OLEH :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS
A. PENGERTIAN
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik
penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis adalah proses inflamasi pada
mukosa dan submukosa lambung atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
faktor iritasi dan infeksi. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut (Hirlan, 2009). Gastritis atau lebih
dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah suatu
keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis,
difus dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik
(Price dan Wilson, 2005). Inflamasi ini mengakibatkan sel darah putih menuju ke
dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut
1. Gastritis akut
zat-zat korosif
Hiperemis
Nyeri akut
Aktivitas lambung meningkat
atrofi gaster/mukosa menipis
factor intrinsik
Defisit nutrisi
kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, atau enzim pankreas dapat merusak
mukosa lambung, mengganggu barier mukosa lambung dan memungkinkan
difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung. Maka terjadi iritasi
dan peradangan pada mukosa lambung dan nekrosis yang dapat mengakibatkan
perforasi dinding lambung dan perdarahan dan peritonitis (Long, 1996 : 196).
Asam hidroklorida disekresi secara kontinyu sehingga sekresi meningkat
karena mekanisma neurogenik dan hormonal yang dimulai oleh rangsangan
lambung. Jika asam lambung atau hidroklorida tidak dinetralisir atau mukosa
melemah akibatnya tidak ada perlindungan, akhirnya asam hidroklorida dan
pepsin akan merusak lambung, yang lama-kelamaan barier mukosa lambung
yaitu suplai darah, keseimbangan asam-basa, integritas sel mukosal dan
regenerasi epitel. Bahan-bahan seperti aspirin, alkohol dan Anti Inflamasi Non
Steroid dapat menurunkan produksi mukosa lambung. Pada fase awal
peradangan mukosa lambung akan merangsang ujung syaraf yang terpajan yaitu
syaraf hipotalamus untuk mengeluarkan asam lambung. Kontak antara lesi dan
asam juga merangsang mekanisme reflek lokal yang dimulai dengan kontraksi
otot halus sekitarnya. Dan akhirnya terjadi nyeri yang biasanya dikeluhkan
dengan adanya nyeri tumpul, tertusuk, terbakar di epigastrium tengah dan
punggung.Dari masukan minuman yang mengandung kafein, stimulan sistem
saraf pusat parasimpatis dapat meningkatkan aktivitaas otot lambung dan sekresi
pepsin. Selain itu nikotin juga dapat mengurangi sekresi bikarbonat pankreas,
karena menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum yang lama-
kelamaan dapat menimbulkan mual dan muntah.
D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan proses
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasikan status kesehatan klien(setiadi,2012).
Data tersebut berasal dari pasien (data primer),keluarga(data sekunder),dan
catatan yang ada(data tersier). Pengkajian dilakukan melalui pendekatan
proses keperawatan melalui wawancara , observasi langsung dan melihat
catatatn medis.
Tanggal Pengkajian:
Tanggal Masuk:
Ruang/Kelas:
Nomer Register:
Diagnosa Medis:
A. Identitas Klien:
Nama, Usia, Jenis kelamin, Status Perkawinan, Agama, Suku Bangsa,
Bahasa Yang Digunakan, Alamat, Pekerjaan dan Pendidikan
D. Pengkajian Fisik
a) Pemeriksaan fisik umum: BB,TB, Keadaan umum
b) Sistem penglihatan
c) Sistem pendengaran
d) Sistem wicara
e) Sistem pernafasan
f) Sistem kardiovaskuler
g) Sistem hematologi
h) Sistem syaraf pusat
i) Sistem pencernaan
j) Sistem endoktrin
k) Sistem urogenital
l) Sistem integument
m)Sistem musculoskeletal
E. Diagnosa Keperawatan (SDKI )
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan berat ringannya masalah adalah
sebagai berikut :
Nausea berhubungan dengan iritasi lambung dibuktikan dengan pasien
mengatakan mengeluh mual dan merasa ingin muntah, pasien mengatakan tidak
ingin makan.
F. Rencana Keperawatan
1. Memberikan KIE mengenai :
- Anjurkan membawa kantong plastik untuk menampung muntah
- Anjurkan memperbanyak istirahat
- Anjurkan penggunaan teknik nonfarmokologis untuk mengelola muntah
(mis.biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik)
2. Lakukan teknik akupressure pada titik berikut :
St 36 ( zu san li ) terletak di 3 cun di bawah tulang lutut, sisi luar otot tibialis
anterior. untuk menyembuhkan hipertensi dan pusing.
ST 37, 6 cun dibawah patella, lateral 1 jari dari puncak os tibia. Pada otot
tibialis anterior. Mengusir panas dan lembab, mengatur aktivita fungsi
lambung dan usus.
ST 44 Pada dorsum pedis, atara tulang-tulang metatarsal II dan III serta os
cruneiforme. Titik Yuan meridian lambung.
G. Referensi
J. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
: definisi
K. dan tindakan keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI
L. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
definisi dan
M. kriteria hasil keperawatan. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : Media
Aesculapius