, maka Teknologi Informasi dan Multimedia, STMIK
perlu dilakukan aktivitas untuk menekan pertumbuhan AMIKOM Yogyakarta.
penduduk dengan cara: Mudrajad Kuncoro, 1997, Ekonomi Pembangunan,
1) Menggalakkan program KB atau Keluarga Teori, Masalah, dan Kebijakan, Edisi Ketiga,
Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga Rohani, 2016 . Pengaruh Pertumbuhan Penduduk,
akan mengurangi jumlah angka kelahiran. Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Dan Inflasi
2) Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi
jumlah angka kelahiran yang tinggi. Sulawesi Selatan
3) Pengentasan kemiskinan melalui kebijakan Rudy Darmawan, dan Erni Febrina Harahap, 2016.
kependudukan, seperti: Analisis Pengaruh jumlah Penduduk, PDRB,
a. Penerapan kebijakan kependudukan bagi Pendidikan, dan Pengganguran terhadap jumlah
pengentasan kemiskinan adalah dengan pencanangan penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat,
KB (Keluarga berencana) dengan cara penyediaan Kumpulan Artikel Mahasiswa Prodi Ekonomi
kontrasepsi gratis bagi keluarga miskin. Hal ini dapat Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Bung
secara signifikan menurunkan tingkat kelahiran di Hatta, Agustus 2016 Vol 9 No 3.
keluarga miskin sehingga program penanganan Sukirno, Sadono. 1997. Pengantar Teori Mikro
kemiskinan yang dilakukan setelahnya dapat berjalan Ekonomi. Edisi 2. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
lebih optimal dan terasa. Widarukmi , Lintang Parameswari. 2015. Analisis
b. Pemerintah dapat menghemat dana program Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat
penanganan kemiskinan dengan mengalokasikannya Kemiskinan di Kota Surakarta Tahun 1995-63
ke kampanye penggunaan alat kontrasepsi. Selain itu, 2013. Skripsi Universitas Muhammadiyah
pemerintah daerah akan menjadi lebih fokus terhadap Surakarta Fakultas Ekonomi Studi dan Bisnis
kelompok rumah tangga miskin yang sudah bisa
mengendalikan tingkat kelahiran mereka. Beban
tanggungan mereka yang berupa anak akan menjadi
lebih sedikit, sehingga program penanganan
kemiskinan akan lebih terasa dan bermakna untuk
pengembangan mereka.
Penelitian mendatang dapat menggunakan beberapa
variabel lain seperti penelitian Gustriansyah dkk. (2014)
untuk komparasi hasil penelitian.

82

Anda mungkin juga menyukai