Dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam dengan guru pembimbing “H. Ahmad Syukri, M.Pd”
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah ini. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatanya,
dan sampailah kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam yang berjudul Hakikat Manusia Menurut Mnusia, Tuhan
dan Inti Manusia. Dalam penyusunannya, kami mengucapkan terima kasih
kepada Dosen kami H. Ahmad Syukri, M.Pd yang telah memberikan dukungan
dan kepercayaan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesainkan tugas
makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya. Sekian dari kami,
kami mengucapkan banyak terima kasih semoga hasil makalah yang kami buat
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
BAB II..................................................................................................... 2
PEMBAHASAN........................................................................................ 2
PENUTUP................................................................................................ 8
A.Kesimpulan..................................................................................... 8
B. Saran............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktor pendidikan pendidikan baik penting dalam naungan
manusia hal ini menjadi kata baku-jangka tentang konsep manusia. Dekat
semua lembaga pendidikan tinggi tinggi nama baik manusia, karya dan
karya karyanya terhadap diri sendiri, masyarakat dan lingkungan tempat
tinggalnya. Para ahli sudah mencetuskan manusia sejak kala, namun
sampai saat ini belum ada yang sepakat tentang ayat manusia yang mana.
Allah sudah membekali manusia dengan cara mengalah untuk
belajar dan mengetahui. Seperti yang mana mana dalam surah Al-'Alaq
yang isinya "Bacalah, dan Allahmulah Yang Maha Pemurah. Dia
bermusyleknya apa manusia apa yang tak tahu ". Dalam dalam tampilan
filsafat pendidikan Islam, pendidikan apa lagi dpari cara manusia. Manusia
apalagi pendidikan, dalam kaitannya dengan pengembangan potensi yang
pakenya. Dengan demikian pentingnya fungsi dan peran pendidikan ini,
sampai-sampai Islam kehilangan pendididkan jadi dari kewajiban agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian Hakikat Manusia ?
2. Apa itu Hakikat Manusia Menurut Manusia?
3. Apa itu Hakikat Manusia Menurut Tuhan (Al – Quran & Al - Hadist?
4. Apa itu Inti Manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Hakikat Manusia
2. Untuk Mengetahui Pengertian Hakikat Manusia Menurut Manusia
3. Untuk Mengetahui Pengertian Hakikat Manusia Menurut Tuhan
4. Untuk Mengetahui Pengertian Inti Manusia
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hakikat Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut
hakikat manusia adalah makhluk yang sempurna , ada juga yang menyebutnya
makhluk paling cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat manusia adalah
mahkluk yang positif. Manusia dengan segala sifat dan karakternya, diciptakan
dengan sebegitu sempurnanya. Hakikat manusia adalah sebagai berikut :
2
B. Pengertian Hakikat Manusia Menurut Para Ahli
Ada berbagai pendapat dari sudut pandang masing-masing-masing yaitu
sebagai berikut :
1. Menurut Al-Ghazali dalam Jaelani, Manusia itu tersusun dari
materi tak yakin dan immateri atau jasmani dan rohani yang
berfungsi sebagai abdi dan khalifah di bumi. Namun manusia itu
pada hakikatnya itu jiwanya. Karena jiwaakan pokok dari
agama,asas bagi orang yang jalannya allah, serta tempat pahala dan
kedurhakaan manusia kepada Allah. [1]
2. Menurut Al-Syaibani yang mengatakan bahwa manusia itu terdiri
atas tiga tidak yakin yang sama pentingnya, yaitu jasmani, akal,
dan ruhani. Berjarak senyumnya nya, pendidikan kata mananya
mampu medan jasmani, akal, dan ruhani manusia secara bersamaan
dan baik.
3. Menurut Ahmad Tafsir (2006:24) inti manusia terletak pada ruhani
atau imannya, pada iman itu sesuatu pandangan dunia, maka
manusia buntu dengan imannya. Jadi, inti manusia itu imannya,
pada saat iman itu di kalbu, maka juga juga kita sedang inti
manusia di kalbunya. Kalau kalau kalau kalbu itulah yang menjadi
korban pendidikan untuk diisi dengan iman.
3
( Qs. 23:12-14 ) dan juga potensi untuk tumbuh dan berkembang
secara mental spiritual.
b. Sedangkan kata an-naas (terambil dari kata an-naws yang berarti
gerak dan ada juga yang berpendapat bahwa ia berasal dari
kata unaas yang berarti nampak) digunakan untuk menunjukkan
sekelompok manusia baik dalam arti jenis manusia atau sekelompok
tertentu dari manusia.
c. Manusia disebut al-basyar karena dia cenderung perasa dan emosional
sehingga perlu disabarkan dan didamaikan. Penggunaan istilah
“basyar” dalam al-qur`an lebih cenderung digunakan pada hal-hal
yang berkaitan dengan aspek fisik yang tampak pada manusia secara
umum (seperti : kulit, rambut, bentuk fisik secara umum, dan
kebutuhan biologis) yang tidak berbeda diantara manusia satu dengan
yang lainnya. Dalam beberapa kasus istilah basyar juga digunakan
untuk menggambarkan aspek-aspek psikis seperti kebutuhan, batas-
batas kemampuan mengindera (melihat hal-hal yang ghaib), aktivitas
belajar (mendapatkan ilmu yang hanya diajarkan oleh Allah), dan
tahap-tahap perkembangkan manusia hingga mencapai kedewasaan.
Dengan kata lain istilah basyar lebih banyak menggambarkan
persamaan yang ada pada semua manusia, baik dalam aspek
fisikmaupun psikis. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Ruum
(30) ayat 20:
ٍ َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ٓه اَ ْن خَ لَقَ ُك ْم ِّم ْن تُ َرا
َب ثُ َّم اِ َذٓا اَ ْنتُ ْم بَ َش ٌر تَ ْنت َِشرُوْ ن
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang
berkembang biak.
d. Sebagai Bani Adam
4
menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam
masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT berfirman “Hai anak
Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah
kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan
kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).
5
Kisah penciptaan manusia pertama ini tertuang dalam surah al-
Baqarah ayat 30-37. "Dalam surah itu Allah menyebut kepada Malaikat
bahwa penciptaan manusia ini sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah ini
bukan berarti pengganti Allah. Khalifah ini bermakna makhluk yang
diciptakan silih berganti.
Mendengar rencana Allah SWT, malaikat pun menunjukkan
kekhawatirannya. Malaikat mempertanyakan alasan Allah menciptakan
makhluk yang silih berganti, tapi membawa kerusakan di muka bumi ini.
Allah SWT tetap pada ke putusan-Nya dan berkata, "Sesungguh nya Aku
mengetahui apa yang tidak ka mu ketahui." Sebelum manusia diturunkan
di dunia, ada makhluk yang telah lebih dulu hidup di muka bumi. Makhluk
itu adalah jin. Jin pun disebut sebagai makhluk yang silih berganti. Dalam
penciptaan makhluk pun, jin merupakan yang pertama diciptakan sebelum
manusia. Jin diciptakan dari api yang sangat panas. "Malaikat diciptakan
dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam
diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian,"
Hadist Shahih Muslim.
Penciptaan manusia pertama ini dikisahkan berasal dari tanah, lalu
generasi berikutnya berasal dari air mani. Allah SWT bersabda dalam
surah al-Qiyamah ayat 36, "Apakah manusia mengira, bahwa ia akan
dibiarkan sia-sia begitu saja?" Dalam surah al-Mukminun ayat 115 Allah
juga berfirman, "Maka, apakah kamu mengira, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?" "Persoalan hamba dan Allah bukan
bagaimana hamba ini menunjukkan cintanya pada Allah. Tapi, bagaimana
ia mendapatkan cinta Allah. Bagaimana ia bisa mendapatkan cinta dari apa
yang ia cintai.
Untuk memperoleh cinta dari Allah, seseorang itu harus melakukan
berbagai cara. Ada banyak usaha yang harus dila kukan untuk meraih
perhatian-Nya. Kematian bukanlah satu-satunya cara mendapatkan cinta
Allah, apalagi memilih mati karena merasa tertekan dengan kehidupan.
6
Meski demikian, kematian sejatinya adalah hakikat yang akan terjadi pada
manusia. Allah SWT telah berfirman, "Semua yang Ia ciptakan akan
kembali kepada-Nya." Yang perlu dilakukan oleh manusia adalah
mempersiapkan kematian itu. "Kematian adalah hal yang pasti, tetapi
manusia tidak pernah mempersiapkannya. Yang ada manusia
mempersiapkan masa depan yang belum pasti. Bahkan, menggadaikan
waktu dan diri sendiri. Salah satu cara untuk mempersiapkan kematian dan
kehidupan setelahnya adalah dengan menjalankan amanat yang diberikan
oleh Allah. Salah satunya adalah dengan beribadah kepada-Nya. Dalam
surat al-Ahzab ayat 72, Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah
mengemukakan amanat (ibadah) kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
semua nya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia." Keutamaan
amalan umat Islam yang menjadi amanah adalah shalat lima waktu dalam
sehari. Jika amanah ini dipenuhi, surga dijanjikan seluas langit dan bumi.
Perihal keutamaan ibadah manusia kepada Allah SWT ini juga di tuliskan
dalam surat lainnya. Dalam surah adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman,
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku"
Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik dan sempurnanya
bentuk. Tugas manusia pun hanya satu, beribadah kepada-Nya. Untuk
melaksanakan ibadah ini, membutuhkan ilmu dan akal. Dua hal ini juga
diberikan kepada Allah untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak me nge tahui
sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur." QS an-Nahl ayat 78.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakikat Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang
menyebut hakikat manusia adalah makhluk yang sempurna , ada juga
yang menyebutnya makhluk paling cerdas dari semua itu menunjukan
bahwa hakikat manusia adalah mahkluk yang positif. Manusia dengan
segala sifat dan karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya.
Manusia itu tersusun dari materi tak yakin dan immateri atau
jasmani dan rohani yang berfungsi sebagai abdi dan khalifah di bumi.
Namun manusia itu pada hakikatnya itu jiwanya. Karena jiwaakan pokok
dari agama,asas bagi orang yang jalannya allah, serta tempat pahala dan
kedurhakaan manusia kepada Allah.
Adapun menurut Al-Qur’an menegaskan kualitas dan nilai manusia
dengan menggunakan empat macam istilah yang satu sama lain saling
berhubungan, yakni al-insaan, an-naas, al-basyar.
Allah SWT pasti memiliki alasan dalam setiap penciptaan
makhluk-Nya. Termasuk manusia yang diciptakan dengan berbagai fungsi
dan tujuannya. jadi kita sebagai manusia harus mengetahui fungsi kita
lahir didunia ini yang sementara dan sebagai tempat singgah apa yang
harus kita kerjakan dan apa yang harus kita tinggalkan sesuai dengan
syariatNya, mari sama2 selama kita masih diberi kesempatan hidup di
dunia perbanyaklah amal dan ibadah kita untuk bekal nanti di akhirat
kelak, dunia sementara akhirat selamanya
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan kami selaku
penulis banyak berharap para pembaca akan memberikan kritik dan saran
8
yang tentunya membangun kepada kami, demi mencapainya
kesempurnaan dalam makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
10