Anda di halaman 1dari 11

TENSION TYPE HEADACHE (TTH) 1.

Bersifat menekan atau trs kencang


Definisi 2. Intensitas ringan-sdg
Nyeri kepala tegang sebagai episode yang 3. Lokasi nyeri umumnya bilateral
berulang dari nyeri yg bermenit-menit sampai 4. Tidak bertambah berat dg aktivitas
berhari-hari. Sifatnya ketat/ menekan, dg - Tidak disertai gejala:
intensitas ringan-sdg, bilateral, tidak Mual, muntah, fotofobia/fonofobia
memberat dg aktivitas, bisa disertai fotofobia (apabila ada salah satu saja)
atau fonofobia. - Satu dari persyaratan berikut hrs
1. Infrequent episodic TTH (<12 hari/ tahun) terpenuhi:
2. Frequent episodic TTH(12-180 hr/tahun) 1. Anamnesis, PF, px neuro tidak ada
3. Kronik TTH (min 180 hr/tahun) kelainan lain.
Etiologi 2. Anamnesis, PF, px neuro
Mek yg diduga kuat buat TTH: sensitisasi menunjukkan mngkn ada kel organik,
nosiseptikperifer, sensitisasi neuronal sentral tp hasil px tidak mendukung
(nukleus kaudal trigeminal), kel dipusat 3. Bila kelainan tsb ada, nyeri tegang
antinosiseptik. pertama kali tidak tjd pada wktu yang
Fx pemicu: stress, depresi, cemas, postur berkaitan dg kelainan tsb.
tubuh rendah, bkja dg posisi canggung/ *bedanya kalau
bertahan pd 1 posisi dlm wktu yg lama, Nyeri tegang episodik= setidaknya telah
kurang tidur mengalami 10x serangan terdahulu.
Patofisiologi Dalam 1 tahun<180 hari atau <15 hr/bln
- Input nosiseptik dari jar miofasial dan serangan berlangsung antara 30
perikranial→ sensitisasi sentral→ menit-7 hari.
peningkatan aktv otot perikranial/ Nyeri tegang kronis = selama 6 bulan
pelepasan neurotransmitter pd jar atau lebih mengalami nyeri kepala
miofasial. rata2 15 hari atau lebih stp bulannya
- Fx pemicu→ kontraksi otot disekitar atau 180 hari atau lebih stp tahunnya.
tulang tengkorak→ vasokonstriksi PD→ Untuk nyeri tegang yg tidak memenuhi
aliran darah berkurang→ terhambatnya kriteria episodik dan kronik:
oksigen & menumpuknya hasil - Memenuhi semua kriteria Kec 1
metabolisme→ nyeri kriteria utk satu atau lebih btk nyeri
- Semua impuls nyeri dikepala disalurkan - Tdk memenuhi kriteria migren tanpa
ke korteks cerebri oleh N.trigeminus dan aura
saraf servikal 1-3. Tata Laksana (Farmako)
Diagnosis - Serangan akut
- Anamnesis 1. Analgetik
- PF 2. Coffein 65 mg
Nyeri bilateral, seperti diikat, dan ditekan 3. Muscle relaxan (esperison HCl)
dg intensitas ringan-sdg, yg terjadi dlm - Untuk akut dan kronik
episode pendek dan durasi yang 1. Antidepresan
bervariasi(episodik) atau kontinu(kronik). 2. Antiansietas (Gol benzodiazepin)
- Px neurologis Tata Laksana (Non-farmako)
Ada pericranial tenderness (nyeri tekan 1. Terapi behaviour (mis konseling)
pd otot pericranial) pada saat palpasi 2. Fisioterapi (pijatan, kompres hangat)
manual (yaitu menekan dg keras, gerakan Komplikasi
kecil memutar) - Akut bisa jadi kronik
Klasifikasi - Medical over use headache (MOH)
Kriteria Diagnosis Prognosis
Utk yang nyeri tegang episodik dan kronis - Baik, 90% bisa disembuhkan
harus memenuhi: - Tapi kalau kronik kurang baik krn
- Setidaknya memenuhi 2 ciri berikut: ada fx komorbid spt gg psikiatri
NYERI KEPALA MIGRAIN
Definisi Tanda dan gejala klinis
Migrain adalah sakit kepala yg ditandai dg A. Migrain dengan aura
sakit kepala yg episodik, berdenyut, derajat Paling umum adalah perubahan visual.
sdg-berat, berlangsung 4-72 jam, diperparah Lama aura 2 jam-1 hari. Pada umumnya
o/ aktivitas fisik, dan disertai gejala spt nyeri hemicranial merupakan ciri migrain
muntah, mual, fotofobia, dan fonofobia. klasik, bilateral, mual, muntah, fotofobia,
Biasa bisa disertai aura berupa gg visual(plg lekas marah, kelelahan.
sering), gg sensoris, gg auditory, gg motorik. Gejala vasomotor dan otonom jg sering,
headness ringan, vertigo, ataksia, atau
Patofisiologi perubahan kesadaran merupakan dr
Teori: ischemia vertebrobasilar(migrain basilar).
1. Vasodilatasi arteri+inflamasi neurogenik B. Migrain tanpa aura
dalam sirkulasi ekstrakranial (cbg frontal Sakit kepala migrain tdk punya aura
dr a.temporalis superfisial) → rs klasik, biasa bilateral dan periorbital,
berdenyut khas pd frontal berdenyut, disertai nausea, muntah, dan
2. Aktivasi sist saraf simpatis dan ascending fotofobia. Ketika nyeri berkelanjutan,
reticular arousal system (ARAS)→ gejala kontraksi otot terkait cervical dpt
otonom dan sensoris→ sebab sekunder perparah gejala.
thd rasa sakit dr cephalgia C. Status Migrain
3. Hipereksitabilitas kortikal dan Adalah suatu keadaan khusus pd ps yg
pengeluaran kation & neurotransmitter dpt ditegakkan bdsrkan kriteria sbb:
dg aktivasi sekunder dr jalur - Ps memenuhi kriteria u/ migren dg
trigerminal→ pengeluaran neuropeptida aura atau tanpa aura
vasoaktif dan subs proinflamasi→ dilatasi - Serangan berlangsung > 72 jam baik
PD meningen dan inflamasi neurogenik di dpt pengobatan atau tidak
ujung saraf nyeri primer dikepala yg - Nyeri kepala brlgsg terus menerus
berada pd arteri, leptopmeningen, dan atau dpt diselingi o/ periode bebas
sinus nasalis nyeri kepala yg berlangsung <4 jam.
4. Neuronal spreading korteks yg lambat pd Tdk termasuk interupsi saat ps tidur.
pola sequential/ depresi menyebar
seiring dg adanya penurunan cerebral Kriteria Diagnosis
blood flow→ gejala yg muncul aura A. Migrain Tanpa Aura
sensori, motorik atau terkadang jalur Min 5 kali serangan yg memenuhi kriteria
cortical yg lbh tinggi trmasuk bahasa. A-D:
a. Serangan sakit kepala brlangsung 4-
Klasifikasi 72 jam (tdk ditangani/ditangani tdk
1. Migren tanpa aura berhasil)
2. Migren dengan aura b. Sakit kepala memiliki stdknya 2 dr
- Migren dg aura khusus karakteristik berikut:
- Migren dg aura yg lama/tipikal - Lokasi unilateral
- Migren familial hemiplegi - Berdenyut
- Migren basiler - Intensitas sdg-berat
- Migren dg aura tanpa nyeri kepala - Memberat dg pergerakan/
- Migren dg onset akut aura menyebabkan mghindari aktv
3. Migren oftalmoplegik fisik rutin(bjln,naik tangga)
4. Migren retinal c. Selama skt kepala setidaknya
5. Childhood Periodic Syndrome memiliki 1 dr kriteria berikut:
6. Komplikasi migren - Mual dan atau muntah
- Status migren - Fotofobia dan fonofobia
- Migren infraction d. Tidak disebabkan o/ penyakit lain
B. Migrain dengan aura B. Terapi Preventif
Min 3 dan 4 karakter berikut ini: - Indikasi
1. Satu atau lebih gejala aura yg 1. Serangan yg sangat berat dan
spnuhnya reversibel srg komplikasi
2. Stdknya 1 gejala aura tjd >4 menit 2. Bila ada KI obat abortif
atau 2 gejala atau lbh tjd pd proses 3. Terapi abortif yg srg ggl
migrain 4. Permintaan penderita krn sgt
3. Tdk ada satupun aura yg brtahan >60 mengganggu
menit - Obatnya
4. Sakit kepala diikuti aura dg interval Antikonvulsan: as valproat
bebas <60 menit Anti hipertensi: propanolol
Lama pengobatan 6-8 minggu
Gejala prodromal Migrain: - Hindari fx pencetus seperti:
a. Psikologi Anggur merah
Depresi, hiperaktivitas, euforia, sgt aktif Makanan kaya tiramin (keju,red wine)
berbicara, mudah tersinggung, ngantuk, Makanan yg mengandung nitrat
lemas. Alkohol dan kafein
b. Neurologi - Komplikasi migrein
Fotofobia, sulit konsentrasi, fonofobia, Status migren
dysphasia, hiperosmia, menguap. Migren infarction
c. Konstitusional dan autonomik
Kaku leher, lapar, merasa dingin,
anoreksia, aktv menurun atau tdk sama
sekali, diare atau konstipasi, haus, sering
BAK, retensi cairan
d. Pemeriksaan Fisik
Harus lengkap utk singkirin penyebab spt
ketegangan otot, masalah sinus, gg otak
yg serius.
e. Pemeriksaan Penunjang
MRI dan CT-scan

Tata Laksana
A. Terapi Abortif (saat serangan)
1. Non spesifik
Analgesik sederhana spt aspirin
(4x650 mg), acetaminophen
(4x500mg), ibuprofen (3x800 mg),dll.
2. Spesifik
Ergotamin 2 mg/caffein 100 mg
Derivat triptans
Derivat ergot: dihydroergotamine
Indikasi keberhasilan:
- Derajat serangan berkurang 50%
dlm 2 jam pengobatan
- Tidak ada kambuh atau serangan
ulang dlm 24 jam
- Obat yg diminum sll beri respon yg
sama dlm hlgkan gjla dlm stp
serangan
CLUSTER HEADACHE Tata Laksana
Definisi A. Farmakologi
Sakit kepala jenis promer dg tipe sakit kepala Terapi pada serangan akut:
yg parah, mendadak, berulang di daerah 1. Oksigen (8L/mnt slm 10 mnt/100%)
periorbital unilateral. 2. 5-hydroxytryptamine-1 (5-HT1)
reseptor agonis (ct.Triptans/alkaloid
Etiologi (belum pasti) ergot dg metoklopramid)
Injeksi subkutan, stress, alergi, gg pola tidur, 3. Triptan subkutan lbh efektif (6 mg)
perokok berat, alkohol, dll. 4. Dyhydroergotamine bisa jd agen
pengagal efektif
Patofisiologi 5. Administrasi intranasal lidocaine
1. Hemodinamik tetes (1 mL larutan 10% pd swab di
Dilatasi vaskular→ perubahan sekunder stp lubang hidung slm 5 menit)
u/ neuronal discharge yg primer B. Nonfarmako
2. Saraf trigeminal Pengeblokan saraf dan op saraf ablasif
Berhubungan dg neuronal discharge yg
menyebabkan cluster. Subs P neuron Prognosis
bawa impuls sensori dan motorik dlm CH merupakan masalah seumur hidup.
divisi saraf maksilaris dan opthalmica Akibatnya potensial untuk: serangan berulang,
remisi berkepanjangan.
Klasifikasi
1. Episodik
Tjd stp hari selama 1 minggu- 1 tahun
diikuti remisi tanpa nyeri yg blangsung
bbrp mgu smpai bbrp tahun
2. Kronik
Tjd stp hari selama lbh dr 1 th dengan
tidak adanya remisi atau dengan periode
tanpa nyeri berlgsg <2 mgu

Tanda & Gejala Klinis


- Sakit kepala sangat mendadak, berat,
unilateral wajah, durasi 10 menit -3 jam
per episode, karakter spt “dibor”, seolah
mata didorong keluar, ada fase remisi (2
bulan-2 tahun)
- Lakrimasi/ injeksi konjungtiva
- Hidung tersumbat/ rhinore
- Edema kelopak mata ipsilateral
- Miosis/ ptosis ipsilateral
- Keringat pada dahi dan wajah ipsilateral
- Letih/lemas

PF
Px fisik dan neurologis normal KECUALI
lakrimasi, inj konjungtiva, miosis, dan ptosis
muncul saat serangan

PP
CT Scan dan MRI
TRIGEMINAL NEURALGIA - Trigger zone (timbul saat cuci muka,
cukur, berbicara, sikat gigi)
Definisi - Allodynia pd area percabangan
Nyeri mendadak unilateral, nyeri hebat dan N.trigeminus (trigger zone)
tajam, dengan durasi singkat (beberapa detik). - Nyeri spontan saat meringis atau
Nyeri dapat ditimbulkan saat mencuci muka, bicara
bercukur, merokok, berbicara, dan menyikat - N.kranialis dan saraf lainnya normal
gigi, tp bisa jg spontan, (Trigger Zone).
Pemeriksaan Penunjang
Etiologi CT-scan/ MRI-MR angiografi
1. Idiopatik, kdg berhubungan dg multipel
sklerosis Tata Laksana
2. Kompresi oleh a.serebeli anterior a. Terapi farmako
inferior, tumor, vena, maupun - Obat antikonvulsan
malformasi arterivena (AVM). Carbamazepin (200-1200 mg/hr)
Fenitoin (300-500 mg/hr)
Klasifikasi Oxcarbazepin (300-1800 mg/hr)
1. Atipikal Lamotrigin (100-150 mg/hr)
Disebabkan oleh deliminasi atau - Operasi
inflamasi di N.trigeminal dan atau berhub Percutaneus radiofrequency
dg multipel sklerosis thermocoagulation
2. Tipikal Dekrompesi mikrovaskular (MVD)
o/ krn kompresi N. Trigeminal 0/ kel Percutaneus microcompresion
vaskular, tumor, dll. Irradiasi gamma knife

Patogenesis Prognosis
- Kompresi saraf o/ PD ataupun perubahan Baik bila dapat th/ yg adekuat
fungsi akibat plak multiple sklerosis di
radiks N.trigeminus→ perubahan pd
N.trigeminus → peningkatan eksitabilitas
diserabut saraf aferen N.trigeminus
- Stimulus nosiseptif tidak berbahaya yg tjd
disaraf ttntu yg telah mengalami
perubahan threshold→ depolarisasi dan
cross-excite pada sel yg hipereksitabilitas
- Apabila saraf yg mengalami hal ini
banyak, maka stimulus nosiseptif yg tdk
bahaya akan dipersepsikan sbg nyeri.
- Sel ganglion yg tidak rusak akan
membuat mek pertahanan u/
menghentikan impuls. Mek ini yg
membuat nyeri pada trigeminal
neuralgialis tipikal (hlg timbul). Apabila
kerusakan progresif→ impuls ektopik
terus menerus→ nyeri menetap (atipikal)

Gejala Klinis
- Nyeri mendadak unilateral
- Nyeri hebat dan tajam
- Durasi singkat
KEJANG DEMAM - Kejang demam berlangsung singkat,
Definisi kejang klonik atau tonik-klonik bilateral
Bangkitan kejang yg tjd akibat kenaikan suhu - Srg kali kejang berhenti sendiri
(diatas 38oC). Terjadi TANPA adanya infeksi - Stlh kejang berhenti, anak tidak beri rx
intrakranial, gg metabolik. apapun dlm sejenak
- Stlh bbrp detik atau menit anak
Etiologi terbangun dan sadar kembali tanpa
- Infeksi saluran nafas atas defisit neurologis
- Gastroenteritis (tu o/ campylobacter atau - Peningkatan suhu mendadak >38 derajat
shigella)
- Infeksi saluran kemih
Patofisiologi
- Respon otak imatur thd peningkatan
suhu yg cepat→ kejang
- Adanya febrile seizures susceptibility
genes pd 2 lokus yaitu FEB1 dan FEB2.
Thats why kejang demam lbh srg tjd dlm
1 keluarga
- Mutasi genetik kanal ion Na+
channelopathy dan gaminobutiric acid A
receptor→ kejang demam

Faktor Resiko
1. Faktor demam
Demam yg <2 jam dan >39 derajat
meningkatkan resiko kejang
2. Usia
Anak < 2th resiko lbh besar
3. Riwayat kejang dlm keluarga
4. Faktor perinatal dan pascanatal
Kehamilan pd umur >35 th dan BBLR
meningkatkan resiko kejang demam
5. Faktor vaksinasi/imunisasi
Resiko meningkat pada anak yg
diimunisasi difteri, tetanus, pertusis
(DPT), atau measles-mumps-rubella
(MMR).

Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana (KDS)
Singkat, <15 menit dan umumnya
berhenti sendiri. Kejangnya tonik dan
atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang
tidak berulang dlm 24 jam.
2. Kejang demam kompleks (KDK)
Kejang >15 menit, kejang fokal/parsial 1
sisi, atau kejang umum yg didahului
kejang parsial, atau berulang >1 kali dlm
24 jam.

Tanda dan Gejala EPILEPSI


Definisi - u/ mencari adanya tanda dari gg yg
Bangkitan berulang akibat ada gg fungsi otak berhub dg epilepsi
scr intermitten, yg disebabkan o/ lepas - px neurologi lengkap
muatan listrik abN dan berlebihan di neuron
scr paroksismal. Pemeriksaan Penunjang
a. px Lab
Etiologi b. DI, elektrolit, LED, fungsi liver dan ginjal
1. Idiopatik c. BGA, dll
Tdk ada les struktural di otak atau defisit d. EEG
neurologis. Berhub dg genetik e. Radiologi (Ctscan & MRI)
2. Kriptogenik
Dianggap simptomatik tp penyebabnya Tata Laksana
blm diketahui - OAE diberi bila:
3. Simptomatik a. Diagnosis epilepsi sudah dipastikan
Didpt kelainan/lesi struktural pd otak b. Fx pencetus bangkitan dpt dihindari
(mis cedera kepala, inf SSP, kel (misal:alkohol,stress, krg tidur)
kongenital, tumor otak, dll) c. Tdpt min 2 bangkitan dlm setahun
d. Penderita & keluarga sdh dijlskan
Klasifikasi tujuan pengobatan dan Esnya
1. Epilepsi fokal - Penghentian OAE
Bangkitan yg dimulai dr fokus terlokalisir a. Setelah min 2 tahun bebas bangkitan
diotak dan saat serangan tdk ada b. Gb EEG normal
gangguan kesadaran c. Dilakukan bertahap, pd umumnya
2. Epilepsi umum 25% dosis semula, stp bulannya dlm
Tjd pada daerah yg lebih luas pd kedua jangka waktu 3-6 bulan
belahan otak dan saat serangan ada d. Bila digunakan >1 OAE, penghentian
gangguan kesadaran dimulai dr 1 OAE yg bukan utama

Patofisiologi
Ada 2 mek utama:
1. Meningkatnya fx eksitasi
2. Menurunnya fx inhibisi
Melibatkan proses biokimiawi:
- Intabilitas membran sel saraf shg sel
saraf mudah aktif
- Neuron hipersensitif dg ambang
kemampuan u/ melepaskan muatan
menurun, shg jk terpicu akan lepasin
muatan yg berlebihan
- Kelainan polarisasi (polarisasi
berlebihan, hipolarisasi, dan selang
waktu dlm repolarisasi) yg disebabkan
o/ kelebihan ach atau def GABA
- Ketdkseimbangan ion yg ubah
keseimbangan asam-basa yg ganggu
homeostasis kimiawi→ kelainan dlm
depolarisasi neuron→ kelebihan
neurotransmitter eksitatorik dan
penurunan neurotransmitter inhibitorik

Pemeriksaan Fisik TETANUS


- Spasme otot lating dan
Definisi pnpasan bisa gg menelan,
Disebabkan o/ eksotoksin yg dihslkan o/ asfiksia, sianosis
clostridium tetani yg ditandai dg - Retensi urin krn spasme
peningkatan kekakuan umum dan kejang sphincter kndg kemih
otot rangka. - berat→ takikardi,
hipertensi labil, banyak
Etiologi keringat, panas tinggi.
Clostridium tetani (gram + dan anaerob). 2. Tetanus lokal
Kuman ini memproduksi 2 macam - Ringan, gb klinis tdk khas
eksotoksin (tetanospasmin & tetanolisin). - Bentuk tetanus brp nyeri,
Tetanospasmin bisa buat kejang, kekakuan otot pd bagian
rigiditasm spasme otot. Tetanolisin bisa proksimal dr tempat luka
buat lisis sel darah merah. 3. Bentuk cephalic
- Varian tetanus lokal
Patofisiologi - Gejala brp disfungsi N kranial
Tetanus bisa tjs jika terkontaminasi spora (3,4,7,9,10,11)
→ spora bisa jd bentuk vegetatif bila - Luka mengenai mata, kulit
kead memungkinkan (anaerob) dan akan kepala, muka, telinga, otitis dlm
keluarin eksotoksin yg menyebar ke bbrp hr bahkan berbulan-bulan
semua bagian tubuh mll peredaran darah
dan sist limpa→ gg inhibisi presinaptik→ Diagnosis
cegah keluarnya neurotransmiter inhibisi 1. Gejala klinis: kejang tetanic, trismus,
(GABA) dan glisin→ eksitasi terus dysphagia, risus sardonicus (sardonic
menerus dan spasme smile)
2. Riwayat luka yg sesuai dg masa inkubasi
Manifestasi klinis 3. Kultur C, tetani (+)
Masa inkubasi 3-21 hari
1. Tetanus umum Tata Laksana
- Plg sering dan berhub dg luka yg A. Umum
luas dan dalam - Merawat dan bersihkan luka
- Timbul kekakuan otot scr - Diet cukup kalori dan protein
mendadak brp: - Isolasi u/ hindari rangsang
a. Trismus(kekakuan pd rahang - Oksigen, pernafasan buatan dan
→ mulut sukar buka) dan lock trachcostomi bila perlu
jaw - Mengatur keseimbangan cairan &
b. Kaku leher sampai elektrolit
opisthotonus (kaku pd leher - Ps yg dirawat di RS sebaiknya
dan punggung saat fleksi) dipisahkan dg ps lain
c. “rhisus sardonicus” → alis B. Farmako
tertarik keatas, sudut mulut 1. Antibiotik (metronidazole 500 mg)
tertarik keluar dan kebawah, 2. Antitoksin (human tetanus Ig 3000-
bibir tertekan kuat pd gigi) 6000 U)
d. Dalam 24-48 jam dr kekakuan 3. Tetanus toksoid
otot jd menyeluruh sampai 4. Anti kejang
ke ekstremitas
- Kejang umum tonik scr Komplikasi
spontan/rgsg min a. Sistem pernafasan: asfiksia, aspirasi
- Kesadaran baik pneumonia
b. Sistem KV: aktivitas simpatis yg
meningkat (takikardi, HT, vasokonstriksi
perifer dan rgsg miokardium)
c. Sistem tulang dan otot: perdarahan dlm
otot dan fraktura columna vertebralis
akbt kejang terus
d. Lain: laserasi lidah, decubitus, panas yg
tinggi.

Prognosis
Dipengaruhi oleh :
masa inkubasi (jelek bila < 7 hr),
umur(jelek pd neonatus)
onset kejang (jelek <7 hr)
RABIES - Parestesia atau nyeri terlokalisir
- Disfagia
Definisi
Penyakit virus yg menyerang SSP. Virus Stadium
biasanya ditransmisikan mll gigitan hewan yg 1. Stadium prodormal
terinfeksi, transplantasi kornea dr donor yg Demam, malaise, mual, rasa nyeri
terinfeksi dan inhalasi virus. tenggorok slm bbrp hari
2. Stadium sensoris
Etiologi Nyeri atau panas pd tempat bekas
Virus RNA yg tergolong family Rhabdoviridae gigitan, diikuti rs cemas dan rx berlebihan
dan genus Lyssavirus. Bersifat neurotropik. thd rgsg sensorik
3. Stadium eksitasi
Patofisiologi Tonus otot serta aktivitas simpatis
Gigitan hewan penular rabies atau akibat meningkat dg munculnya gjla
kontak langsung dg selaput mukosa→ Gp dr hiperhidrosis, hipersalivasi,
virus akan berikatan dg reseptor nikotinik hiperlakrimasi, dan dilatasi pupil.
(reseptor Ach) pd perm sel saraf manusia→ Gejala yg sangat khas adalah munculnya
virus bereplikasi pd tempat inokulasi→ macam2 fobi (hidrofobi, kontraksi otot
menyebar scr sentripetal mll sel saraf motorik faring dan pernafasan)
dan sensorik mnuju SSP dg V=100 mm/hr→ 4. Stadium paralisis
inf btg otak, diensefalon, dan hipokampus→ Kasus tanpa disertai gejala eksitasi,
setelah sampai di SSP, virus mnyebar scr melainkan paresis otot yg bersifat
sentrifugal mnju multiorgan mll susunan saraf progresif. Hal ini tjd krn gg saraf sumsum
somatik dan autonom tu melibatkan jalur tlg blkng
parasimpatis. Organ yg terlibat (kel.ludah,
kornea, kulit, jtg, pankreas, medulla adrenalis) Pemeriksaan Fisik
→ adanya infiltrat perineural dan perivaskular Instabilitas autonom:
sel mononuklear, degenerasi sel ganglion, Demam, takikardia, HT, dilatasi pupil anisokor,
neuronofagia, nekrosis seluler. Lesi vaskular Facial palsy, midriasis, lakrimasi, hipersalivas,
(trombosis dan pdrahan) ditemukan tu pd perspirasi, hipotensi postural, delirium,
batang otak,hipotalamus, dan sist limbik. stupor, koma

Klasifikasi Pemeriksaan Penunjang


1. Rabies furious 1. Deteksi Ag viral
- Gejala khas: trias spasme otot Dengan ELISA dan tes imunohistokimia
inspirasi, laringospasme yg nyeri, dan dg imunofluoresens
terror (ketakutan utk menelan) 2. Isolasi virus
- Refleks dpt muncul jg dg rgsg udara 3. Deteksi RNA virus (dg RT-PCR)
(aerofobia). Dpt disertai dg ekstensi
punggung dan lengan dan dpt Diagnosis
berakhir pd kejang generalisata atau Diklasifikasikan:
cardiorespiratory arrest - Suspect: kasus dg definisi klinis sesuai
2. Rabies paralitik - Probable: kasus suspek dg riw kontak
- Stlh st prodromal, paralisis flaccid tjd hewan suspek rabies
biasanya pd ekstremitas yg digigit - Confirmed: kasus suspek/probable yg
kemudia ascends dikonf dg px lab
Tanda klasik dr keterlibatan otak akibat
Tanda dan Gejala hidrofobia atau aerofobia disertai dg agitasi,
- Demam konfusi, tanda disfungsi otonom. Spasme otot
- Konfusi atau delirium inspirasi dpt muncul spontan.
- Agitasi atau agresivitas
MRI (gb abN brp hipersinyal ringan pd T2
meliputi btg otak, hipokampus, white &grey
matter)

Komplikasi
- Peningkatan intrakranial
- Aritmia
- Kejang
- Gagal nafas
- GGA
- Gagal jantung kongestif
- Koma
- Pdrahan GI

Tata Laksana
- Beri vaksin rabies intradermal
- Beri serum antirabies u/ pghentian
proses inf
- Beri immunoglobulin HRIG 20 IU/kg
- Beri ribavirin dan IFN alfa scr IV dan
intraventrikuler
- Perawatan pd ruangan isolasi u/ hindari
penularan

Prognosis
Jelek, biasa diakhiri dg kematian

Anda mungkin juga menyukai