PT PLN (PERSERO)
-
J1. Trunojoyo B M M 11135, Kebayofan Baru
Jakarta Matan 12180
Spesifikasi Transformator Distribusi
Bagian 2:
Transformator dengan Pengaman Sendiri
Fase Tunggal, 20143 kV - 2311462 V
Disusun oleh:
Kelompok Kerja
Spesifikasi Transformator Dengan Pengaman Sendiri (CSP)
dengan Surat Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Penelitian dan Fengembangan Ketenagalistrikan
No. 01O.KILITBANG12007
Diterbitkan oleh:
PT PLN (PERSERO)
Jalan Trunojoyo Blok M-11135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
PT PLN (PERSERO)
TENTANG
Menimbang a. bahwa untuk kecentir::~~:~ :fesclamatan kerja, kemudahan dalam perencanaan, dan
pengorganisasi~r;sisb:.~ dan peralatan tenaga listrik, dipandang perlu untuk
menerbitkan SPLN 03.002-2:2@08Untuk Standardisasi Spesifikasi Transformator
Distribusi B a g i a ~2 : Transformator Dengan Pengaman Sendiri Fase Tunggal
20143kV-231i462V ,
b. bahwa setelah trni'31iii penlbahasan dan persetujuan Direksi, Draf Standar Final
(DSF) SPLN D3.OG2-2:2008 yang disusun oleh Kelompok Standardisasi Bidang
Distribusi, dipantla113 telah memenuhi syarat yang disahkan rnenjadi SPLN
D3.002-2:2008:
c. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagaimana dimaksud dalarn huruf a dan b di
atas, perlu menetepkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) tentang SPLN
D3.002-2:2008 Untuk Standardisasi Spesifikasi Transformator Distribusi Bagian 2 :
Transformator Dengan Pengaman Sendiri Fase Tunggal20W3kV-2311462V.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di J n k a r t a
pads tanggal 1 6 Juni 2008
Susunan Kelompok Bidang Distribusi
Standardisasi
Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero) : No. 094.K/DIR/2006
Daftar Isi
...
Daftar Gambar ..................................................................................................................... III
Prakata ................................................................................................................................ iv
1 Ruang Lingkup............................................................................................................... 1
2 Tujuan ............................................................................................................................ I
4 2
lstilah dan Definisi .........................................................................................................
6 Karakteristik ...................................................................................................................
L
7 Konstruksi ......................................................................................................................5
7.3 Belitan....................................................................................................................... 6
.............................................................................................. 10
8.5 Terrr~inalpembl~mian
10 Penandaan ...................................................................................................................
13
Daftar Tabel
Tabel 2. Rugi-rugi .... ........... ... .... .. . .... . . . ... . . ... . . .. . ... .. .. ...... .... .... .. .. . .................. . ... .... .... . . . . .... . 4
,
Daftar Gambar
Prakata
SPLN D3.002-2: 2008 merupakan revisi dari SPLN 95: 1994; Transformator dengan
Pengaman Sendiri Fase Tunggal untuk Jaringan Sistem Fase-Tiga 4-Kawat.
1. Rugi-rugi transformator (rugi besi dan rugi belitan), mengingat semakin mahalnya
biaya pokok penyediaan eneigi listrik;
2. Pengaturan pada aspek konstruksi inti besi dan belitan, berdasarkan data kerusakan .
transformator pada pengoperasian dan pengujian.
1 Ruang Lingkup
2 Tujuan
Dalam penggunaan yang bersifat khusus, PT PLN (Persero) dapat menetapkan SPLN ini
sebagai persyaratan minimum dan menetapkan spesifikasi tambahan sesuai dengan
kebutuhan dan pengalaman.
3 Acuan Normatif
Kecuali disebutkan secara khusus, ketsntuan pada standar ini mengikuti revisi terakhir
dari standar-standar berikut:
- SPLN D3.002-1: 2007; Spesifikasi Transformator Distribusi, Bagian I : Trans-
formator Fase Tiga, 20 kV - 400 V dan Transformator Fase Tunggal, 20 kV - 231 V
dan 20/d3 kV - 231 V;
- SNI 04-6954.1, Transformator tenaga - Bagian 1: Umum;
- IEC 60076-1 : 2000, Power transformers - Part 1: General;
- SNI 04-6954.2, Transformator tenaga - Bagian 2: Kenaikan suhu;
- IEC 60076-2: 1997, Power transformers - Part 2: Temperature rise;
- IEC 60076-3: 2000, Power transformers - Part 3: Insulation levels, dielectric tests and
external clearances in air;
- IEC 60076-4: 2002, Power transformers - Part 4: Guide to lightning impulse and
switching impulse testing of power transformers and reactor;
- I EC 60076-5: 2006, Power transformers - Part 5: Ability to withstand short-circuit;
- IEC 60076-7: 2005, Power transformers - Part 7: Loading guide for oil-immersed
power transformers;
- IEC 60076-8: 1997, Power transformers - Part 8: Application guide;
SPLN D3.002-2: 2008
5 Kondisi Pelayanan
Transformator yang akan dioperasikan pada kondisi berbeda dengan ketentuan di atas
memerlukan informasi tambahan seperti diatur pada Lampiran A SPLN D3.002-1: 2007
pada saat pemesanan.
6 Karakteristik
Tegangan primer adalah tegangan nominal fase-netral -pada sistem ciistribusi tegangan
menengah fase tiga - 4 kawat, yaitu: 20143 kV.
SPLN D3.002-2: 2008
CA TA TAN
Sadapan pada belitan primer terdiri dari lima langkah dengan julat + 2x2,5%. Sadapan
No. 3 merupakan sadapan utama.
6.5 Frekuensi
Rugi tanpa beban (rugi besi) dan rugi berbeban (rugi belitan) pada sadapan utama dan
suhu acuan 75OC ditunjukkan pada tabel 2.
Batas maksimum rugi-rugi yang diperkenankan untuk rugi tanpa beban adalah +1O0/0 dan
untuk rugi total adalah +5%.
SPLN D3.002-2: 2008
Rugi
berbeban
Daya Rugi tanpa pada 75°C
pengenal beban
cosb = 1
kVA W
Nilai tegangan impedans pada sadapan utama dan suhu acuan 75°C:
50 kVA : 2,851%
Toleransi dari tegangan impedans: k 10%
6.8 Polaritas
7 Konstruksi
7.1 Umum
7.1.1 Transformator harus dirancang dan dibuat dari komponen dan bahan baku yang
sama sekali baru dan sesuai dengan persyaratan desain untuk transformator pada
kondisi pelayanan sebagaimana ditetapkan pada butir 5. Komponen dan bahan
baku serta penyelesaiannya harus disesuaikan dengan geografi dan iklim
Indonesia, khususnya mempunyai sifat tahan karat.
Bentuk dan susunan belitan termasuk jenis dan ukuran konduktor belitan;
Torsi (dalam satuan Nm) dari klem vertikal dan horizontal inti besi;
7.2.2 Untuk kapasitas 50 kVA, konstruksi adalah adalah tipe inti (core type), dua belitan
sekunder ditempatkan pada dua kaki (leg) yang berbeda (gambar 1).
lnti besi
.
Belitan sekunder 2
Belitan sekunder 1
Belitan primer
7.2.3 Baut klem vertikal dan horizontal yang mempengaruhi karakteristik inti besi harus
dikencangkan dengan dua buah mur. Bagian ujung ulir dari baut klem-klem
tersebut harus dimatikan (dipahat, dilas, dll) setelah mur terpasang dan
kekencangan yang dispesifikasi tercapai.
7.2.4 Pabrikan harus mendokumentasi nilai torsi kekencangan dari baut klem inti besi
dan mencanturr~kannyadalam gambar konstruksi.
7.3 Belitan
7.3.1 Bahan konduktor belitan adalah tembaga (Cu) atau aluminium (Al).
7.3.2 Konduktor belitan sekunder dapat berbentuk lembaran (sheeVfoi1) atau segi empat
(rectangular). Bahan isolasi dari konduktor belitan harus sesuai dengan suhu kerja
transformator dan tahan minyak.
7.3.4 Lead wire untuk belitan yang mempunyai konduktor berbentuk lembaran harus
menggunakan jenis bahan yang sama dengan belitan tersebut. Penyambungan
antara lead wire dengan lembaran belitan harus dengan pengelasan.
Press wood, press board, atau material lain yang diproduksi masal sebagai
komponen khusus transformator;
Kayu alam setara kayu jati yang dikeringkan. Dalam ha1 ini, pabrikan harus
mempunyai metoda untuk memastikan bahwa kadar air pada kayu cukup
rendah, sehingga tidak menyebabkan pemburukan sistem isolasi minyak saat
transformator beroperasi.
SPLN D3.002-2: 2008
7.4.1.1 Penyarnbungan belitan primer dengan pengubah sadapan harus dengan cara:
Pengelasan, lead wire pengubah sadapan dilas dengan lead wire belitan
sadapan;
bila dilakukan pengepresan pada konektor ini, harus rnenggunakan alat press
yang sesuai.
7.4.2.1 Hubungan antara lead wire belitan sekunder dengan busing harus rnenggunakan
konektor siku atau konektor fleksibel. Penggunaan sepatu kabel (cable lug)
sebagai konektor tidak diperbolehkan.
7.4.2.2 Konektor dari bahan aluminium hanya dapat digunakan pada belitan aluminium
dan berukuran minimal satu tingkat lebih besar dari ukuran konduktor belitan.
7.5.1 Minyak sebagai media pendingin dan isolasi transformator adalah jenis mineral
dan tidak beracun.
7.5.2 Minyak harus rnernenuhi persyaratan IEC 60296 dengan tegangan tembus 2 50
kV12,5 rnm.
7.5.3 Pabrikan harus rnenyediakan sertifikat hasil uji dari.laboratoriurn independen untuk
merek minyak yang digunakan.
7.5.4 Pengisian minyak diproses secara vakum untuk menjarnin penetrasi maksimum
dari minyak isolasi ke dalam sistem isolasi belitan.
SPLN D3.002-2: 2008
7.6.1 Tangki berbentuk silindris dan dilengkapi dengan tempat kedudukan penangkap
petir.
7.6.2 Bagian luar tangki dan radiator harus dicat dengan cat tahan cuaca berwarna
cerahjtidak menyerap panas dengan ketebalan minimum 70 pm. Penghilangan
karat, lemak, minyak, maupun percikan las pada proses pengecatan, diutamakan
dengan sistem shot blasting. Cara lain adalah dengan proses kimiawi.
7.6.3 Tangki dan penutup tangki harus terhubung secara elektris dan tahan dilalui arus
6000 A selama 1 detik.
7.6.4 Gasketlpelapis antara tangki dan penutupnya harus menggunakan bahan yang
tahan minyak dan sesuai dengan suhu kerja transformator (Neoprene, atau lebih
baik).
7.6.5 Tangki, radiator dan sistem seal harus mampu menahan tekanan 50 kPA (0,5 bar)
selama 24 jam, tanpa mengalami kebocoran.
7.6.6 Ketinggian minyak diatur sedemikian rupa, sehingga pada beban operasi dan
beban lebih yang diizinkan, minyak dapat mengisi selurl~hruang di dalam tangki
namun tekanan di dalam tangki tidak menyebabkan pengaman tekanan lebih
bekerja.
8 Alat Lengkapan
Transformator dilengkapi dengan alat-alat pelengkap yang sama sekali baru dan sesuai
untuk penggunaan seperti ditetapkan pada butir 5.
Busing primer
Busing sekunder
Pengubahsadapan
Terminal pembumian
= Kuping pengangkat
Penggantung
SPLN D3.002-2; 2008
8.1.1 Busing terbuat dari porselen dengan tegangan maksimum 24 kV dengan arus
pengenal yang disesuaikan dengan arus pengenal transformator.
Busing porselen adalah untuk tingkat polusi sedang sesuai IEC 60137 dengan
jarak rambat nominal 480 mm.
Pemasangan busing porselen pada penutup tangki harus menggunakan fixing r;ng
yang sesuai dengan tipe busing.
Penempatan busing primer mengikuti ketentuan butir 10.2 dengan jarak udara
minimum 210 mm.
Busing harus memenuhi persyaratan EN 50386 atau DIN 42530. Jenis busing
lebih diutamakan pada konstruksi yang dapat memberikan perlindungan pada seal
busing terhadap sinar ultra violet.
Pengaman tekanan-lebih (pressure relief device) dengan ukuran yang sesuai dengan
tekanan kerja transformator, dipasang pada tutup tangki.
Tekanan perlgenal pengaman tekanan-lebih harus disesuaikan dengan tekanan operasi
di dalam tangki, sehingga tidak bekerja saat transformator dibebani beban pengenal dan
beban lebih yang diizinkan, tetapi dapat bekerja mengamankan tekanan pada saat terjadi
gangguan didalam transformator.
Jenis yang digunakan adalah pengubah sadapan tanpa beban. Perubahan posisi
sadapan diiakukan dengan merubah komutator pada keadaan tanpa tegangan.
Pengubah sadapan dilengkapi dengan penandaan dengan tulisan: "perubahan posisi
sadapan tanpa tegangan".
SPLN D3.002-2: 2008
Transformator dilengkapi dengan terminal pembumian, satu buah pada tangki dan satu
buah pada penutup tangki. Bagian terminal yang akan terhubung dengan konduktor
pembumian sistem harus dilapisi timah. Baut terminal terbuat dari bahan kuningan.
Llkuran terminal pembumian adalah M I 2 dan harus dilengkapi dengan penandaan (,:9
8.6 Kuping pengangkat
Transformator harus dilengkapi kuping pengangkat (lifting lug) yang mampu mengangkat
berat transformator tanpa kerusakan.
9 Sistem Pengaman
9.1 Umum
Koordinasi pengamanan antara pelebur di sisi primer dan pemutus tenaga di sisi
sekunder harus dilakukan sedemikian rupa dengan memperhatikan kaidah-kaidah
pengamanan transformator.
Pemutus tenaga dikoordinasi secara termal dengan batas ketahanan transformator untuk
mengamankan belitan terhadap gangguan luar. Batas ketahanan transformator adalah
sebagai berikut:
' SPLN D3.002-2: 2008
UPPER
SUPPORT LUG
m
N..me
022-2Holes .
70
i
~ii j/
@ /j
BOTTOM :1I m
I
-.
SUPPORT LUG c, i:
2 I, : 30 menit
3 1, : 5 menit
4,751, : 60detik
6,3 I, : 30 detik
113, : 10detik
25 I, : 2 detik
Garis 12t= 1250 ~ ~ . d e t i k
Dimana:
Pelebur pada sisi primer dikoordinasi sedemikian rupa dengan pemutus tenaga di sisi
sekunder, sehingga hanya bekerja bila terjadi gangguan internal dan mampu memisahkan
transformator dari jaringan tegangan menengah.
Waktu pemutusan maksimum (maximum clearing time) pemutus tenaga dengan waktu
leleh minimum (minimum melting time) pelebur harus mempunyai kerenggangan yang
cukup (sekurang-kurangnya 25%).
Pemutus tenaga terhubung dengan belitan sekunder dan dipasang di dalam tangki.
Pemutus tenaga adalah jenis terendam minyak dan tar~pasete!an (fixed).
Nilai-nilai pengenal:
9.2.1 Karakteristik pemutus tenaga harus sesuai dengan siklus pembebanan normal
pada IEC 60076-7: 2005 untuk suhu sekitar 30°C;
9.2.2 Pemutus tenaga tidak boleh membuka padz saat transformator dibebani-lebih
sesuai ketentuan 9.2.4.
Pemutus tenqga harus dilengkapi dengan lampu indikator beban lebih. Lampu menyala
pada 15 sld 35OC dibawah suhu buka pemutus tenaga.
Pemutus tenaga harus dilengkapi dengan kurva karakteristik waktu-arus untuk pemutusan
total (total clearing time) atau pemutusan rata-rata (average clearing time).
Pabrikan harus menyediakan sertifikat atau laporan pengujian dari laboratorium
independen untuk setiap merek pemutus tenaga yang digunakan.
SPLN D3.002-2: 2008
Pelebur dihubungkan dengan belitan primer dan dipasang di dalam tangki transformator.
Pelebur tersebut harus terendam dalam minyak dan terpasang kokoh dengan
menggunakan tempat kedudukan yang direkomendasi pabrikan pelebur.
Nilai-nilai pengenal :
Tegangan pengenal : tegangan maksimum fase-netral atau nilai yang dire-
komendasi pabrikan pelebur yang digunakan.
Penangkap petir dipasang pada tangki bagian luar pada tempat kedudukannya dan
terhubung dengan terminal busing primer.
10 Penandaan
Transformator hams dilengkapi pelat nama yang kuat, tahan karat, dan mudah dikenali.
Tulisan pada pelat ini harus jelas dan tidak mudah hilanglluntur, data pada pelat nama
sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:
- Frekuensi pengenal 50 Hz
- Tegangan pengenal primer dan sekunder
- Arus pengenal primer dan sekunder
- Kelompok vektor lio
- Tegangan impedans
- Rugi tanpa beban - rugi berbeban contoh : 120 W - 585 W
- Bahan belitan primer - sekunder contoh : Cu - AI atau Cu - Cu
- Berat total
- Volume atau berat minyak
- Jenis minyak Mineral
- Kode pemutus tenaga dan pelebur
Selain pelat nama, transformator harus dilengkapi dengan identitas pabrikan dan diagram
hubungan.
Posisi busirrg primer dilihat dari sisi sekunaer terletak di sebelah kiri ditunjukkan pada
gambar 3.
Transformator harus dilengkapi penandaan daya pengenal pada tangki ditunjukkan pada
gambar 4.
Penandaan ditulis dengan cat warna hitam dengan tinggi huruf minimal 100 mm.
Ketentuan penandaan:
PENANDAAN
DAYA PENGENAL
Macarn pengujian pada setiap klasifikasi pengujian tercanturn pada tabel 3 dan tabel 4.
PT PLN (Persero) dapat rnenetapkan rnata uji khusus rnaupun rnengubah atau
rnenarnbahkan rnata uji dengan rnenyatakannya saat pernesanan.
Untuk keperluan pengujian jenis, pabrikan perlu rnenyediakan data dan inforrnasi
rnengenai:
Sertifikat dari laboratoriurn independen dari peralatanikornponen pada butir 7.5, 8.1,
8.2, 9.2, 9.3 dan 9.4;
Jika pabrikan merubah desain atau konstruksi sehingga kriteria identik pada butir 11.3.2
tidak terpenuhi, maka transformator tersebut memerlukan pengujian jenis ulang.
Jumlah sampel untuk pengujian jenis adalah dua unit dengan desain identik. Sampel No.
1 lengkap dengan sistem proteksi, sampel No. 2 tanpa proteksi. Susunan mata uji
terhadap masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel 4.
Mata uji pengujian serah-terima adalah sarna dengan rnata uji pengujian rutin (tabel 3
kolom 6), tetapi PT PLN dapat menambah mata uji lainnya dengan menyatakannya pada
saat pemesanan.
a) Transformator yang akan diserah-terimakan harus telah lulus uji jenis dan identik
dengan transformator yang diuji jenis;
b) Transformator yang akan diserah-terimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi
dengan laporan pengujiannya;
d) Jumlah sampel adalah 10% (dibulatkan) dari jumlah yang akan diserahterimakan
dengan jumlah minimum satu unit pada kelorr~poktersebut.
f) Bahan dasar, desain dan konstruksi dari belitan dan inti besi harus sama;
g) Letak busing tegangan tinggi maupun tegangan rendah harus sama;
h) Jumlah dan ukuran sirip pendingin (bila ada) harus sama, toleransi ukuran sirip 5%;
i) Dimensi tangki harus sarria dengan toleransi 5%.
CATATAN 1
Merek busing, minyak mineral, penangkap petir dan pengubah sadapan dapat berbeda dengan
merek pada transformator yang diuji jenis, sepanjang pabrikan dapat memberikan sertifikat dari
laboratorium independen yang membuktikan bahwa peralatan baru tersebut mempunyai mutu
yang setara.
CATATAN 2
Penggunaan merek dan kode dari pemutus tenaga dan pelebur yang berbeda harus diverifikasi
terhadap tabel 4.
CATATAN 3
Penerapan toleransi pada kriteria identik di atas harus tetap memperhatikan batas nilai maksimum
dan minimum yang ditetapkan standar in;,
Bila sampel pada pengujian serah-terima tidak sesuai dengan kondisi di atas maka sampel
tersebut harus diuji jenis.
a) Sampel transformator dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji pada
kolom 6 tabel 3 berhasil baik;
c) Jika lebih dari satu sampel mengalarr~ikegagalan, maka semua transformator yang
diajukan (akan diserahterimakan) ditolak, karena dianggap dalam kelompok tersebut
masih ada cacat;
d) Jika satu sampel mengalami kegagalan, pada dasarnya semua transformator yang
diajukan belum dapat diterima dan pengujian dapat diulang dengan mengambil
sampel baru sejumlah yang pertama. Jika semua sampel baru diuji dengan hasil baik,
maka semua transformator yang diajukan dianggap baik dan dapat diterima. Jika
dalam pengujian ulang masih ada satu sampel saja mengalami gagal, maka seluruh
transformator yang diajukan ditolak;
e) Terhadap kelompok transformator yang dinyatakan ditolak pada butir c) dan d),
pabrikan atau pemasok dapat mensortir dan transformator yang baik dapat diajukan
kembali. Untuk pengajuan kembali pabrikan harus meneliti sebab-sebab kegagalan
SPLN D3.002-2: 2008
dan bila kegagalan menyangkut sistem produksi, pabrikan harus rnernperbaiki proses
produksinya.
I Spesifikasi pabrikan
*ngukuran
--
Pengukuran jarak udara dan jarak
rambat busing
tahanan belitan
I- IEC 60076-3
1 1: II J
k;:kuran rugi dan arus tanpa Butir 6.6
----- IEC
-- 60076-1, b$r 10.5 -
5. I
6. 1 Pengujian ketahanan tegangan Butir 6.9
frekuensi-daya belitan sekunder
IEC 60076-3
~ P e . ~ ~ ~ ~induksi
n ~ e bIEC 60076-3
i h
I IEC 60076-4
SPLN 03.002-2: 2008
---
IEC 60076-10
Butir 6.1 1
1 I Kernarnpuan terrnal
Kernarnpuan dinarnik
1 IEC 60076-5. butir4.1
CATATAN :
')
R = pengujian rutir~;J = pengujisn jenis; S = pengujian serah-terima; L = pengujian
lapangan
)'
Pengujian dilakukan pada tega,;gan uji 3,46 tegangari nominal.
3,
Setelah pengujian kenaikan suhu, transformator harus mampu dienerjais tanpa beban pada
105% tegangan pengenal selama 2 jam.
4,
Dapat dilakukan dengan waktu uji lebih singkat.
5, Lihat tabel 4.
SPLN D3.002-2: 2008
1 3.
Perneriksaan dimensilkonstruk.ki
transformator
1I kelornpok
-
LCbu 60076-1,
J J
IEC 60076-1, butir 10.5 --
6. Pengujian ketahanan tegangan Butir 6.9
J J
frekuensi-daya belitan sekunder
IEC 60076-3
7. Pengujian tegangan lebih induksi IEC 60076-3 J
I
1 8. 1 Pengukuran tahanan isolasi 1 IEC60076-3 l J l J 1
' Pengujian kenaikan suhu Butir 6.10
IEC 60076-2
i
Pengujian tingkat bising IEC 60076-1 0
Butir 6.1 1
Butir 6.9
Pengujian ketahanan tegangan
irnpuls petir IEC 60076-3
I
'
IEC 60076-4
IEC 60076-13, butir 12.4.8
Pengujian kebocoran tangki Butir 7.6.7 J
d 50 kali operasi J
CA TA TAN
" Dilakukan pada 50% dan 100% arus hubung-singkat terminal sekunder, masing-masing 3 kali
operasi pemutusan
PT' 6k.RI (Pesseeo) Penelitiam dan Pengembangan Metenagzlistrikan
Ji '7~t1?r2tiga,Jakarta 12760 Telp r322 7973774 Fax. 021 7991762
www.pln-1itbang.c~id