Para pemuka Qurasy sudah sepakat hanya menggunakan uang yang baik saja
untuk membiayai renovasi Ka’bah. Uang hasil kezaliman dan hasil jual beli riba
tidak dipakai untuk mendanai renovasi Ka’bah. Ternyata mereka kesulitan untuk
mengumpulkan batu bata untuk membangun kembali seluas bangunan asli. Oleh
sebab itu bagian utara, lebih kurang 6 hasta hanya dibangun rendah saja setinggi
pinggang orang dewasa yang kemudian disebut Hijir Ismail. Sehingga Hijir Ismail
itu termasuk bagian dari Ka’bah.