1. Bagaimana peranan / penerapan ilmu kimia bila dikaitkan dengan kimia
klinik ! Jawaban: Peranan penting ilmu kimia dalam kimia klinik sebagai ilmu dasar yang bisa diterapkan ke dalam ilmu patologi, sehingga dalam ilmu patologi ini akan mempelajari mengenai metode-metode pemeriksaan di laboratorium terhadap zat-zat kimia seperti darah, urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, dan ginjal yang terdapat di dalam tubuh manusia baik secara makroskopis maupun mikroskopis dan kimiawi dari sampel (bahan) yang berasal dari tubuh manusia. Selain itu, penerpan ilmu kimia ini dalam bidang kimia klinik juga berperan sebagai ilmu untuk menganalisis dalam penelitian tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada penyakit, terutama yang melibatkan susunan kimianya dan mekanisme biokimia dalam tubuh orang tersebut.
2. Berikan penjelasan tentang ruang lingkup kimia klinik !
Jawab: Ruang lingkup kimia klinik yaitu pada teknik pemeriksaan kandungan kimia dalam tubuh manusia di laboratorium, mulai dari mengetahui metode, alat dan bahan yang digunakan, hingga analisis apa yang akan dilakukan pada tubuh manusia seperti analisi darah, urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang dikeluarkan.
3. Jelaskan metode apa yang bisa dipergunakan untuk menganalisis kandungan
kolesterol dalam darah! Jawab: Metode yang digunakan dalam menganalisis kadar kolesterol dalam darah adalah metode desain studi analitik observasional potong lintang untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol total dengan tekanan darah. Besar sampel minimal yang dibutuhkan dihitung dengan perkiraan koefisien korelasi antara kadar kolesterol total dengan tekanan darah minimum sebesar 0,7 (α = 5%; α = 20%). Selain itu metode yang dapat digunakan untuk analisis kolesterol dalam darah adalah metode Elektroforesis Agarose dapar TAE. Metode ini diawali dengan pembuatan larutan dapar TAE dan Agarose. Untuk analisis sebanyak 8 mL larutan agarose 2% yang telah dilarutkan dengan 8 mL dapar TAE pH 8,6 dituangkan pada cetakan gel yang telah berisi comb. Sampel berupa darah diinjeksikan pada sumur gel. Gel agarose yang berisi sampel dielektroforesis 110 Volt selama 60 menit. Gel yang telah dielektroforesis, dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama di-staining dalam EtBr (Ethidium Bromida) selama 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan destaining bagian tersebut ke dalam akuadestilata. Lihat perpendaran pita di bawah sinar UV. Bagian agar yang lainnya kemudian dipotong sesuai dengan perpendaran pita yang terlihat dibawah sinar UV. Potongan-potongan agar tersebut kemudian didestruksi dalam 1000 µL reagen kit kolesterol dan diinkubasi pada suhu 37o C selama 90 menit. Potongan gel yang telah diinkubasi disaring menggunakan kertas saring untuk mendapatkan hasil ekstraksinya. Kemudian diencerkan dengan 1000 µL dapar TAE pH 8,6. Absorbansi larutan tersebut diukur menggunakan spektrofotometer UVVis pada panjang gelombang maksimumnya 500 nm.
4. Jelaskan bagaimana cara menganalsis penyalahgunaan doping hormone
(misal testosterone)! Jawab: Sejumlah metode untuk mendeteksi penggunaan testosteron oleh atlet telah digunakan, sebagian besar didasarkan pada tes urine. Ini termasuk rasio testosterone / epitestosteron (biasanya kurang dari 6), rasio hormon testosterone / luteinizing dan rasio karbon-13 / karbon-12 (testosteron farmasi mengandung lebih sedikit karbon-13 dibandingkan dengan testosteron endogen). Dalam beberapa program pengujian, hasil historis individu dapat menjadi interval referensi untuk interpretasi temuan yang mencurigakan. Pendekatan lain yang sedang diteliti adalah deteksi bentuk testosteron yang diberikan, biasanya ester, pada rambut. Selain pada rambut, doping hormone testosterone juga dapat dianalaisis dari urin dengan menggunakan instrument GC-MS. Analisis GC-MS dilakukan menggunakan kromatografi gas Agilent 6890 Plus dihubungkan dengan satu-quadrupole Agilent 5975 MSD. Energi elektron adalah 70eV dan suhu sumber ion adalah 230°C. Setiap sampel (2 uL) disuntikkan dalam mode split (10:1) pada suhu injektor 280°C dan dipisahkan dengan melewati kolom kapiler-1 Ultra (25 m × 0,2 mm id, 0,33 pM ketebalan film; Agilent Technologies, Palo Alto, CA). Suhu oven awalnya 215°C, yang direntangkan menjadi 260°C pada 1°C/menit, dan akhirnya meningkat menjadi 320°C (ditahan selama 1 menit) menggunakan 15°C/menit program ramping. Helium kemurnian ultra-tinggi digunakan sebagai gas pembawa dengan tekanan head kolom 210,3kPa (aliran kolom: 1,0mL/menit pada suhu oven 215°C). Urine THC-COOH dikromatografi melalui-2 Ultra kolom kapiler (25m × 0,2mm ID, 0,33 m ketebalan film; Agilent Technologies). Energi elektron dari 70eV dan temperatur sumber ion 230 °C digunakan. Setiap sampel (2μL) disuntikkan dalam mode split (10:1) pada 280°C, menggunakan kondisi GC berikut: suhu oven awal 200°C, ditingkatkan menjadi 240°C pada 8°C / menit, kemudian ke 310°C pada 10°C/menit, dan kemudian ditahan selama 5 menit. Helium digunakan sebagai gas pembawa pada tekanan kolom kepala 173 kPa (kolom aliran: 0,8°C/menit pada suhu oven 200°C).
5. Anabolik steroid seperti oksimetolon dapat meningkatkan massa otot,
mengapa? Jawab: Anabolik adalah suatu fase dimana tubuh memperbaiki dan mengembangkan sel-sel sebagai bagian dari proses metabolism. Anabolic steroid itu sendiri adalah dibuat manusia sebagai steroid endocrines membantu dalam meningkatkan pertumbuhan sel dan pembedahan. Hal ini juga membantu dalam pengembangan jaringan otot, pertumbuhan tulang, nafsu makan dan pubertas. Sehingga anabolic steroid seperti oksimetolon dapat menambah massa otot