NO : 6
KELAS : XI MIPA 4
RANGKUMAN TUGAS AKHIR BAB 2 : SISTEM DINAMIKA DEMOKRASI DI INDONESIA
A. HAKIKAT DEMOKRASI
1. Makna Demokrasi
Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara dan
hukum di Yunani-Kuno dan dipraktekan dalam hidup bernegara antara Abad ke -IV
sebelum Masehi sampai Abad ke-VI Masehi. Pada waktu itu dari pelaksaan demokrasi
yang dipraktekan secara langsung (direct democracy),artinya hak rakyat untuk membuat
keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang
bertindak berdasarkan prosedur mayoritas.
Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani,yaitu demos yang berarti
rakyat,dan krotos/kratein yang berarti pemerintahan, sehingga menjadi pemerintahan
rakyat. Kata ini kemudian diserap menjadi salah satu kosa kata dalam Bahasa Inggris
yaitu democracy.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki
hak setara dalam penggambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi merupakan istilah politik yang
berarti pemerintahan rakyat. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam sebuah negara
demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tengah rakyat dan dijalankan langdung oleh
rakyat atau wakil-wakil yang mereka pilih di bawah system pemilihan bebas.
Dalam pandangan Abraham Lincoln Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Artinya, rakyat dengan serta merta mempunyai
kebebasan melakukan semua aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari pihak
manapun, karena pada hakikatnya yang berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan
bersama.
Kebebasan dan demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak
sama. Sebagai suatu konsep, demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip tentang
kebebasan yang juga mencakup seperangkat praktik yang terbentuk melalui sejarah
panjang dan sering berliku-liku. Pendeknya demokrasi adalah pelembagaan dari
kebebasan. Artinya, kebebasan yang dimiliki rakyat diatut dan diarahkan oleh semua
Lembaga kekuasaan yang sesumber kekuasaanya yang berasal dari rakyat dan dijalankan
sendiri oleh rakyat sehingga kebebasan yang mereka miliki dapat dilaksanakan secara
betanggung jawab dan tidak melanggar kebebasan yang dimiliki orang lain.
2. Klasifikasi Demokrasi
Berikut ini dipaparkan beberapa macam bentuk demokrasi.
a. Berdasarkan Titik Berat Perhatianya
1) Demokrasi Formal, yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan
bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
kesenjangan dalam bidang ekonomi. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-
negara liberal.
2) Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam
bidang politik kurang diperhatikan nahkan kadang-kadang dihilangkan. Bentuk
demokrasi ini dianut oleh negara-negara komunis.
3) Demokrasi Gabungan, yantu bentuk demokrasi yang menggambil kebaikan
serta membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal dan material. Bentuk
demokrasi ini dianut oleh negara-negra non-blok.
b. Berdasarkan Ideologi.
1) Demokrasi konstitutional atau demokrasi liberal, yaitu demokasi yang
didasarkan pada kebebasan atau individualisme. Cirinya khas pemerintahanyya
adalah kekuasaan pemerintahanyya terbatas dan tidak diperkenankan banyak
melakukan campur tangan dan bertinfak sewenagn-wenang terhadap rakyatnya.
Kekuasaan dibatasi oleh konstitusi.
2) Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan
pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat mencinta-citakan
kehidupan yang tidak mengenal kelas social. Manusia dibebaskan dari
keterikatanyya kepada pemilikan pribadi tanpa ada penindasan dan serta
paksaan.Akan tetapi, untuk mencapai masyarakat tersebut, apabila
diperlukan,dapat dilakukan dengan cara paksa atau kekerasan.
c. Berdasarkan Proses Penyaluran Kehendak Rakyat.
1) Demokrasi Langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap
warga negaranya dalam permussyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan
umum negara atau undang-undang secara langsung.
2) Demokrasi Tidak Langsung, yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui
sistem perwakilan. Penerapan demokrasi seperti ini berkaitan dengan kenyataan
suatu negara yang jumlah penduduknya semakin banyak ,wiayahnya semakin
luas, dan permasalahan yang dihadapi semakin rumit dan kompleks. Demokrasi
tidak langsung atau demokrasi perwakilan biasanya dilaksanakan melalui
pemilihan umum.
3. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Henry B. Mayo sebagaimana dikutip oleh Miriam Budiardjo dalam bukunya berjudul
Dasar-Dasar Ilmu Politik mengungkapkan prinsip dari demokrasi yang akan mewujudkan
suatu sistem politik yang demokratis. Adapun, prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut.
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
b. Menjamin terselenggarakanyya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi pemakaian Menjamin tegaknya keadila
e. kekerasan sampai minimum.
f. Mengakui serta mengganggap wajar adanya keanekaragaman.
Menurut Almudi swbagaimana dikutip oleh Sri Wuryan dan Syarifullah dalam bukunya
yang berjudul ilmu Kewarganegaraan, suatu negara dapat disebut berbudaya demokrasi
apabila memiliki soko guru demokrasi sebagai berikut.
a. Kedaulatan rakyat
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
c. Kekuasaan mayoritas
d. Hak-hak minoritas
e. Jaminan hak-hak asasi manusia
f. Pemilihan yang bebas dan jujur
g. Persamaan di depan hukum
h. Proses hukum yang wajar
i. Pembatasan pemerintahan secara constitutional
j. Pluralisme social, ekonomi, dan politik
k. Nilai-nilai toleransi,pragmatism, kerja sama, dan mufakat
B. Dinamika Penerapan Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila mengandung beerapa nilai moral yang bersumber dari Pancasila, yaitu
sebagai berikut.
Apakah benar negara kita adalah negara demokrasi? Dalam sudut pandang
normative, demokrasi merupakan sesuatu yang secara ideal hendak dilakukan atau
diselenggarakan oleh sebuah negara, seperti misalnya kita mengenal ungkapan
“pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ungkapan normative biasanya
diterjemahkan dalam konstitusi pada masing-masing negara, missal dalam UUD NRI Tahun
1945 bagi pemerintahan RI. Jadi,secara normative negara kita sudah memenuhi kriteria
negara demokrasi.
Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua konstitusi yang pernah
berlaku menganut prinsip demokraasi. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam ketentuan-
ketentuan berikut.
Untuk melihat apakah suatu sistem pemerintahan adalah sistem yang demokratis
atau tidak, dapat dilihat dari indikator-indikator yang dirirumuskan oleh Affan Gaffar berikut
ini.
a. Akuntabilitas.
b. Rotasi kekuasaan.
c. Rekutmen politik yang terbuka.
d. Pemilihan umum.
e. Pemenuhan hak-hak dasar.