Anda di halaman 1dari 5

KEGIATAN BELAJAR 1

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN dan PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH (KDPPLKS)

A. PENDAHULUAN
Kerangka dasar (conceptual framework) seperti sebuah konstitusi di suatu negara. Kerangka
dasar merupakan sebuah sistem terpadu yang mengaitkan antara tujuan-tujuan dan
landasan yang ditetapkan dalam penyusunan kerangka dasar.Tujuan dan landasan tersebut
diharapkan mampu mengarahkan penyusun standar akuntansi dan pelaporan keuangan
yang konsisten serta memiliki arah fungsi dan jelas.
PSAK Syariah 2007 sebagai landasan akuntansi keuangan bagi bank dan lembaga keuangan
syariah di indonesia, IAI telah menyusun PSAK No. 59 tentang akuntansi perbankkan syariah
pada tahun 2002. Pada saat itu, IAI juga menyusun KDPPLKBS (Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah). Kerangka dasar tersebut menjadi landasan
bagi praktik akuntansi keuangan untuk operasioanal Bank Umum Syariah, Unit Usaha
Syariah, dan B ank Perkreditan Rakyat Syariah.
KDPPLKBS Tahun 2002 mengatur beberapa hal berikut :
1. Tujuan penyusun kerangka dasar
2. Karakteristik Bank Syariah
3. Pemakai kebutuhan informasi laporan keuangan Bank Syariah
4. Tujuan akuntasi keuangan Bank Syariah
5. Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah
6. Asumsi dasar konsep akuntasi Bank Syariah
KDPPLKS memiliki ketentuan penerapan antara lain :
Pertama, entitas syariah selain menerapkan ketentuan dalam KDPPLKS dan PSAK syariah ``

B. KEBUTUHAN KERANGKA DASAR DAN PENGEMBANGAN


Mengapa kerangka dasar penting untuk disusun? Pertama, untuk menjadi sesuatu yang
berguna, penyusunan standar seharusnya berdasarkan pada sebuah konsep dan tujuan
yang jelas. Konsep dan tujuan yang disusun haruslah bervisi jauh ke depan serta memiliki
tingkat konsistensi yang tinggi sehingga tidak banyak berubah dalam perjalanannya.
Kedua, masalah-masalah yang baru dan muncul dalam praktik transaksi keuangan
seharusnya dapat lebih cepat diselesaikan dengan menggunakan dasar teori serta kerangka
dasar yang telat disusun. Pada bagian selanjutnya akan dijelaskan tentang KDPPLKS dengan
struktur pemaparan mengikuti tata urutan yang terdapat dalam Conceptual Framework of
Financial Accounting versi FABS mulai dari Level Pertama (Tujuan Dasar), Level Kedua
(Konsep Dasar), dan Level ketiga (Pengakuan dan pengukuran).

1. Level Pertama: Tujuan Dasar


a. Tujuan dan peranan
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan
sebagai acuan bagi:
1) Penyusunan standar akuntansi keuangan syariah dalam pelaksanaan tugasnya;
2) Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah;
3) Auditor, memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum; dan
4) Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah

b. Pemakai dan Kebutuhan Informasi

Beberapa kebutuhan ini meliputi:

1) Investor
2) Pemberi dana qardh
3) Pemilik dana syirkah temporer
4) Pemilik dana titipan
5) pembayar dan penerima zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf
6) pengawas syariah
7) karyawan
8) pemasok dan mitra lain nya
9) pelangan
10) pemerintah
11) masyarakat
c. Paradigma Transaksi Syariah
Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta oleh
tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat
manusia untuk mencapai kesejahteraan haqiqi secara material dan spiritual (al-falah).
d. Asas Transaksi Syariah
Berdasarkan KDPPLKS paragraf 15 diatur tentang asa transaksi syariah yang pada dasarnya
menganut prinsip:
 persaudaraan ( ukhuwah)
 keadilan (‘adalah)
 kemaslahatan (maslahah)
 keseimbangan (tawazun)
 Universalisme (syumuliyah)

e. karakteristik Transaksi Syariah


1) Tidak mengandung unsur riba
2) Tidak mengandung unsur kedzoliman
3) Tidak mengandung unsur maysir
4) Tidak mengandung gharar

f. Tujuan Laporan Keuangan


adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan kinerja serta perubahan
posisi keuanagan suatu entits syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

2. Level Kedua Konsep Dasar


a. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, dapat di pahami, relevan, keandalan, dan
dapat di perbandingkan.
b. Unsur- unsur Laporan keuangan
1) Komponen Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial

a. Laporan Posisi keuangan


Adalah : Aset = Kewajiban + Dana Syirkah Temporer + Ekuitas
 Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan di harapkan
akan di peroleh entitas syariah.
 Kewajiban merupakan utang entitas syariah masa kini
 Dana Syirkah Temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dalam jangka
waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya
 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua
kewajiban dan dana syirkah temporer.
b. Laporan Laba Rugi
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adala
penghasilan dana dan beban. Unsur penhasilan dan beban didefinisikan sebagai
berikut :
1. Penghasilan (income)
2. Beban (expenses)

2) pengakuan dan pengukuran (Level III)

 Pengakuan
 Pengakuan (recog nition) merupakan proses pembentukan pos yang memenuhi
definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam neraca atau laporan
laba rugi, mislnya, suatu aset, secara otomatis memerlukan pengakuan unsur lain,
misalnya penghasilan atau kewajiba.
 pengukuran
 pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukan
setiap unsur laporan keuangan dalam neracadan laporan laba rugi.
Dasar-dasar pengukuran sebagai berikut :
(1) Biaya historis
(2) Biaya kini (current cost)
(3) Nilai realisasi atau penyelesaian (realisable atau sett lemen value)

c. Asumsi Dasar

1) Dasar Akrual

2) Kelangsungan usaha
d. Kendala Informasi yang relevan dan Andal

1. Tepat waktu

2. Keseimbangan antara Baiya dan Manfaat

3. Keseimbangan diantara karakteristik kualitatif

e. Studi Kritis Exposure Draf PSAK Syariah 2007 : Bukan Sekar “ Ganti Baju”

Akhir November 2007, Ikatan Akuntasi Indonesia mengeluarkan (EDPSAK Syariah)

C. KAJIAN AKUNTANSI SYARIAH TEORITIS DAN PRAKTIS


Kajian tentang Akuntansi islam di indonesia dimulai oleh kalangan akademis, seperti Sofyan
Safri Harahap yang memulai mewacanakan nilai-nilai islam dalam akuntansi kapitalis pada
tahun 1991 dan 1992,Iwan Triyuwono yang menyusun disertasi dan kemudian diramu dalam
sebuah buku tentang Organisasi dan Akuntansi Syariah (1997), dan M Akhyar Adnan yang
juga menyusun disertasi tentang ptaktik akuntansi pada sebuah bank syariah di Malaysia.
Triwuyono (2007 :27-30) menyatakan bahwa wacana akuntasi syariah telah berkembang di
indonesia sejak tahun 1997.
Penentuan tujuan akuntansi syariah sangat penting bagi pendekatan ini karena dari tujuan
ini kemudian di turunkan konsep-konsep yang lebih konkret dan praktis.

Anda mungkin juga menyukai