Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATA KULIAH

BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA

Oleh:
Kelompok 8

Putu Deby Cahyani Pramesti ( 1907531143)


Ni Made Rita Dewi ( 1907531164)
Nyoman Cyntia Riesta Utami ( 1907531167)

Disampaikan Kepada :

Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E., M,Si., Ak

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana

Tahun Ajaran 2020/2021


6.1 Hakekat Bukti Audit
Keputusan utama yang harus ditetapkan oleh auditor adalah menyangkut
banyaknya bukti pendukung yang memadai untuk dikumpulkan, agar auditor merasa yakin
bahwasannya unsur-unsur laporan keuangan dan semua laporan lainnya dari klien dibuat
sewajarnya. Pertimbangan ini penting karena tingginya biaya pemeriksaan dan penilaian
seluruh bukti yang tersedia.
Sebagai dasar menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, auditor
mengumpulkan bukti audit. Meskipun secara akuntansi menyediakan bukti audit yang
cukup untuk mendukung pendapat auditor, namun catatan tersebut bukan merupakan satu-
satunya bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor. Bahwasannya auditor juga
mengumpulkan bukti audit dengan melakukan pengmatan langsung terhadap penghitungan
fisik sediaan, mengjukan permintaan keterangan dan mendapatkan bukti dari berbagai
sumber dari luar perusahaan klien.
Adapun pengertian dari bukti audit adalah segala informasi yang mendukung
angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat
digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Bukti
audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi
penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.

6.2 Keputusan Auditor Tentang Bukti Audit


Keputusan penting yang dihadapi setiap auditor adalah menentukan jenis dan jumlah
buktiyang tepat yang diperlukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan
klientelah ditetapkan secara wajar. Ada empat keputusan tentang bukti apa yang harus
diperoleh dan berapa banyak bukti harusdikumpulkan:
1. Prosedur audit apa yang harus digunakan
Prosedur audit adalah instruksi detail yang menjelaskan bukti audit yang
harusdiperoleh selama audit berlangsung, yang biasanya dinyakatan dengan
instruksi yang cukupspesifik sehingga auditor dapat mengikuti instruksi selama
audit berlangsung. Misalnya:periksalah jurnal pengeluaran kas dalam sistem
akuntansi dan bandingkan dengan namapenerima, jumlah rupiah dan tanggal
dengan informasi online yang disediakan bank tentangcheck yang diproses untuk
akun kas yang bersangkutan.
2. Berapa besar ukuran sampel yang harus dipilih untuk prosedur audit tersebut
Setelah prosedur audit ditetapkan, auditor harus menentukan ukuran sampel
yangdipilih dari populasi. Keputusan tentang berapa banyak unsur yang akan diuji
harus dibuatauditor untuk setiap prosedur audit yang akan digunakan. Ukuran
sampel yang dipilih bisaberbeda-beda antara audit yang satu dengan audit yang
lainnya.
3. Unsur-unsur apa yang harus dipilih dari populasi
Setelah menetapkan ukuran sampel, auditor harus memutuskan unsur-unsur
manadalam populasi yang akan diuji. Misalnya setelah memilih 50 check dari 6000
check yangada untuk diuji, lalu auditor perlu menentukan metode yang akan
digunakan untuk memilihcheck yang akan diuji secara spesifik.
4. Kapan prosedur tersebut diterapkan
Penerapan prosedur-prosedur audit bisa dilakukan dalam rentang waktu mulai dari
awalperiode sampai akhir periode akuntansi. Penentuan saat pelaksanaan prosedur
auditdipengaruhi oleh kapan klien membutuhkan laporan audit. Selain itu, saat
pelaksanaanprosedur dipengaruhi oleh pertimbangan auditor tentang kapan
prosedur diperkirakan akanpaling efektif, atau kapan staf audit tersedia.
5. Program Audit
Program audit adalah daftar prosedur-prosedur audit untuk suatu bagian atau
keseluruhanaudit yang berisikan daftar prosedur audit dan juga biasanya mencakup
ukuran sampel, unsuryang dipilih dan saat pelaksanaan pengujian. Saat ini, auditor
umumnya menggunakan paketelectronic audit softwareuntuk menyusun program
audit. Program software ini membantuauditor dalam mengurangi risiko dan
menyusun perencanaan audit serta memilih proseduraudit yang tepat.

6.3 Karakteristik Bukti Audit


Standar audit (SA 500, Para 6) berbunyi sebagai berikut.“Auditor harus merancang dan
melaksanakan prosedur audit yang tepat sesuai dengankondisi untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat.” Auditor diwajibkan oleh Standar Auditing untuk
mengumpulkan bukti yang cukupdan tepat sebagai dasar yang mendukung opini yang
diberikan. Auditor harus berkeyakinanbahwa pendapatnya benar dengan tingkat jaminan
yang tinggi. Terdapat 7 Karakteristik kompetensi bahan bukti :
1. Relevansi. Bahan bukti yang dikumpulkan harus selaras dengan tujuan audit.
2. Independensi penyedia data. Bahan bukti/data yang berasal dari sumber luar lebih
dapat dipercaya daripada data yang berasal dari dalam perusahaan.
3. Efektifitas Pengendalian Intern. Bahan bukti yang diperoleh dari suatu perusahaan
yang memiliki pengendalian intern yang efektif lebih dapat diandalkan daripada jika
pengendalian intern lemah
4. Pemahaman langsung yang diperoleh auditor. Informasi yang diperoleh langsung
sendiri oleh auditor lebih dapat diandalkan daripada jika informasi tersebut berasal dari
orang lain
5. Kualifikasi orang yang menyediakan informasi. Informasi dari orang yang memiliki
kualifikasi lebih dapat dipercaya daripada informasi yang berasal dari orang yang tidak
memiliki kualifikasi.
6. Tingkat Obyektifitas. Bahan bukti obyektif adalah bahan bukti yang bersumber dari
luar/ekstern perusahaan, seperti konfirmasi, faktur pembelian dll. Bahan bukti
subyektif adalah bahan bukti yang bersumber dari intern perusahaan, seperti salinan
faktur penjualan, ayat-ayat jurnal, dll.
7. Ketepatan Waktu. Ketepatan waktu ini mengacu, baik kepada kapan bahan bukti
tersebut dikumpulkan, dan periode akuntansi yang dicakup oleh audit

6.4 Kertas Kerja Audit


A. Pengertian Kertas Kerja
Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan auditor mengenai prosedur
audir yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukanya, informasi yang diperolehnya,
dan kesimpulan yang dibuatnya berkenaan dengan pelaksanaan audit. Oleh karena
itu pembuatan dan penyimpanan kertas kerja merupakan pekerjaan yang penting
dalam audit. Sebagian besar informasi yang disediakan klien untuk auditor merupakan
inforamsi yang bersifat rahasia. Oleh karena itu, auditor harus memberikan jaminan
kerahasiaan informasi yang diberikan oleh klien. Hal ini sesuai dengan kode etik
Akuntan Indonesia pasal 19 yang berbuyi:
Seorang akuntan publik harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya
selama penugasan professional dan tdak boleh terlibat dalam pengungkapan fakta
atau informasi tersebut, biala ia tidak memperoleh ijin khusus dari klien
bersangkutan, kecuali jika dikehendaki oleh hukum, atau Negara atau profesionalnya.
B. Kegunaan kertas kerja Audit
Kegunaan kertas kerja audit adalah sebagai berikut:
1. Bahan bukti dalam memebrikan pendapat dan saran perbaikan (audit report).
2. Membantu dalam merencanakan, menjalankan, dan mereview proses audit.
3. Memungkinkan atasan untuk langsung menilai bahwa pekerjaan yang didelegasikan
telah dilaksanakan dengan baik.
4. Membantu auditor untuk menilai hasil kerja yang telah dilakukan sesuai dengan
rencana, dan mencangkup semua aspek finansial serta operasional yang dapat
dijadikan pedoman untuk memebrikan pendapat dan saran perbaikan.
5. Sebagai dasar bahwa prosedur audit telah diikuti, pengujian telah dilakukan, sebab-
sebab masalah diketahui, dan akibat dari masalah diungkapkan untuk mendukung
pendapat (opini) dan saran (perbaikan yang diberikan).
6. Memungkinkan staf auditor lain untuk dapat menyesuaikan dengan tugas yang
diberikan dari periode ke periode sesuai dengan rencana penggatian staf audit.
7. Sebagai alat bantu untuk mengembangkan profesionalisme bagi Internal Audit
Division.
8. Menunjukkan kepada pihak lain bahwa suatu pekerjaan audit telah dilaksanakan sesuai
dengan standar keahlian yang dimiliki oleh staf audit hingga laporan evaluasi akhir
yang sesuai dengan “audit proses”.
C. Cara Membuat Kertas Kerja yang Baik
Kecakapan teknis dan keahlian profesional seorang auditor independen agar tercermin
pada kertas kerja yang dibuatnya. Untuk membuktikan bahwa seseorang merupakan
auditor yang kompeten, ia harus dapat menghasilkan kertas kerja yang benar-benar
bermanfaat. Untuk memenuhi tujuan ini ada lima faktor cara membuat kertas kerja
yang baik yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Kertas kerja harus lengkap dalam arti:
 Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan komposisi
semua data penting yang harus dicantumkan dalam kertas kerja.
 Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Kertas kerja harus dapat
“berbicara” sendiri, harus berisi informasi yang lengkap, tidak berisi informasi yang
masih belum jelas atau pertanyaan yang belum terjawab.
2. Dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian dalam
penulisan dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan
perhitungan.
3. Kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan dengan
tujuan audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Analisis yang dilakukan
oleh auditor harus merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya
merupakan penyalinan catatan klien ke dalm kertas kerja.
4. Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa
kertas kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penyajian informasi secara sistematik perlu
dilakukan.
5. Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja akan
membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan
auditor dalam memperoleh informasi dari kertas kerja tersebut.
D. Isi Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan bukti dilaksanakanya standar auditing , dan program audit
yang telah ditetapkan. Kuantitas, tipe, dan isi kertas kerja dapat saja bervariasi
tergantung pada keadaan yang dihadapi oleh auditor. Namun demikian kertas kerja
harus cukup memperlihatkan bahwa catatan akuntansi cocok dengan laporan keuangan
atau informasi lain yang dilaporkanserta standar auditing yang dapat diterapkan telah
dilaksanakan.
Dalam SA339 dikemukakan bahwa kertas kerja biasanya berisi dokumentasi yang
memperlihatkan:
1. Pemeriksaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menunjukkan
dilaksanakanya standar pekerjaan lapangan yang pertama
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang telah
dilakukan
3. Bukti audit telah diperoleh, prosedur pemeriksaan yang telah diterapkan dan pengujian
yang telah dilaksanakan, yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar
yang mmemadai untuk menyatakan pendapat ataas laporan keuangan auditan, yang
menunjukkan dilaksanakanya standar audit pekerjaan lapangan yang ketiga.
E. Tanggung Jawab Auditor Atas Kertas Kerja Audit
Audit atas laporan keuangan harus didasarkan atas standar auditing yang ditetapkan
IAI. Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan
penyupervisian terhadap audit yang dilaksanakan, memperoleh pemahaman atas
pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten yang cukup melalui berbagai
prosedur audit. Kertas kerja merupakan sarana yang dilakukan oleh auditor untuk
membuktikan bahwa standar pekerjaan lapangan tersebut dipatuhi.
Dalam melakukan auditnya, auditor harus memperoleh kebebasan dari klien dalam
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk kepentingan auditnya. Pembatasan
terhadap kebebasan auditor dalam menentukan tipe bukti yang diperlukan dan
prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor akan berdampak terhadap kompetensi
dan kecukupan bukti yang diperlukan auditor sebagai dasar bagi auditor untuk
merumuskan pendapatnya atas laporan keuangan klien. Sebagai akibatnya, kompetensi
dan kecukupan bukti audit yang diperoleh auditor akan mempengaruhi pendapat
auditor atas laporan keuangan auditan.
Kertas kerja adalah milik kantor akuntan publik, bukan milik klien atau milik pribadi
auditor. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor akuntan publik masih
tunduk pada pembatasan-pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik yang berlaku, untuk menghindari penggunaan hal-hal yang bersifat
rahasia oleh auditor untuk tujuan yang tidak semestinya. Hampir semua informasi yang
diperoleh audit dicatat dalam kertas kerja, maka bagi auditor, kertas kerja merupakan
hal yang bersifat rahasia.
SA Seksi paragraf 08 mengatur bahwa auditor harus menerapkan prosedur memadai
untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya sekurang-kurangnya
10 tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku mengenai penyimpanan dokumen. Karena sifat kerahasiaan yang
melekat pada kertas kerja, auditor harus menjaga kertas kerja dengan cara mencegah
terungkapnya informasi yang tercantum dalam kertas kerja kepada pihak-pihak yang
tidak diinginkan. Misalnya, klien memberitahukan kepada auditor untuk merahasiakan
informasi mengenai gaji direksi, manajer, dan aspek lain usaha perusahaan, maka
auditor tidak boleh melanggar pesan klien tersebut dengan mengungkapkan informasi
tersebut kepada karyawan klien yang tidak berhak untuk mengetahuinya.

6.5 Pendokumentasian Kertas Kerja


Menurut standar audit (SA) 230, dokumentasi audit atau kertas kerja audit adalah
dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan, bukti audit yang relevan diperolah, dan
kesimpulan yang ditarik. Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang
dipandang perlu oleh auditor untuk memenuhi pelaksanaan audit dan menjadi pendukung atas
laporan audit. Tujuan dokumentasi audit adalah untuk membantu auditor dalam mendapatkan
jaminan yang layak bahwa audit telah dilaksanakan secara memadai sesuai dengan standar audit.
Dokumentasi audit memberikan beberapa hal yaitu sebagai berikut.
 Suatu Dasar untuk Merencanakan Audit
Jika auditor membuat perencanaan audit, maka referensi informasi yang diperlukan harus
tersedia dalam file audit, seperti program audit dan informasi tentang pengendalian internal.
 Suatu Catatan tentang Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian
Dokumentasi audit adalah alat penting yang mendokumentasikan bahwa audit
telahdilaksanakan secara memadai sesuai dengan standar auditing. Apabila dalam
auditdigunakan sampel transaksi atau saldo, dokumentasi audit harus menunjukkan unsur-
unsurmana yang diuji. File audit harus mendokumentasikan temuan penting atau
masalah,tindakan yang telah diambil untuk mengatasinya, serta dasar yang digunakan
dalam pengambilan kesimpulan.
 Data untuk Menentukan Jenis Laporan Audit yang Tepat
Dokumentasi audit merupakan sumber informasi penting untuk membantu auditor dalam
memutuskan apakah bukti audit yang tepat dan mencukupi telah terkumpul untuk menyusun
laporan audit sesuai dengan situasi yang dihadapi.
 Suatu Dasar untuk Mereview oleh Supervisor dan Partner
File audit adalah referensi utama yang digunakan oleh supervisor untuk mereview pekerjaan
para asisten. Review yang cermat oleh supervisor akan menjadi bukti bahwa audit telah
disupervisi dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/390901143/Pendokumentasian-Audit

http://makalahku05.blogspot.com/2017/06/makalah-auditing-bukti-audit.html

https://www.coursehero.com/file/p4rj21kj/KEPUTUSAN-AUDITOR-TENTANG-BUKTI-
AUDIT-Keputusan-penting-yang-dihadapi-setiap/

https://tryusnita.wordpress.com/2008/07/02/chapter-7-bahan-bukti-audit/

http://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/11/17/kertas-kerja-audit/

Anda mungkin juga menyukai