Makalah Pentingnya Penilaian Pembelajaran
Makalah Pentingnya Penilaian Pembelajaran
Disusun oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa terpanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
nikmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Peranan
Penilaian Dalam Pembelajaran sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini dengan dosen
pembimbing Prof. Dr. Harun, M.Pd.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi kami sendiri dan para pembaca umumnya.
ii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan saat ini menarik perhatian masyarakat dalam
pelaksanaan pembelajaran maupun penilaiannya. Kegiatan pembelajaran
merupakan kegiatan utama dalam sebuah pendidikan yang menjadi
sorotan pertama oleh masyarakat dalam memandang pendidikan itu
sendiri. Masyarakat terus memperhatikan dan sering memberikan
kritikan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dinilai kurang
kondusif dalam menyiapkan peserta didik. Salah satu kritikan yang
dikemukakan oleh Indra Djati, menurutnya bahwa pendidikan belum
berhasil mengikuti perubahan yang terjadi di kalangan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut tentunya menjadi alasan utama sekolah untuk
mengkaji ulang seluruh pelaksanaan pembelajaran yang sudah diadakan
selama ini. Sekolah harus meningkatkan perhatian dan melakukan
perubahan terhadap aspek-aspek pembelajaran.
4
memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran, oleh
karena itu penilaian perlu dirancang dan disesuaikan sedemikian rupa
sehingga penilaian tersebut memberikan makna bagi setiap orang yang
terlibat pada sebuah lembaga pendidikan. Menurut Mardapi (2004)
penilaian dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang saling
mendukung, serta upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kulitas pembelajaran yaitu melalui sistem penilaian. Maka dapat
disimpulkan bahwa dalam sebuah pembelajaran hendaknya selalu
memperhatikan sistem penilaian yang diterapkan guna meningkatkan
kualitas sistem pembelajaran serta kualitas pendidik dan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa perlu Standar Penilaian ?
2. Bagaimana peranan Guru ?
3. Bagaimana peranan Siswa ?
4. Bagaimana peranan Sekolah ?
5. Bagaimana siswa menjadi Pembelajar yang lebih baik ?
6. Bagaimana Penilaian dan Motivasi Belajar Siswa ?
7. Bagaimana Reformasi dalam Penilaian ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Standar Penilaian
2. Untuk mengetahui peranan Guru
3. Untuk mengetahui peranan Siswa
4. Untuk mengetahui peranan Sekolah
5. Untuk mengetahui siswa menjadi Pembelajar yang lebih baik
6. Untuk mengetahui Penilaian dan Motivasi Belajar Siswa
7. Untuk mengetahui Reformasi dalam Penilaian
5
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Perlunya Standar Penilaian
Pada dasarnya penilaian tidak hanya digunakan untuk mengukur
ketercapaian peserta didik, tetapi juga memiliki misi memperbaiki standar
pendidikan. Penilaian harus perperan sebagai suatu sarana untuk
meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Ada suatu kejelasan dan
hubungan tak terpisahkan antara penilaian, kurikulum dan pembelajaran.
Menurut Darling-Hommond (dalam Harun Rasyid dan Mansyur: 2007),
berpendapat bahwa usaha menaikkan standar pelajaran dan prestasi harus
bertolak pada perubahan strategi penilaian. Kemudian pernyataan tersebut
diperkuat oleh Wesdeen, Winter, dan Broad Fott (dalam Harun Rasyid dan
Mansyur: 2007), bahwa penggunaan penilaiandalam pembelajaran secara
signifikan lebih efektif bagi guru dalam upaya memperbaiki kualitas
pembelajaran. Agar nantinya penilaian berfungsi dengan semestinya, maka
perlu untuk menentukan standar, yang akan menjadi dasar dan pijakan
bagi guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian.
B. Peranan Guru
Guru merupakan pelaksana sekaligus penanggungjawab dalam
menerapkan standar penilaian pembelajaran. Itulah mengapa guru perlu
memahami dengan baik standar yang ada, memahami pentingnya
penilaian yang berkelanjutan, dan perlu mengetahui posisi strategis
mereka. Informasi hasil penilaian juga dapat dimanfaatkan oleh guru
dengan cara melalui umpan balik. Umpan balik merupakan sarana bagi
guru dan peserta didik untuk mengetahui sejauhmana kemajuan
pembelajaran yang telah dilakukan. Umpan balik memegang peranan
penting dalam upaya peningkatan kualitas belajar peserta didik, seperti
motivasi, kesadaran diri, prestasi, dan tanggung jawab. Oleh karena itu,
dalam melakukan penilaian guru perlu mempertimbangkan umpan balik
sebagai salah satu komponen yang harus dilakukan terstruktur, periodik,
dan terencana, sehingga dapat memberikan manfaat bagi peserta didik.
6
Dari hasil reviuw literatur tentang umpan balik dan hubungannya
dengan motivasi, menurut Croks (dalam Harun Rasyid dan Mansyur:
2007), menyimpulkan bahwa manfaat umpan balik agar dapat
memotivasi peserta didik, harus fokus pada :
a. Kualitas pekerjaan peserta didik, dan bukan pada membandingkan
dengan peserta didik yang lain.
b. Menggunakan cara-cara yang lebih spesifik, dengan tujuan pekerjaan
peserta didik dapat ditingkatkan.
c. Peningkatan pekerjaan peserta didik harus dibandingkan dengan
pekerjaan sebelumnya.
Senada dengan hal tersebut, Clake (dalam Harun Rasyid dan
Mansyur: 2007), menyarankan 6 prinsip yang perlu diperhatikan, sebagai
berikut :
1. Umpan balik harus fokus pada tugas-tugas tujuan pembelajaran.
2. Guru memberikan pesan yang baik pada peserta didik tentang
kemampuan mereka.
3. Penilaian mengarah pada penurunan moril bagi yang mencapai prestasi
rendah dan kepuasan bagi prestasi yang tinggi.
4. Penghargaan eksternal sama seperti grades (tingkatan).
5. Perlunya umpan balik spesifik yang fokus pada kesuksesan dan
peningkatan dari pada mengoreksi.
6. Anak perlu diberikan kesempatan untuk membuat peningkatan atas
pekerjaan mereka.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Clarke, berikut ini adalah 7
prinsip penilaian menurut Weeden,Winter, dan Broadfoot dalam (dalam
Harun Rasyid dan Mansyur: 2007) :
1. Penilaian harus berhubungan dengan tujuan pembelajaran.
2. Penilaian harus sesuai dengan tujuan dan memiliki kriteria yang sesuai
pembelejaran.
3. Penilaian harus membantu mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik
4. Penilaian harus terpusat sesuai dengan prioritas pembelajaran.
5. Penilaian perlu direncanakan karena bagian dari pembelajaran.
7
6. Penilaian dan umpan balik harus diberikan dengan cepat dan juga tepat
sehingga peserta didik akan selalu ingat dengan konteks pembelajaran.
7. Penilaian harus dicatat menggunakan berbagai bentuk penilaian, hal
tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi kemajuan peserta
didik.
Umpan balik dapat memiliki pengaruh kuat terhadap perasaan,
harga diri, dan motivasi peserta didik. Dalam memberikan umpan balik,
seorang guru harus fokus pada kualitas pekerjaan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Selain itu guru juga perlu
menghindari sikap membandingkan peserta didik satu dengan peserta
didik yang lainnya, karena hal tersebut bisa saja menurunkan dorongan,
motivasi, dan minat bagi siswa yang memiliki prestasi rendah.
Saat memberikan umpan balik pada peserta didik, terdapat aspek yang perlu
ditekankan dan guru perlu mempertimbangkan apakah buku "nilai" bisa
digunakan untuk mencatat komentar umpan balik dan pemberian nilai. Masalah
waktu dan pengelolan menjadi persoalan cukup penting. Persoalan manajemen
waktu merupakan seberapa bagus upaya mencatat sekumpulan bukti tentang siswa
yang harus diingat oleh guru. Guru harus berpikir dengan baik mengenai
informasi yang mereka perlukan untuk mencatat dan bagaimana melakukan hal ini
secara efisien.
8
mencakup pembelajaran. Bukan berarti bahwa keyakinan siswa tidak berubah dan
tes tersebut dilakukan dengan lebih produktif.
Apabila tes itu digunakan untuk pembelajaran, maka bisa digunakan untuk
mendiagnosa kelemahan dan memotivasi siswa supaya lebih cermat. Misalnya,
lembar tes dapat dilembalikan dengan tanda tangan, tetapi tidak diberi nilai. Siswa
diminta mengerjakan kembali soal yang menurutnya sulit, dengan memanfaatkan
komentar yang diberikan. Hal ini akan memotivasi mereka untuk memahami dan
memperbaiki jawaban mereka sehingga nilainya dapat meningkat. Pendekatan lain
yaitu meminta siswa kerja kelompok dengan kertas yang ditandai untuk
menghasilkan jawaban yang lebih baik, lalu dipaparkan di depan kelas. Kedua
strategi tersebut memiliki tujuan formatif, menggunakan tes sebagai motivator,
bukan sebagai penilaian sumatif.
9
Berikut ini merupakan peranan guru dan tujuannya dalam penilaian
Peranan Tujuan
Guru sangat berperan dalam penilaian. Oleh karena itu, guru hendaknya
lebih menekankan pada pemberian umpan balik positif dan dapat memberi
motivasi siswa dengan peranan guru yaitu sebagai monitoring, petunjuk jalanm
akuntan, reporter, dan direktur program. Umpan balik yang diberikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
B. Peranan Siswa
10
menjalankan yang terbaik apabila mereka memiliki pemahaman yang mendalam
akan kelebihan dan kelemahan mereka sendiri dan akses dalam menyusun strategi
untuk belajar”.
Penilaian diri adalah sarana bagi guru untuk memberikan tanggung jawab
kepada siswa untuk belajar dari apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang
akan mereka kerjakan. Rudd dan Gunstone (1993) mengidentifikasi beberapa
keuntungan yang diperoleh dengan pelibatan siswa dalam proses penilaian diri
yaitu:
11
D. Peranan Sekolah
Sekolah sebagai suatu institusi yang menaungi semua aktivitas
belajar mengajar. Sekolah memiliki peranan yang sangat besar dalam
upaya melakukan reformasi penilaian yang memihak pada bagaimana
peserta didik dapat memperoleh nilai tambah dalam proses pendidikan.
Baik buruknya kualitas pendidikan dapat dilihat dari tingkat kualitas
sekolah tersebut. Penilaian sekolah merupakan induk kegiatan
pembelajaran yang secara otomatis merupakan induk kegiatan penilaian.
Penilaian dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang saling terkait
dan tidak terpisahkan. Agar tercapainya keberhasilan pelaksanaan
penilaian maka, sekolah perlu menciptakan kondisi yang kondusif.
Pelaksanaan perbaikan kulalitas pendidikan melalui penilaian dapat
berjalan dengan baik, jika sekolah dapat dijadikan pusat penilaian, yang
informasi dan data yang diperlukan semua anggota sekolah tersedia
dengan baik. Menurut Stenberg, (1996), sekolah dapat mempengaruhi
intelejensi dengan penyampaian informasi paling tidak ketrampilan dan
sikap umum tertentu. Namun, kita kurang tahu tentang pembentukan
intelejensi yang tesnya tidak mudah dinilai, seperti kebijaksanaan,
kreativitas, dll. Selain itu, kita juga kurang tahu tentang peserta didik kita,
seperti bagaimana mereka berkembang,dll. Sekolah adalah tempat peserta
didik diarahkan agar dapat meningkatkan kualitas belajar mereka.
12
untuk membantu mereka menjadi pembelajar yang lebih baik. Sehingga
nantinya, jika semua pihak dapat bekerja sama dengan baik, maka peserta
didik akan menjadi pembelajar yang lebih baik dari waktu ke waktu.
13
Menurut Collin Rogers (1994), peserta didik dapat digolongkan
menurut tiga jenis motivasi. Seperti :
14
kurikulum maka sistem penilaian yang sekarang dipraktikan perlu
kiranya untuk diubah, yaitu Orientasi penilaian bukan hanya sekadar
memberi label nilai, tetapi lebih pada pengumpulan informasi kenapa
siswa mendapatkan hasil tersebut. Informasi ini nantinya digunakan dan
dimanfaatkan untuk memodifikasi strategi dan teknik pengajaran sesuai
dengan kebutuhan nyata dari para siswa. Pengubahan praktik nilai yang
kurang sesuai harapan seperti sekarang dapat jika semua komponen yang
terkait dengan pendidikan memiliki kemampuan dan kerja keras yang
maksimal. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah sharing
tanggungjawab penilaian antara guru dan siswa, yaitu dengan melibatkan
siswa dalam menilai dirinya sendiri (self-assessment). Menurut Weede,
Winter, & Broadfoot (dalam Harun Rasyid dan Masur: 2007), metode
penilaian diri digunakan untuk mengajari murid bagaimana memahami
tujuan belajar dan kriterian penilaian tugas mereka, mengijinkan mereka
untuk memilih tugas belajar mereka dan menggunakan tugas yang
mengijinkan mereka untuk menilai perkembangan ereka sendiri . Selain
itu, dapat juga diterapkan penilaian untuk belajar (assessment for
learning) dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu penilaian yang
lebih berorientasi diagnostik kesulitan belajar siswa, yang nantinya dapat
dijadikan sebagai penyeimbang pelaksanaan penilaian sumatif
(assessment of learning) yang sekarang dipraktikkan. Keikutsertaan
peserta didik adalah kunci kesuksesan dalam strategi penilaian. Dalam
hal ini semua anggota sekolah harus bekerja sama dalam merancang
dalam pencapaian standar yang diperlukan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian sangat diperlukan guna meningkatkan kualitas
pembelajaran yang baik. Agar penilaian dapat berfungsi dengan baik,
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sangat perlu untuk
menetapkan standar penilaian yang akan menjadi dasar dan acuan bagi
guru serta praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian
pembelajaran. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu adanya
kerjasama yang seimbang dari beberapa pihak terkaitseperti guru,
siswa, dan sekolah. Ketiga pihak tersebut memiliki peranan yang
berbeda-beda sesuai dengan proporsi masing-masing. Jika masing-
masing pihak mampu melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya
sebagaimana mestinya makaakan tercipta suatu suasana yang
kondusif, dinamis, dan terarah untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran melalui perbaikan sistem penialian.
Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa standar penilaian
sangat penting dalam sebuah pelaksanaan pembelajaran. Standar
penilaian juga akan membawa pengaruh para kualitas serta prestasi
belajar peserta didik. Maka dari itu standar penialaian ini harus
dirancang terlebih dahulu supaya hasil penilaian sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17