Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


GASTRITIS AKUT DI PUSKESMAS SUSUT II

OLEH :

NAMA : PUTU MARLINA ANGGITA DEWI


NIM : P07120019031
SEMESTER : III
KELAS/PRODI : 2.1/DIII KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

A. PENGERTIAN
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis adalah proses inflamasi pada
mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
faktor iritasi dan infeksi. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Hirlan, 2009). Gastritis atau lebih
dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah suatu
keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis,
difus dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik
(Price dan Wilson, 2005). Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke
dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut

B. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala gastritis terbagi menjadi yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik (Mansjoer, 2001):

1. Gastritis akut

Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,


merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula
perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian
disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika
dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-
obatan atau bahan kimia tertentu.
2. Gastritiskronik
Bagi sebagian orang gastritis kronis tidak menyebabkan gejala apapun
(Jackson, 2006). Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
Gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya
menimbulkan gejala seperti sakit yang tumpul atau ringan pada perut
bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera setelah makan
beberapa gigitan.
C. POHON MASALAH

zat-zat korosif

Gangguan difus barrier mukosa

Peningkatan asam lambung

Iritasi mukosa lambung

Peradangan mukosa lambung hipotalamus

Hiperemis
Nyeri akut
Aktivitas lambung meningkat
atrofi gaster/mukosa menipis

kehilangan fungsi kelenjar fundus asam lambung meningkat

factor intrinsik

penurunan absorbsi vitamin B12 kontraksi otot lambung

anemia pernisiosa anoreksia,mual, muntah

penurunan suplai O2 ke jaringan

Defisit nutrisi
kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
 Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, atau enzim pankreas dapat merusak
mukosa lambung, mengganggu barier mukosa lambung dan memungkinkan
difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung. Maka terjadi iritasi
dan peradangan pada mukosa lambung dan nekrosis yang dapat mengakibatkan
perforasi dinding lambung dan perdarahan dan peritonitis (Long, 1996 : 196).
Asam hidroklorida disekresi secara kontinyu sehingga sekresi meningkat
karena mekanisma neurogenik dan hormonal yang dimulai oleh rangsangan
lambung. Jika asam lambung atau hidroklorida tidak dinetralisir atau mukosa
melemah akibatnya tidak ada perlindungan, akhirnya asam hidroklorida dan
pepsin akan merusak lambung, yang lama-kelamaan barier mukosa lambung
yaitu suplai darah, keseimbangan asam-basa, integritas sel mukosal dan
regenerasi epitel. Bahan-bahan seperti aspirin, alkohol dan Anti Inflamasi Non
Steroid dapat menurunkan produksi mukosa lambung. Pada fase awal
peradangan mukosa lambung akan merangsang ujung syaraf yang terpajan yaitu
syaraf hipotalamus untuk mengeluarkan asam lambung. Kontak antara lesi dan
asam juga merangsang mekanisme reflek lokal yang dimulai dengan kontraksi
otot halus sekitarnya. Dan akhirnya terjadi nyeri yang biasanya dikeluhkan
dengan adanya nyeri tumpul, tertusuk, terbakar di epigastrium tengah dan
punggung.Dari masukan minuman yang mengandung kafein, stimulan sistem
saraf pusat parasimpatis dapat meningkatkan aktivitaas otot lambung dan sekresi
pepsin. Selain itu nikotin juga dapat mengurangi sekresi bikarbonat pankreas,
karena menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum yang lama-
kelamaan dapat menimbulkan mual dan muntah.

Peradangan akan menyebabkan terjadinya hiperemis atau peningkatan


vaskularisasi, sehingga mukosa lambung berwarna merah dan menebal yang
lama-kelamaan menyebabkan atropi gaster dan menipis, yang dapatberdampak
pada gangguan sel chief dan sel parietal, sel parietal ini berfungsi untuk
mensekresikan faktor intrinsik, akan tetapi karena adanya antibody maka faktor
intrinsik tidak mampu untuk menyerap vitamin B12 dalam makanan, dan akan
terjadi anemia perniciosa (Horbo,2000: 9 ; Smeltzer, 2001 : 1063 – 1066).

D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan proses
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien(setiadi,2012).
Data tersebut berasal dari pasien (data primer),keluarga(data sekunder),dan
catatan yang ada(data tersier). Pengkajian dilakukan melalui pendekatan
proses keperawatan melalui wawancara , observasi langsung dan melihat
catatatn medis.
Tanggal Pengkajian:
Tanggal Masuk:
Ruang/Kelas:
Nomer Register:
Diagnosa Medis:

A. Identitas Klien:
Nama, Usia, Jenis kelamin, Status Perkawinan, Agama, Suku Bangsa,
Bahasa Yang Digunakan, Alamat, Pekerjaan dan Pendidikan

B. Identitas penanggung jawab


Berisikan biodata penangguang jawab pasien yaitu nama, umur, jenis
kelamin, agama, suku, hubungan dengan klien, pendidikan terakhir,
pekerjaan, alamat.
C. Riwayat Keperawatan:
1) Riwayat Kesehatan Sekarang:
a. keluhan utama
b. kronologis keluhan
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu:
a. riwayat penyakit sebelumnya
b. riwayat alergi
3) Riwayat Pemakaian Obat.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
5) Riwayat Psikososial Dan Spritual
6) Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya
7) Sistem Nilai Kepercayaan
8) Kondisi Lingkungan Rumah

D. Pengkajian Fisik
a) Pemeriksaan fisik umum: BB,TB, Keadaan umum
b) Sistem penglihatan
c) Sistem pendengaran
d) Sistem wicara
e) Sistem pernafasan
f) Sistem kardiovaskuler
g) Sistem hematologi
h) Sistem syaraf pusat
i) Sistem pencernaan
j) Sistem endoktrin
k) Sistem urogenital
l) Sistem integument
m)Sistem musculoskeletal
E. Diagnosa Keperawatan (SDKI )
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan berat ringannya masalah adalah
sebagai berikut :
Nausea berhubungan dengan iritasi lambung dibuktikan dengan pasien
mengatakan mengeluh mual dan merasa ingin muntah, pasien mengatakan tidak
ingin makan.

F. Rencana Keperawatan
1. Memberikan KIE mengenai :
- Anjurkan membawa kantong plastik untuk menampung muntah
- Anjurkan memperbanyak istirahat
- Anjurkan penggunaan teknik nonfarmokologis untuk mengelola muntah
(mis.biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik)
2. Lakukan teknik akupressure pada titik berikut :

PC 6, 2 cm di atas pertengahan pergelangan tangan. Untuk meringankan rasa


mual, muntah, sakit lambung cegukan.
ST 25, terletak 2 cun disamping umbilicus. Berfungsi untuk mengatasi muntah-
muntah,gastritis, perut sembelit.

St 36 ( zu san li ) terletak di 3 cun di bawah tulang lutut, sisi luar otot tibialis
anterior. untuk menyembuhkan hipertensi dan pusing.

ST 37, 6 cun dibawah patella, lateral 1 jari dari puncak os tibia. Pada otot
tibialis anterior. Mengusir panas dan lembab, mengatur aktivita fungsi
lambung dan usus.
ST 44 Pada dorsum pedis, atara tulang-tulang metatarsal II dan III serta os
cruneiforme. Titik Yuan meridian lambung.

G. Referensi

H. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia : definisi
I. dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

J. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
: definisi
K. dan tindakan keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI

L. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
definisi dan
M. kriteria hasil keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : Media
Aesculapius

Price, A Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit.


Jakarta : EGC
Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah. Jakarta : EGC
Bangli, 22 Februari 2020

Nama Pembingbing/CT: Nama Mahasiswa

(I Wayan Surasta,S.Kp.,M.Fis) (Putu Marlina Anggita Dewi)

NIP: 196509131989031002. NIM: P07120019031

Anda mungkin juga menyukai