Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA


UPT.PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I
Jalan Salam Diman No.1 Singkawang Kode Pos 79111

KEPUTUSAN
KEPALA UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I
NOMOR : 800/130/ PKM SKW TENGAH I /TAHUN 2020

TENTANG

SISTEM PENGELOLAAN RUJUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemantapan kinerja pada kegiatan/


program lingkup UPT. Puskesmas Singkawang Tengah I;
b. bahwa untuk peningkatan pelayanan di tingkat
Puskesmas perlu adanya penetapan sistem pengelolaan
rujukan pada Puskesmas Singkawang Tengah I;
c. bahwa sehubungan dengan butir a dan butir b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis
(UPT). Puskesmas tentang Sistem Pengelolaan Rujukan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun


2009 tentang Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di
Fasyankes Primer;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.46
tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,Klinik
Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan
TempatPraktek Mandiri Dokter Gigi;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT.PUSKESMAS SINGKAWANG


TENGAH I TENTANG SISTEM PENGELOLAAN RUJUKAN.
Kesatu : Untuk kelancaran sistem Pengelolaan Rujukan di UPT.
Puskesmas Singkawang Tengah I dibuat Pedoman Sistem
Pengelolaan rujukan sebagaimana tercantum dalam
lampiran keputusan ini.
Kedua : Dengan ditetapkannya Surat Keputusan ini maka Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Singkawang Tengah I Nomor
440 / 008 / Yanis/ 2017 tentang Sistem Pelayanan Rujukan,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/ perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di: Singkawang


pada tanggal : 06 Maret 2020

                KEPALA UPT.PUSKESMAS
SINGKAWANG TENGAH I,

U.BERRY SYAFARI

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA UPT.PUSKESMAS


NOMOR : 800/130 / PKM SKW TENGAH I
/TAHUN 2020
TANGGAL : 06 Maret 2020
TENTANG : SISTEM PENGELOLAAN
RUJUKAN.

SISTEM PENGELOLAAN RUJUKAN


DI UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TENGAH I

A. Prosedur Klinis:

 Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


medik untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding.
 Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar
Prosedur Operasional (SPO).
 Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa unit
pelayanan tujuan dapat menerima pasien
 Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang
kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
 Pasien gawat darurat diantar dengan kendaraan Pusling/ ambulans dan
diserah terimakan oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar
tetap menunggu sampai pasien di IGD mendapat kepastian pelayanan,
apakah akan dirujuk atau ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan
setempat.
 Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub
spesialis) Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas,Dokter
Praktek, Bidan Praktek, Klinik) dapat merujuk langsung ke rumah sakit
rujukan yang memiliki kompetensi tersebut

B. Prosedur Administratif:

 Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.


 Membuat rekam medis pasien.
 Menjelaskan/memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan
rujukan)
 Membuat surat rujukan pasien rangkap 3, lembar pertama dikirim ke
tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua untuk
surat rujukan balik ke puskesmas, dan yang ke 3 untuk arsip pasien.
 Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
 Menyiapkan sarana transportasi
 Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan
sarana komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien.
 Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat
rujukan yang dituju.

C. Prosedur Operasional menerima rujukan balik pasien.


1. Prosedur Klinis:

 Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah Sakit


yang terakhir merawat pasien tersebut.
 Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan
memantau kondisi klinis pasien sampai sembuh.

2. Prosedur Administratif:
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di
buku register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam
medis pasien yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam telah
ditindaklanjuti.

3. Prosedur Pengelolaan pasien di Pusling/ ambulans

 Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu


mengawasi dan antisipasi kegawatdaruratan.
 Di dalam mobil Pusling /ambulan tersedia sarana prasarana life saving (
sesuai kondisi pasien ).
 Adanya komunikasi antar petugas yang ada di Pusling/ ambulan dengan
rumah sakit perujuk.
 Pengoperasian mobil Pusling/ ambulan sesuai aturan lalu lintas.
 Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pasien di dalam
Pusling/ ambulance dicatat dalam catatan perkembangan pasien/surat
rujukan

4. Prosedur sistem informasi rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit:


a. Surat Rujukan
Tersedia informasi tentang kerjasama dengan fasilitas rujukan lain.
Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan
pengirim dan dicatat dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke
dokter tujuan rujukan, yang berisikan antara lain: no rujukan, nama
puskesmas/dokter keluarga, nama kabupaten/kota, nama pasien yang
dirujuk, status jaminan kesehatan yang dimiliki pasien baik
pemerintah maupun swasta, diagnosa, tindakan dan obat yang telah
diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang diagnostik,kemajuan
pengobatan, nama dan tanda tangan dokter/bidan yang memberikan
pelayanan serta keterangan tambahan yang dianggap perlu dan
penting.

b. Balasan Rujukan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat
pasien rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca
oleh petugas kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang
dikirimkan kepada pengirim pasien rujukan, memuat : nomor surat,
tanggal, status jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan
penerima, nama dan identitas pasien, hasil diagnosa setelah dirawat,
kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan tindak lanjut yang
diperlukan.

5. Prosedur Rujukan Darurat untuk Kasus KIA


Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua
nyawa, dimana pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2
orang atau lebih tidak boleh kurang. Sehingga kecepatan rujukan sangat
penting, terutama untuk kasus-kasus gawat darurat. Pada awal
kehamilan tenaga medis yang melakukan ANC baik bidan maupun dokter
umum di puskesmas harus memberikan edukasi apakah ibu termasuk
dalam kategori beresiko seperti memiliki :

 Hiperemesis Gravidarum
 Hipertensi Dalam Kehamilan
o Hipertensi dalam kehamilan
o Pre-eklamsi
 Gejala dan Penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus
o Sesak
o Riwayat Diabetes Melitus
o Memiliki Resiko HIV
o Demam Tinggi
o dll
 Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia
kehamilan
 Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan
panggul)
o Gemelli
o Kelainan letak, posisi
o DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi
puskesmas untuk mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah
Sakit terdekat dari lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu
dilakukan agar penanganan kegawatan dapat segera diberikan.

Namun untuk kasus – kasus gawat darurat seperti

 Perdarahan pada kehamilan dini


o Abortus imminen
o Abortus inkompletus dan missed abortion
o Mola hidatidosa
o Kehamilan Ektopik
o Abortus kompletus
 Perdarahan Pada Trimester 3
 Penyakit Lain Yang Mengancam Keselamatan Ibu Bersalin
o Sesak ( Asma Serangan )
o Krisis Tiroid
o Demam Tinggi/Ketuban Pecah ≥ 8 Jam

Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat


segera merujuk ke Rumah Sakit terdekat untuk segera dilakukan tindakan,
tanpa perlu menelepon, dan Rumah Sakit wajib melakukan tindakan pada
pasien itu. Pertimbangan untuk memilih Rumah Sakit adalah

 Jarak yang dekat


 Kompetensi serta kelengkapan peralatan rumah sakit
 Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila Rumah sakit tujuan
bekerja sama dengan BPJS maka lebih baik

6. Prosedur Administratif rujukan KIA pada ibu yang diprediksi


bermasalah:

 Dilakukan perencanaan persalinan di Rumah Sakit. Pertemuan


perencanaan minimal dilakukan sebulan sekali, sekaligus sebagai
monitoring.
 Pada hari yang ditentukan ibu-ibu yang bermasalah diantar sehingga
ibu-ibu ini dapat sampai di rumah sakit dan mendapat pelayanan.
Petugas Bidan akan mengantar sampai ke rumah sakit dan melakukan
serah terima.
 Setelah mendapat pelayanan persalinan di rumah sakit, ibu dan bayi
yang selamat akan kembali ke rumah dengan pengantaran dari rumah
sakit atau dijemput kembali oleh masyarakat.
 Dengan demikian Ibu-ibu yang termasuk ke dalam kelompok
bermasalah perlu mendapat rujukan terencana, karena merupakan
kasus yang telah diprediksi dapat menimbulkan komplikasi apabila
ditangani di fasilitas kesehatan primer atau oleh bidan.
 Ibu-ibu yang bermasalah dapat pula bersalin dengan normal, apabila
ternyata tidak terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya
7. Prosedur administratif Rujukan KIA pada ibu dengan kondisi Gawat
Darurat

 Puskesmas/bidan menerima ibu hamil yang akan bersalin


 Apabila ternyata ada penyulit pada persalinan, maka bidan/dokter
harus memutuskan secara cepat dan tepat untuk melakukan rujukan
setelah dilakukan stabilisasi
 Pasien / ibu bersalin yang telah didiagnosis memiliki komplikasi pada
persalinan segera dipersiapkan untuk dirujuk ke rumah sakit .

8. Prosedur Rujukan Khusus untuk Pasien dengan kondisi sakit


menetap
Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi
sakit menetap sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat
memperburuk kondisinya tersebut. Contoh kondisi pasien yang masuk
didalam kategori ini adalah

 Pasien dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin


 Pasien dengan cacat tubuh menetap
 Pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah rutin
 Pasien lain dengan kondisi sakit menetap

9. Prosedur Administratif:
 Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip sebagai
pasien dengan kondisi tetap
 Pasien dapat dirujuk tanpa perlu datang ke puskesmas

10. Prosedur rujukan horizontal (Puskesmas ke Puskesmas)

Rujukan horizontal dilakukan pada kondisi tertentu dimana puskesmas


tidak memiliki kelengkapan yang seharusnya ada didalam puskesmas
seperti, reagen guna tes mantoux, pemeriksaan rontgen thorax,
pemeriksaan EKG pada saat kertas EKG habis maupun rusak,
pemeriksaan laboratorium darah pada saat reagen habis, dll.

11. Prosedur Klinis:

 Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.


 Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang
akan dikirim dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi
penularan penyakit, keselamatan pasien dan orang lain serta
kelayakan untuk jenis pemeriksaan yang diinginkan.
 Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah
sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas
(dilengkapi jam pengambilan).

KEPALA UPT.PUSKESMAS
SINGKAWANG TENGAH I,

U.BERRY SYAFARI

Anda mungkin juga menyukai