Obat Kardiovaskular
Obat Kardiovaskular
Kelompok 7 :
1
Daftar Isi
2
A. Sistem Kardiovaskular
1. Jantung
Terdiri dari 4 Serambi, Atrium Kanan, Atrium Kiri,
Ventrikel Kanan dan Ventrikel Kiri.
3
b. Jantung mempunyai pembungkus fibrosa yaitu
Perikardium yang melindunginya dari cedera dan
infeksi.
c. Endokardium merupakan selaput yang berlapis 3 yang
melapisi bagian dalam serambi jantung
d. 4 Katup, 2 Artrioventrikularis (trikuspid dan mitral) dan
2 semilunaris (pulmonalis dan aorta), mengatur aliran
darah antara atrium dengan ventrikel serta antara
ventrikel dengan arteri pulmonalis dan aorta.
CURAH JANTUNG =
Denyut jantung x volume sekuncup ( 70 ml / denyut )
4
Preload Kontraktilitas Afterload
5. Sirkulasi
a. Sirkulasi sistemik/perifer
Jantung memompa darah dari ventrikel kiri
kedalam aorta menuju sirkulasi umum.
Darah dialirkan oleh arteri dan arteriola menuju
anyaman kapiler.
Darah dikembalikan dalam jantung melalui
venula dan vena.
b. Sirkulasi paru-paru
Jantung memompa darah yang terdeoksigenasi
dari ventrikel kanan melalui arteri pulmonalis
menuju paru-paru.
Arteri membawa darah yang mengandung CO2
konsetrasi tinggi.
Darah yang teroksigenasi dikembalikan kedalam
atrium kiri oleh vena pulmonalis
c. Sirkulasi darah
Terdiri dari Plasma, Eritrosit, Leukosit dan
Platelet.
Plasma terdiri dari 19 % air, 10 % zat terlarut
dan merupakan 55% dari volume darah.
Fungsi Utama Eritrosit Menyediakan nutrien
untuk sel-sel tubuh yang dibawa oleh
Hemoglobin.
5
Fungsi Utama Leukosit Mekanisme
pertahanan tubuh bekerja dengan melahap
mikroorganisme.
Fungsi Utama Platelet Menyebabkan
pembekuan darah
1. Glikosida Jantung
Digitalis, salah satu dari obat-obat tertua sejak tahun 1200.
Digitalis dihasilkan dari tumbuhan foxglove ungu dan putih, dapat
bersifat racun. Pada tahun 1785, William Withering (Inggris)
menggunakan digitalis untuk menyembuhkan edema pada
ekstremitas insuefisiensi ginjal dan jantung. Preparat digitalis
efektif untuk mengobati payah jantung kongestif (PJK).
Jika miokardium melemah dan membesarakan
kehilangan kemampuannya untuk memompa darah dari jantung
kedalam sirkulasi sistemik (Keadaan Payah Jantung). Jika
mekanisme kompensasinya gagal dan jaringan perifer serta paru-
paru mengalami pembendungan Payah Jantung Kongestif.
Preparat digitalis juga dipakai untuk memperbaiki Fibrilasi
Atrial (aritmia jantung dengan kontraksi miokardium atrium yang
cepat dan tidak terkoordinasi) dan Flutter Atrial (aritmia jantung
dengan kontraksi yang cepat 200-300 denyut/menit). Glikosida
jantung/glikosida digitalis merupakan kelompok obat yang
menghambat pompa natrium-kalium.
6
Preparat digitalis mempunyai khasiat pada otot jantung :
a. Kerja Inotropik positif (meningkatkan kontraksi
mikardium)
b. Kerja Konotropik negatif (memperlambat denyut
jantung)
c. Kerja Dromotopik negatif (mengurangi hantaran sel-
sel jantung)
Golongan obat Preparat Digitalis
1. Digitalis Masa Kerja Cepat
a. Digoksin (Lanoxin) Untuk PJK, aritmia atrial
b. Deslanosid (Cedilanid-D) Untuk digitalis cepat,
diikuti dengan Digoksin/Digoktisin oral
2. Digitalis Masa Kerja Panjang
a. Digoktisin (Crystodigin) Untuk PJK
3. Inotropik Positif: Bipiridin
a. Amrinon (Inocor) Untuk PJK, jika Digoksin &
Diuretik tidak efektif
b. Digoksin & Digoktisin mempunyai waktu paruh yang
panjang dan akumulasi obat dapat terjadi. 30% dari
Digoksin dimetabolisme oleh hati dan 65%
diekskresikan oleh ginjal hampir tanpa perubahan,
sedangakan Digoktisin dimetabolisme oleh hati dan
diekskresikan oleh ginjal
c. Gangguan fungsi ginjal dapat mempengaruhi ekskresi
Digoksin & Digoktisin, dan gangguan fungsi hati dapat
mempengaruhi metabolisme Digoktisin.
d. Pada klien dengan payah jantung, glikosida jantung
akan meningkatkan kontraksi miokardium obat ini
mengurangi hantaran melalui Nodus AV maka denyut
jantung akan berkurang.
e. Digoksin dapat diberikan melalui oral atau intravena
7
Toksisitas Digitalis
1. Overdosis Digoksin dapat menyebabkan toksisitas digitalis.
2. Tanda & gejalanya adalah Anoreksia, diare, mual, muntah,
bradikardia, aritmia jantung, sakit kepala, bingung dan derilium
3. Lansia lebih rentan terhadap toksisitas
Interaksi Obat
Klien memakai Digosksin bersama-sama dengan diuretik yang
tidak menahan kalium (Obat Kortison) atau memakai suplemen kalium
untuk menghindari terjadinya Hipokalemia dan Toksisitas Digitalis.
Antasid dapat mengurangi absorbsi digitalis pada waktu yang
bersamaan (harus diberikan dengan selang waktu
8
b. Nasehatkan klien untuk makan makanan yang kaya akan
kalium.
c. Jelaskan kepada klien akan pentingnya kepatuhan obat.
d. Nasehatkan klien untuk tidak memakai obat-obat bebas
(tanpa beritahu dokter)
5. Evaluasi
a. Evaluasi efektivitas glikosida jantung (respon klien
terhadap obat & efek samping yang terjadi. Pantau denyut
nadi.
b. Buat catatan jika klien memakai obat sesuai dengan resep
2. Anti-Angina
Untuk mengobati Angina Pektoris (nyeri jantung yang
mendadak akibat tidak cukupnya aliran darah adanya sumbatan
pada arteri koroner yang menuju jantung). Nyeri Angina sebagai
rasa kencang, tekanan ditengah-tengah dada dan nyeri menjalar ke
bawah ke lengan kiri. hanya berlangsung beberapa menit. Dapat
berlanjut menjadi infrak miokardium (serangan jantung). Frekuensi
nyeri angina tergantung dari banyak faktor :
a. Klasik (stabil) stress atau bekerja
b. Tidak stabil (Pra-Infark) terjadi sepanjang hari
dan semakin berat. Disebabkan oleh
penyempitan/sumbatan parsial arteri coroner
c. Varian (Prinz Metal) sewaktu istirahat.
Disebabkan oleh pembuluh darah (vasospasme)
Obat-obat Antiangina meningkatkan aliran darah dengan
menambah suplai kebutuhan miokardium akan O2.
Jenis Antiangina :
a. Nitrat : Penurunan tonus vena menurunkan beban
kerja jantung
b. Penghambat Beta :
9
c. Penghambat Rantai Kalsium untuk mengurangi beban
kerja jantung & Mengurangi kebutuhan O2
Cara-cara nonfarmakologis (mengurangi serangan
angina) Hindari makanan yang berlebihan, Merokok, Perubahan
cuaca yang ekstrim, Kerja yang berlebih dan Luapan emosi.
Tindakan Pencegahan Nutrisi yang tepat, Olahraga yang cukup
(setelah konsul dengan dokter), Istirahat yang cukup dan Teknik-
teknik relaksasi.
PENGHAMBAT BETA
Menghambat reseptor beta1 mengurangi denyut jantung.
Dipakai sebagai antiangina, antiaritmia dan antihipertensi. Efek
samping Penurunan nadi & tekanan darah. Bronkospasme,
respon psikotik dan impoten (pada pemakaian Inderal) Dosis perlu
diturunkan bertahap selama 1 atau 2 minggu mencegah efek
rebound.
10
Penghambat Beta dibagi menjadi 2
a. Penghambat beta tidak selektif (menghambat beta1 dan
beta2) Propanolol (Inderal), Nadolol (Cogard) dan
Pindolol (Visken). menurunkan denyut jantung dan
menyebabkan bronkokontriksi.
b. Penghambat beta selektif (menghambat beta1) Atenolol
(Tenormin) dan Metoprolol (Lopresor).
Efek Samping:
Sakit kepala, hipotensi (lenih sering pada Nifedipin, lebih
jarang apda Diltiazem), pusing dan flushing pada kulit, refleks
takikardia, serta menyebabkan perubahan pada fungsi hati dan
ginjal.
11
Perencanaan
a. Memakai obat golongan antiangina sebagaimana
yang diresepkan.
Intervensi
a. Pantau TTV: Hipotensi terjadi pada hampir semua
obat
b. Oleskan salep Nitro-bid pada bagian yang ditandai
pada kertas.
c. Minta klien untuk duduk/berbaring sewaktu
memakai nitrat untuk pertama kali.
d. Tawarkan beberapa teguk air sebelum memberikan
nitrat sublingual jika mulut terasa kering.
e. Laporkan jika angina menetap.
f. Penyuluhan pada klien
Evaluasi
a. Evaluasi manfaat nitrat dalam menghilangkan
angina
b. Catat efek samping (seperti sakit kepala, pusing &
pingsan)
3. Anti Aritmia
a. Aritmia : tidak ada irama jantung
b. Disritmia: irama jantung yang terganggu
Kategori Anti-Disritmia
1. Penghambat Saluran (Natrium) cepat IA (I) & IB (II)
2. Penghambat Beta
3. Obat yang memperpanjang repolarisasi
4. Penghambat Saluran (Kalsium) cepat
Golongan 1A
1. Quinidin :
12
a. Efek samping : Quinidine dapat menyebabkan efek
pusing. Disarankan untuk tidak mengemudi atau
mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat
ini, diare sakit magh ,thermo
b. Indikasi : obat golongan antiaritmia yang digunakan
untuk mengobati berbagai jenis aritmia, seperti fibrilasi
atrium dan atrial flutter
c. Cara minum : Obat ini bisa diminum sebelum atau
sesudah makan. Telan quinidine oral secara langsung
dengan menggunakan air putih. Disarankan untuk
mengonsumsinya sebelum makan. Tetapi jika memiliki
sakit maag, obat dapat dikonsumsi saat makan. Jangan
langsung berbaring setelah minum obat, tunggu paling
tidak 10 menit. Jangan menambah atau mengurangi
dosis quinidine tanpa berkonsultasi dengan dokter.
d. Merk lain : Disopiramide & Prokainamid (Pronestyl,
Procan)
Golongan 1B
1. Lidocain :
a. Efek samping : hipoyensi,mual dan muntah ,demam
,pusing,tremor ,sakit kepala
b. Indikasi : Menghilangkan rasa sakit pada tubuh untuk
sementara dan mengatasi gangguan irama jantung
c. Cara minum: Pemberian lidocaine semprot biasanya
diberikan dokter sesaat sebelum prosedur medis
dimulai. Jangan makan atau mengunyah permen karet
selama satu jam ke depan atau hingga efek mati rasa
menghilang.
Pemberian lidocaine suntik hanya dilakukan oleh
dokter. Memberitahukan kondisi atau riwayat penyakit
13
akan sangat membantu dokter dalam melakukan
pengobatan.
Untuk lidocaine dalam bentuk suppositoria, pemberian
obat dilakukan melalui anus (dubur). Basahkan obat
dengan air agar mempermudah memasukkan obat.
Untuk lidocin hisap dengan cara di hisap secara
perlahan dan habis
14
a. Indikasi : Aritmia ventrikel
b. Efek samping : Tanda-tanda dari reaksi alergi, seperti
ruam; gatal-gatal gatal merah, bengkak, blistered, atau
mengupas kulit dengan atau tanpa demam; sesak di
dada atau tenggorokan; kesulitan bernapas, menelan,
atau berbicara; suara serak yang tidak lazim; atau
pembengkakan pada mulut, wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan. Pusing. Sakit kepala sangat buruk. Detak
jantung abnormal yang baru atau lebih buruk. Demam.
c. Cara minum : ⇔ Dosis awal:
5 hingga 10 mg / kg IV encer selama> 8 menit.
⇔ Jika aritmia berlanjut:
→ Berikan dosis berikutnya dengan interval 1 hingga 2
jam.
⇔ Pemeliharaan:
→ 1 hingga 2 mg / menit dengan infus IV kontinu atau
5 hingga 10 mg / kg IV encer selama 8 menit setiap 6
jam.
⇔ IM:
→ 5 hingga 10 mg / kg murni.
⇔ Jika aritmia berlanjut:
→ Berikan dosis berikutnya dengan interval 1 hingga 2
jam.
⇔ Dosis pemeliharaan:
→ Dosis yang sama setiap 6 hingga 8 jam.
15
c. Cara minum : Konsumsilah verapamil di waktu yang
sama setiap harinya agar pengobatan efektif. Bila lupa
mengonsumsi obat ini, segeralah lakukan begitu
teringat, apabila jeda dengan jadwal konsumsi
berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat,
abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Penggunaan verapamil untuk mengontrol tekanan darah
tinggi harus disertai dengan pola hidup sehat, seperti
mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan menjaga
berat badan ideal. Telan tablet atau kapsul verapamil
secara utuh, tanpa dikunyah atau dihancurkan terlebih
dahulu.
16
2. Laporkan efek samping & reaksi yang merugikan.
17
salut selaput, jangan mengunyah, membelah, atau
menggerus obat terlebih dahulu karena dapat
menurunkan efektivitas obat. Hydrochlorothiazide
tablet salut selaput harus dikonsumsi secara utuh.
3) Efek samping : Sakit kepala,Pusing,Lemas,Tidak nafsu
makan,Gangguan sel darah,Nyeri bagian atas
perut,Hiperkalsemia
d. Diuretik Seperti-Tiazid
Metolazon
1) Indikasi: mengobati hipertensi
2) Cara minum: Minum obat ini lewat mulut dengan atau
tanpa makanan, biasanya sehari sekali, atau seperti yang
diarahkan oleh dokter Anda. Dosis didasarkan pada
18
kondisi medis dan respon Anda terhadap terapi. Jika
Anda mengonsumsi obat ini terlalu dekat dengan waktu
tidur, Anda mungkin perlu bangun di tengah malam
untuk buang air kecil. Oleh karena itu, paling baik
untuk minum obat ini setidaknya 4 jam sebelum tidur
Anda.
3) Efek samping: mulut kering, haus, mual, muntah
• merasa lemah, mengantuk, gelisah, atau pusing
• detak jantung cepat atau tidak rata
• nyeri otot atau kelelahan
• sakit dada
• kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama
sekali
• mati rasa atau perasaan geli
19
Golongan diuretic kuat
1) Asam Etakrinat (Edicrin): Untuk edema paru dan
perifer akibat PJK. Dosis ulangan tidak dianjurkan
2) Furosemid (Lasix): Untuk edema paru dan perifer
akibat PJK, hipertensi, payah ginjal tanpa anuria
dan hiperkalsemia. Furosemid meningkatkan
ekskresi kalsium
3) Bumetanid (Bumex): Sama seperti Furosemid.
Lebih kuat daripada Furosemid.
a) Efek Samping : Ketidakseimbangan
elektrolit dan cairan, hipotensi ortastik dapat
timbul, trompositopenia, gangguan kulit dan
tuli sementara.
b) Interaksi Obat: Jika klien memakai digoksin
bisa terjadi keracunan digitalis.
20
3) Obat ini mengganggu pompa natrium kalium yang
dikontrol oleh aldosteron hormon mineralokortiroid.
21
Spironolakton dan Hidroklorotiazid
(Aldactazide)
a) Indikasi : Aldactazide Tablet diindikasikan
untuk perawatan Gangguan jantung, Retensi
cairan pada penyakit hati atau ginjal, Tingginya
kadar aldosteron, Tekanan darah, Retensi cairan,
Gagal jantung, Gagal hati, Gagal ginjal,
Gangguan ginjal, Tingginya kadar aldosteron
dan kondisi lainnya.
b) Cara minum :
c) Efek samping : Mual, Fotosensitifitas, Mulut
kering, Ketidakseimbangan elektrolit, Masalah
pencernaan, Muntah, Kelebihan asam urat
dalam darah, Kelemahan Encok, Irama jantung
yang abnormal, Perubahan tingkat lipid, Kantuk,
Nyeri otot, Hipotensi, Haus meningkat,
Kelebihan glukosa dalam aliran darah, Reaksi
alergi, Ruam, Kelesuan, sakit kepala dan
gangguan gastrointestinal
g. Diuretik Osmotik
1) Meningkatkan osmolalitas plasma dan cairan dalam
tubulus ginjal.
2) Dipakai untuk mencegah payah ginjal, untuk
mengurangi tekanan intrakranial dan menurunkan
tekanan intraokular.
3) Golongan Obat Diuretik Osmotikà Manitol
(Osmitrol), Urea (Ureaphil).
Manitol
a) Indikasi : Manitol adalah obat yang digunakan
untuk mengurangi tekanan dalam kepala karena
22
pembengkakan di otak. Obat ini juga dapat
digunakan untuk menurunkan tekanan bola mata
akibat glaukoma serta membantu mendorong tubuh
pasien gagal ginjal akut untuk menghasilkan lebih
banyak urin.Obat ini membantu mengurangi
penumpukan cairan di tubuh dan menurunkan
tekanan darah tinggi.
b) Cara minum : Penggunaan obat Manitol harus di
bawah pengawasan dokter dan perawat. Ini artinya,
Anda tidak boleh menggunakannya sendiri dan
harus pergi ke rumah sakit atau klinik
tertentu. Dokter akan memberikan obat dengan
Intra Vena melalui jalur infus.
c) Efek samping : Sering buang air kecil, Haus terus,
Merasa mual dan ingin muntah, Demam, Badan
lemas, Sakit kepala ringan, Pusing, Hidung meler
atau tersumba, Nyeri di bagian dada, Pandangan
buram, Nyeri atau bengkak di area bekas suntikan.
Asetazolamid
1) Indikasi : Mencegah dan meringankan gejala
penyakit ketinggian, menangani glaukoma dan
epilepsi.
2) Cara minum : Dalam mengonsumsi acetazolamide,
ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera
pada kemasan obat. Acetazolamide dapat
dikonsumsi sebelum atau setelah makan.
23
a) Epilepsi dan glaukoma → Dewasa: 250-1000
mg per hari, yang dibagi menjadi beberapa
jadwal konsumsi. Dapat diminum sebagai obat
tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain.
Anak di atas 12 tahun: 8-30 mg/kgBB, dalam
dosis yang dibagi menjadi beberapa jadwal
konsumsi. Dosis maksimal adalah 750 mg per
hari.
b) Diuresis → Dewasa: 230-375 mg, sekali sehari.
3) Efek samping : Mengantuk, kebingungan, kejang,
kesemutan, sensitif terhadap sinar matahari, lemas,
kelumpuhan
a) Penghambat enzim ini menyebabkan
peningkatan keluaran natrium, kalium dan
bikarbonat
b) Dipakai untuk menurunkan tekanan intraokular
pada klien yang menderita glaukoma sudut
terbuka (kronik)
c) Tidak dipakai pada klien glaukoma akut.
4. Diuretik Merkuri
Sudah jarang dipakai, karena sifatnya yang mengiritasi
saluran cerna.
24
2) Nilai-nilai laboratorium normal
Intervensi Keperawatan
1) Pantau TTV
2) Pantau berat klien
3) Pantau kaluaran urine
4) Pantau hasil pemeriksaan laboratorium
Penyuluhan kepada klien :
Beritahukan klien utuk mempertahankan nutrisi
dan kurangi garam
Beritahukan kepada klien untuk memantau
denyut jantung
Anjurkan klien diabetik yang memakai Tiazid
untuk mengukur gula darah
Anjurkan klien untuk mengikuti peraturan
pemakaian obat
Nasehati klien untuk bangun dari posisi duduk
ke posisi berdiri secara perlahan untuk
mencegah efek hipotensi ortostatik
Evaluasi
Evaluasi efektivitas diuretik dengan mencatat apakah edema
berkurang atau menghilang.
2. Obat Antihipertensi
a. Diuretik
1) Dipakai sebagai obat antihipertesi pada tahap 1 atau
dikombinasikan dengan diuretik dalam pendekatan tahap 2
2) Penghambat beta cenderung lebih efektif untuk
menurunkan tekanan darah pada klien yang memiliki
peningkatan kadar renin serum.
3) Tidak selektif menghambat reseptor beta2 yang bisa
menyebabkan penyempitan bronkial.
25
4) Efek sampingà penurunan denyut jantung dan tekanan
darah, dan bronkospasme
5) Penghentian mendadak dapat menimbulkan angina,
disritmia dan infark miokardium.
Contoh : Asebutolol (Sectral), Atenolol (Tenormin) Metoprolol
(Lopressor), Penbutolol (Levatol), Karteolol (Cartrol), Timolol
(Blocarden), Nadolol (Corgard), Propanolol (Inderal), Pindolol
(Viksen), Betaksolol (Kerlone).
Asebutolol
a) Indikasi : Acebutolol hidroklorida digunakan untuk
mengobati hipertensi pada orang dewasa. Obat ini dapat
digunakan secara tunggal atau dalam kombinasi dengan
obat antihipertensi, mengobati aritmia jantung baik
ventrikel maupun atrial dan infark miokard akut pada
pasien berisiko tinggi.
b) Cara minum :
Dosis lazim dewasa untuk mengobati hipertensi
Dosis awal : 1 x sehari 400 mg atau 2 x sehari 200 mg. Jika
perlu, setelah 2 minggu dosis dapat ditingkatkan sampai 2 x
sehari 400 mg. Dosis maksimal : 1.2 g / hari dalam dosis
terbagi.
` Dosis lazim dewasa untuk aritmia jantung
Dosis awal : 2 x sehari 200 mg, dosis dapat ditingkatkan
sesuai respon pasien.
Dosis maksimal : 1.2 g / hari dalam dosis terbagi.
c) Efek samping : Mual, muntah, gangguan pencernaan, sakit
kepala, mengantuk, sembelit/ diare, insomnia, kecemasan,
perut kembung, dan gangguan saluran kemih
26
1) Simpatolitik Bekerja di Pusat : Metildopa (Aldomet), Klonidin
(Catapres), Guanabenz (Wytensin), Guanafasin (Tenex)
o Metildopa
a) Indikasi : Menurunkan tekanan darah
b) Cara minum : Metildopa tersedia dalam bentuk tablet
salut selaput. Jangan mengunyah atau membelah obat.
Dikonsumsi secara utuh ssebelum, sewaktu, atau setelah
makan. Konsumsi obat secara rutin, tetap konsumsi
metildopa sesuai resep, meski gejala sudah membaik.
Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa
anjuran dokter.
c) Efek samping : Bradikardia, depresi, pusing,
mengantuk, ruam, menurunkan libido (pria), mual dan
muntah, mulut kering, lemas
27
c) Efek samping : pusing, tekanan darah rendah, detak jantung
tidak beraturan, berkeringat, nyeri dada, mual muntah,
diare, kejang, ereksi yang berlanjut hingga lebih dari 4 jam,
atau ereksi yang menyakitkan, dan benjolan pada penis.
o Reserpin
a) Indikasi : Mengobati tekanan darah tinggi
(hipertensi). Menurunkan tekanan darah tinggi
membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan
masalah ginjal.
b) Cara minum : Konsumsi obat ini dengan mulut
dengan atau tanpa makanan, biasanya 1 sampai 2
kali sehari atau seperti yang disarankan oleh dokter
Anda. Jangan meningkatkan dosis atau mengambil
obat ini lebih sering daripada yang
ditentukan.Gunakan obat ini secara teratur untuk
mendapatkan manfaat yang optimal.
o Hidralazin
28
a) Indikasi : untuk menurunkan tekanan darah dengan cara
merilekskan pembuluh darah vena (pembuluh darah
yang menuju jantung) dan pembuluh darah arteri
(pembuluh darah yang meninggalkan jantung).
b) Cara minum : Hydralazine tersedia dalam bentuk tablet
dengan sediaan 10 mg, 25 mg, 50 mg. Dosis
Hydralazine yang dianjurkan untuk mengobati tekanan
darah tinggi bervariasi dari 10 mg hingga 50 mg 4 kali
sehari. Dosis tidak boleh ditingkatkan lebih dari 100 mg
per hari tanpa pengujian lebih lanjut oleh dokter
Anda. Penting untuk minum obat ini persis seperti yang
ditentukan oleh dokter Anda. Jangan mengambil dosis
ganda untuk menebus yang terlewatkan. Jika Anda
tidak yakin apa yang harus dilakukan setelah lupa
minum obat, hubungi dokter atau apoteker Anda untuk
meminta petunjuk lebih lanjut.
c) Efek samping : pusing, kantuk, sakit kepala, takikardia,
angina, aritmia, edema, hipotensi ortostatik, diare, mual,
muntah, ruam, arthralgia, dan radang sendi.
29
setiap 4-24 jam melalui infus. Obat ini harus
diberikan dalam waktu kurang dari 30 detik
ke pembuluh darah perifer. Dosis maksimal 150 mg.
c) Efek samping : Mual, Muntah, Nyeri perut,diare,
Sakit kepala, Pusing,gelisah, Nafsu makan
menurun, Gatal pada area kulit.
30
3) Penghambat Rantai Kalsium
Nifedipin (Procardia SR)
Diltiazem (Cardizem SR)
Verapamil (Calan SR, Isoptin SR)
o Diltiazem
a) Indikasi : Mengendalikan hipertensi dan
mencegah nyeri dada (angina)
b) Cara minum : Ikutilah anjuran dokter dan
bacalah informasi yang tertera pada label
kemasan diltiazem sebelum mulai
menggunakannya. Diltiazem oral dapat
dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Konsumsilah diltiazem sesuai dosis yang telah
ditentukan. Jangan menambah atau mengurangi
dosis tanpa anjuran dokter. Jangan
menghancurkan, mengunyah, atau membelah
diltiazem tablet atau kapsul, karena dapat
mempengaruhi efektivitas obat. Pengobatan
dengan diltiazem sebaiknya diiringi dengan pola
gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan
bergizi, berhenti merokok, menjauhi minuman
beralkohol, dan berolahraga secara rutin.
c) Efek samping : pusing, kedua tungkai bengkak,
mual dan muntah, diare, hipotensi, bronkitis dan
sakit kepala.
31
b. Penghambat Beta
c. Penghambat Kalsium
d. Enzim pengubah angiotensin
Tahap 2
a. Diuretik dengan penghambat Beta
b. Simpatolitik
Tahap 3
a. Vasodilator yang bekerja langsung
b. Simpatolitik dengan diuretik
Tahap 4
a. Penghambat neuron adrenergik
b. Kombinasi dari Tahap 1,2 dan 3
Note : Hipertensi mula-mula diobati oleh obat tahap 1. jika
tekanan darah tidak dapat dikontrol, berikan obat tahap 2
32
o Nasehatkan klien bahwa vasodilator dapat
menyebabkan rasa pusing akibat hipotensi ortostatik
o Beritahu klien untuk patuh terhadap regimen obat
o Beritahu klien/anggota keluarganya untuk meeriksa
tekanan darahnya.
o Nasehatkan klien untuk melaporkan jika mengalami
konstipasi
o Nasehatkan klien untuk menghindari pemakaian obat-
obat bebas tanpa memeriksanya ke dokter.
o Anjurkan klien untuk mengenakan gelang pengenal
Evaluasi
Evaluasi efektivitas obat dengan memantau tekanan darah.
a. Golongan utama
Obat antikoagulan digunakan untuk mengobati dan
mencegah penyumbatan pembuluh darah, seperti pada kondisi di
bawah ini :
Fibrilasi atrium
Serangan jantung
Penyakit jantung bawaan
Stroke dan transient ischaemic attack (TIA)
Deep vein thrombosis (DVT)
Emboli paru
Selain sejumlah penyakit di atas, obat antikoagulan juga
digunakan pada pasien yang berisiko mengalami
penggumpalan darah akibat beberapa kondisi berikut ::
Baru menjalani operasi penggantian lutut atau panggul
Menjalani operasi penggantian katup jantung
Menderita thrombofilia dan sindrom antifosfolipid
33
Memiliki riwayat penggumpalan darah sebelumnya
34
Kulit gatal
Hilang nafsu makan
Diare atau sembelit
Rambut rontok
Sakit kepala
Rasa terbakar di dada (heartburn)
Kulit dan putih mata menguning (penyakit kuning)
Nyeri dan iritasi di area bekas suntikan
Sesak napas
Nyeri dada
35
8. Penyuluhan kepada klien
o Beritahu klien untuk memeriksa ke dokter sebelum memakai
obat-obat yang terjual bebas
o Anjurkan klien untuk malaporkan adanya pendarahan
o Nasehati klien untuk melakukan tes laboratorium
o Anjurkan klien untuk menjauhi alkohol
o Beritahu klien untuk mencukur dengan alat pencukur listrik
Evaluasi
1. Evaluasi efektivitas terapi
Trombolit
Telah digunakan sejak awal 1980 untuk manambah mekanisme
(fibrinolitik mengubah plasminogen menjadi plasmin, yang
menghancurkan fibrin didalam bekuan darah).
Dipakai untuk emboli paru, trombosis vena dalam dan sumbatan arteri
bukan koronaria karena tromboemboli akut
Tentan Streptokinase
Golongan Fribinolitik
Kategori Obat resep
Melarutkan gumpalan darah pada pasien serangan jantung,
Manfaat
emboli paru, dan deep vein thrombosis
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan
Kategori
jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya
kehamilan dan
risiko terhadap janin.
menyusui
Streptokinase belum diketahui diserap oleh ASI atau tidak.
Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini
tanpa memberi tahu dokter.
Bentuk obat Serbuk suntikan
36
Peringatan:
Hati-hati menggunakan obat ini apabila sedang menderita hipertensi,
hipotensi, stroke, diabetes, penyakit jantung, tumor otak, pankreatitis, dan
penyakit paru seperti tuberkulosis dan bronkitis.
Hati-hati menggunakan obat ini jika memiliki riwayat atau sedang
menderita penyakit liver, gangguan fungsi ginjal, dan perdarahan di organ
tubuh tertentu.
Beri tahu dokter jika memiliki riwayat atau sedang
menderita infeksi Streptococcus (dalam jangka waktu 6 bulan).
Beri tahu dokter jika memiliki riwayat cedera atau baru menjalani operasi,
terutama di bagian tulang belakang dan otak.
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk
suplemen dan produk herba.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Streptokinase
Dosis obat streptokinase berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah
dosis umum penggunaan obat streptokinase untuk beberapa kondisi:
Kondisi: Serangan jantung
Dewasa: 5 juta UI, sebagai dosis tunggal, dilarutkan dalam infus dan
diberikan selama lebih dari 1 jam, segera setelah gejala serangan muncul.
Kondisi: Emboli paru dan deep vein thrombosis
Urokinase
adalah produk buatan manusia yang dikembangkan dengan menggunakan
protein yang terjadi secara alami di dalam ginjal. Urokinase merupakan
agen thrombolytic yang bekerja dengan cara memecah gumpalan darah.
Indikasi:
Untuk mengobati gumpalan darah dalam paru-paru.
Dosis:
1. Dosis muatan: 4400 iu/kg melalui pembuluh darah (intra venous) dalam 15
mL soln selama 10 menit.
37
2. Diikuti dengan: 4400 iu/kg/jam melalui infus ke pembuluh darah (intra
venous)
3. Antikoagulasi harus dimulai sesaat ketika PTT telah dikurangi hingga 2
kali lebih sedikit dari ukuran normal. Jika menggunakan Heparin, jangan
berikan dosis muatan.
Efek Samping:
1. Efek hematologis (pendarahan khususnya dari luka tusukan, perdarahan
internal yang parah, pendarahan intrakarnial); Reaksi alergi (ruam, kulit
kemerah-merahan, urticaria, dan anaphylatic yang agak jarang dan serum
penyakit seperti gejala-gejala); Efek lainnya (demam, kedinginan dengan
sakit di bagian punggung dan perut); Efek GI (N/V); sindrom Guillain-
Barre.
2. Pemberian infus mungkin dihubungkan dengan hipotensi (baik secara
langsung maupun sebagai hasil dari reperfusi), bradycardia, dan
arrhythmias bisa terjadi karena reperfusi.
3. Menghancurkan gumpalan adakalanya menyebabkan emboli dimanapun.
4. Reaksi alergi yang serius lebih mungkin terjadi dengan penggunaan
Urokinase daripada Streptokinase.
Antibodi anti-streptokinase dibentuk setelah sekitar 5 hari setelah penggunaan
Streptokinase.
Antibodi ini bisa menyebabkan resistensi atau hipersensitivitas pada dosis
Streptokinase yang berikutnya.
Direkomendasikan untuk tidak memberikan Streptokianse 5 hari - 12
bulan setelah pemberian pertama (thrombolytic alternatif bisa digunakan,
kecuali Anistreplase).
Anistreplase
adalah obat trombolitik. Obat ini mengubah plasminogen menjadi plasmin, yang
pada gilirannya menurunkan fibrin (gumpalan darah) menjadi hasil pecahan
38
fibrin.
Indikasi:
Untuk membersihkan sumbatan dalam pembuluh nadi yang dihubungkan
dengan myocardial infarction.
Dosis:
30 u melalui pembuluh darah (intra venous) selama 4-5 menit sebagai dosis
tunggal.
Jika pasien berada pada risiko tinggi tromboembolisme sistemik atau
pembuluh darah, berikan:
Unfractionated Heparin (UFH) melalui pembuluh darah (IV):
1. Berikan ≥4 jam setelah terapi ketika PTT <70 detik.
2. Target PTT harus berkisar 50-70 detik dan infus harus dilanjutkan selama
≥48 jam.
Efek Samping:
1. Efek hematologis (pendarahan khususnya dari luka tusukan, perdarahan
internal yang parah, pendarahan intrakarnial); Reaksi alergi (ruam, kulit
kemerah-merahan, urticaria, dan anaphylatic yang agak jarang dan serum
penyakit seperti gejala-gejala); Efek lainnya (demam, kedinginan dengan
sakit di bagian punggung dan perut); Efek GI (N/V); sindrom Guillain-
Barre
2. Pemberian infus mungkin dihubungkan dengan hipotensi (baik secara
langsung maupun sebagai hasil dari reperfusi), bradycardia,
dan arrhythmias bisa terjadi karena reperfusi.
3. Menghancurkan gumpalan adakalanya menyebabkan emboli dimanapun.
4. Reaksi alergi yang serius lebih mungkin terjadi dengan penggunaan
Urokinase daripada Streptokinase.
Instruksi Khusus:
1. Anistreplase muncul untuk menjadi antigenik dan bisa dinetralkan oleh
antibodi Streptokinase.
2. Antibodi anti-streptokinase dibentuk setelah sekitar 5 hari setelah
penggunaan Streptokinase.
39
Antibodi ini bisa menyebabkan resistensi atau hipersensitivitas pada dosis
Streptokinase yang berikutnya.
Direkomendasikan untuk tidak memberikan Streptokianse 5 hari - 12
bulan setelah pemberian pertama (thrombolytic alternatif bisa digunakan,
kecuali Anistreplase).
Antilipemik
Cholestyramine
40
adalah obat pengikat asam empedu untuk dibuang dari tubuh. Dengan membuang
asam empedu, hati akan menggunakan banyak kolesterol untuk membuat asam
empedu yang baru, sehingga obat ini banyak digunakan untuk
menurunkan kolesterol tinggi dalam darah. Selain itu, cholestyramine juga
digunakan untuk mengatasi gatal pada penyumbatan saluran empedu, baik karena
penyakit hati atau saluran empedu sendiri. Namun hal ini masih memerlukan
penelitian lebih lanjut, karena gatal pada penyumbatan saluran empedu tidak
hanya dipengaruhi oleh penumpukkan asam empedu.
Tentang Cholestyramine
41
Cholestyramine dapat memengaruhi penyerapan nutrisi tertentu, seperti
asam folat dan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, K.
Cholestyramine tersedia dalam bentuk serbuk, jangan pernah menelan
langsung serbuk tanpa dilarutkan dalam air karena berisiko tersedak.
Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan risiko perdarahan.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumi
cholestyramine, segera temui dokter.
Cholestyramine bukan mengatasi masalah kolesterol, tetapi membantu
mengendalikannya. Penting untuk melakukan olahraga dan diet dengan
gizi seimbang.
Dosis Cholestyramine
Berikut ini adalah dosis cholestyramine yang umumnya direkomendasikan oleh
dokter:
Gemfibrozil
42
adalah obat untuk mengobati hiperlipidemia, yaitu kondisi ketika kadar
lemak (seperti kolesterol dan trigliserida) dalam darah terlalu tinggi. Obat ini
dapat menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik
(kolesterol HDL). Gemfibrozil juga dapat menurunkan kadar kolesterol jahat
(kolesterol LDL).
Tentang Gemfibrozil
Golongan Fibrat
Kategori Obat resep
Menurunkan trigliserida dan menaikkan kolesterol
Manfaat
HDL
Dikonsumsi oleh Dewasa
Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat
Kategori kehamilan dan
yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
menyusui
janin.Belum diketahui apakah gemfibrozil dapat
diserap oleh ASI atau tidak. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa
memberi tahu dokter.
Bentuk obat Tablet, kapsul
Peringatan:
Gemfibrozil tidak direkomendasikan untuk diberikan kepada anak-anak
(usia kurang dari 18 tahun), karena manfaat dan keamanannya belum
diketahui.
Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit liver dan empedu,
serta penyakit ginjal.
Hindari penggunaan gemfibrozil dengan obat repaglinide karena dapat
menimbulkan hipoglikemia
43
Hati-hati konsumsi gemfibrozil dengan colchicine atau obat kolesterol
golongan statin seperti simvastatin, karena meningkatkan risiko
terjadinya rhabdomyolisis, terutama pada pasien gangguan fungsi ginjal
dan lanjut usia.
Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang sedang mengonsumsi
warfarin.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi gemfibrozil,
segera temui dokter.
Dosis Gemfibrozil
Dosis gemfibrozil yang dianjurkan oleh dokter untuk mengatasi hiperlipidemia
adalah 1,2 gram per hari yang dibagi menjadi 2 jadwal konsumsi; atau 900 mg,
satu kali sehari pada sore atau malam hari.
Menggunakan Gemfibrozil dengan Benar
Ikuti anjuran dokter atau baca petunjuk yang tertera pada kemasan sebelum
mengonsumsi gemfibrozil.
Obat ini sebaiknya dikonsumsi 30 menit sebelum makan pagi atau makan malam.
Jika pasien juga mengonsumsi obat penurun kolesterol, seperti colestyramine,
gunakan gemfibrozil 1 jam sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut atau 4
hingga 6 jam setelahnya, karena kedua obat tersebut bisa menghambat penyerapan
gemfibrozil.
Gunakan gemfibrozil secara teratur di waktu yang sama setiap harinya. Bagi
pasien yang lupa mengonsumsi gemfibozil, disarankan untuk segera
melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat.
Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Simpan gemfibrozil di tempat yang terhindar dari paparan sinar matahari secara
langsung. Hentikan konsumsi gemfibrozil jika dalam 3 bulan tidak memberikan
respons.
Interaksi Gemfibrozil dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika mengonsumsi
gemfibrozil bersama dengan obat-obatan lain:
Meningkatkan risiko hipoglikemia jika dikombinasikan dengan
repaglinide.
44
Meningkatkan risiko rhabdomyolysis dan miopati, jika digunakan bersama
dengan obat kolesterol golongan statin, seperti simvastatin dan atorvastatin
Gemfibrozil bisa meningkatkan penyerapan pioglitazone dalam darah.
Gemfibrozil bisa meningkatkan efek obat warfarin.
Efek gemfibrozil bisa menurun jika digunakan bersama colestyramine.
Efek Samping Gemfibrozil
Berikut ini adalah sejumlah efek samping yang mungkin saja timbul setelah
mengonsumsi gemfibrozil, di antaranya:
Dispepsia.
Vertigo.
Fibrilasi atrium.
Diare.
Nyeri perut.
Ruam
Sakit kepala.
Kejang.
Mual dan muntah.
Eksim.
Lihat lebih lanjut mengenai:
Kolesterol
Kolesterol Tinggi
Trigliserida
Proses keperawatan antilipemik
Pengkajian
1. Observasi tanda dan gejala sakit saluran cerna
2. Periksa TTV dan kadar lipid darah
Perencanaan
1. Klien akan memilih makanan yang rendah lemak, kolesterol dan gula
kompleks
45
2. Kadar kolesterol dan trigliserida akan berada pada nilai yang diinginkan
dalam waktu 3-4 minggu
Intervensi Keperawatan
1. Pantau kadar lipid darah
Penyuluhan Kepada Klien
1. Beritahukan klien untuk mempertahankan diet rendah lemak dengan
memakan makanan yang sedikit mengandung lemak
2. Nasehati klien jika memiliki riwayat keluarga dengan hiperlidemia
3. Tekankan perlunya untuk mengikuti aturan pakai obat untuk menurunkan
kadar lipid darah
4. Jelaskan pada klien bahwa gangguan saluran cerna adalah masalah yang
sering timbul pada pemakaian antilipemik
5. Beritahukan klien bahwa kemungkinan diperlukan beberapa minggu
sebelum kadar lipid darah menurun
6. Nasehatkan klien bahwa uju fungdi ginjal dan hati mungkin diperlukan.
Kolestiramin dan Kolestipol
1. Beritahukan klien untuk mencampur bubuk dengan baik dalam air atau
minuman lain
2. Nasehati klien bahwa kemungkinan bisa timbul konstipasi
3. Anjurkan klien yang memakai warfarin dan kolestiramin memeriksa
kepada dokter unutk mendapatkan grafik pemeriksaan PT
Klofibrat dan Gemfibrozil
1. Nasihatkan klien bahwa bisa terjadi penurunan libido dan impotensi
2. Beritahukan klien yang diabetik/pre-diabetik untuk memantau kadar
glukosa dalam darah
Lovastatin
1. Nasihatkan klien untuk memakai obat ini pada waktu makan malam
mencegah timbulnya saluran cerna
2. Nasehatkan klien untuk memantau enzim hati serum
3. Beritahukan klien untuk melakukan pemeriksaan mata setiap tahun
Asam Nikotinik
46
1. Nasehatkan klien untuk meminum obat ini pada waktu sedang makan
malam mengurangi rasa tidak nyaman diperut.
2. Jelaskan pada klien bahwa flushing sering timbul
47