2JAF - Februari 11 (Jahiding, Ngkoimani, Erzam)
2JAF - Februari 11 (Jahiding, Ngkoimani, Erzam)
Abstrak
Penelitian tentang produksi bahan bakar alternatif (paduan biobriket dan briket batubara muda) dari bahan
baku lokal ampas sekam padi dan batubara muda melalui pengembangan teknologi briket hybrid telah
dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar briket hybrid sebagai bahan bakar
alternatif dengan harga yang murah. Tahapan penelitian yang dilakasanakan adalah : (1) membuat karbon
aktif dan mengkarakterisasi bahan ampas sekam padi yang akan digunakan sebagai bahan baku briket
hybrid; (2) membuat dan mengkarakterisasi karbon aktif batubara muda untuk mendapatkan kualitas yang
optimum sebagai bahan baku briket hybrid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket sekam padi memiliki
karakteristik yaitu kadar air 3,33 %, kadar volatile metter 18,33 %, kadar abu 5 %, kadar fixed carbon
73,34 % dan kalori sebesar 4678,678 kkal/kg. Briket batubara muda menunjukkan bahwa pada komposisi
butiran 0,21 mm dan perekat 30 % yaitu 4,2 % kadar air, 43,958 % volatile matter, 6,3 % kadar abu, 44,856
% fixed carbon, dan 5395,09 kkal/kgram.
Kata Kunci : Sekam padi, batubara muda, biobriket, briket hybrid, volatile matter, fixed carbon, nilai
kalor.
Abstract
The research about alternative fuel production (biobkricket and brown coal bricket compound) by
upgrading hybrid bricket technology has been conduct. The purpose of the research is to yielding hybrid
bricket as a low cost of alternative fuel. The research procedure are: 1) prepare and characterization of rice
plant shaff activated carbon as a row material of hybrid bricket, 2) prepare and characterization of brown
coal activated carbon to getting of optimum quality as a row material of hybrid bricket. Resoult of the
research show that the biobricket rice plant shaff have 3.33 % water degree, 5 % dusty degree, 18,33 %
volatile metter, 73,34 % fixed carbon and calor 4678,678 ccal/kg. Brown coal bricket have 4,2 % water
degree, 6,3 % dusty degree, 43,958 % volatile metter, 44,856 % fixed carbon and calor 5395,09 ccal/kg.
Keywords : Rice plant shaff, brown coal, bio-bricket, hybrid bricket, volatile matter, fixed carbon, calor.
12
Pengembangan Briket Hybrid Berbasis Sekam Padi Dan Batubara….….……..(M. Jahiding dkk) 13
1. Pendahuluan mengadopsi keunggulan dari kedua jenis briket
Peningkatan harga bahan bakar minyak tersebut yaitu memiliki volatile matter dan fixed
dunia yang cukup pesat akhir-akhir ini sangat karbon yang tinggi sehingga dapat diperoleh
berdampak pada meningkatnya harga jual bahan briket dengan kualitas yang prima
bakar minyak termasuk minyak tanah dan gas
Limbah Sekam Padi
bumi di Indonesia. Saat ini, pemerintah
Sekam padi merupakan lapisan keras
Indonesia mensubsidi bahan bakar minyak tanah
yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua
sekitar 49 triliun rupiah per tahun untuk
belahan yang disebut lemma dan palea yang
memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar 10 juta
saling bertautan. Pada proses penggilingan beras
kilo liter per tahun. Pemerintah mengurangi
sekam akan terpisah dari butir beras dan
beban subsidi tersebut dengan cara mengalihkan
menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan.
subsidi yang ada menjadi subsidi langsung
Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang
kepada masyarakat miskin. Untuk
dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan
mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar
seperti bahan baku industri, pakan ternak dan
minyak diperlukan bahan bakar alternatif yang
energi atau bahan bakar. Dari proses
murah dan mudah diperoleh.
penggilingan padi biasanya diperoleh sekam
Salah satu sumber energi alternatif yang
sekitar 20-30% dari bobot gabah, dedak antara
bisa dikembangkan sebagai bahan bakar
8-12% dan beras giling antara 50-63,5% data
alternatif adalah energi biomassa dan batubara
bobot awal gabah
muda. Indonesia sebagai negara agraris banyak
Sekam (kulit padi) merupakan hasil
menghasilkan limbah pertanian yang kurang
samping dari produksi pertanian yang
termanfaatkan. Data statistik menunjukkan
keberadaannya cukup melimpah di indonesia.
bahwa luas lahan pertanian yang menghasilkan
Sekam padi adalah bagian terluar dari padi yang
sampah sekam padi khususnya di Sulawesi
merupakan hasil samping pada saat proses
Tenggara tahun 2007 adalah 110.498 ha dengan
penggilingan [5]. Sekam padi sebagian besar
produksi 423.317 ton gabah kering giling.
terdiri dari serat kasar yang berguna untuk
Limbah pertanian yang merupakan biomassa
menutupi kariopsis. Sebagian besar sekam
tersebut merupakan sumber energi alternatif
terdiri dari solulosa sehingga dapat digunakan
yang melimpah, dengan kandungan energi yang
sebagai bahan bakar yang merata dan stabil
relatif besar. Selain sekam padi potensi
[11].
batubara di Sulawesi Tenggara juga sangat
Sekam padi bila telah dibakar salah satu
besar yaitu 9.000.000 juta ton yang tersebar di
bagiannya merupakan mineral zeolit. Mineral
daerah pulau Wawonii, Kabupaten Konawe dan
ini mampu menyerap bau ataupun asap. Ditinjau
Kabupaten Kolaka Utara [4].
dari data komposisi kimiawi, sekam
Pemanfaatan limbah sekam padi
mengandung beberapa unsur kimia penting.
sebagai biobriket sudah banyak digunakan,
Komposisi kimia sekam padi mengandung
namun memiliki kekurangan dimana briket dari
kadar air sebesar 9,02%, protein kasar sebasar
limbah pertanian (biobriket) memiliki fixed
3,03%, lemak sebesar 1,18%, serat kasar
karbon yang rendah tetapi mempunyai volatile
sebesar 35,68%, kadar abu sebesar 17,17% dan
matter tinggi sehingga masa pakainya sangat
karbohidrat dasar sebesar 33,71% (Suharno,
singkat dan kurang efisien dalam
1979). Sedangkan menurut DTC–IPB,
penggunaannya [1, 10], demikian juga dengan
komposisi kimia sekam padi mengandung
briket batubara dimana diketahui memiliki fixed
karbon (zat arang) sebesar 1,33%, hidrogen
karbon yang tinggi tetapi volatile matter rendah
sebesar 1,54%, oksigen sebesar 33,64% dan
sehingga terdapat kesulitan terutama masa pakai
silika sebesar 16,98%. Dengan komposisi
dan pemicu nyalanya yang sangat lama serta
kandungan kimia seperti diatas, sekam dapat
kurang efisien dalam penggunaannya [12].
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di
antaranya:
2. Tinjauan Pustaka
a. Sebagai bahan baku pada industri kimia,
Limbah Sekam Padi
terutama kandungan zat kimia furfural yang
Untuk mengantisipasi kekurangan
dapat digunakan sebagai bahan baku dalam
kedua jenis briket tersebut maka dilakukan
berbagai industri kimia.
penelitian tentang paduan biobriket sekam padi
b. Sebagai bahan baku pada industri bahan
dan briket batubara yang disebut Briket Hybrid.
bangunan, terutama kandungan silika
Kelebihan dari briket hybrid adalah dapat
14 JAF, Vol. 7 No. 1 (2011), 12-21
(SiO2) yang dapat digunakan untuk tersebut terdapat lapisan tanah bercampur pasir
campuran pada pembuatan semen portland, yang membatu. Jadi, lapisan batubara itu diapit
bahan isolasi, husk-board dan campuran oleh lapisan batuan sedimen bercampur batuan
pada industri batu merah. amorf dalam bentuk pasir, lempung dan tanah
c. Sebagai sumber energi panas pada berbagai yang membatu.
keperluan manusia, kadar selulosa yang
Batubara pada dasarnya adalah karbon
cukup tinggi dapat memberikan pembakaran
(C) yang didapat dari tambang dengan kualitas
yang merata dan stabil.
berbeda-beda karena tercampur dengan bahan-
Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk
bahan lain yang tergantung pada kondisi
density) 1.125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg
tambangnya. Hal-hal yang menentukan mutu
sekam sebesar 3300 kkal. Sekam memiliki bulk
batubara antara lain adalah nilai kalorinya.
density 0,100 g/ml, nilai kalori antara 3300-
Karena batubara berasal dari fosil tumbuhan
3600 kkal/kg sekam dengan konduktivitas panas
yang tertimbun di dalam tanah, maka semakin
0,271 BTU. Nilai energi sekam memang lebih
tua umurnya semakin tinggi nilai kalorinya [13].
rendah dibanding batubara muda yang
Secara umum batubara digolongkan
mengandung energi 5.500 kkal/kg, minyak
menjadi 5 tingkatan (dari tingkatan tertinggi
tanah 8.900 kkal/liter, elpiji 11.900 kkal/kg,
hingga tingkatan terendah) berdasarkan
sedangkan panas pembakaran sekam hanya
kandungan relatif antara unsur karbon (C) dan
sekitar 3.300 kkal (Houston, 1972)
air (H2O) yang terdapat dalam batubara, yaitu :
antrasit, bituminous, sub bituminous, lignit dan
Batubara dan Klasifikasinya gambut (peat). Khusus untuk antrasit,
kandungan C relatif lebih tinggi dibandingkan
Batubara adalah bahan bakar yang
dengan kandungan H2O. Sedangkan pada
terbentuk dari fosil yang sudah dikenal dimana-
bituminous dan gambut kandungan C relatif
mana, yaitu dari tanaman yang telah membusuk
lebih rendah dibandingkan dengan kandungan
dan kemudian tertekan ke bawah oleh
H2O. Pada bituminous kandungan unsur C
pertumbuhan lapisan-lapisan baru dan tanah
relatif lebih rendah dibandingkan dengan
yang terbentuk diatasnya. Batubara terbentuk
kandungan unsur C pada antrasit, dan
dengan cara yang sangat komplek dan
sebaliknya kandungan H2O pada bituminous
memerlukan waktu yang lama mencapai
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
puluhan sampai ratusan juta tahun dibawah
kandungan H2O pada antrasit [5].
pengaruh fisika, kimia ataupun keadaan geologi
Batubara lignit merupakan batubara
[12]. Batubara merupakan salah satu batuan
yang paling lunak dan kepadatannya masih
sedimen organik yang dapat terbakar karena
dalam tingkat pertama. Dari pandangan geologi,
berasal dari sisa-sisa kehidupan dan menjadi
lignit merupakan batubara termuda karena
padat setelah tertimbun oleh lapisan diatasnya
tersusun dari bahan yang mudah menguap dan
[2].
kandungan air dengan kadar fixed carbon yang
Lapisan batubara terletak di bawah rendah. Batubara bituminous juga merupakan
permukaan tanah, pasir, padas, cadas dan batubara muda yang biasanya dipakai di rumah-
lempung biru. Ada kalanya beberapa meter rumah dan pabrik karena mempunyai
bahkan mencapai lebih dari sepuluh meter di kandungan volatile matter yang cukup, tetapi
bawah permukaan bumi. Batubara terdapat nilai kalorinya relatif tinggi sehingga dapat
berlapis-lapis di dalam tanah. Lapisan yang menghasilkan suhu nyala yang lebih tinggi.
teratas merupakan tanah yang terdiri dari Sedangkan antrasit, merupakan batubara yang
berbagai campuran. Sedangkan di bawahnya paling keras dan tidak berasap jika dibakar.
terdapat lapisan batubara dengan ketebalan Salah satu ciri dari batubara antrasit adalah
lapisan teratas batubara sekitar 3 sampai 12 memiliki kadar hidrokarbon yang rendah
meter. Di bawah lapisan batubara tersebut [5,8,9]. Batubara jenis antrasit ini merupakan
terdapat lagi lapisan tanah bercampur pasir, batubara tertua jika dilihat dari sudut pandang
kerikil, lempung biru, tanah liat dan sisa-sisa geologi karena merupakan batubara keras,
letusan gunung berapi, kemudian di bawahnya tersusun dari komponen utama karbon dengan
terdapat lagi lapisan batubara, dan seterusnya sedikit kandungan bahan yang mudah menguap
hingga 6 lapisan. Bagian paling atas tertutup dan hampir tidak berkadar air.
tanah dan diantara lapisan-lapisan batubara
Pengembangan Briket Hybrid Berbasis Sekam Padi Dan Batubara….….……..(M. Jahiding dkk) 15
Batubara bersifat heterogen, baik penelitian secara detail diuraikan sebagai
ditinjau dari komposisi kimia dan sifat fisiknya. berikut:
Sifat fisik batubara termasuk nilai panas, kadar
air, bahan mudah menguap dan abu. Sifat kimia Pembuatan Biobriket
batubara tergantung dari kandungan berbagai Proses pembuatan arang briket dari
bahan kimia seperti karbon, hidrogen, oksigen, sekam padi diawali dengan pengeringan sekam
dan sulfur. Nilai kalor batubara beraneka ragam padi yang kemudian dikarbonisasi selama 2 jam
dari tambang batubara yang satu ke yang pada temperatur 3000 C dan selanjutnya
lainnya. diaktivasi pada temperatur 4000 C, 5000 C, 6000
Batubara jenis antrasit memiliki sifat C dan 7000 C kemudian dicampur dengan bahan
berwarna hitam sangat mengkilat dan kompak, perekat (kanji) menggunakan homogenyzer.
nilai kalornya sangat tinggi dengan kandungan Arang sekam padi siap untuk dibuat briket.
karbon sangat tinggi, dan memiliki kandungan Gambar 1 menunjukkan biobriket sekam padi
air, abu dan sulfur sangat sedikit. Pada batubara dalam bentuk silinder berlubang dan kubus
jenis bituminous/subbituminous memiliki sifat berlubang.
berwarna hitam mengkilat tetapi kurang
kompak, nilai kalornya tinggi dengan
kandungan karbon relatif tinggi, dan memiliki
kandungan air, abu dan sulfur sedikit.
Sedangkan pada batubara jenis lignit memiliki
sifat berwarna hitam dan sangat rapuh, nilai
kalornya rendah dengan kandungan karbon
sedikit, dan memiliki kandungan air yang tinggi a. Briket Silinder b. Briket Kubus
serta kandungan abu dan sulfur yang banyak
[5].
Gambar 1. Desain Briket Hybrid
3. Metode Penelitian
Pembuatan Briket Batubara
Untuk mengembangkan briket hybrid
Proses pembuatan briket batubara
berbasis sekam padi dan batubara muda secara
diawali dengan penggerusan batubara kemudian
garis besar diperlukan dua jenis perlatan yaitu
diayak dengan ukuran ayakan 200 mesh. Bubuk
peralatan untuk pembuatan briket hybrid dan
batubara muda tidak perlu dikarbonasi karena
peralatan untuk mengkarakterisasi kualitas
batubara sudah memiliki fixed karbon yang
briket. Demikian juga dengan bahan yaitu bahan
tinggi. Fowder batubara diaktivasi pada
untuk pembuatan briket hybrid dan bahan
temperatur 4000 C, 5000 C, 6000 C dan 7000 C
pendukung untuk mengkarakterisasi kualitas
kemudian dicampur dengan bahan perekat
briket. Bahan-bahan utama untuk pembuatan
(kanji) menggunakan homogenyzer. Arang
briket hybrid adalah sekam padi, batubara
batubara siap untuk dibuat briket.
muda, dan perekat kanji, sedang bahan dan alat
utama untuk karakterisasi kualitas briket adalah
A. Analisis Kualitas Biobriket dan
kawat nikelin, gas nitrogen, asam benzoate,
Briket Batubara
tungku karbonasi, ayakan, kompaksi briket, dan
bomb kalorimeter.
1. Kadar Abu
Kadar abu biobriket dan briket batubara
Pelaksanaan Penelitian
ditentukan menggunakan tanur pemanasan yang
Penelitian ini dilaksanakan dengan
memiliki suhu sampai 60000 C dan desikator
beberapa tahapan yaitu pembuatan dan
pendingin. Prosentase kadar abu dihitung
karakterisasi karbon aktif sekam padi dan
penggunakan rumusan W1/W2 x (100 %),
batubara muda, pembuatan dan karakterisasi
dimana W1 berat abu dan W2 berat sampel
briket hybrid, uji kualitas briket hybrid dan
yang dikeringkan.
pembuatan prototipe briket hybrid. Variabel
yang dikontrol adalah temperatur aktivasi
2. Volitile Matter
karbon aktif, prosenstase kadar air, kadar debu,
Sampel briket batubara yang telah diketahui
kadar volatile matter dan fixed karbon, serta
kadar airnya dimasukkan kedalam cawan
nilai kalor briket hybrid. Adapun tahapan
porselin yang telah ditentukan massa kosongnya
16 JAF, Vol. 7 No. 1 (2011), 12-21
Gambar 3. Grafik ukuran butiran sekam Untuk komposisi briket dengan ukuran
padi dengan fixed carbon butiran arang 0,15 mm dan 20 % perekat
menghasilkan kalor bakar paling rendah, hal ini
Hasil yang diperoleh menunjukan dikarenakan kerapatan briket juga berpengaruh
bahwa kadar fix karbon yang dimiliki briket terhadap nilai kalor. Jika semakin tinggi
arang sekam padi untuk ukuran butiran 0,21 mm kerapatan maka cenderung akan meningkatkan
lebih tinggi di banding yang lainnya. Hal ini kalor karena ikatan antar partikel yang lebih
dipengaruhi oleh kadar abu yang semakin kuat sehingga akan menghasilkan panas yang
rendah dengan semakin besarnya ukuran butiran lebih baik, namun apabila terlalu tinggi
arang sehingga menyisakan kadar fix carbon kerapatannya akan menyulitkan pada proses
yang lebih tinggi. Variasi persentase perekat pembakaran dan nilai kalor bakar menurun
tidak memperlihatkan perbedaan yang cukup [8,9].
berarti terhadap kadar fix carbon, hal ini
mengindikasikan kandungan karbon dari arang B. Analisis Proximate Briket Batubara
sekam padi yang sebanding dengan perekat pati Pengolahan batubara menjadi arang briket
ubi. melalui beberapa tahapan. Meliputi karbonisasi
batubara, peremukan dan pengayakan,
3. Kalori pencampuran perekat, pencetakan,
Dari hasil pengujian kalori briket yang pengompaksian, hingga pengeringan briket.
telah dilakukan didapat nilai kalor per unit Karbonisasi merupakan proses untuk
massa dari setiap sampel berkisar antara mengkonversi bahan organik menjadi arang
3162,727 – 4678,678 kkal/kg. Hubungan antara melalui proses pemanasan. Proses karbonisasi
batubara dilakukan dengan membakar batubara
ukuran butiran arang sekam padi terhadap kalori
tanpa adanya oksigen. Karbonisasi bertujuan
pembakaran untuk tiap komposisi briket untuk meningkatkan kadar karbon dan
ditunjukkan pada Gambar 4. membebaskan zat-zat yang mudah menguap
(volatile matter) serta mengurangi kandungan
Hasil yang diperoleh menunjukkan air.
bahwa nilai kalor tertinggi didapat pada briket
18 JAF, Vol. 7 No. 1 (2011), 12-21
2. Fixed Carbon
Fixed carbon merupakan fraksi karbon
yang terdapat didalam arang selain kadar abu. Gambar 6. Grafik Ukuran Butiran dengan
Penentuan fixed carbon meliputi beberapa Fixed Carbon ( 10%
tahapan. Terlebih dahulu ditentukan besarnya perekat, 20% perekat,
kadar air, kadar abu, volatile matter biket 30% perekat)
kemudian dikurangi dengan angka 100% yang
selanjutnya menjadi nilai persen fixed carbon. Pada penambahan 10% perekat, fixed
Kadar fixed carbon yang dihasilkan berkisar carbon mencapai 41,478%, saat penambahan
antara 37,861% – 44,856%. Kadar fixed carbon 20% perekat kadar fixed carbon menurun
tertinggi pada briket dengan ukuran butiran hingga mencapai 39,975% kemudian meningkat
0,21mm dengan penambahan 30% perekat, tajam hingga mencapai nilai maksimum. Dapat
sedangkan kadar fixed carbon terendah pada disimpulkan bahwa penambahan perekat akan
briket dengan ukuran butiran 0,149 mm pada mengurangi kualitas briket karena kadar fixed
penambahan 30% perekat. carbon yang rendah. Hal ini mempengaruhi
Pada penambahan 20% perekat, fixed nilai fuel ratio sebagai perbandingan antara
carbon briket batubara yang dihasilkan fixed carbon dan zat menguapnya. Nilai fuel
meningkat dengan bertambahnya ukuran butiran ratio pada penelitian ini masih pada kisaran 0,9
briket seperti terlihat pada Gambar 6. Pada yang merupakan nilai fuel ratio bahan dasarnya
komposisi 10% dan 20% perekat kadar fixed (batubara muda).
carbon cenderung meningkat meskipun di
beberapa komposisi kadar fixed carbon 3. Kalori
menurun cukup tajam. Hal ini tidak Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
mengindikasikan ukuran butiran mempengaruhi kalor tertinggi pada briket batubara diperoleh
kadar fixed carbon, tetapi perubahan ini lebih pada briket yang mempunyai ukuran butiran
disebabkan oleh perubahan kadar air, kadar abu, terbesar (0,25mm) dengan nilai kalor 5395,09
dan zat volatile briket batubara akibat kal/gram. Nilai kalori yang tinggi pada
perubahan ukuran butiran. komposisi tersebut dipengaruhi oleh rendahnya
Penambahan perekat juga mempengaruhi kadar air,kadar abu dan nilai volatile matter
kadar fixed carbon, data selengkapnya dapat briket. ukuran butiran briket batubara yang
dilihat pada lampiran. Pada briket dengan terlalu kecil mengindikasikan pori-pori briket
ukuran butiran 0,25 mm, penambahan perekat batubara yang kecil sehingga lengas (kandungan
menurunkan kadar fixed carbon. air) yang terdapat di dalamnya sukar menguap
Pada penambahan 10% perekat kadar selama proses pengeringan, akibatnya kadar air
fixed carbon mencapai 42,567% kemudian di dalam briket semakin tinggi. Kadar air yang
berkurang hingga 40,292% pada penambahan tinggi akan mengurangi nilai kalor karena panas
30% perekat. Demikian halnya pada ukuran briket terlebih dahulu digunakan untuk
butiran 0,149mm penambahan perekat juga menguapkan air yang ada sebelum
20 JAF, Vol. 7 No. 1 (2011), 12-21
memancarkan radiasi yang dipergunakan 5 % kadar abu, 73,34 % kadar fix carbon, dan
sebagai panas pembakaran. densitas sebesar 1,269 gr/ml menghasilkan
Gambar 7 memperlihatkan histogram kalori pembakaran paling tinggi sebesar
hubungan ukuran butiran terhadap nilai kalor
4678,678 kkal/kg, sedang briket batubara muda
briket batubara yang dihasilkan. Dari histogram
diketahui bahwa briket batubara ukuran diperoleh pada komposisi butiran 0,21 mm dan
0,25mm memiliki nilai kalor tertinggi dan briket perekat 30 % yaitu 4,2 % kadar air, 43,958 %
batubara dengan ukuran butiran 0,21 mm volatile matter,6,3 % kadar abu, 44,856 % fixed
mempunyai kalori yang lebih tinggi dibanding carbon, dan 5395,09 kkal/kgram. Dari
briket batubara dengan ukuran 0,149 mm. komposisi dan nilai kalor maka briket sekam
padi dan batubara muda sangat berpotensi untuk
dikembangkan menjadi briket hybrid.
Daftar Pustaka