Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PPRODUKSI TANAMAN INDUSTRI


ACARA I
“TEKNIK PEMBUATAN PENGAJIRAN TANAMAN PERKEBUNAN
KOPI”

Disusun oleh:
Nama : Ikmal Aziz
Npm : E1J018047
Shift : C1
Hari/jam : Senin, 0.8.00-12.00 WIB
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Prasetyo, MS.
Coass : Kurnia Aulia (E1J017030)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang


Pengajiran merupakan suatu langkah lanjutan dalam pembukaan lahan pada suatu
areal yang akan diusahakan/ ditanam dengan tanaman perkebunan/ kehutanan. Dengan
adanya pengajiran maka akan diperoleh barisan tanaman lurus pada lahan-lahan datar atau
agak miring dan atau barisan kontur pada lahan yang bergelombang atau berbukit. Dalam
pengajiran terdapat banyak cara dan teknik berdasarkan jenis komoditi yang akan ditanam
dan jarak tanam tertentu.
Dalam sistem pertanian yang baik dan benar, jarak tanam sangat penting
diperhatikan dan dilaksanakan dilapangan, jarak tanam sangat berkaitan dengan hasil
produksi tanaman . Cara untuk mengatur jarak tanam agar rapi,lurus dan teratur adalah
dengan menggunakan cara mengajir , dan tempat yang yang diletakkan ajir ini yang akan
dilobang dan digunakan untuk tempat tanam tanaman. Pengajiran adalah langkah lanjutan
dalam pembukaan lahan pada suatu areal yang akan diusahakan/ ditanam dengan tanaman
perkebunan/kehutanan
Manfaat pengajiran sangatlah banyak dan berpngaruh terhadap petani, dan ada
kaitannya dengan hasil. Kerapatan tanaman merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi tingkat produksi tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan
dengan keadaan topografi areal yang akan kita tanami.Pengajiran ada dasarnya
pemancangan untuk meluruskan dan mengatur ketentuan jarak tanaman, maka pengajiran
perlu dilakukan.
Pengajiran dan pencegahan erosi di lahan miring.Pengajiran di lahan berbukit atau
curam sebaiknya mengikuti garis kontur. Upaya pencegahan erosi di lahan miring harus
dilakukan baik secara mekanis maupun biologis atau kombinasi keduanya. Pencegahan
erosi secara mekanis berupa teras. Teras dapat berupa teras kontinu seperti teras Bangku
atau teras individual Penggunaan teras bangku lebih efektif dalam mengendalikan erosi
tetapi biayanya lebih mahal (Wibawa, G at all,2011).

1.2. Tujuan Praktikum


Memahami dan terampil melakukan pengajiran agar memperoleh pertanaman yang
lurus/teratur letaknya dari berbagai sudut baik pada lahan datar maupun agak miring.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengajiran sangat penting dilakukan dalam pembukaan lahan, tujuan atau fungsi
pengajiran ini yakni untuk mendapatkan tanaman yang rapi, barisan yang rapi lurus. Baik
pada lahan datar atau pun miring. Inilah cara yang dilakukan agar memudahkan penanaman
dalam area yang miring dan tidak rata. Dengan adanya ajir,maka tanaman akan dibuat lurus
dengan 1 titik Ajir Induk. Mempermudah kita dalam merawat tanaman, mengatur cahaya yang
masuk apakah sudah cukup atau akan saling terlindungi karena daun atau tajuk tanaman sudah
bertemu.
Berdasarkan Pusat Pelatihan Pertanian (2015), pengajiran sangat berhubungan dengan
penetuan jarak tanam. Jarak tanam menentukan populasi. Semakin rapat jarak tanamnya
semakin banyak populasinya. Pada kondisi seperti ini kemungkinan terjadinya persaingan
semakin besar dalam hal mendapatkan faktor-faktor tumbuh (CO2, cahaya, air dan hara).
Akan tetapi, dengan jarak tanam yang lebar populasinya semakin sedikit, tidak efisien dalam
pemanfaat lahan, terjadi kebocoran energi matahari, tanah terbuka sehingga memacu
pertumbuhan gulma terutama gulma berdaun sempit. Oleh karena itu jarak tanam harus diatur
untuk mendapatkan populasi yang optimun sehingga diperoleh hasil yang maksimum.
Kerapatan tanaman merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tingkat produksi
tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan topografi areal yang
akan kita tanami. Susunan penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran genjang atau
segitiga sama sisi. Pengajiran perlu dilakukan dalam penanaman tanaman perkebunan, dalam
pengajiran ajir induk tidak boleh dicabut sebelum pembuatan lubang dan pengajiran kedua
selesai.Jarak ajir induk merupakan kelipatan jarak tanamnya dan disesuaikan dengan ukuran
yang telah dibuat.Ajir induk sangat penting untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai
dibuat (Pahan, 2011).
Menurut Pahan (2010) pengajiran dilakukan segera setelah lahan dibersihkan,
dilanjutkan dengan pengajiran untuk menentukan titik penggalian lobang tanaman sesuai
dengan jarak tanam yang direncanakan. Prasetyo et all (2016) menyebutkan bahwa pengajiran
sebaiknya dimulai ditengah-tengah dan dibagian kebun yang tertinggi, sehingga bila ada
kesalahan atau kurang tepat dalam pengukuran dihilangkan di tepi batas-batas kebun, sungai
dan jalan. Tujuan dari pengajiran adalah untuk memperoleh pertanaman yang lurus/teratur
letaknya dari berbagai sudut baik pada lahan datar maupun lahan agak miring. Pengajiran
dilakukan setelah pembukaan lahan selesai, dan setelah ditentukan jarak tanamnya. Pengajiran
kemudian dilaksanakan. Barisan-barisan karet yang akan terbentuk ada dua macam yaitu:
- Barisan lurus, yaitu pada lahan-lahan datar atau agak miring.
- Barisan kontur, yaitu pada lahan yang bergelombang atau berbukit
Dasar pemancangan ajir adalah untuk menandai tempat lubang tanaman dengan
ketentuan jarak tanaman. Ada dua cara pemancangan ajir sebagai tempat titik tanam, yaitu
pertama pada areal lahan yang relatif datar/landai (kemiringan antara 0 – 8%) jarak tanam
berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat berjarak sesuai jarak tanam. Kedua pada
areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% - 15%) jarak tanam disesuaikan
dengan lebar teras -teras yang diatur bersambung setiap 1,25 m (penanaman secar a kontur).
Jarak tanam bergantung pada kesuburan tanah. Semakin subur tanah tersebut maka jarak
tanam semakin lebar (Kemendikbud, 2017).
Bahan dan peralatan yang digunakan dalam pengajiran terdiri atas meteran (30 m),
kompas (atau teodolit), ajir utama (2 – 2,5 m) dan ajir (1 – 1,25 m), bendera, parang dan tali.
Untuk perkebunan rakyat, tidak menggunakan kompas (apa lagi teodolit), tetapi biasanya
mengandalkan meteran dan tali dalam menetapkan garis utama yang selanjutnya
mengandalkan mata untuk melihat kelurusan barisan ajir. Untuk penentuan titik ajir secara
cepat dan praktis, dapat menggunakan tali sepanjang 18 m yang dipasangi pasak di masing-
masing ujung dan di titik pertengahannya sehingga jarak antar pasak menjadi 9 m (Chairul,
2008).
Ajir induk sangatlah penting sebagai titik atau patokan ke segala arah ajir. Ajir induk
untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai dibuat. Ajir induk pada umumnya diletakkan
pada posisi yang selalu terlihat biarpun kita memandang dari arah yang berlawanan atau
berbeda , sebut saja kita memandang pada daerah yang rendah. Ajir induk dibuat tinggi.
Fungsinya adalah untuk memudahkan kita dalam pengukuran dan penglihatan dari jarak jauh
(Risza,2010).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Pelaksanaan praktikum dilakukan secara mandiri di tempat tinggal masing-masing,
karen sedang dalam masa pandemi Covid 19. Praktikum dilaksanakan di desa Makarti
Jaya, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan.

3.2 Bahan dan Alat


Meteran, kompas, tali pancang, tali rafia, tongkat ajir induk, dan tongkat ajir
kecil/biasa.

3.3 Cara Kerja


Berikut langkah-langkah dalam pengajiran lahan untuk tanaman perkebunan kopi
dengan dengan menggunakan sistem jarak tanam pagar dengan jarak tanam 2,5 m x 2,5
m.
1. membuat ajir induk (dengan menggunakan BTM/Theodolit) :
a. Menentukan arah Barat-Timur (BT) dan Utara-Selatan (US) dan keduanya berpotongan
tegak lurus.
b. Menentukan titik A untuk awal mulai pekerjaan, selanjutnya Ukur AC = CD = 7,5 m
pada arah BT, dan AG = GH = 7,5 m menurut arah US
c. Membuat garis a dan b tegak lurus pada BT di C dan D demikian pula p dan q tegak
lurus pada US di G dan H
d. Garis a memotong p dan q di F dan I, sedangkan b di E dan J.
e. Secara sama membuat petak-petak seperti ACFG, CDEF, GHIF, dan IFEJ bagi seluruh
areal yang akan ditangani.
Dalam pembuatan petak selanjutnya tidak memerlukan BTM, cukup berpedoman
pada ajir induk yang telah ada. Titik A, C, D, E, F, G, H, I dan J disebut ajir induk atau ajir
pokok dan dipasangi dengan Ajir yang ukurannya lebih besar dan diberi cat warna yang
mencolok (merah).
2. Pembuatan petak sesuai dengan jarak tanam, contoh : ACFG
a. Ukur menurut arah GF, jarak 2,5 m, dengan titik F1 demikian juga AC dengan titik A1
b. Ukur menurut arah CF jarak 2,5 m dengan titik C1 demikian juga AG dengan titik G1.
H I q J

a b

f
f1
G p E

c1

g1

A a1 C D
c. Titik-titik A1 dan F1, A2 dihubungkan dengan tali, tali ditarik dengan kencang agar
diperoleh garis yang lurus.
d. Titik-titik G1 dan C1 dihubungkan dengan tali, tali G1 dan C1 ditarik dengan kencang.
Tali G1 C1 akan memotong tali A1 dan F1 dan pada titik potong tersebut ditancapkan
sebuah ajir.
e. Tali bekas penghubung antara titik G1 dan C1 dipindahkan untuk menghubungkantitik
yang juga akan memotong A1 F1 dengan cara sama pada setiap titik potong tersebut
ditancapkan sebuah ajir.
f. Cara-cara tersebut diulang sampai semua petak terisi.
Ajir induk tidak boleh dicabut sebelum pembuatan lubang dan pengajiran kedua
selesai. Jarak ajir induk merupakan kelipatan jarak tanamnya dan disesuaikan dengan
ketajaman mata si pelaksana. Ajir induk sangat penting untuk meluruskan kembali setelah
lubang selesai dibuat.
Pengajiran sebaiknya dimulai di tengah-tengah dan dibagian kebun yang tertinggi,
sehingga bila ada kesalahan atau kurang tepat dalam pengukuran dihilangkan di tepi dan
batas-batas kebun, sungai dan jalan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
Pengajiran merupakan salah satu langkah pembukaan lahan pada suatu areal yang akan
diusahakan / ditanam dengan tanaman perkebunan. Kegiatan pengajiran dilakukan untuk
mempermudah dalam teknis penanaman tanaman perkebunan. Dengan melakukan
pengajiran maka akan diperoleh barisan tanaman yang lurus pada berbagai jenis kondisi
lahan, membuat jarak antar tanaman tetap rapi, mempermudah pengamatan,
pemeliharaan, jalan ransportasi produksi, bahan alat dan memudahkan dalam hal
pemanenan produk.
Pada praktikum penggajiran lahan ini, kami mempelajari dan mencoba untuk
melakukan tahapan-tahapan dalam pengajiran secara langsung di lapangan. Alat dan
bahan yang perlu disiapkan sebelum memulai pengajiran adalah kompas, siku-siku, ajir
induk, ajir kecil/anak ajir, meteran dan tali rafia beserta kelompok terdiri dari 5 orang.
Teknik pengajiran dilakukan dengan menentukan koordinat titik tengah dan dipasang
ajir induk sepanjang 2-3 meter, dicat warna dan diberi bendera. Namun, dalam praktikum
mandiri ini karena terbatasnya sarana dan prasarana, peralatan yang digunakan sederhana
saja. Ajir induk ini sangatlah penting sebagai titik atau patokan ke segala arah ajir.
Fungsinya adalah untuk memudahkan kita dalam pengukuran dan penglihatan dari jarak
jauh. Ajir induk untuk menentukan awal pengerjaan, penentuan jarak tanam dan
meluruskan kembali setelah lubang selesai dibuat.
Penentuan titik tengah untuk pengajiran harus dimulai ditengah-tengah dan dibagian
kebun yang tertinggi dan memiliki kontur lahan datar, sehingga mempermudah dalam
meluruskan ajir ke segala arah. Namun ketentuan diatas tidak mutlak, artinya penentuan
titik tengah bisa menyesuaikan dengan kondisi dan topografi lahan atau boleh agak
tengah.
Langkah selanjutnya adalah menentukkan arah mata angin dengan bantuan kompas.
Kemudian dari ajir induk dititik tengah, tarik lurus tali ke masing-masing arah mata angin
(BT-US) sesuai kelipatan jarak tanam dan jarak pandang dari pengukur, disetiap ujung
tali dipasang ajir induk juga. Jarak tanam tanaman kopi adalah 2,5m x 2,5m, kelipatannya
adalah 5m, 7,5m, 10m, 12,5m, 15m, dsb. Berikutnya adalah rentangkan tali dari sudut ke
sudut melewati ajir induk diujung mata angin sampai sudut tali membentuk petak.
Setelah selesai menentukkan dan memasang ajir induk di titik tengah, di titik mata
angin dan sudut. Langkah selanjutnya adalah menentukan titik lubang tanam sesuai jarak
tanam untuk kemudian ditandai dengan anak ajir/ajir kecil. Anak ajir dipasang di setiap
2,5m pada tanaman kopi, dari titik awal ajir induk ke masing-masing arah mata angin.
Setelah semua anak ajir terpasang, pasang tali rafia untuk menghubungkan antar titik
lubang tanam dari anak ajir (Utara-Selatan dan Barat-Timur). Dari pemasangan tali ini,
akan ditemui perpotongan antar tali, titik potong ini adalah titik lubang tanam dan
kemudian dipasang anak ajir. Setelah semua anak ajir terpasang dan titik lubang tanam
diketahui, lakukan pengecekan apakah pengajiran yang dilakukan lurus atau tidak. Ulangi
cara-cara tersebut pada petakkan yang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa pengajiran
sangat perlu dilakukan untuk efisiensi dan efektifitas pemanfaatan lahan, dimana melalui
pengajiran akan benyak memberi manfaat seperti memperoleh pertanaman yang lurus dan
rapi, sehingga memudahkan dalam kontrol, panen, transportasi dan perawatannya.

5.2. Saran
Sebelum memulai pengajiran harus mempersiapkan alat yang memadai untuk
menunjang proses kegiatan praktikum agar lebih optimal. Diharapkan untuk kegiatan
praktikum selanjutnya dilakukan bersama sama di satu lahan yang lebih luas agar para
praktikan dapat lebih memahami proses kegiatan praktikum, dan para praktikan tidak
kesulitan mencari peralatan dan lapangan yang akan digunakan sebagai lahan praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Chairul, H. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 untuk SMK Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2005. Pedoman Budidaya Yang Baik Untuk Tanaman Karet
(Good Agriculture practices for Rubber). Departemen Pertanian, Jakarta.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2017. Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan
Bab Iii Persiapan Lahan Tanaman Perkebunan. Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan KEMENDIKBUD. Jakarata
Pahan, I. 2010. Panduan lengkap Kelapa sawit. Managemen Agribisnis dari hulu hingga
hilir.Penebar Swadaya, Jakarta.
Pahan, I. 2011. Panduan lengkap Kelapa sawit.Managemen Agribisnis dari hulu hingga
hilir.Penebar Swadaya, Jakarta.
Prasetyo, dkk. 2021. Penuntun praktikum Budidaya Tanaman Tahunan. Laboratorium
Agronomi UNIB, Bengkulu.
Pusat Pelatihan Pertanian. 2015. Pelatihan Teknis Budidaya Jagung Bagi Penyuluh Pertanian
Dan Babinsa. http://www.pertanian.go.id/pajale2015/h1.1.JARAK%20TANAM.pdf Diakses
15 Maret 2021
Wibawa, G. Et all.2000. Alternatif Pengembangan Perkebunan Karet Rakyat dengan Pola
Wanatani.Proceeding lokakarya dan ekspose teknologi perkebunan.Buku I. Model
peremajaan karet rakyat secara swadaya. AP2I.

Anda mungkin juga menyukai