Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Untuk Dosen:
Dr. DJUMINAH, M.Si., Ak.
Oleh :
PURTANTO
NIM: S431308037
MAGISTER AKUNTANSI STAR BPKP KELAS B
0
BAB 3 PRILAKU DALAM ORGANISASI
I. Keselarasan Tujuan
Manajemen senior menginginkan agar organisasi mencapai tujuan organisasi. Tetapi
anggota individual organisasi mempunyai tujuan pribadi masing-masing yang tidak selalu
konsisten dengan tujuan organisasi. Dengan demikian, tujuan utama dari sistem
pengendalian manajemen adalah memastikan tingkat “keselarasan tujuan” yang tinggi.
Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan
yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri, yang sekaligus juga merupakan
kepentingan perusahaan.
1
Organisasi Informal
Kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya proses pengendalian manajemen tidak
bisa dipahami tanpa mengenali arti penting dari hubungan-hubungan yang menyusun
diorganisasi yang bersifat informal.
Persepsi dan Komunikasi
Pesan-pesan yang diserap dari berbagai sumber bisa jadi bertentangan satu sama yang lain,
atau bahkan memiliki interpretasi yang sangat beragam.
V. Fungsi Kontroler
Orang yang bertanggungjawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian
manajemen disebut sebagai kontroler, yang biasanya menjalankan fungsi-fungsi
sebagai berikut:
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian;
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan;
2
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-laporan ini
untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal anggaran serta
mengkonsolidasikannya;
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk
menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai.
3
intinya dengan peluang industri. Strategi dapat ditemukan pada dua tingkatan: stategi untuk
organisasi keseluruhan dan strategi untuk bisnis dalam organisasi.
III. Strategi Tingkat Korporat
Strategi korporat adalah mengenai keberadaan ditengah-tengah bauran bisnis yang tepat.
Pada tingkat korporat, masalahnya adalah definisi bisnis dimana perusahaan akan
berpartisipasi dan penugasan sumber daya antar bisnis-bisnis tersebut.
Perusahaan-perusahaan dengan Industri Tunggal
Perusahaan industri tunggal menggunakan kompetensi intinya untuk mencapai
pertumbuhan dalam industri tersebut.
Perusahaan dengan Diversifikasi yang tidak Berhubungan
Disini mengacu pada sinergi operasi lintas bisnis yang didasarkan pada kompetensi inti dan
pada pembagian sumber daya yang umum.
Perusahaan dengan Diversifikasi yang Berhubungan
Perusahaan dapat menciptakan sinergi operasi dengan membuat dua atau lebih unit bisnis
menggunakan sumber daya yang sama seperti kekuatan penjualan, fasilitas manufaktur,
dan fungsi logistik. Penggunaan sumber daya yang sama secara bersama-sama seperti ini
membantu perusahaan untuk memperoleh manfaat dari skala dan ruang lingkup ekonomis.
Kompetensi Inti dan Diversifikasi Korporat
Korporat dalam perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan mempunyai
kemampuan untuk mentransfer kompetensi inti (kemapuan yang digunakan oleh
perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dan menambah nilai signifikan bagi
pelanggan) dari satu unit bisnis ke unit bisnis yang lain.
Implikasi dari Desain Sistem Pengendalian
Syarat perencanaan dan pengendalian perusahaan yang menggunakan strategi diversifikasi
tingkat korporat begitu berbeda. Oleh karena itu, masalah kunci bagi desainer sistem
pengendalian adalah: Bagaimana struktur dan bentuk pengendalian akan berbeda antara
perusahaan dengan industri tunggal, perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan
atau perusahaan dengan diversifikasi tidak berhubungan.
IV. Strategi Unit Bisnis
Strategi unit bisnis berkenaan dengan bagaimana menciptakan dan memelihara keunggulan
kompetitif dalam masing-masing industri yang telah dipilih oleh suatu perusahaan untuk
berpartisipasi.
4
Misi Unit Bisnis
Banyak model yang berbeda dalam metodologi yang digunakan untuk mengembangkan
misi yang paling tepat bagi berbagai unit bisnis, namun model-model tersebut mempunyai
perangkat misi sama untuk dipilih: build, hold, harvest, dan divest.
Keunggulan Kompetitif Unit Bisnis
Michael Porter mendeskripsikan dua pendekatan (analisis industri dan analisis rantai nilai)
sebagai bantuan dalam mengembangkan keuanggulan kompetitif yang lebih superior dan
berkesinambungan, yaitu:
Analisis Industri
Penelitian mengungkapkan peran penting yang dimainkan oleh kondisi industri dalam
kinerja perusahaan individu. Struktur industri harus dianalisis terkait dengan kekuatan
kolektif dari lima kekuatan persaingan:
1. Intensitas persaingan di antara para pesaing yang ada;
2. Daya tawar pelanggan;
3. Daya tawar pemasok;
4. Ancaman dari barang substitusi;
5. Ancaman pendatang baru yang masuk industri.
Keunggulan Bersaing Generik
Unit bisnis mempunyai dua cara generik untuk merespon terhadap kesempatan dalam
lingkungan eksternal dan mengembangkan keuanggulan kompetitif yang
berkesinambungan: biaya rendah dan diferensiasi.
Analisis rantai nilai berusaha untuk menentukan di bagian mana dari operasi
perusahaan, dari desain sampai distribusi, nilai pelanggan dapat ditambah atau dikurangi.
Secara intuitif maupun teoritis, keunggulan kompetitif di pasar pada intinya berasal dari
penyediaan nilai pelanggan lebih baik untuk biaya yang sama atau nilai pelanggan yang
sama untuk biaya yang lebih rendah. Rantai nilai memisahkan perusahaan ke dalam
kegiatan strategisnya yang berbeda. Rantai nilai adalah sekelompok kegiatan lengkap yang
terlibat dalam suatu kelompok, mulai bahan baku dan berakhir dengan dukungan pasca
pengiriman ke pelanggan. Rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami sistem
penyaluran nilai, tidak hanya bagian dari rantai nilai di tempat perusahaan beroperasi.