Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ida Bagus Putu Eristya Putra

NIM : 1508105003

Ujian Akhir Semester Genap


Kimia Medisinal dan Klinik

1. Bagaimana peranan / penerapan ilmu kimia bila dikaitkan dengan kimia


klinik !
Jawaban:
Peranan penting ilmu kimia dalam kimia klinik sebagai ilmu dasar yang
bisa diterapkan ke dalam ilmu patologi, sehingga dalam ilmu patologi ini akan
mempelajari mengenai metode-metode pemeriksaan di laboratorium terhadap
zat-zat kimia seperti darah, urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak, dan
ginjal yang terdapat di dalam tubuh manusia baik secara makroskopis maupun
mikroskopis dan kimiawi dari sampel (bahan) yang berasal dari tubuh
manusia. Selain itu, penerpan ilmu kimia ini dalam bidang kimia klinik juga
berperan sebagai ilmu untuk menganalisis dalam penelitian tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada penyakit, terutama yang melibatkan
susunan kimianya dan mekanisme biokimia dalam tubuh orang tersebut.

2. Berikan penjelasan tentang ruang lingkup kimia klinik !


Jawab:
Ruang lingkup kimia klinik yaitu pada teknik pemeriksaan kandungan
kimia dalam tubuh manusia di laboratorium, mulai dari mengetahui metode,
alat dan bahan yang digunakan, hingga analisis apa yang akan dilakukan pada
tubuh manusia seperti analisi darah, urin, sputum (ludah, dahak), cairan otak,
ginjal, sekret2 yang dikeluarkan.

3. Jelaskan metode apa yang bisa dipergunakan untuk menganalisis kandungan


kolesterol dalam darah!
Jawab:
Metode yang digunakan dalam menganalisis kadar kolesterol dalam
darah adalah metode desain studi analitik observasional potong lintang untuk
mengetahui hubungan antara kadar kolesterol total dengan tekanan darah.
Besar sampel minimal yang dibutuhkan dihitung dengan perkiraan koefisien
korelasi antara kadar kolesterol total dengan tekanan darah minimum sebesar
0,7 (α = 5%; α = 20%).
Selain itu metode yang dapat digunakan untuk analisis kolesterol dalam
darah adalah metode Elektroforesis Agarose dapar TAE. Metode ini diawali
dengan pembuatan larutan dapar TAE dan Agarose. Untuk analisis sebanyak
8 mL larutan agarose 2% yang telah dilarutkan dengan 8 mL dapar TAE pH
8,6 dituangkan pada cetakan gel yang telah berisi comb. Sampel berupa darah
diinjeksikan pada sumur gel. Gel agarose yang berisi sampel dielektroforesis
110 Volt selama 60 menit. Gel yang telah dielektroforesis, dibagi menjadi 2
bagian. Bagian pertama di-staining dalam EtBr (Ethidium Bromida) selama
10 menit, kemudian dilanjutkan dengan destaining bagian tersebut ke dalam
akuadestilata. Lihat perpendaran pita di bawah sinar UV. Bagian agar yang
lainnya kemudian dipotong sesuai dengan perpendaran pita yang terlihat
dibawah sinar UV. Potongan-potongan agar tersebut kemudian didestruksi
dalam 1000 µL reagen kit kolesterol dan diinkubasi pada suhu 37o C selama
90 menit. Potongan gel yang telah diinkubasi disaring menggunakan kertas
saring untuk mendapatkan hasil ekstraksinya. Kemudian diencerkan dengan
1000 µL dapar TAE pH 8,6. Absorbansi larutan tersebut diukur menggunakan
spektrofotometer UVVis pada panjang gelombang maksimumnya 500 nm.

4. Jelaskan bagaimana cara menganalsis penyalahgunaan doping hormone


(misal testosterone)!
Jawab:
Sejumlah metode untuk mendeteksi penggunaan testosteron oleh atlet
telah digunakan, sebagian besar didasarkan pada tes urine. Ini termasuk rasio
testosterone / epitestosteron (biasanya kurang dari 6), rasio hormon
testosterone / luteinizing dan rasio karbon-13 / karbon-12 (testosteron farmasi
mengandung lebih sedikit karbon-13 dibandingkan dengan testosteron
endogen). Dalam beberapa program pengujian, hasil historis individu dapat
menjadi interval referensi untuk interpretasi temuan yang
mencurigakan. Pendekatan lain yang sedang diteliti adalah deteksi bentuk
testosteron yang diberikan, biasanya ester, pada rambut. Selain pada rambut,
doping hormone testosterone juga dapat dianalaisis dari urin dengan
menggunakan instrument GC-MS.
Analisis GC-MS dilakukan menggunakan kromatografi gas Agilent
6890 Plus dihubungkan dengan satu-quadrupole Agilent 5975 MSD. Energi
elektron adalah 70eV dan suhu sumber ion adalah 230°C. Setiap sampel
(2 uL) disuntikkan dalam mode split (10:1) pada suhu injektor 280°C dan
dipisahkan dengan melewati kolom kapiler-1 Ultra (25 m × 0,2 mm id,
0,33 pM ketebalan film; Agilent Technologies, Palo Alto, CA). Suhu oven
awalnya 215°C, yang direntangkan menjadi 260°C pada 1°C/menit, dan
akhirnya meningkat menjadi 320°C (ditahan selama 1 menit) menggunakan
15°C/menit program ramping. Helium kemurnian ultra-tinggi digunakan
sebagai gas pembawa dengan tekanan head kolom 210,3kPa (aliran kolom:
1,0mL/menit pada suhu oven 215°C).
Urine THC-COOH dikromatografi melalui-2 Ultra kolom kapiler
(25m × 0,2mm ID, 0,33 m ketebalan film; Agilent Technologies). Energi
elektron dari 70eV dan temperatur sumber ion 230 °C digunakan. Setiap
sampel (2μL) disuntikkan dalam mode split (10:1) pada 280°C, menggunakan
kondisi GC berikut: suhu oven awal 200°C, ditingkatkan menjadi 240°C pada
8°C / menit, kemudian ke 310°C pada 10°C/menit, dan kemudian ditahan
selama 5 menit. Helium digunakan sebagai gas pembawa pada tekanan
kolom kepala 173 kPa (kolom aliran: 0,8°C/menit pada suhu oven 200°C).

5. Anabolik steroid seperti oksimetolon dapat meningkatkan massa otot,


mengapa?
Jawab:
Anabolik adalah suatu fase dimana tubuh memperbaiki dan mengembangkan
sel-sel sebagai bagian dari proses metabolism. Anabolic steroid itu sendiri
adalah dibuat manusia sebagai steroid endocrines membantu dalam
meningkatkan pertumbuhan sel dan pembedahan. Hal ini juga membantu
dalam pengembangan jaringan otot, pertumbuhan tulang, nafsu makan dan
pubertas. Sehingga anabolic steroid seperti oksimetolon dapat menambah
massa otot

Anda mungkin juga menyukai