Anda di halaman 1dari 5

KEGIATAN BELAJAR 1

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

PSAK 101 mengatur tentang penyajian laporan keuangan syariah. PSAK 101
merupakan penyempurnaan dari PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah (2002) yang
mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan laporan keuangan Bank Syariah . Beberapa
alasan tentang pentingnya penyusunan standar tentang penyajian laporan keuangan bagi Bank
dan Lembaga Keuangan Syariah antara lain:
Pertama, beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi konsep dan metode
penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh beberapa perbankan Islam di dunia
menunjukkan bahwa terdapat variasi dan perbedaan dalam menyajikan laporan keuangannya
sehingga tidak mudah untuk membandingkan kinerja satu bank dengan bank yang lain.
Kedua,para pemegang saham Muslim, deposan dan konsumen perbankan Islam cenderung
memiliki keyakinan yang lebih baik dalam menggunakan jasa perbankan Islam karena
merasa bahwa perbankan Islam mampu memenuhi keinginannya untuk mendapatkan
keuntungan dalam investasi tentunya dengan cara yang sesuai dengan prinsip Syariah.
Meskipun demikian,keyakinan tersebut bisa timbul karna berbagai faktor, seperti kecukupan
penyajian informasi yang memungkinkan pengguna jasa perbankan Islam untuk
mengevaluasi kinerja perbankan Islam dan kemampuannya untuk mencapai tujuan-tujuan
ekonomi.
Bentuk penyempurnaan dan penambahan pengaturannya adalah:
1. Penyajian laporan keuangan syariah yang diatur dalam PSAK 101 ini berlaku sebagai dasar
penyajian laporan keuangan entitas syariah .
2. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan entitas syariah meliputi informasi yang
terkait dengan aset,kewajiban,dana syirkah temporer,ekuitas,pendapatan,dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian,arus kas,dana zakat,dan dana kebajikan.
3. Komponen laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri dari neraca,laporan laba
rugi,laporan arus kas,laporan perubahan ekuitas,laporan sumber dan penggunaan dana
zakat,laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan,dan catatan atas laporan keuangan.
4. Entitas syariah yang merupakan lembaga keuangan maka harus menyajikan komponen
laporan keuangan di atas.
5. Lampiran PSAK 101 saat ini baru berisi ketentuan dan contoh laporan keuangan untuk bank
syariah dan entitas serupa bank syariah.
A. RUANG LINGKUP PENGATURAN PSAK 101
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa PSAK syariah 2007 berlaku bagi
entitas syariah maupun entitas konvensional yang menjalankan transaksi syariah. PSAK 101
tentang penyajian laporan keuangan syariah ini hanya ditujukan bagi entitas syariah yang
menjalankan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dengan berbagai bentuk badan
hukum yang bisa dipergunakan (misalnya: PT,CV,Koperasi,Yayasan,dsb). Namun
demikian,harus secara jelas mencantumkan dalam anggaran dasarnya bahwa usahanya
didasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Jika dikaitkan dengan perkembangan kelembagaan
entitas syariah yang ada di indonesia,seperti bank syariah yang merupakan derivasi dari
fungsi Maal dan Tamwil maka perlu dilakukan suatu dikotomi terhadap praktik pelaporan
keuangan yang dijalankan selama ini. fungsi Tamwil yang terdapat dalam praktik bank
syariah merupakan representasi dari kegiatan bisnis komersial, bisa secara langsung
mengadopsi standar ini tanpa harus melakukan penyesuaian.berbeda dengan fungsi maal
yang merupakan representasi dari fungsi sosial, dalam bentuk tertentu,perlu melakukan
penyesuaian dalam rangka menyusun laporan keuangan tersendiri yang tidak
dikonsolidasikan dengan laporan keuangan Bank Syariah yang menjalankan kegiatan fungsi
tamwilnya.

B. TUJUAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,dan arus kas entitas syariah yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban
(sterwardship)manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka. Suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah meliputi:
(paragraf 8)
1. Aset
2. Kewajiban
3. Dana syirkah temporer
4. Ekuitas
5. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
6. Arus kas
7. Dana zakat
8. Dana kebajikan

C. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

Paragraf 11 PSAK 101 mengatur tentang komponen-komponen laporan keuangan


entitas yang wajib disajikan sebagai standar penyajian antara lain :
1. Neraca
Pos Neraca member informasi tentang posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Dengan
neraca, pemakaian laporan keuangan akan dapat
1) menilai likuiditas dan kelancaran operasi perusahaan atau organisasi
2) menilai struktur pendanaan perusahaan
3) menganalisis komposisi kekayaan dan potensi jasa perusahaan
4) mengevaluasi potensi jasa atau sumber ekonomi yang dikuasi perusahaan
2. Laporan Laba Rugi
Laporan ini memberikan informasi tentang keberhasilan manajemen dalam mengelola
perusahaan. Keberhasilan diukur dengan kemampuan menghasikan laba, yaitu selisih antara
semua penghasilan (pendapatan dan untung) dan semua biaya yang diperkirakan telah
mendatangkan penghasilan tersebut.
3. Laporan Arus Kas
Laporan ini memberikan informasi tentang kegiatan manajemen selama satu periode dalam
mengelola kas. Melalui laporan arus kas, pemakai laporan dapat mengevaluasi kegiatan
manajemen dalam operasi (operating), investasi (investing), dan pendanaan (financing)
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
7. Catatan atas Laporan Keuangan
D. PERTIMBANGAN MENYELURUH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH

1. penyajian secara wajar

Laporan keuangan harus menjikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas estitas syariah dengan menerapkanj pernyataan standar akuntansi keuangan
secara benar serta disertai pengungkapan yang diharuskan pernyataan standar akuntansi
keuangan dalam catatan atas Laporan Keuangan. Apabila pertanyaan standar akuntansi
keuangan belum mengatur masalah pengakuan,pengukuran,penyajian atau pengungkapan
dari suatu transaksi atau peristiwa,maka penyajian secara wajar dapat dicapai melalui
pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi serta menyajikan jumlah yang dihasilkan
sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang relevan, andal,dapat dibandingkan,dan
dapat dipahami.
2. Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi merupakan kebijakan menejemen dalam penyusunan laporan


keuangan dan perlakuan akuntansi terhadap suatu transaksi syariah tertentu yang belum
diatur dalam PSAK.
3. Kelangsungan Usaha

Dalam penilaian kelangsungan usaha,ketidak pastian bersifat material yang terkait


dengan kejadian atau kondisi yang bisa menyebabkan keraguan atas kelangsungan usaha
harus diungkapkan.
4. Dasar Akrual

Entitas syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan
arus kas dan perhitingan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha.

5. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klarifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten:
a. Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas syariah atau perubahan
penyajian akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu transaksi atau atau
peristiwa.
b. Perubahan tersebut diperkenankan oleh pernyataan standar akuntasi keuangan atau
interpretasi pernyataan setandar akuntansi keuangan.
6. Materialitas dan Agregasi
Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan, sedangkan yang tidak
material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis
7. Saling Hapus
Diperkenankan dalam pernyataan atau interpretasi setandar akuntasi keuangan. Saling
hapus akan mempengaruhi pemahaman penguna laporan keuangan terhadap suatu transaksi
yang telah di lakukan dan mempengaruhi penilaian pengguna laporan keuangan atas arus kas
entitas syariah pada masa, kecuali mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa.
8. Informasi Komparasi
Informasi kuantitatif harus diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya,
kecuali dinyatakan oleh pernyataan setandar akuntasi keuangan.
9. Struktur dan Isi laporan Keuangan Syariah
a. Identifikasi laporan keuangan
Laporan keuangan harus dapat diidentifikasikan dan dibedakan secara jelas dari informasi
lain dalam dokumen publikasi yang sama. Laporan keuangan sering disajikan sebagai bagian
dari suatu dokumen, seperti laporan tahunan atau prospektus.
b. Periode Pelaporan
Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahunan. Umumnya laopran keuangan disusun
secara konsisten yang mencakup periode satu tahun tetapi untuk alasan kepraktisan, beberapa
entitas menyusun laporan keuangannya yang mencakup periode 52 minggu.
10. Aplikasi Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Aplikasi penyajian keuangan syariah sesuai dengan PSAK 101 berikut merupakan
gambaran yang terdapat dalam praktik perbankan syariah.

Anda mungkin juga menyukai