Untuk Dosen:
Dr. DJUMINAH, M.Si., Ak.
Oleh :
PURTANTO
NIM: S431308037
MAGISTER AKUNTANSI STAR BPKP KELAS B
0
BAB I LINGKUNGAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
I. Konsep Dasar
Pengendalian
Elemen-elemen Sistem Pengendalian
Setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen:
1. Detektor atau sensor - suatu perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi
dalam proses yang sedang dikendalikan.
2. Penilai (assessor) - suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari peristiwa aktual
dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang
seharusnya terjadi.
3. Effector - suatu perangkat (yang sering disebut umpan balik) yang mengubah perilaku
jika assessor mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan hal tersebut.
4. Jaringan komunikasi - perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan
assessor dan antara assessor dan effector.
Detektor
3.Efektor
Manajemen
Setiap organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama (dalam suatu organsisasi bisnis tujuan utamanya adalah
memperoleh laba yang memuaskan). Organisasi dipimpin oleh satu hierarki manajer,
dengan chief executive officer (CEO) pada posisi puncak, dan para manajer unit bisnis,
departemen, fungsi, dan subunit lainnya berada di bawah CEO dalam bagan organisasi.
1
CEO (atau dalam beberapa organisasi, satu tim manajer senior) memutuskan
keseluruhan strategi yang akan memungkinkan organisasi tersebut untuk mencapai
tujuannya. Tunduk kepada persetujuan CEO, para manajer dari berbagai unit bisnis
memformulasikan strategi tambahan yang memungkinkan unit mereka masing-masing
untuk memperluas tujuan-tujuan tersebut. Proses pengendalian manajemen adalah proses
dimana manajer di seluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka
supervisi mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan.
Proses pengendalian yang digunakan oleh manajer mengandung elemen yang sama
dengan elemen pada sistem pengendalian yang lebih sederhana sebagaimana telah
digambarkan sebelumnya: detector, assessor, effector dan sistem komunikasi. Detector
melaporkan apa yang sedang terjadi atas organisasi; assessor membandingkan informasi ini
dengan keadaan yang diinginkan. Meskipun demikian terdapat perbedaan yang signifikan
antara proses pengendalian manajemen dengan proses yang lebih sederhana sebagaimana
digambarkan sebelumnya:
1. Tidak sama halnya dengan termostat atau sistem suhu tubuh, standar tidaklah ditetapkan
terlebih dahulu. Dalam proses ini, manajemen memutuskan apa yang seharusnya
dilakukan oleh organisasi, dan sebagian dari proses pengendalian adalah perbandingan
antara pencapaian aktual dengan rencana.
2. Seperti halnya mengendalikan mobil, pengendalian manajemen tidaklah bersifat
otomatis. Beberapa detector dalam organisasi mungkin adalah ahli mekanik, tetapi
manajer seringkali mendeteksi informasi penting dengan mata, telinga, dan indra yang
lain. Manajer secara pribadi harus melakukan fungsi assessor, memutuskan bagi dirinya
sendiri apakah perbedaan hasil aktual dengan standar cukup signifikan
untuk membenarkan tindakan, dan jika demikian, tindakan apa yang akan diambil.
3. Tidak seperti pengendalian sebuah mobil yang merupakan suatu fungsi yang dilakukan
oleh seorang individu, pengendalian manajemen memerlukan koordinasi antar individu.
Pengendalian manajemen juga harus memastikan bahwa setiap bagian bekerja secara
harmonis dengan bagian lainnya.
4. Koneksi dari yang diterimanya membutuhan tindakan untuk menentukan tindakan yang
diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan mungkin tidak jelas. Tidak seperti
thermostat atau pengendara mobil ,sistem pengendalian manajemen merupakan
kotak hitam. Tidak dapat diketahui apa tindakan yang akan diambil oleh manajer
ketika terjadi sebuah perbedaan yang sangat signifikan antara hasil aktual dengan
hasil yang diharapkan, atau apa tindakan yang akan diambil orang lain sebagai
2
respons terhadap tanda/sinyal dari manajernya. Sebaliknya, diketahui dengan pasti
kapan thermostat memberikan tanda diperlukannya suatu tindakan dan apa tindakan
yang akan dilakukan.
5. Banyak pengendalian manajemen bersifat pengendalian diri sendiri, pengendalian tidak
dilakukan oleh regulator eksternal tetapi para manajer yang menggunakan penilaian
mereka sendiri daripada mengikuti instruksi dari seorang atasan.
Sistem
Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu dan biasanya bersifat repetitif
untuk melaksanakan suatu atau sekelompok aktifitas. Thermostat dan proses pengendalian
suhu tubuh merupakan contoh sistem. Penting untuk disadari bahwa proses informal
amat dipengaruhi oleh bagaimana cara sistem pengendalian formal organisasi dirancang
dan dioperasikan.
Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen merupakan proses dengan yang mana para manajer
mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi.
Beberapa aspek dari proses ini dijelaskan sebagai berikut.
3
Kegiatan Pengendalian Manajemen
Kegiatan Pengendalian Manajemen meliputi:
Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi.
Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
Mengomunikasikan informasi.
Mengevaluasi informasi.
Memutuskan apa, jika ada, tindakan apa yang seharusnya diambil.
Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.
Pengendalian manajemen tidak berarti mengharuskan agar semua tindakan sesuai
dengan rencana yang ditentukan sebelumnya, seperti anggaran. Dengan kata lain,
mematuhi anggaran tidaklah selalu baik, dan penyimpangan dari anggaran tidaklah
selalu buruk.
Keselarasan Tujuan
Meskipun sistematik, Proses pengendalian manajemen tidak berarti mekanis. Pengendalian
manajemen meliputi interaksi antar invidividu yang tidak dapat digambarkan secara
mekanis. Masalah pengendalian yang utama adalah bagaimana mempengaruhi individu
untuk bertindak demi pencapaian tujuan dengan cara sedemikian rupa sehingga sekaligus
pencapaian tujuan organisasi sama baiknya.
Perangkat Penerapan Strategi
Sistem pengendalian manajemen membantu para manajer untuk menjalankan organisasi
ke arah tujuan strategisnya. Dengan demikian, pengendalian manajemen terutama
memfokuskan pada pelaksanaan strategi. Pengendalian manajemen merupakan
satu-satunya perangkat manajer yang digunakan dalam mengimplementasikan strategi
yang diinginkan. Strategi juga di implementasikan melalui struktur organisasi, manajemen
sumber daya manusia (SDM), dan bagian budayanya. Kerangka Kerja untuk penerapan
strategi digambarkan seperti berikut.
4
Implementation Mechanisms
Management Control
Culture
5
Formula Strategi
Formula strategi merupakan proses memutuskan tujuan organisasi dan stretegi untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Istilah tujuan digunakan untuk menggambarkan tujuan
keseluruhan dari suatu organisasi, dan istilah sasaran untuk menggambarkan
langkah-langkah khusus guna mancapai tujuan dalam kerangka waktu yang diberikan.
Tujuan tidak memiliki batasa waktu; tujuan akan tetap ada hingga tujuan tersebut
diubah. Strategi merupakan perencanaan yang besar dan penting. Strategi menetapkan
secara umum arah tujuan pergerakan organisasi yang diinginkan oleh manajemen senior.
Suatu keputusan dari satu pabrik mobil untuk memproduksi dan menjual mobil listrik akan
menjadi suatu keputusan strategis. Sesungguhnya siapapun memiliki sebuah “gagasan
cemerlang”, yang setelah dianalisis dan didiskusikan dapat menjadi dasar bagi strategi
yang baru. Tanggung jawab lengkap dalam formulasi strategi seharusnya tidak pernah
dibebankan kepada seseorang atau satu unit organisasi saja.
Perbedaan antara Formulasi Strategi dan Pengendalian Manajemen
Formulasi strategi adalah proses pengambilan keputusan strategi baru; sementara
pengendalian manajemen adalah proses implentasi strategi tersebut. Dari sudut pandang
desain sistem, perbedaan yang paling penting antara formulasi strategi dan pengendalian
manajemen adalah formulasi strategi esensinya tidak sistematis. Ancaman, kesempatan,
dan gagasan baru tidak terjadi pada jangka waktu yang tetap; dengan demikian, keputusan
strategis mungkin dapat dibuat kapan pun.
Tugas Pengendalian
Pengendalian tugas adalah proses untuk memastikan bahwa tugas yang
spesifik dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian tugas berorientasi pada
transaksi melibatkan kinerja dari tugas individual sesuai dengan aturan yang ditetapkan
dalam proses pengendalian manajemen. Banyak kegiatan pengendalian tugas yang bersifat
ilmiah; yaitu, keputusan optimal atau tindakan yang tepat perlu diambil untuk membawa
kondisi di luar kendali kembali kondisi yang diinginkan dapat diprediksikan dalam batas
yang dapat diterima.
Perbedaan antara Pengendalian Tugas dan Pengendalian Manajemen
Perbedaan paling penting antara pengendalian tugas dan pengendalian manajemen
adalah banyak sistem pengendalian tugas bersifat ilmiah, sementara pengendalian
manajemen tidak pernah dengan mengurangi ilmiah. Pengendalian manajemen melibatkan
perilaku para manajer, dan hal ini tidak dapat dinyatakan melalui persamaan. Dalam
6
pengendalian manajemen, para manajer berinteraksi dengan manajer lainnya dalam
pengendalian tugas, manusia tidak terlibat sama sekali (sebagaimana dalam beberapa
proses produksi yang terotomatis), atau interaksinya antara seorang manajer dan
nonmanajer. Dalam pengendalian manajemen, fokus terletak pada unit organisasional;
sementara pada pengendalian tugas fokus terletak pada tugas spesifik dilakukan oleh
unit- unit organisasi.
Pengendalian manajemen berkaitan dengan aktivitas para manajer yang didefinisikan
secara luas dalam memutuskan apa yang harus dilakukan dalam kendala strategis secara
umum. Pengendalian tugas berhubungan dengan tugas- tugas tertentu, yang sebagian besar
membutuhkan sedikit atau tidak sama sekali pertimbangan untuk melaksanakannya.