Anda di halaman 1dari 3

Raimon Pengolahan Ai” ‹•„ƒŠ ƒ„‘”ƒ–‘”‹—• å

PENGOLAHAN AIR LIMBAH LABORATORIUM TERPADU


DENGAN SISTEM KONTINYU

INTEGRATED LABORATORY WASTE WATER TREATMENT


WITH CONTINUE SYSTEM

Raimon
Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang
Jalan Kapten A. Rivai No. 92/1975 Palembang 30135
e-mail: raimon_pdg@yahoo.co.id
Diajukan: 2 Februari 2011; Disetujui: 21 Juni 2011

Abstrak

Penelitian pengolahan air limbah laboratorium dengan mengaplikasikan alat pengolahan


air limbah laboratorium secara terpadu dengan sistem kontinyu telah dilakukan. Air limbah
yang digunakan sebagai objek penelitian adalah air limbah pengujian COD. Variabel
dalam penelitian ini adalah faktor pengenceran (fp) dengan komposisi sebagai berikut :
50:100 (fp.2), 40:100 (fp.2,5), 20:100 (fp.5) dan 10:100 (fp.10). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa alat pengolahan air limbah laboratorium secara terpadu bekerja
optimum pada faktor pengenceran 2,5 kali (fp.2,5) sampai 5 kali (fp.5). Pada kondisi ini
diperoleh nilai persentase penyisihan polutan Zat padat terlarut (TDS), Amoniak (NH3-N),
logam Besi (Fe), Krom Total (Cr-Total) dan Mangan (Mn) masing-masing sekitar 90 -
95%, dengan derajat keasaman (pH) akhir air limbah laboratorium sekitar 6 - 7.

Kata Kunci : Limbah B3, faktor pengenceran, koagulasi, adsorpsi dan pertukaran ion

Abstract

The study of laboratory wastewater processing by application of integrated wastewater


processing equipment using continous system had been done. The wastewater used in
this study was wastewater for COD testing. Variables in this study were dilution factor (fP)
with the following compositions : 50:100 (fp.2), 40:100 (fp.2.5), 20:100 (fp.5) and 10:100
(fp.10). The results showed that equipment of integrated laboratory wastewater
processing had optimum perfomance at dilution factor of 2.5 (fp.2.5) to 5 (fp.5). This
condition produced the pollutant elimination percentage value of Total Dissolved Solids
(TDS), Ammonium (NH3-N), Iron (Fe), Total Chrome (Cr-total) and Mangaan (Mn)
respectively in the ranges of 90-95% with the final acidity level (pH) of laboratory
wastewater in the range of 6-7.

Keywords : B3 wastes, dilution factor, coagulation, adsorption, and ion exchange

PENDAHULUAN kuantitatif merupakan data yang dapat


ditelusuri, juga digunakan sebagai
Laboratorium merupakan tempat proses hukum. Berbagai kegiatan dapat
kegiatan riset ilmiah, eksperimen, dilakukan di laboratrorium pengujian,
pengujian ataupun pelatihan ilmiah. mulai dari persiapan contoh sampai
Berdasarkan sistem manajemen dengan kegiatan pengujian. Alur
laboratorium atau ISO 17025:2008, kegiatan pengujian di laboratorium
laboratorium dibagi menjadi dua membutuhkan bahan-bahan kimia utama
kelompok, yaitu laboratorium kalibrasi dan pendukung. Jenis bahan kimia
dan laboratorium pengujian. utama yang umum digunakan antara lain
Khusus laboratorium pengujian, bahan kimia bersifat asam, basa, serta
data yang diperoleh dari hasil pengujian bahan kimia organik dan anorganik.
baik pengujian secara kualitatif maupun Beberapa jenis asam dan basa yang

18
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 22 No. 2 Tahun 2011 Hal. 18 - 27

digunakan, seperti Asam Klorida, Asam secara langsung maupun tak langsung
Nitrat, Asam Sulfat, Asam Phospat, dapat mencemari dan atau merusak
Asam Karboksilat, Natrium Hidroksida, lingkungan hidup, kesehatan,
dan Kalium Hidroksida. Kelompok bahan kelangsungan hidup manusia serta
kimia anorganik yang digunakan seperti makhluk hidup lain (Anonim, 1999).
Natrium Klorida, Magnesium Klorida, Pengolahan limbah B3 merupakan suatu
Kalium Klorida, Merkuri Klorida, Merkuri proses yang bertujuan untuk mengubah
Sulfat, Kalium BiKrom Totalat, Ferro karakteristik dan komposisi limbah B3
Ammonium Sulfat dan berbagai jenis untuk menghilangkan dan atau
garam lainnya. Bahan kimia organik mengurangi sifat bahaya dan atau sifat
yang sering digunakan seperti jenis racun.
Alkohol, Aldehid, Aseton, senyawa Banyak teknologi yang dapat
Amina, Amida dan sebagainya. Jenis diterapkan untuk melakukan pengolahan
bahan kimia pendukung yang digunakan limbah B3, antara lain : proses
seperti deterjen sebagai bahan koagulasi-flokulasi, filtrasi, adsorpsi dan
pembersih (cleaner material). pertukaran ion dan membran sel
Bahan kimia yang digunakan di (Critenden, 2005).
laboratorium, baik bahan kimia utama Koagulasi merupakan proses
maupun pendukung pada umumnya pengolahan limbah dengan penambahan
dibuang, sehingga menghasilkan limbah, dan pencampuran suatu koagulan,
yang dikenal dengan air limbah destabilisasi dari zat-zat koloid padat
laboratorium. Karakteristik air limbah yang tersuspensi, serta agregasi awal
laboratorium termasuk limbah Bahan dari partikel terdestabilisasi. Koagulan
Berbahaya dan Beracun (B3) (Anonim, yang umum digunakan adalah garam
1999 dan 2001). Unsur-unsur yang aluminium antara lain: Poly Aluminium
berbahaya yang terdapat dalam air Chlorida (PAC), garam besi dan
limbah laboratorium seperti unsur logam termasuk polimer anorganik dengan
berat, seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), berat molekul besar. (Faisal, 1993 dan
khrom (Cr) dan Merkuri (Hg). Selain itu Siregar, 2005).
juga mengandung zat padat terlarut, Proses flokulasi adalah
Amoniak (NH3-N) dan kandungan Nitrit penggabungan inti-inti endapan menjadi
(NO2-N) yang cukup tinggi. molekul yang lebih besar yang disebut
Derajat keasaman (pH) air limbah flok (floc). Flokulasi dapat terbentuk
laboratorium umumnya sangat asam. dengan baik apabila dilakukan dengan
Berbagai unsur yang disebut diatas pengadukan lambat (40-50 rpm). Flok
dikhawatirkan mencemari badan air bila yang terbentuk selanjutnya harus
dibuang langsung tanpa melalui suatu dipisahkan dari cairan dengan cara
proses pengolahan yang efektif. Air diendapkan atau diapungkan. Bila flok
limbah laboratorium dapat mencemari air dipisahkan dengan cara pengendapan
permukaan melalui proses peresapan air dapat digunakan klarifier, sedangkan bila
dalam tanah. Berdasarkan peraturan diapungkan dengan memberikan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor : gelembung udara, selanjutnya flok
18 Tahun 1999, bahwa unsur yang diambil dengan menggunakan skimmer.
terkandung dalam air limbah Banyak penelitian yang telah
laboratorium termasuk senyawa bahan membuktikan bahwa proses
berbahaya dan beracun (B3). koagulasi-flokulasi dapat menurunkan
Penanganan dan pengelolaan polutan dalam air limbah. (Fardiaz, 1992
limbah bahan berbahaya dan beracun dan Met Calf, 1991).
sangat perlu diperhatikan, mengingat Filtrasi merupakan proses
bahaya yang akan ditimbulkan. Limbah pemisahan padatan-cairan dimana
bahan berbahaya dan beracun adalah cairan akan melewati media berpori,
sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang sedangkan padatan akan tertahan.
mengandung bahan berbahaya dan Filtrasi dalam pengolahan air limbah
beracun yang karena sifat dan atau (wastewater treatment) digunakan untuk
konsentrasinya dan atau jumlahnya baik menyaring bahan-bahan kimia pengotor

19
Raimon Pengolahan Ai” ‹•„ƒŠ ƒ„‘”ƒ–‘”‹—• å

yang berukuran lebih besar (Ginting limbah laboratorium yang digunakan


Perdana, 1992). dalam penelitian ini seperti terlihat pada
Adsorpsi berhubungan dengan Gambar 1.
kemampuan zat penyerap (adsorbent) Lingkup kegiatan penelitian adalah
untuk menyerap substansi tertentu dari melakukan pengolahan air limbah
suatu larutan. Karbon aktif merupakan laboratorium khususnya air limbah
adsorben yang umum digunakan pada pengujian COD. Jenis polutan yang
pengolahan air dan pengolahan air diamati adalah Zat padat terlarut (TDS),
limbah (Aysegul Pala, 2003). Derajat keasaman (pH), logam Besi (Fe),
Pertukaran ion (ion exchange) Mangan (Mn), Krom Total (Cr-T) dan
merupakan suatu proses dimana ion-ion senyawa Amoniak (NH3-N). Kegiatan
yang terserap pada suatu permukaan penelitian dilakukan dalam skala volume
media filter ditukar dengan ion-ion lain 150-200 liter setiap kali percobaan.
yang berada dalam media air. Proses ini Variabel yang ditetapkan dalam
dimungkinkan melalui suatu fenomena penelitian ini adalah memvariasikan
tarik menarik antara permukaan media faktor pengenceran air limbah
bermuatan dengan molekul yang bersifat laboratorium.
polar (Kaul, 2004 dan Wentz, 1995). Penelitian bertujuan untuk
Air limbah laboratorioum, umumnya menentukan faktor pengenceran yang
berasal dari buangan sisa pengujian dan optimal terhadap kinerja alat pengolahan
pencucian. Sisa pengujian yang ikut air limbah laboratorium terpadu. Kondisi
terbuang bersama dengan air limbah air limbah laboratorium baik secara fisik
lainnya, merupakan bahan-bahan kimia maupun kimia, khususnya limbah
yang terpakai dalam pengujian. Bahan- pengujian COD sangat pekat dan asam.
bahan kimia yang digunakan Dengan demikian diperlukan perlakuan
terakumulasi di dalam wadah khusus sebelum dilakukan pengolahan,
pembuangan atau kolam pembuangan. agar diperoleh hasil yang optimal.
Mengingat polutan air limbah Diharapkan hasil penelitian ini dapat
laboratorium sangat berbahaya bagi bermanfaat bagi instansi dan kalangan
lingkungan, maka perlu diupayakan industri yang memiliki laboratorium
suatu rancangan penelitian untuk dapat pengujian.
mereduksi tingkat bahaya air limbah
laboratorium. Salah satu teknologi yang BAHAN DAN METODE
diaplikasikan dalam penelitian ini, yaitu
upaya mengolah air limbah laboratorium A. Bahan
secara terpadu, yaitu mengaplikasikan Bahan-bahan yang dibutuhkan
proses koagulasi, filtrasi, adsorpsi dan dalam penelitian ini terdiri dari dua
pertukaran ion secara kontinyu. kelompok, yaitu : bahan-bahan untuk
Hasil penelitian Raimon tahun 2010 kegiatan pengujian dan penelitian.
menyatakan bahwa pengolahan air Bahan-bahan untuk pengujian
limbah laboratorium dengan proses terdiri dari bahan kimia yang
koagulasi, filtrasi, adsorpsi dan berkualifikasi proanalysis (p.a) seperti
pertukaran ion dengan sistem batch bahan kimia bersifat asam antara lain :
dapat menurunkan polutan diatas 90% Asam Sulfat (H2SO4), Asam Nitrat
untuk polutan logam Fe, Mn, Cr, zat (HNO3) dan Asam Khlorida (HCl). Bahan
padat terlarut dan Amoniak. Hasil kimia bersifat basa seperti Natrium
penelitian menyimpulkan bahwa Hidroksida (NaOH), bahan kimia
penggunaan zat koagulan yang terbaik kelompok garam seperti Kalium bikromat
adalah alum sulfat dengan konsentrasi 1 (K2Cr2O7), Mangan Sulfat (MnSO4),
g/L dan waktu kontak yang optimum Nessler, Brucinsulfat, Alum sulfat
yaitu antara 2,5 hingga 5 menit. (Al2(SO4)3) dan ferosulfat (FeSO4).
Berdasarkan data diatas, maka Bahan kimia standar yang digunakan,
dilanjutkan penelitian pengolahan air antara lain : logam Besi (Fe) 1000 mg/L,
limbah laboratorium dengan sistem logam Krom (Cr) 1000 mg/L dan logam
kontinyu. Peralatan pengolahan air Mangan (Mn) 1000 mg/L.

20

Anda mungkin juga menyukai