OLEH :
I. Triage
A. Penngertian Triage
Triage adalah suatu sistem seleksi dan pemilihan pasien untuk menentukan
tingkat kegawatan dan prioritas penanganan pasien (Depkes RI,2005) dalam
( Maria Imaculata Ose,2020). Sistem triage merupakan penerapan manajemen
resiko di unit gawat darurat sehingga pasien yang datang mendapatkan penanganan
dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhannya dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia, triage juga membantu mengatur pelayanan sesuai dengan alur pasien
di unit gawat darurat, Penilaina triage merupakan pengkajian awal pasien unit
gawat darurat yang dilakukan perawat( Maria Imaculata Ose,2020).
B. Tujuan Triage
Tujuan triage menurut (Ode Irman , 2019) antara lain:
1. Mengidentifikasi kondisi pasien
2. Menetapkan tingkat kegawatan pasien
3. Menetapkan prioritas tindakan
4. Menempatkan pasien pada lokasi penanganan sesuai kondisi pasien
5. Mendapatkan data yang lengkap
6. Melakukan tindakan penanganan dengan tepat, cepat, dan cermat
C. Prinsip Triage
Beberapa prinsip triage menurut (Ode Irman , 2019) :
1. Triage harus dilakukan segera dan tepat waktu
2. Pengkajian triage harus adekuat, koperhensif, dan akurat
3. Ketepatan dan akurasi menjadi kunci dalam proses triage
4. Keputusan triage didasarkan pada teman pengkajian
5. Kemampuan berespon dengan cepat, tepat, dan teliti memungkinkan dapat
menyelamatkan nyawa pasien
6. Informasi yang akurat dan adekuat mengefektifkan perawatan
7. Tindakan pertolongan berdasarkan kekuatan, keluhan serta temuan klinis
8. Perawat turut bertanggung jawab pada proses triage
9. Meningkatkan kepuasan pasien
10. Pasien ditempatkan pada area perawatan yang benar dengan sarana
pelayanan yang menunjang.
11. Penggunaan sumber daya yang efisien
12. Dokumentasi yang benar
D.Pengkategorian pasien
Pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat diseleksi berdasarkan
kondisi kegawatdaruratannya dengan menggunakan Australian Triage Scale
(ATS) sebagai berikut :
1. ATS 1 adalah kondisi yang mengancam jiwa (atau resiko besar mengalami
kemunduran) dan perlu intervensi yang cepat dan agresif.
2. ATS 2 adalah :
o pasien dengan kondisi yang cukup serius atau mengalami
kemerosotan secara cepat yang apabila tidak ditangani dalam 10 menit
dapat mengancam jiwa atau mengakibatkan kegagalan organ.
o pasien yang dengan pemberian obat yang dimana hasil ahkirnya
sangat tergantung dari seberapa cepat obat itu diterima oleh pasien
( misalnya : trombolisis, antiracun)
3. ATS 3 adalah pasien yang datang dengan kondisi yang mungkin akan
bekembang menjadi mengancam nyama atau menimbulkan kecacatan bila
tidak ditangani dalam waktu 30 menit
4. ATS 4 adalah pasien dengan kondisi yang dapat mengalami kemerosotan
atau akan menghasilkan outcome yang berbeda bila dalam 1 jam pasien
belum ditangani. Gejala berkepanjangan.
5. ATS 5 adalah kondisi pasien yang sudah kronis dengangejala yang minor,
dimana hasil ahkirnya tidak akan berbeda bila penanganan ditunda sampe 2
jam setelah kedatangan.
Adapun berikut ini adalah berbagai kondisi yang dapat dikategorikan
termasuk sebagai kasus emergency, antara lain :
1. ATS 1 :
o Henti Jantung
o Henti Napas
o Resiko sumbatan jalan napas
o Frekuensi pernapasan (RR) < 10x/menit
o Distress / Kesukaran pernapasan yang sangat berat (extreme)
o Tekanan darah < 80 (dewasa) atau syok pada anak/bayi
o Tidak respon atau hanya respon nyeri (GCS < 9)
o Kejang terus menerus atau berkepanjangan
o Overdosis IV dan tidak responsif atau hipoventilasi
o Gangguan perilaku berat dengan ancaman segera terhadap kekerasan
yang berbahaya
2. ATS 2 :
o Resiko Jalan Napas – Stridor berat atau produksi air liur berlebih yang
membahayakan
o Distress / kesukaran pernapasan berat
o Gangguan Sirkulasi :
Kulit berkeringat atau berubah warna karena perfusi yang buruk
Detak jantung < 50 atau > 150 (dewasa)
Hipotensi dengan gangguan hemodinamik Kehilangan darah
hebat
Nyeri dada kardiak
o Nyeri sangat hebat – apapun penyebabnya
o Kadar Gula Darah < 2 mmol/l
o Mengantuk, penurunan respon (GCS < 13)
o Hemiparesis / disfasia akut
o Demam dengan tanda-tanda letargi (semua umur)
o Terkena zat asam atau basa pada mata – membutuhkan irigasi
o Multitrauma mayor (membutuhkan respon cepat dari tim
terorganisasi)
o Trauma lokal berat – Fraktur mayor, amputasi
o Riwayat penyakit resiko tinggi
o Konsumsi obat penenang atau zat toksik lainnya secara signifikan
o Envenomation (tergigit hewan beracun) yang signifikan / berbahaya
o Nyeri hebat yang memberi kesan adanya Pre eklampsia, AAA
(Abdominal Aortic Aneurysm) / Aneurisma Aorta Abdominalis, atau
Kehamilan ektopik
o Perilaku / Psikiatrik: Kasar atau agresif
o Perilaku / Psikiatrik:
Sangat tertekan, resiko menyakiti diri sendiri Psikotik akut atau
gangguan pikiran
Krisis situasional, sengaja menyakiti diri sendiri Agitasi /
menarik diri / berpotensi agresif
4. ATS 4 :
o Perdarahan ringan
o Aspirasi benda asing, tanpa distress pernapasan
o Cedera dada tanpa nyeri pada tulang iga atau distress pernapasan
o Kesulitan menelan, tanpa distress pernapasan
o Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran
o Nyeri sedang, dengan beberapa faktor resiko
o Muntah atau diare tanpa dehidrasi
o Inflamasi atau benda asing pada mata – penglihatan normal
o Trauma ekstremitas minor – pergelangan kaki terkilir, kemungkinan
patah tulang, laserasi tidak terkomplikasi yang membutuhkan
investigasi atau intervensi – tanda vital normal, nyeri ringan / sedang
o Gips terlalu ketat, tanpa kerusakan neurovaskuler
o Sendi bengkak dan panas
o Nyeri perut tidak spesifik
o Perilaku / Psikiatrik :
o Masalah kesehatan mental semi-urgent
o Dalam observasi dan/atau tidak ada resiko langsung terhadap diri
sendiri maupun orang lain
5. ATS 5 :
o Nyeri minimal tanpa ciri-ciri beresiko tinggi
o Riwayat penyakit resiko rendah dan saat ini asimtomatik
o Gejala minor dari penyakit stabil yang ada
o Gejala minor dari kondisi dengan resiko rendah
o Luka minor – lecet kecil, laserasi ringan (tidak membutuhkan jahitan)
o Dijadwalkan kontrol misalnya pada kontrol luka, perban kompleks
o Imunisasi
o Perilaku / Psikiatrik :
Pasien yang dikenal dengan gejala kronis Krisis sosial, pasien
baik secara klinis
Untuk pasien anak-anak digunakan standard yang berbeda,
karena kondisi pada anak jauh lebih berbahaya daripada dewasa
II . Primary Survey
Yaitu penanganan airway,breathing, circulation, disability, exposure dan
resusitasi. Pada saat melakuakan primary survey yang dicari adalah keadaan yang
mengancam nyawa, dan apabila menemukan maka harus dilakukan resusitasi. Pada
primary survey diharapkan dapat melakukan evaluasi yang sistematis,
pendeteksian dan manajemen segera terhadap komplikasi akibat trauma parah yang
mengancam kehidupan. Tujuan dari primary survey adalah untuk mengidentifikasi
dan memperbaiki dengan segera masalah yang mengancam kehidupan (Nusdin,
2020).
Prioritas yang dilakukan pada primary survey antara lain:
a. Airway maintenance : mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan
nafas disertai dengan cervical spine protection ( control servical )
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (terapi
musik, terapi pijat, kompres hangat / dingin)
kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredahkan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredahkan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (terapi
musik, terapi pijat, kompres hangat / dingin)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik ( santagesik )
3. Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktiv
Observasi
Periksa tanda gejala hipovolemia (frekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan asupan cairan oral
Edukasi
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan iv isotonis (NaCl, RL)
Kolaborasi pemberian cairan iv hipotonis (glukosa 2,5%, NaCl 0,4%,
Asring)
Daftar Pustaka
1. Triage:
Berjalan : Pasien bisa berjalan mandiri
Respirasi : Respirasi normal 20x/menit
Perfusi : Normal
Status Mental : Baik Sregat
Prioritas : ATS IV NON URGENT
2. Anamnessa
(Wawancara)
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 50 Thn
Jenis Kelamin : L a ki - la ki
Alamat : Sregat
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Diagnosa Medis : Afi (DHF)
No Register Status : 18.72.01
3. Primari Survey:
a. Airway (Jalan Nafas):
Look : Tidak ada sumbatan, bebas normal
Listen : Tidak ada suara tambahan
Feel : Baik
b. Breathing (Pernafasan)
Look (gerakan dada) : Pergerakan dinding dada normal, tarikan dinding dada
normal
Frekuensi nafas : 20x/menit
Sianosis : Tidak ada
c. Circulation (Sirkulasi)
Nadi arteri carotis : Teraba
Nadi arteri radialis : Teraba
Frekuensi Nadi : 115x/menit
Akral: Hangat/dingin : Hangat
Perdarahan : Tidak terdapat perdarahan pada pasien
e. Eksposure (Paparan):
Kepala belakang : Tidak aja injury
Punggung : Tidak aja injury
4. Secundary survey:
a. Riwayat (SAMPLE)
Sign/simptom :
Allergy :
Medication :
Past Medical History :
Last meal :
Events prior :
b. Tanda-tanda Vital
Nadi : 115x/menit
RR : 20x/menit
TD : 127/51 MmHg
Suhu : 37,5% 96%
Saturasi : 96%
GCS : 4,5,6
EKG :-
c. Kepala : Simetris, tidak ada benjolan, rambut hitam,bersih tidak ada
ketombe,penyebaran rambut merata.
d. Leher : Normal tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada lesi.
e. Bahu : Normal simetris kanan kiri
f. Dada : Simetris, normal tidak ada pembengkakan , pergerakan dinidng
dada normal, tarikan dinding dada normal, tidak ada nyeri dada.
Umur : 50 th
No Reg : 18.72.01
Do :
Kes : CM
KU : lemah PROSES
HIPERTERMI PENYAKIT
TD : 127/51 MmHg
N : 115x/menit (INFEKSI)
(takikardi)
S : 37,5%
RR : 20x/menit
Spo2 : 96%
Ph : 56 ribu/ ul
Akral : hangat
TD : 127/51 MmHg
N : 115x/menit
(takikardi) Nyeri Akut Agen Pencedera
Fisiologis
S : 37,5%
(Inflamasi)
RR : 20x/menit
Spo2 : 96%
Ph : 56 ribu/ ul
Klien tampak meringis
Gelisah
Diaforesis
( berkeringat)
S : 37,5%
RR : 20x/menit
Spo2 : 96%
Ph : 56 ribu/ ul
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Umur : 50
No Reg : 18.72.01
No Reg :18.72.01
No Reg :18.72.01
menurun hidup
Monitor efek
samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (terapi
musik, terapi pijat,
kompres hangat /
dingin)
kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat
tidur
Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredahkan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi
meredahkan nyeri
Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (terapi
musik, terapi pijat,
kompres hangat /
dingin)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik(santagesik)
No Reg :18.72.01
Evaluasi
Nama Pasien : Tn. S
No Reg :18.72.01
No. Dx
Kep Tanggal Tanggal Tanggal
04-02-2021
A : Tidak ada
sumbatan bebas
normal, tidak ada
suara tambahan
B : Pergerakan
dinding dada
normal, tarikan
dinding dada
normal
RR : 20x/menit
Spo2 : 96%
C:
TD : 127/51
MmHg
S : 37,5
N : 115x/menit
Sianosis –
Akral hangat
perdarahan –
D : GCS : 4,5,6
Hasil = 15 normal
E : tidak ada cidera
di bagian tubuh
pasien