Tata Laksana
A. Terapi Abortif (saat serangan)
1. Non spesifik
Analgesik sederhana spt aspirin
(4x650 mg), acetaminophen
(4x500mg), ibuprofen (3x800 mg),dll.
2. Spesifik
Ergotamin 2 mg/caffein 100 mg
Derivat triptans
Derivat ergot: dihydroergotamine
Indikasi keberhasilan:
- Derajat serangan berkurang 50%
dlm 2 jam pengobatan
- Tidak ada kambuh atau serangan
ulang dlm 24 jam
- Obat yg diminum sll beri respon yg
sama dlm hlgkan gjla dlm stp
serangan
CLUSTER HEADACHE Tata Laksana
Definisi A. Farmakologi
Sakit kepala jenis promer dg tipe sakit kepala Terapi pada serangan akut:
yg parah, mendadak, berulang di daerah 1. Oksigen (8L/mnt slm 10 mnt/100%)
periorbital unilateral. 2. 5-hydroxytryptamine-1 (5-HT1)
reseptor agonis (ct.Triptans/alkaloid
Etiologi (belum pasti) ergot dg metoklopramid)
Injeksi subkutan, stress, alergi, gg pola tidur, 3. Triptan subkutan lbh efektif (6 mg)
perokok berat, alkohol, dll. 4. Dyhydroergotamine bisa jd agen
pengagal efektif
Patofisiologi 5. Administrasi intranasal lidocaine
1. Hemodinamik tetes (1 mL larutan 10% pd swab di
Dilatasi vaskular→ perubahan sekunder stp lubang hidung slm 5 menit)
u/ neuronal discharge yg primer B. Nonfarmako
2. Saraf trigeminal Pengeblokan saraf dan op saraf ablasif
Berhubungan dg neuronal discharge yg
menyebabkan cluster. Subs P neuron Prognosis
bawa impuls sensori dan motorik dlm CH merupakan masalah seumur hidup.
divisi saraf maksilaris dan opthalmica Akibatnya potensial untuk: serangan berulang,
remisi berkepanjangan.
Klasifikasi
1. Episodik
Tjd stp hari selama 1 minggu- 1 tahun
diikuti remisi tanpa nyeri yg blangsung
bbrp mgu smpai bbrp tahun
2. Kronik
Tjd stp hari selama lbh dr 1 th dengan
tidak adanya remisi atau dengan periode
tanpa nyeri berlgsg <2 mgu
PF
Px fisik dan neurologis normal KECUALI
lakrimasi, inj konjungtiva, miosis, dan ptosis
muncul saat serangan
PP
CT Scan dan MRI
TRIGEMINAL NEURALGIA - Trigger zone (timbul saat cuci muka,
cukur, berbicara, sikat gigi)
Definisi - Allodynia pd area percabangan
Nyeri mendadak unilateral, nyeri hebat dan N.trigeminus (trigger zone)
tajam, dengan durasi singkat (beberapa detik). - Nyeri spontan saat meringis atau
Nyeri dapat ditimbulkan saat mencuci muka, bicara
bercukur, merokok, berbicara, dan menyikat - N.kranialis dan saraf lainnya normal
gigi, tp bisa jg spontan, (Trigger Zone).
Pemeriksaan Penunjang
Etiologi CT-scan/ MRI-MR angiografi
1. Idiopatik, kdg berhubungan dg multipel
sklerosis Tata Laksana
2. Kompresi oleh a.serebeli anterior a. Terapi farmako
inferior, tumor, vena, maupun - Obat antikonvulsan
malformasi arterivena (AVM). Carbamazepin (200-1200 mg/hr)
Fenitoin (300-500 mg/hr)
Klasifikasi Oxcarbazepin (300-1800 mg/hr)
1. Atipikal Lamotrigin (100-150 mg/hr)
Disebabkan oleh deliminasi atau - Operasi
inflamasi di N.trigeminal dan atau berhub Percutaneus radiofrequency
dg multipel sklerosis thermocoagulation
2. Tipikal Dekrompesi mikrovaskular (MVD)
o/ krn kompresi N. Trigeminal 0/ kel Percutaneus microcompresion
vaskular, tumor, dll. Irradiasi gamma knife
Patogenesis Prognosis
- Kompresi saraf o/ PD ataupun perubahan Baik bila dapat th/ yg adekuat
fungsi akibat plak multiple sklerosis di
radiks N.trigeminus→ perubahan pd
N.trigeminus → peningkatan eksitabilitas
diserabut saraf aferen N.trigeminus
- Stimulus nosiseptif tidak berbahaya yg tjd
disaraf ttntu yg telah mengalami
perubahan threshold→ depolarisasi dan
cross-excite pada sel yg hipereksitabilitas
- Apabila saraf yg mengalami hal ini
banyak, maka stimulus nosiseptif yg tdk
bahaya akan dipersepsikan sbg nyeri.
- Sel ganglion yg tidak rusak akan
membuat mek pertahanan u/
menghentikan impuls. Mek ini yg
membuat nyeri pada trigeminal
neuralgialis tipikal (hlg timbul). Apabila
kerusakan progresif→ impuls ektopik
terus menerus→ nyeri menetap (atipikal)
Gejala Klinis
- Nyeri mendadak unilateral
- Nyeri hebat dan tajam
- Durasi singkat
KEJANG DEMAM - Kejang demam berlangsung singkat,
Definisi kejang klonik atau tonik-klonik bilateral
Bangkitan kejang yg tjd akibat kenaikan suhu - Srg kali kejang berhenti sendiri
(diatas 38oC). Terjadi TANPA adanya infeksi - Stlh kejang berhenti, anak tidak beri rx
intrakranial, gg metabolik. apapun dlm sejenak
- Stlh bbrp detik atau menit anak
Etiologi terbangun dan sadar kembali tanpa
- Infeksi saluran nafas atas defisit neurologis
- Gastroenteritis (tu o/ campylobacter atau - Peningkatan suhu mendadak >38 derajat
shigella)
- Infeksi saluran kemih
Patofisiologi
- Respon otak imatur thd peningkatan
suhu yg cepat→ kejang
- Adanya febrile seizures susceptibility
genes pd 2 lokus yaitu FEB1 dan FEB2.
Thats why kejang demam lbh srg tjd dlm
1 keluarga
- Mutasi genetik kanal ion Na+
channelopathy dan gaminobutiric acid A
receptor→ kejang demam
Faktor Resiko
1. Faktor demam
Demam yg <2 jam dan >39 derajat
meningkatkan resiko kejang
2. Usia
Anak < 2th resiko lbh besar
3. Riwayat kejang dlm keluarga
4. Faktor perinatal dan pascanatal
Kehamilan pd umur >35 th dan BBLR
meningkatkan resiko kejang demam
5. Faktor vaksinasi/imunisasi
Resiko meningkat pada anak yg
diimunisasi difteri, tetanus, pertusis
(DPT), atau measles-mumps-rubella
(MMR).
Klasifikasi
1. Kejang demam sederhana (KDS)
Singkat, <15 menit dan umumnya
berhenti sendiri. Kejangnya tonik dan
atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang
tidak berulang dlm 24 jam.
2. Kejang demam kompleks (KDK)
Kejang >15 menit, kejang fokal/parsial 1
sisi, atau kejang umum yg didahului
kejang parsial, atau berulang >1 kali dlm
24 jam.
Patofisiologi
Ada 2 mek utama:
1. Meningkatnya fx eksitasi
2. Menurunnya fx inhibisi
Melibatkan proses biokimiawi:
- Intabilitas membran sel saraf shg sel
saraf mudah aktif
- Neuron hipersensitif dg ambang
kemampuan u/ melepaskan muatan
menurun, shg jk terpicu akan lepasin
muatan yg berlebihan
- Kelainan polarisasi (polarisasi
berlebihan, hipolarisasi, dan selang
waktu dlm repolarisasi) yg disebabkan
o/ kelebihan ach atau def GABA
- Ketdkseimbangan ion yg ubah
keseimbangan asam-basa yg ganggu
homeostasis kimiawi→ kelainan dlm
depolarisasi neuron→ kelebihan
neurotransmitter eksitatorik dan
penurunan neurotransmitter inhibitorik
Prognosis
Dipengaruhi oleh :
masa inkubasi (jelek bila < 7 hr),
umur(jelek pd neonatus)
onset kejang (jelek <7 hr)
RABIES - Parestesia atau nyeri terlokalisir
- Disfagia
Definisi
Penyakit virus yg menyerang SSP. Virus Stadium
biasanya ditransmisikan mll gigitan hewan yg 1. Stadium prodormal
terinfeksi, transplantasi kornea dr donor yg Demam, malaise, mual, rasa nyeri
terinfeksi dan inhalasi virus. tenggorok slm bbrp hari
2. Stadium sensoris
Etiologi Nyeri atau panas pd tempat bekas
Virus RNA yg tergolong family Rhabdoviridae gigitan, diikuti rs cemas dan rx berlebihan
dan genus Lyssavirus. Bersifat neurotropik. thd rgsg sensorik
3. Stadium eksitasi
Patofisiologi Tonus otot serta aktivitas simpatis
Gigitan hewan penular rabies atau akibat meningkat dg munculnya gjla
kontak langsung dg selaput mukosa→ Gp dr hiperhidrosis, hipersalivasi,
virus akan berikatan dg reseptor nikotinik hiperlakrimasi, dan dilatasi pupil.
(reseptor Ach) pd perm sel saraf manusia→ Gejala yg sangat khas adalah munculnya
virus bereplikasi pd tempat inokulasi→ macam2 fobi (hidrofobi, kontraksi otot
menyebar scr sentripetal mll sel saraf motorik faring dan pernafasan)
dan sensorik mnuju SSP dg V=100 mm/hr→ 4. Stadium paralisis
inf btg otak, diensefalon, dan hipokampus→ Kasus tanpa disertai gejala eksitasi,
setelah sampai di SSP, virus mnyebar scr melainkan paresis otot yg bersifat
sentrifugal mnju multiorgan mll susunan saraf progresif. Hal ini tjd krn gg saraf sumsum
somatik dan autonom tu melibatkan jalur tlg blkng
parasimpatis. Organ yg terlibat (kel.ludah,
kornea, kulit, jtg, pankreas, medulla adrenalis) Pemeriksaan Fisik
→ adanya infiltrat perineural dan perivaskular Instabilitas autonom:
sel mononuklear, degenerasi sel ganglion, Demam, takikardia, HT, dilatasi pupil anisokor,
neuronofagia, nekrosis seluler. Lesi vaskular Facial palsy, midriasis, lakrimasi, hipersalivas,
(trombosis dan pdrahan) ditemukan tu pd perspirasi, hipotensi postural, delirium,
batang otak,hipotalamus, dan sist limbik. stupor, koma
Komplikasi
- Peningkatan intrakranial
- Aritmia
- Kejang
- Gagal nafas
- GGA
- Gagal jantung kongestif
- Koma
- Pdrahan GI
Tata Laksana
- Beri vaksin rabies intradermal
- Beri serum antirabies u/ pghentian
proses inf
- Beri immunoglobulin HRIG 20 IU/kg
- Beri ribavirin dan IFN alfa scr IV dan
intraventrikuler
- Perawatan pd ruangan isolasi u/ hindari
penularan
Prognosis
Jelek, biasa diakhiri dg kematian