Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik.

Makalah ini di tulis  dengan tujuan, untuk memberikan ataupun menambah


pengetahuan dan pemahaman bagi siapa saja yang membaca makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami sebagai penulis menyadari segala


keterbatasan yang kami miliki sehingga dalam makalah ini masih banyak yang
perlu disempurnakan. Oleh karena itu, kami sangat berterimakasih apabila ada
kritikan dan saran yang bersifat membangun dari staf dozen atau siapa saja yang
membaca makalah ini.

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu ciri sekolah yang bermutu adalah dapat merespon


kepercayaan masyarakat artinya, bagaimana pihak sekolah mampu
memberikan pelayanan yang terbaik bagi putra-putrinya sehingga
menghasilkan anak-anak yang bermutu dalam segala hal. Mengingat
perkembangan dunia IPTEK serta era globalisasi di depan mata maka tujuan
untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat maka
pihak sekolah perlu melakukan pembenahan-pembenahan dalam hal sumber
daya manusia yang profesional, manajemen yang handal, kegiatan belajar-
mengajar yang berkualitas, adanya akses terhadap lembaga pendidikan tinggi
baik dalam maupun luar negeri bermutu serta ketersediaan sarana-prasana
yang setaraf dengan pendidikan bertaraf internasional.
Tantangan yang semakin ketat dalam dunia pendidikan khususnya
bagi para pelaksana perencanaan dan manajemen, pengambil kebijakan
urusan pendidikan dalam hal ini pemerintah, harus memiliki alat atau peranti
untuk mengevaluasi sampai sejauh mana pembangunan pendidikan terutama
kinerja layanan pendidikan bagi masyarakat dapat tercapai secara optimal.
Salah satu strategi manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah
organisasi (sekolah) memiliki daya tahan dan daya hidup dari masa sekarang
dan berkelajutan sampai masa yang akan datang yaitu dengan melakukan
analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor – faktor sistematis
untuk merumuskan strategi sebuah organisasi baik perusahaan bisnis maupun
organisasi sosial. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strength), dan Peluang (opportunities), Namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknessess) dan
ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan

2
dengan pengembangan visi, misi, tujuan, dan kebijakan program – program
sebuah organisasi. Dengan demikian perencana strategis (Strategic planner)
harus menganalisis faktor – faktor strategis organisasi (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Model yang paling
populer saat ini adalah analisis SWOT.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari analisis SWOT?
2. Bagaimanakah teori analisis SWOT?
3. Bagaimanakah Cara membuat SWOT didunia bisnis dan dunia
pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari analisis SWOT
2. Untuk mengetahui bagaimana teori analisis SWOT
3. Untuk mengetahui cara membuat SWOT didunia bisnis dan dunia
pendidikan

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Analisis SWOT


SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan). Analisa SWOT
adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan
eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita.
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran).

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

1. S  =   Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
2. W =  Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang  merupakan kelemahan
dari organisasi atau program pada saat ini.
3. O  =    Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang 
di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi  organisasi di
masa depan
4. T  =  Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di
masa depan.

Dalam dunia pendidikan analisis ini digunakan untuk mengevaluasi


fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi
ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi proses belajar mengajar, fungsi
pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik, fungsi hubungan
sekolah dengan masyarakat dan sebagainya dilibatkan. Maka untuk mencapai
tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya dilakukanlah analisis
SWOT (Depdiknas, 2002).

4
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat
kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Berhubung tingkat kesiapan fungsi
ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada
setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor
dalam setiap fungsi, baik faktor internal maupun eksternal (Depdiknas, 2002).

B. Contoh diagram Analisis SWOT

Berikut ini definisi lebih rinci tentang elemen SWOT yang sesuai dari gambar:

 Strength (Kekuatan); faktor internal atau dalam yang cenderung memiliki


efek positif (atau menjadi mampu untuk) mencapai tujuan suatu lembaga
pendidikan
 Weakness (Kelemahan); faktor internal atau dalam yang mungkin
memiliki efek negatif  (atau menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan
suatau lembaga pendidikan
 Opportunity (Peluang); faktor eksternal atau luar yang cenderung memiliki
efek positif pada pencapaian atau  tujuan sekolah, atau tujuan yang
sebelumnya tidak dipertimbangkan
 Threat (Ancaman); faktor eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki
efek negatif pada pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau
membuat tujuan absurd atau malah sulit dicapai.

5
Jika analisis SWOT digunakan pada pendidikan maka dimungkinkan bagi
sebuah sekolah  untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai
situasi sekolah itu sendiri baik dalam hubungannya dengan masyarakat,
lembaga-lembaga pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang akan
dimasuki oleh para siswanya, bahkan sampai situasi internaal sekolah itu
sendiri. Untuk pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas
ancaman dan peluang), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai
kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi
tentang masa depan. Perkiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat
program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan
serta berlebihan dengan program yang lebih inovatif dan relevan, sesuai
dengan kondisi sekolah itu sendiri.

Beberapa contoh lingkungan internal lembaga pendidikan;

1. Tenaga kependidikan dan staf adminstrasi


2. Ruang kelas, laboratorium, dan fasilitas sarana prasarana (lingkungan
belajar).
3. Para siswa
4. Anggaran operasional
5. Program riset dan pengembangan IPTEK
6. Organisasi atau dewan lainnya dalam sekolah
7. Kurikulum yang digunakan.

Beberapa contoh lingkungan eksternal lembaga pendidikan :

1. Tempat kerja yang prospektif bagi lulusan


2. Orang tua dan keluarga siswa
3. Lembaga pendidikan pesaing lainnya
4. Sekolah  atau lembaga pendidikan tinggi sebagai persiapan lanjutan
5. Demografi sosial dan ekonomi penduduk
6. Badan-badan penyandang dana.

6
Selain itu, jika dilihat dari  segi obyek analisis, analisis SWOT memiliki dua
jenis, yaitu:

1) Model Kuantitatif
Analisis jenis ini menggunakam teknik penilaian, yang mana
penilaian tersebut dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing-
masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan
subkomponen yang lain dalam komponen yang satu atau mengikuti lajur
vertikal. Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang
berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini
terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada
kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka
selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu
rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness
(W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu
pasangan satu Threat (T). Standar penilaian di buat berdasar kan
kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.

2) Model Kualitatif
Analisa jenis ini tidak jauh berbeda dengan jenis analisis kuantitatif,
perbedaan yang mendasar adalah pada penggunaan penilaian yang
memadukan komponen kekuatan (kelebihan) dengan kekurangan,
cenderung pada hasil yang berupa wujud bukan jumlah nominal yang
dihasilkan. Umumnya bentuk anaisisnya berupa uraian deskriptif.
Jika dianalogikan, analisis SWOT itu seumpama sebuah peta, juga
berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil
membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak
menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan
banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu.
Sebuah peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan dan si
pemegangnya telah merumuskan jalan mana yang harus diambil untuk

7
mencapai tujuan tersebut.
Dalam kerangka berpikir manajemen strategik, tujuan merupakan
target-target yang bersifat kuantitatif dari suatu organisasi. Pencapaian
tujuan merupakan tolak ukur dari keberhasilan kinerja atas faktor-faktor
kunci keberhasilan suatu organisasi. Oleh karena itu tujuan merupakan
bagian yang penting dalam sistem strategi manajerial yang di dalamnya
mengandung usaha untuk melaksanakan suatu tindakan. Untuk itu
tujuan harus menegaskan tentang apa (what) yang secara khusus harus
dicapai dan kapan (when).
Selanjutnya, setelah sasaran atau tujuan telah ditentukan barulah
dirumuskan program kerja utuk mencapai tujuan tersebut. Program ini
dapat dijabarkan targetnya, segmentasinya dan strategi yang akan
digunakan.  Sebuah program kerja dapat dikatakan sebagai sebuah
program yang lengkap apabila telah mampu menerangkan visi, misi,
tujuan serta gambaran pelaksanaan yang berupa target, segmentasi dan
strategi yang dipilih.
Pelaksanaan akan diikuti dengan proses evaluasi. Yang perlu
digarisbawahi disini adalah peran analiss SWOT dalam melakukan
penilaian kesesuaian konsep dan pelaksanaan program saat program
berjalan maupun di akhir program sehingga dapat diambil sebuah
kesimpulan penilaian yang obyektif dan berkesinambungan. Analisis
SWOT itu digunakan sebagai dasar untuk menerjemahkan visi, misi, dan
tujuan sehingga menjadi program kegiatan yang lebih operasional.
Secara sederhana, analisis SWOT dipahami sebagai pengujian
terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta
kesempatan dan ancaman lingkungan atau eksternalnya. SWOT adalah
perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal
dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis
dalam berbagai terapan. Penafsiran kekuatan dan kelemahan dapat
dilakukan melalui survei, kelompok-kelompok fokus, wawancara
dengan murid dan alumni, dan sumber-sumber lain yang dapat

8
dipercaya. Begitu kelemahan dan kekuatan telah diketahui, maka akan
memungkinkan untuk mengkonfirmasi hal-hal tersebut.  Gambaran
eksternal bersifat komplementer terhadap self-study internal di dalam
analisis SWOT. Pengaruh-pengaruh nasional dan regional seperti
masalah-masalah lokal dan negara dan penerapan kurikulum adalah
yang paling penting dalam memutuskan program baru apa saja yang
perlu ditambah atau program yang sudah ada dan perlu dimodifikasi
atau diganti.

Ada empat tahapan utama dalam melakukan analisis SWOT, dalam hal
ini adalah untuk lembaga pendidikan, yaitu:

1. Tahap Observasi
Dalam tahapan ini, pengamat akan membuat dan menyusun
substansi dalam matriks SWOT untuk memudahkn drafting data. Ia
akan mengamati, menemukan, dan memasukkan hal-hal yang
merupakan komponen SWOT dalam matriks yang telah dibuat, yang
mana merupakan data aktual yang ditemukannya di lapangan, di
lembaga pendidikan yang ditelitinya.
2. Tahap Analisa
Selanjutnya, peneliti akan melakukan mendalami dan menentukan
kelompok-kelompok data yang telah didapatnya ke dalam elemen yang
tepat, apakah data A termasuk kategori Strengths atau Weaknesses atau
Opportunities, atau Threats, data B, dan seterusnya.
3. Tahap Penentuan Kebijakan
Peneliti akan menentukan langkah-langkah kebijakan yang diambil
untuk memperbaiki atau memperkuat sistem pendidikan. Kebijakan
tersebut diambil dari menggabungkan dua faktor, dengan ketentuan
sebagai berikut:

1) Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan


(Strengths) dan peluang (Opportunities)

9
2) Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan
(Weaknesses) dan peluang (Opportunities)
3) Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kekuatan
(Strengths) dan ancaman (Threats)
4) Mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats).

4. Tahap Pembuatan Laporan


Setelah kebijakan telah ditentukan, tugas pengamat atau
penganalisa SWOT adalah membuat laporan dari penelitian yang telah
dilakukannya. Laporan ini berfungsi sebagai rekaman data secara
deskriptif tentang penelitian yang dilakukan. Selain itu laporan ini
menjadi bukti resmi akan penelitian yang tentunya diperoleh
berdasarkan kondisi aktual, kebijakan yang dipilih setelah melakukan
analisa mendalam dan dapat diaplikasikan dalam konteks nyata, serta
dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil analisis SWOT yang telah dirumuskan tersebut selanjutnya
dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah
untuk ke depannya dalam upaya memaksimalkan kekuatan dan
memanfaatkan peluang, serta secara bersamaan berusaha untuk
meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman.

10
Diagram analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan


untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan
dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi
keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT,
dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya
bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang
ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan
sebuah ancaman baru.

C. Teori Analisis SWOT


1. Analisis SWOT
Adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memutuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan
ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikianperencanaan strategis harus menganalisis

11
faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, peluang, kelemahan dan
ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini, hal ini disebut dengan
analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah
analisis SWOT.
2. Cara Membuat Analisis SWOT
1) Contohnya analisis SWOT pada dunia bisnis yaitu PT Unilever
a. Kekuatan (Strengths)
 Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan
menampilkan model-model tipikalmuda, berkulit putih, berambut
panjang sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan)
untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri
hasil yang diterima si model iklan dalam produk tersebut.
 PT Unilever gencar di misis social sehingga kedekatan dengan
konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan
iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan
ditengah pasar yang kompetitif. PT Unilever sebagai salah satu
perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah
marketing (top brand survey, edisi khusus 2007).
 Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
 Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang yang berdedikasi,
terampil dan temotivasi dari segenap jajaran.
 Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting
seperti face care, savoury dan ice cream.
 Perencanaan baik dan kerjasama erat dengan para pemasok,
konsumen dan distributor untuk menghantarkan produk-produk
dari pabrik ke tempat-tempat penjualan.
 PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga
distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
 PT Unilever mempunyai moto “Operational Excellent with No
Compromise on Quality”, Unilever dalam operasinya dijalankan
dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.

12
b. Kelemahan (Weaknesses)
 PT Unilever memiliki struktur matriks yang terdapat beberapa
tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama,sulitnya
koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda
dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan
yang bias menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga,
resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
Keuangan, dll) dengan departemen lini produk yang biasanya
sangat berorientasi komersial.
 Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
 Jumlah karyawan yang tambun.
 Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang
menyebabkan PT Unilever tidak bisa begitu saja memutuskan
sesuatu.
 Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
 Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
 Mayoritas produk Unilever memiliki entry barrier rendah.
 Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industry.
c. Kesempatan (Opportunities)
 Stabilitas ekonomi yang relative baik dengan pertumbuhan yang
mengembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6,3%.
 Pertumbuhan ekonomi yang kuat di pulau-pulau seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
 Tingginya kepuasan konsuman terlihat dari predikat prima indeks
kepuasan konsumen.
 Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara
produksi kosmetik yang baik.
 Luasnya potential market sekitar 250 juta jiwa.
 Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk
consumer goods.

13
 Rekomendasi investasi pada saham level beta dibawah 1.
 Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk
consumer goods 83%.
d. Ancaman (Threats)
 Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti
minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar
petroleum yang disebabkan leh kenaikan harga minyak, bahan
kimia dan komoditas lainnya.
 Tidak stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing.
 Melemahnya daya beli konsumen.
 Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari Cina.
 Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang
menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk.
 Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industry.
 Tidak konsistennya pasokan gas dari Pertamina.
 Adanya trend perubahan gaya hidup masyarakat dari produk
tredisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri.
 Adanya pemboiktan produk zionisme termasuk Unilever.
 Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
2) Contohnya analisis SWOT pada dunia pendidikan yaitu SMP N 2
Sidamulih 
a. Strength (Kekuatan)
 Motivasi guru dan siswa cukup tinggi sehingga mampu
mengembangkan metode pembelajaran yang evektif dan disertai
dengan penerapan iman dan takwa sehingga
siswanya cukup antusias dalam merespon setiap pembelajaran.
 Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru
dengan siswa sangat kondusif baik dalam kegiatan ektrakurikuler
ataupun pembelajaran untuk membentuk kwalitas siswa yang
positif.

14
 Dalam segi pendekatan, metode yang diajarkan  guru yang
bervariasi sehingga guru menggunakan  metode pembelajaran
yang bervariasi agar siswa dapat mengembangkan diri sejalan
dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Mempunyai letak geografis yang sangat strategis dan lahan yang
cukup luas serta didasari daya dukung yang sangat positif dari
masyarakat sehingga dapat meningkatkan hubungan kerja sama
antara sekolah , komite, orang tua siswa dan masyarakat
 Tenaga pengajar yang usianya relatif muda sehingga memiliki
kinerja yang tinggi dan semangat serta secara kependidikannya
95% lulusan S1 dan 5% lulusan S2 dalam meningkatkan disiplin
semua personal dan meningkatkan  kinerja untuk membentuk
siswa menjadi lebih berpengalaman dan mendapatkan ilmu yang
sesuai dengan tingkatannya
 Kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler yang sangat efektip
dengan tenaga operasional yang memadai khususnya renang
sangat diutamakan untuk  meningkatkan prestasi siswa sesuai
dengan bakat, minat dan kreativitas

b. Weakness (Kelemahan)
 Rekrutmen guru dan staf yang terkadang tidak sesuai dengan
kebutuhan dan sarat dengan unsur kekeluargaan
 Keadaan guru sebagian besar masih berstatus honorer dan
mengajar ditempat lain sehingga proses pembelajaran sering
terganggu dalam waktu pembelajaran yang telah ditentukan
 Penerimaan siswa Baru/pindahan Peneriman siswa belum
dilakukan dengan cara test  tetapi masih adanya titipan dari
berbagai pihak dan jangkauan lokasi sekolah dengan tempat
tinggal siswa sehingga kemampuan siswa dalam segi
pembelajaran banyak dibawah standar pola pikir siswa yang

15
mengikuti test penerimaan siswa baru.
 Pembiyaan Orang tua siswa dalam anggaran pembangunan sangat
sulit dikarnakan kondisi perekonomian kebanyakan dibawah rata-
rata.
 Belum bisa memfasilitasi sarana dan prasarana yang mendukung 
untuk pembelajaran terutama di perpustakaan dan di loboratorium
sehingga kurang kondusif dalam kelengkapan buku dan juga alat
praktik  yang dimanfaatkan oleh siswa untuk penunjang
pembelajaran.
 Gedung sekolah sudah membutuhkan banyak perbaikan dan
penambahan ruang seperti ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium, dan juga ruang kantor yang masih kurang memadai.
c. Opportunity (Peluang)
 Dukungan pemerintah daerah dalam melengkapi sarana dan
prasarana Sekolah dengan cara mengajukan prososal ke
Pemerintah Daerah Tingkat I dan Tingkat II perlu dilakukan
untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah
 Pembangunan dengan tanah yang luas bisa memunjang ke arah
yang refrisentatif
 Sarana dan prasarana merupakan kekuatan yang telah ada agar
bisa dipergunakan dan pemanfaatannya yang ada harus di
kembangkan terus.
 Dukungan masyarakat yang ingin menjadikan siswa menjadi
berkwalitas di masyarakat dan ingin setelah lulus dari SMP N 2
Sidamulih bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
 Mengingat lokasi yang srtrategis menjadi kekuatan dalam
perkembangan sekolah dalam perekrutan lulusan SD berpeluang
cukup besar
 Daya dukung orang tua tinggi dan terbukti dengan mendaftarkan
anaknya di SMP N 2 Sidamulih 
d. Threat (Ancaman)

16
 Jarak yang begitu dekat antara lembaga pendidikan yang
setingkat dengan SMP dengan banyaknya SMP – SMP yang
berkwalitas
 Lingkungan sosial sekolah belum memiliki lapangan olah raga
yang begitu memadai sehingga siswa yang mengikuti praktek
olahraga harus menyebrang jalan raya provinsi untuk pergi ke
lapangan begitu juga tempat parkir yang tidak cukup luas
 Persaingan masuk SMA dan setingkatnya banyak memperoleh
persaingan dengan SMP-SMP yang lebih berkwalitas dalam tes
masuk SMA Negeri
 Kemajuan Teknologi Komputer dan Informatika Belum terlalu
maksimal karena belum ada guru Khusus mengajar TIK di
sekolah ini, jadi kemapuan dalam bersaing dengan SMP lainnya
yang sudah mempunyai tenaga pengajar yang khusus akan lebih
sulit.
 Bangunan yang belum sempurna dengan tidak adnya benteng
membuat keamanan sekolah menjadi terganggu

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan). Analisa SWOT
adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal dan
eksternal yang mempengaruhi kemampuan kita dalam memasarkan event kita.
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran).

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

17
1. S  =   Strength, adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
dari organisasi atau program pada saat ini.
2. W =  Weakness,.adalah situasi atau kondisi yang  merupakan
kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3. O  =    Opportunity, adalah situasi atau kondisi yang merupakan
peluang  di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi 
organisasi di masa depan.
4. T  =  Threat, adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi
yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi
organisasi di masa depan.

Dalam dunia pendidikan analisis ini digunakan untuk mengevaluasi


fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi
ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi proses belajar mengajar, fungsi
pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik, fungsi hubungan
sekolah dengan masyarakat dan sebagainya dilibatkan. Maka untuk mencapai
tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya dilakukanlah analisis
SWOT (Depdiknas, 2002).

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan masukan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik beserta saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan di masa yang akan datang.

18
Daftar Rujukan

kilaspangandaran.blogspot.com/2013/04/contoh-analisis-swot-

http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

http://cheppycuapcuap.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-analisis-

swot.html

https://sonoftito.wordpress.com/2013/11/23/analisa-swot-strengths-
weaknesses-opportunities-threats

19
20

Anda mungkin juga menyukai