Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR MANAJEMEN

DOSEN PEMBIMBING
ROSNELLI ROESDI,SE.,M.Si

DISUSUN OLEH
Kelompok 10 :

MUHAMMAD YASIN
OKY AULIA PRATAMA
WEWENANG,DELEGASI DAN DESENTRALISASI
a. Pengertian wewenang,kekuasaan dan pengaruhnya
Wewenang adalah bentuk lain dari kekuasaan yang sering
kali dipergunakan dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah
organisasi, seseorang yang ditunjuk atau dipilih untuk memimpin
suatu organisasi, bagian, atau departemen memiliki
kewenangan atau kekuasaan yang terlegitimasi.

Kekuasaan adalah sesuatu kemampuan untuk


memengaruhi orang atau merubah orang atau situasi. Jika
perubahan pada orang atau situasi adalah perubahan yang baik,
tentunya power tersebut memberikan konotasi yang positif
bahkan sangat diperlukan.

1. ORGANISASI LINI/GARIS (LINE ORGANIZATION)

Organisasi Lini/Garis diciptakan oleh Henry Fayol,


Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang
menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan
bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-
jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang
lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau
komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi
militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi
kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun
tetangga.

Ciri-ciri Organisasi Lini adalah :

 Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat


langsung dan memilikiJumlah karyawan yang sedikit.
 Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
 Belum terdapat spesialisasi Masing-masing kepala unit
mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas
segala bidang pekerjaan
 Struktur organisasi sederhana dan stabil Organisasi
tipe garis ini biasanya diterapkan kepada organisasi
kecil yang disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

contoh struktur lini :


ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF
ORGANIZATION)

Organisasi Garis dan Staf diciptakan oleh Harrington


Emerson. Organisasi Garis dan Staf Merupakan bentuk
organisasi yang mengambil kelebihan-kelebihan dari
organisasi garis seperti adanya pengawasan secara
langsung, serta mengambil kelebihan-kelebihan dari
organisasi staf seperti adanya spesialisasi kerja. Organisasi
Garis dan Staf merupakan kombinasi dari organisasi lini dan
azas komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas
pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan
untuk memberi masukan, bantuan pikiran, saran-saran, dan
data informasi yang dibutuhkan.
Memiliki Ciri-ciri:
 Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
 Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
 Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
 Jumlah karyawan banyak Organisasi besar, bersifat
komplek Adanya spesialisas.
contoh struktur staff :

Wewenang lini (Line Authority)

Adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas


bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi
wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam
wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah
yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.

Wewenang staf (Staff Authority)

Adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau


para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi,
atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus
dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan
menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi,
metode wawancara atau dengan menggabungkan
ketiganya.
Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus
dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
a.      Pengetahuan yang luas tempat di mana dia bekerja
b.    Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang
baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian
yang ramah.
c.      Punya semangat kerja sama yang ramah.
d.      Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
e.      Kesederhanaan.
f.       Kemauan baik dan optimis
Ada 2 Tipe Staf :
1.  Staf Pribadi, di bentuk untuk memberikan saran, bantuan
dan jasa kepada seorang manajer (Individual)
2.   Staf Spesialis, di bentuk sebagai “Asisten Pribadi” /
“Asisten Staf” untuk memberikan saran, bantuan dan
melayani seluruh lini dan unsure organisasi, disebut
spesialis karena fungsinya sempit dan membutuhkan
keahlian khusus.

Kualifikasi utama yaitu memiliki keahlian pada bidangnya


dan punya loyalitas yang tinggi. Konsekkuensi organisasi
yang menggunakan staf yaitu menambah biaya
administrasi struktur orgasisasi menjadi komplek dan
kekuasaan, tanggung jawab serta akuntabilitas. yaitu
memiliki keahlian pada bidangnya dan punya loyalitas yang
tinggi. Wewenang staf Yaitu hak para staf atau spesialis
untuk menyarankan, memberi rekomendasi konsultasi pada
personalia yang tinggi,
 Hal yang perlu diperhatikan dalam mendelegasikan suatu
kegiatan kepada orang yang ditujuk yaitu:
1.      Menetapkan dan memberikan tujuan serta kegiatan yang
akan dilakukan.
2.      Melimpahkan sebagian wewenangnya kepada orang
yang di tunjuk.
3.  Orang yang ditunjuk mempunyai kewajiban dan tanggung
jawab yang harus dilaksanakan agar tercapainya tujuan.
4.      Menerima hasil pertanggung jawaban bawahan atas
kegiatan yang dilimpahkan. 

wewenang staf fungsional (Functional Staff Authority) 

Adalah hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan


satuan-satuan lini.
Chester Bamard mengatakan bahwa seseorang bersedia
menerima komunikasi yang bersifat kewenangan bila
memenuhi:
1.      Memahami komunikasi tersebut.
2.      Tidak menyimpang dari tujuan organisasi.
3.      Tidak bertentangan dengan kepeningan pribadi.
4.      Mampu secara mental dan fisik untuk mengikutinya.

Keuntungan Wewenang Fungsional :


1.      Pekerja dapat menarik keuntungan dari para ahli
berbagai bidang kerugian wewenang Fungsional.
2.   Kemungkinan akan munculnya masalah perilaku organisasi
yang dikaitkan dengan “mlayani dua tuan”
3. Konsekuensinya muncul kecendrungan rival yang
berkembang antar departemen

Sumber Konflik Lini-Staf


 
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan berbagai konflik
diantara departemen dan orang-orang lini dan staf:
1.      Perbedaan umur dan pendidikan.
2.      Perbedaan tugas.
3.      Perbedaan sikap
4.      Perbedaan posisi

PELIMPAHAN WEWENANG DAN TANGGUNG


JAWAB (DELEGATION)
Keterbatasan dalam melakukan sesuatu pekerjaan oleh
seseorang memungkinkan untuk dilakukannya delegasi.
Keterbatasan ini dapat berupa ketersediaan waktu
pengerjaan, jumlah pekerjaan, keahlian yang dimiliki
maupun berbagai faktor lain. Jika keterbatasan ini tidak
dapat ditanggulangi olehnya dan akan memperburuk kinerja
organisasi, maka perlu dilakukan pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab atau lebih dikenal dengan
istilah delegation.
Pelimpahan wewenang pada dasarnya merupakan
proses pengalihan tugas kepada orang lain yang sah atau
terlegitimasi dalam melakukan berbagai aktivitas yang ditujukan
untuk pencapaian tujuan organisasi yang jika tidak dilimpahkan
akan menghambat proses pencapaian tujuan tersebut.

Manfaat Pelimpahan Wewenang :


1. Pelimpahan wewenang memungkinkan bawahan
mempelajari sesuatu yang baru dan memperoleh kesempatan
untuk melakukannya. Keadaan ini memungkinkan bawahan
untuk belajar bertanggung jawab akan sesuatu yang baru.
2. Pelimpahan wewenang mendorong tercapainya
keputusan yang lebih baik pada berbagai hal.
3. Penyelesaian pekerjaan akan dapat  dilakukan
dengan lebih cepat sekiranya pelimpahan wewenang tersebut
berjalan sebagaimana mestinya dan diberikan kepada orang
yang bertanggung jawab.
Kendala dalam pelimpahan wewenang adalah

  Apabila staf yang menerima delegasi tidak memiliki


kemampuan atau kapabilitas tugas yang di delegasikan
padanya.
 Akan berdampak pada kurang bertanggung jawabnya
atasan terhadap apa yang semestinya ia lakukan.
Oleh karena itu, perlu digaris bawahi bahwa pelimpahan
wewenang tidak berarti  juga terjadi pelimpahan tanggung
jawab. Pelimpahan wewenang bisa jadi hanya merupakan
pelimpahan beberapa hal yang dapat dikerjakan oleh
bawahan kita, akan tetapi tanggung jawab sepenuhnya
masih berada di tangan pihak yang melimpahkan
wewenang.
Kunci Pokok Agar Pelimpahan wewenang efektif :

1.Jika pihak yang diberi wewenang oleh manajer diberi


kebebasan untuk menjalankan kewenangannya sesuai
dengan caranya sendiri karena setiap orang mempunyai
kreativitas masing-masing.
2.Adanya komunikasi yang terbuka antara manajer dan
bawahan. Keterbukaan dalam berkomunikasi selain akan
memberikan kejelasan akan keinginan kedua belah pihak, juga
akan meminimalkan persepsi-persepsi yang keliru akan berbagai
hal yang terkait dengan pekerjaan.
3.3.    Kemampuan manajer dalam memahami tujuan
organisasi, tuntutan dari setiap pekerjaan dan kemampuan
bawahan.
Tindakan Agar Pelimpahan Wewenang Berjalan Efektif :
Ketiga kunci pokok sebagaimana diterangkan di atas
dapat mendorong pelimpahan wewenang menjadi efektif, jika
diiringi dengan beberapa tindakan sebagai berikut :

1.Penentuan hal-hal yang dapat didelegasikan. Manajer


harus mampu membedakanhal-hal yang bisa dan tidak bisa
didelegasikan. Termasuk di dalamnya juga tujuan dari manajer
ketika melakukan pendelegasian itu, untuk apa, mengapa, dan
seterusnya.
2.Penentuan orang yang layak menerima
delegasi. Manajer harus mampu menentukan siapa yang
memiliki kemampuan untuk menerima pelimpahan wewenang.
3.Penyediaan sumberdaya yang dibutuhkan. Agar
pelimpahan wewenang berjalan efektif, maka berbagai
sumberdaya yang dibutuhkan oleh bawahan untuk menjalankan
wewenang yang didelegasikan perlu untuk di sediakan.
4.Pelimpahan tugas yang akan
diberikan. Kadangkala kekurang percayaan manajer
terhadap bawahan justru akan menghambat dalam
keefektifan pelimpahan wewenang. Oleh karena itu
berikan tugas yang akan dilimpahkan itu sepenuhnya.
5.Intervensi pada saat diperlukan. Sudah menjadi hal
yang lumrah jika kadang kala apa yang di delegasikan
ternyata tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ketika hal
tersebut terjadi, maka intervensi kadangkala diperlukan
agar kegiatan yangtelah didelegasikan berikut
kewenangannya tetap dalam jalur pencapaian tujuan
organisasi.

SENTRALISASI DAN DESENTRASLISASI


A.Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang
kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi
puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak
digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum
adanya otonomi daerah. 

Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana


seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh
orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga
waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi
lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat
tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul
akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh
keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh
pemerintah pusat.

B. Desentralisasi

Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam


membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau
orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu
struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak
perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan
sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.

Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi


banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem
otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian
wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah
pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah
atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar
keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat
diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari
pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem
desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah
euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya
mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta
digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum.
Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh
pemerintah di tingkat pusat.

Anda mungkin juga menyukai