Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

Jurnal Ilmiah Kefarmasian


Journal homepage : http://e-jurnal.stikesalirsyadclp.ac.id

PaGi HAri (Pasta Gigi Herbal Anti Nyeri ) Kombinasi Akar


Nipah ( Nypa Fruticans ) dan Serai (Cymbopogon Citratus)

1
Zena Vergita A, 2Fiatun Hanifah R, 3Tria Putri A, 4Yuhansyah Nur Fauzi
1,2,3, 4
Program Studi S1 Farmasi, Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Cilacap

INFO ARTIKEL ABSTRAK/ABSTRACT

Kata kunci :
Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena
berbagai macam rangsangan, rangsangan tersebut dapat berupa makanan
atau minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu manis atau
makanan-makanan yang bersifat lengket. Salah satu obat herbal di
Indonesia yang sering dipercaya oleh masyarakat untuk mengobati sakit
gigi adalah akar nipah, kepercayaan masyarakat tentang abu dari akar
nipah yang dibakar dapat menyembuhkan sakit gigi. Selain akar nipah,
tanaman lain yang dapat dimanfaatkan sebagai analgetik yaitu serai
(Cymbopogon citratus). Minyak atsiri yang terkandung dalam serai dapur
memiliki khasiat sebagai analgesik, antipiretik, tonik, antiradang, fungisida,
dan antiparasit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan pasta gigi
herbal anti nyeri kombinasi akar nipah dan serai serta untuk menguji sifat
fisik serta aktivitas anti nyeri pada sediaan pasta gigi ini. Untuk
menghasilkan abu akar nipah dilakukan pembakaran langsung ke akar ,
serai dilakukan ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan
pelarut n-heksan. Serbuk abu akar nipah dan ekstrak serai diformulasikan
dalam bentuk pasta gigi dengan variasi konsentrasi 0,2%; 0,3%, dan
0,4%. Evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya
sebar, stabilitas, dan uji aktivitas anti nyeri. Kenampakan sediaan pasta
Karotenoid, dari 6 sediaan memiliki bentuk semi padat, warna putih ke-abuan, bau
Nanokarotenoid, khas menthol, dan rasa semriwing serta memiliki homogenitas yang baik.
Aging, Daun pH daari 6 sediaan yaitu 5. Dari 6 sediaan yang dibuat formulasi 2 dengan
Mangrove ekstrak serai kental merupakan formulasi yang terbaik dan optimal.

PENDAHULUAN
dan mulut. Padahal berbagai kelainan
Gigi dan mulut adalah organ-organ
rongga mulut dapat merupakan
tubuh yang sangat penting karena
manifestasi suatu penyakit sistemik
berawal dari penyakit yang ada pada
seperti diabetes, penyakit jantung
kedua organ inilah akan timbul
koroner, kelainan darah, defisiensi
penyakit-penyakit membahayakan yang
nutrisi, AIDS, dan bahkan kelainan yang
mungkin akan menyerang organ-organ
mengarah kepada kanker.
tubuh yang
Salah satu penyakit awal pada gigi
lainnya. Sebagian masyarakat
yaitu ditandai nyeri pada gigi. Nyeri gigi
mengesampingkan upaya mencegah
merupakan suatu gejala nyeri yang
bahkan juga mengobati penyakit gigi

50 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

dapat timbul ketika terkena berbagai yaitu serai (Cymbopogon citratus).


macam rangsangan, rangsangan tersebut Agusta (2000) mengutarakan bahwa
dapat berupa makanan atau minuman minyak atsiri yang terkandung dalam
yang terlalu panas atau terlalu dingin, serai dapur memiliki khasiat sebagai
terlalu manis atau makanan-makanan antiseptik, analgesik, antidepresi,
yang bersifat lengket. Nyeri merupakan diuretik, deodoran, antipiretik,
mekanisme pertahanan tubuh dan insektisida, nervina, tonik, antiradang,
timbul apabila ada jaringan yang rusak. fungisida, dan antiparasit (Onawunmi
Mekanisme nyeri berawal dari rangsang dkk., 1984).
berbahaya yang diubah menjadi impuls
nyeri sampai persepsi nyeri gigi, dimana Serai atau Cymbopogon citratus DC
impuls nyeri dihantarkan melalui impuls merupakan tumbuhan yang masuk ke
serabut saraf (Dovgan, 2002). dalam famili rumput-rumputan atau
Pemanfaatan bahan herbal untuk Poaceae. Dikenal juga dengan nama
pengobatan tradisional banyak serai dapur (Indonesia), sereh (Sunda),
dilakukan oleh masyarakat Indonesia. dan bubu (Halmahera) (Oyen dan
Penggunaan obat herbal secara umum Dung, 1999).
dinilai lebih aman daripada penggunaan
obat modern. Hal ini disebabkan karena Belum adanya penelitian tentang
obat herbal memiliki efek samping yang akar nipah dan tanaman serai untuk
lebih sedikit daripada obat modern. meredakan nyeri pada gigi, sehingga
menjadikan alasan kuat dilakukan
Salah satu obat herbal di Indonesia penelitian, dimana pada penelitian ini
yang sering dipercaya oleh masyarakat akar nipah dan tanaman serai akan
untuk mengobati sakit gigi adalah akar dijadikan sediaan pasta gigi. Pasta gigi
nipah, kepercayaan masyarakat tentang adalah sediaan yang dimaksudkan untuk
abu dari akar nipah yang dibakar dapat digunakan dengan sikat gigi untuk
menyembuhkan sakit gigi. Nipah atau tujuan membersihkan permukaan gigi
Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb adalah yang dapat dijangkau (Balsam, 1972).
anggota suku Palmae, tumbuhan ini Pasta gigi berfungsi untuk membersihkan
dikelompokkan dalam ekosistem hutan permukaan gigi, mengkilapkan
mangrove. Jenis ini tumbuh rapat permukaan gigi, mengurangi insiden
berkelompok, seringkali membentuk (peristiwa) karies gigi, meningkatkan
komunitas murni yang luas di sepanjang kesehatan gingival (gusi), memberikan
sungai dekat muara hingga sungai sensasi kesehatan mulut dan kontrol bau
dengan air payau (Kitamura et al., mulut. Dipilih Sedian Pasta gigi ini
1997). Akar nipah ini merupakan akar dimaksudkan agar pada saat menggosok
serabut dapat mencapai panjang 13 gigi memberikan manfaat lebih yaitu
meter karena perakaran nipah ini hanya meredakan nyeri pada gigi dengan
terletak dalam lumpur yang sifatnya kombinasi akar nipah dan sereh.
labil, maka rumpun-rumpun nipah
dapat dapat dihanyutkan oleh air Tumbuhan yang ada dalam
sampai kelaut. rangkaian penelitian yang digunakan
adalah tanaman nipah dan tanaman
Hasil pengujian terhadap senyawa serai, Tanaman nipah dan serai ini
kimia aktif yang terkandung dalam akar jumlahnya melimpah di daerah
Nipah menunjukan bahwa senyawa Kabupaten Cilacap.
Alkaloid, Steroid, Triterpenoid,
Flavonoid , dan tanin memang
dikandung oleh akar nipah. Senyawa METODE PENELITIAN
kimia aktif yang dikandung akar nipah
ini dapat dijadikan sebagai dasar 1. Alat dan Bahan
pemanfaatan akar nipah Alat-alat yang digunakan meliputi
neraca analitik, pH meter, mikroskop,
untuk obat analgetik beberapa penangas air, batang pengaduk, gelas
penyakit.(Radam.2016) ukur, beaker glass, pipet tetes, cawan
porselen, kaca bulat, lumpang porselen,
Selain akar nipah, tanaman lain yang stamfer, objek dan dek gelas, spatel,
dapat dimanfaatkan sebagai analgetik

51 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

sudip, pot plastik, tube, seperangkat alat Serai dibersihkan terlebih dahulu dan
maserasi, blender. dipotong menjadi ukuran kecil
selanjutnya dikeringkan dengan oven.
Bahan-bahan yang digunakan antara Setelah kering dilakukan proses
lain Akar tanaman Nipah, Serai, penghalusan menggunakan blender
aquadest, gom arab, kalsium karbonat, hingga didapat serbuk serai, selanjutnya
kalsium hidroksida, gliserin, natrium proses maserasi. Serbuk serai
lauril sulfat, sakarin, nipagin, asam sitrat, dimasukkan ke dalam wadah maserasi
N-heksan, oleum menthae. kemudian ditambahkan dengan cairan
penyari N-heksan sebanyak 3 Liter dan
2. Pengambilan Abu dari akar nipah yang dibiarkan selama 3x24 jam. Filtrat
dibakar dikumpulkan dan diuapkan dengan
waterbath sampai diperoleh ekstrak
Akar Nipah yang digunakan kental. Ekstrak yang diperoleh
dalam penelitian ini diambil dari ditimbang beratnya dan dihitung
tumbuhan yang telah berumur tua atau rendemennya.
pada tingkat pertumbuhan akhir. Akar
Nipah Didapat dari daerah disekitar 4. Pembuatan Pasta Gigi Kombinasi Akar
cilacap. Akar nipah dibersihkan dengan Nipah dan Serai
air kemudian dikeringkan lalu dibakar
hingga diperoleh abu. Sediaan Pasta Gigi dibuat dengan
variasi konsentrasi abu akar nipah dan
3. Ekstraksi Serai ekstrak serai yang berbeda yaitu 0,2 g;
Serai yang digunakan adalah serai 0,3 g dan 0,4 g. Formulasi pasta gigi
dapur (Cymbopogon Citratus) yang yang digunakan pada penelitian ini yaitu
diambil dari daerah disekitar cilacap. :

Tabel 1. Formulasi Pasta Gigi Kombinasi Abu


Akar Nipah dan Ekstrak Serai.
No Komposisi Jumlah Bahan (gram)
Bahan FI F II F III
1. Kalsium Karbonat 44 44 44
2. Kalsium Hidroksida 1 1 1
3. Gliserin 30 30 30
4. Gom Arab 2 2 2
5. Natrium Lauril Sulfat 2 2 2
6. Asam Sitrat 5 5 5
7. Sakarin 0,2 0,2 0,2
8. Nipagin 0,1 0,1 0,1
9. Abu Akar Nipah 0,2 0,3 0,4
10. Ekstrak Serai 0,2 0,3 0,4
11. Aquades 13,3 13,2 13,1

diaduk hingga diperoleh massa yang


Cara pembuatan pasta gigi yaitu homogen.
pada mortir pertama Gom arab
didispersikan dalam air sebanyak 1,5 kali Sakarin dan nipagin dilarutkan di
bobot gom arab (3 ml air), diaduk dalam air panas, ditambahkan natrium
hingga terbentuk massa gom arab. lauril sulfat, dimasukkan ke dalam
campuran sebelumnya, diaduk terus
Pada mortir kedua dimasukkan asam hingga diperoleh massa yang homogen.
sitrat ke dalam gliserin, ditambahkan Selanjutnya ditambahkan abu akar nipah
bahan pengisi pasta gigi (CaCO3, dan ekstrak serai diaduk perlahan agar
Ca(OH)2) diaduk hingga homogen. tidak terjadi pembentukan busa hingga
Dimasukkan ke dalam massa gom arab, diperoleh massa pasta yang lembut.
Pengujian Sediaan Pasta Gigi.

52 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

a. Pengujian Organoleptis untuk menggunakan pasta gigi dari akar


Evaluasi menggunakan panca indra, nipah dan serai. Setiap responden yang
mulai dari bau, warna,rasa dan bentuk mengalami nyeri akan menggosok
dari sediaan pasta gigi yang dibuat. giginya. Responden akan mengisi form
kontrol responden mulai dari
b. Pengujian Homogenitas penggosokan sampel, mulai efek yang
Uji homogenitas dilakukan dengan terasa, dan sampai nyeri hilang.
menggunakan objek gelas, lalu diamati
di bawah mikroskop. Tiap formula pasta 1. Pembakaran Akar Nipah
gigi ditimbang sebanyak 0,1 gram, Sebanyak 2 kg akar nipah yang telah
kemudian diamati dibawah mikroskop dibersihkan dan dikeringkan dibakar dan
pada perbesaran 5 kali. didapat abu akar nipah. Selanjutnya
dilakukan proses penghalusan hingga
c. Pengujian pH didapat serbuk abu akar nipah sebanyak
Penentuan pH sediaan dilakukam 100 gram.
dengan menggunakan stik pH universal
yang dicelupkan kedalam sampel pasta 2. Ekstraksi Serai
gigi yang telah diencerkan. Setelah Ekstrak yang diperoleh dengan
tercelup dengan sempurna, pH universal metode maserasi menggunakan pelarut
tersebut dilihat perubahan warnanya n -heksan dengan waktu perendaman
dan dicocokan dengan standar pH 3x24 jam. Selama proses ekstraksi
universal. Sesuai persyaratan SNI pH dengan metode maserasi, akan terjadi
pasta gigi antara 4,5 – 10,5. Hal ini pemecahan dinding dan membran sel
disesuaikan dengan pH dalam mulut. pada simplisia, dikarenakan perbedaan
tekanan antara di dalam dan di luar sel
d. Pengujian Daya Sebar sehingga metabolit sekunder yang
Sebanyak 0,5 gram pasta diletakkan terdapat pada sitoplasma akan terlarut
di tengah sebuah kaca bulat. Kaca bulat dalam pelarut dan ekstraksi senyawa
lain yang telah ditimbang, diletakkan di akan sempurna. (Sangi dkk, 2012).
atas pasta tadi secara hati-hati dan Ekstraksi Serai dilakukan dua kali. Dari
dijaga agar tidak ada gelembung udara. hasil ekstraksi serai pertama, diperoleh
Biarkan 1 menit dan diukur diameter ekstrak serai bubuk sebanyak 2,89 gram
pasta yang menyebar, Setelahnya dengan rendemen ekstrak bubuk serai
ditambahkan beban 50 gram dilakukan yaitu 0,77%. Dari hasil ekstraksi serai
pengukuran kembali dan ulangi kedua, diperoleh ekstrak kental
perlakuan untuk penambahan beban sebanyak 3, 63 gram dengan rendemen
100 gram. ekstrak kental serai yaitu 0,726 %.

e. Pengujian Stabilitas 3. Hasil evaluasi pengujian Sifat Fisik


Sediaan Pasta gigi yang telah selesai Pasta Gigi
dibuat segera dimasukkan ke dalam
wadah untuk disimpan selama 6 minggu Pengujian Sifat Fisik terhadap pasta
pada suhu kamar. Diamati apakah gigi kombinasi abu akar nipah dan
terjadi pemisahan fase padat dan fase ekstrak serai dilakukan agar diketahui
cair (sineresis) dengan interval kestabilan dan kelyakan sediaan pasta
pengamatan setiap 1, 2, 4 dan 6 minggu gigi.
(Lopez, 1999).
a. Uji Organoleptis
f. Pengujian Aktivitas Anti Nyeri Uji Organoleptis dilakukan untuk
Pengujian ini dilakukan pada melihat tampilan fisik sediaan dengan
penderita nyeri gigi setelah penderita cara mengamati bentuk, warna dan bau
menerima rangsangan seperti meminum dari sediaan yang telah dibuat. Dari hasil
es batu atau yang lainnya yang dapat pengujian fisik sediaan pasta gigi
menimbulkan nyeri. Responden kombinasi akar nipah dan serai dapat
pengujian sebanyak 6 orang diminta dilihat pada tabel 2 dan 3.

53 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis Pasta Gigi


Kombinasi Abu Akar Nipah dan Ekstrak
Serai Bubuk
f
F Bentuk Warna Bau Rasa
1
1 Semi Padat Putih ke-Abuan Bau khas menthol semriwing
2
2 Semi Padat Putih ke-Abuan Bau khas menthol semriwing
3
3 Semi Padat Putih ke-abuan Bau khas menthol semriwing

Tabel 3. Hasil Uji Organoleptis Pasta Gigi


Kombinasi Abu Akar Nipah dan Ekstrak
Serai Kental

F Bentuk Warna Bau Rasa


1 Semi Padat Putih ke-Abuan Bau khas menthol semriwing
2 Semi Padat Putih ke-Abuan Bau khas menthol semriwing
3 Semi Padat Putih ke-abuan Bau khas menthol semriwing

Hasil uji organoleptis mempunyai diukur menggunakan stik pH universal.


bentuk setengah padat, warna sesuai Hasil pengujian pH terdapat pada tabel.4
dengan zat aktif yang ditambahkan yaitu dan 5.
adanya abu akar nipah yang mendominasi Tabel 4. Hasil Uji pH Pasta Gigi Kombinasi
warna, adanya penambahan oleum Abu Akar Nipah dan Ekstrak Serai serbuk
menthae yang berfungsi untuk membuat Formula pH
rasa dan bau menjadi segar dari sediaan 1 5
pasta gigi. 2 5
b. Uji Homogenitas 3 5
Uji Homogenitas yang dilihat
dibawah Tabel 5. Hasil Uji pH Pasta Gigi Kombinasi
mikroskop pada sediaan pasta gigi Abu Akar Nipah dan Ekstrak Serai Kental
kombinasi akar nipah dan ekstrak serai Formula pH
terlihat adanya butiran hitam, hal tersebut 1 5
dimungkinkan karena abu akar nipah
2 5
memiliki ukuran yang belum menjadi
3 5
serbuk sepenuhnya, namun pada formulasi
Hasil pengujian pH menunjukkan
kedua ekstrak serai kental dapat dilihat
semua formulasi pasta gigi kombinasi abu
lebih homogen daripada formulasi lainnya
akar nipah dan serai memiliki pH 5
karena ukuran butiran hitam paling kecil
sehingga memenuhi kriteria pH yang
daripada formulasi lain.
diinginkan dan berpotensi rendah
c. Uji pH
menyebabkan iritasi pada mukosa mulut.
Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat
d. Pengujian daya sebar
keasaman sediaan pasta yang bertujuan
Uji daya sebar dilakukan untuk
untuk menjamin pasta yang dihasilkan
menjamin pemerataan pasta saat
memberikan rasa nyaman dan agar tidak
diaplikasikan ke gigi. Hasil uji daya sebar
mengiritasi mukosa mulut. Sesuai
terdapat pada tabel 6.
persyaratan SNI pH pasta gigi antara 4,5 –
10,5. Pada penelitian ini, pH pasta gigi
kombinasi abu akar nipah dan ekstrak serai

54 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

Tabel 6. Hasil Uji Daya Sebar Pasta Gigi


Kombinasi abu akar nipah dan ekstrak serai
Formulasi Luas Sebar (cm)
TB 50 g 100g
1 Ekstrak Serai Bubuk 4,647 7,067 8,0367
2 Ekstrak Serai Bubuk 4,273 6,45 7,22
3 Ekstrak Serai Bubuk 5,827 6,45 7,38
1 Ekstrak Serai Kental 5,167 7,38 8,547
2 Ekstrak Serai Kental 5,347 6,185 6,892
3 Ekstrak Serai Kental 3,74 6,157 7,377

Daya sebar 5 – 7 cm menunjukkan Efektifitas pasta dideskripsikan


konsistensi semisolid yang sangatnyaman kepekaan nyeri gigi terhadap pasta gigi
dalam penggunaan (Garg et al, 2002). kombinasi abu akar nipah dan ekstrak
Sedangkan hasil uji daya sebar pada sediaan serai yang dapat diamati dengan
pasta gigi pada penelitian ini menunjukkan hilangnya rasa nyeri pada gigi setelah
hasil yang artinya daya sebar pasta gigi penyikatan gigi. Dari hasil penelitian
kombinasi abu akar nipah dan serai dapat dilihat formulasi 2 ekstrak serai
memenuhi dalam range daya sebar yang kental lebih efektif untuk menghilangkan
baik pada formulasi ke 2 hasil ekstraksi serai nyeri karena dengan waktu penyikatan
kental. yang lebih singkat dapat menghilangkan
rasa nyeri 2 responden dari total 6
e. Uji Stabilitas responden dibandingkan dengan formula
Uji stabilitas bertujuan untuk lainnya.
menentukan kemampuan sediaan pasta gigi
untuk bertahan dalam batas yang
ditetapkan dan sepanjang periode
penyimpanan dan penggunaan, sifat
karakteristiknya sama dengan yang
dimilikinya pada saat sediaan dibuat. (Dirjen
POM, 1995).
Hasil Pengujian stabilitas pada 6
sediaan pasta gigi kombinasi abu akar
nipah dan ekstrak serai dari ketiga
formulasi menunjukkan setelah 6 hari
penyimpanan pada suhu kamar belum
adanya perubahan bentuk, warna, bau dari
awal sediaan dibuat, pengujian stabilitas ini
masih dalam proses kelanjutan hingga
6 minggu.
f. Uji Aktivitas Anti Nyeri
Pengujian aktivitas anti nyeri
bertujuan untuk mengetahui formulasi yang
paling optimal pada pasta gigi kombinasi
abu akar nipah dan ekstrak serai untuk
menghilangkan nyeri pada saat gigi terkena
rangsangan nyeri. Hasil Pengujian aktivitas
anti nyeri dapat pada tabel 7.

55 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

Tabel 7. Hasil Pengujial Aktivitas Anti


Nyeri pada pasta gigi kombinasi abu akar
nipah dan ekstrak serai.

Penyikatan Pasta Gigi


Formulasi (menit) Keterangan
1 Ekstrak Serai Bubuk 75–90 detik Rasa nyeri tidak hilang
2 Ekstrak Serai Bubuk 90 – 120 detik 1 Responden rasa nyeri hilang
3 Ekstrak Serai Bubuk 60- 90 detik Rasa nyeri tidak hilang
1 Ekstrak Serai Kental 60-90 detik 1 responden rasa nyeri hilang
2 Ekstrak Serai Kental 60- 70 detik 2 Responden rasa nyeri hilang
3 Ekstrak Serai Kental 80-90 detik Rasa nyeri tidak hilang

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah Balsam, M., S., 1972, Cosmetics Science
dilakukan maka dapat disimpulkan and Technology, Volume I, 2nded.
bahwa formulasi yang paling baik untuk anti A Willey Interscience Publication
nyeri adalah formulasi ke 2 dengan John Willey & Sons, New Cork,
penggunaan ekstrak serai kental. London
Dikarenakan dari hasil uji daya sebar, uji Dirjen POM. 1995. Farmakope
homogenitas, dan uji aktifitas nyeri yang Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes
paling baik adalah formulasi 2. RI
Dovgan, J.E.(2002). Tootache and Tooth
UCAPAN TERIMA KASIH Pain Guide. www/http:
endodovgan.com
Artikel ilmiah ini disusun dalam rangka Garg, A., D. Aggarwal, S. Garg, A. K.
Program Kreativitas Mahasiswa. Penulis Sigla., 2002, Spreading of semisolid
menyadari bahwa artikel ilmiah ini dapat formulation : An Update,
terselesaikan berkat pengarahan, dukungan Pharmaceutical Technology, Hal.
dan bimbingan dari berbagai pihak baik 84-102
secara langsung maupun tidak langsung. Kitamura, S., C. Anwar, A. Chaniago, and
Oleh karena itu penulis menyampaikan S. Baba. 1997. Handbook of
terimakasih kepada : Mangroves in Indonesia; Bali &
1. KEMENRISTEKDIKTI yang telah Lombok. Denpasar: The
menyelenggarakan Program Kreativitas Development of Sustainable
Mahasiswa (PKM) ini. Mangrove Management Project,
2. Bapak Yuhansyah Nur Fauzi selaku Ministry of Forest Indonesia and
dosen pembimbing kelompok PKM Japan International Cooperation
kami. Agency
3. Teman satu tim yang telah bekerja sama Lopez, J.P. (1999). Toothpaste
dalam membantu berjalannya Composition Containing Fluidized
penelitian ini. Polymer Suspensions of
Carboxymethyl Cellulosa.
PUSTAKA Wilmington: Hercules Incorporated
Hal. 4-5.
Onawunmia GO, Yisak WA, Ogunlana
Agusta, A., 2000, Minyak Atsiri
EO. 1984. Antibacterial Constituents
TumbuhanTropika Indonesia,
In The Essential Oil of
Bandung, Penerbit ITB, h. 8-29, 113.
Cymbopogon citratus (DC.) tapf.
J Ethnopharmacol.12:279-286.

56 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

Oyen, L.P.A and Dung, N.X., 1999, Plant


Resources of South East Asia: Essential
Oil Plants, Prosea Foundation,
Backhuys Publisher, Leiden
Radam, R.R 2016 dan Erni, P.2016. UJI
FITOKIMIA SENYAWA KIMIA AKTIF
AKAR NIPAH (Nyfa Fruticans
WURMB) SEBAGA TUMBUHAN
OBAT DI KALIMANTAN SELATAN.
Jurnal Hutan Tropis Volume 4 No. 1
Rusli, S., Sumangat, D., dan Sumirat, I.S.,
1979. Pengaruh Lama Pelayuan dan
Lama Penyulingan terhadap
Rendemen dan Mutu Minyak Pada
Penyulingan Serai Dapur.Pemberitaan
LPTI Juli-September (30).
Sangi, M. S., I. M. Lidya, dan K. Maureen,
2012, Uji toksisitas dan skrining
fitokimia tepung gabah pelepa aren
(Arenga pinnata), J.
Tamunaidu, Pramila, Naohiro Matsui,
Yasuyuki Okimori, And Shiro Saka.
2013. Nipa (Nypa Fructicans) sap as a
potential feedstock for ethanol
production. Journal Biomass and
Bioenergy. 96-10

57 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

58 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap


e-ISSN :2685-8150 P-ISSN : 2579-432

59 |Jurnal Pharnaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Anda mungkin juga menyukai