NPM : 066120213
Kelas : G-Farmasi
Hari,Tanggal : Senin, 15 maret 2021
Dosen : Nhadira Nhestricia
Pertemuan : 4
Ringkasan Materi Undang-undang Farmasi dan etika
Rangkuman PT4
Materi :
Perundang-undangan, pelaksanaan dan pengawasan : produksi dan distribusi sediaan farmasi,
PKRT, dan alkes.
Sediaan Farmasi dan alat Kesehatan yang diproduksi dan diedarkan harus memenuhi persyaratan
yaitu :
Mutu :
-apabila sediaan berupa bahan obat harus sesuai dengan persyaratan dalam buku
Farmakope
-apabila sediaan berupa obat tradisional harus sesuai dengan persyaratan dalam buku
Materia Medika Indonesia
-apabila dalam sediaan berupa kosmetik harus sesuai dengan persyaratan dalam buku
Kodeks Kosmetika Indonesia.
Keamanan :
-harus wajib memiliki izin edar
-telah diuji dan telah lolos uji dari segi mutu, keamanan dan kemanfaatan
-harus berguna bagi konsumen
Kemanfaatan
Pengawasan mutu :
Merupakan bagian dari CPOByang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi, dan
pengujian, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang
diperlukan dan relavan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan
serta produk yang belum lulus tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan
memenuhi syarat.
Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga harus terlibat dalam
semua keputusan yang terkait dengan mutu produk. Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu
dari Produksi dianggap hal yang fundamental agar Pengawasan Mutu dapat melakukan
kegiatan dengan memuaskan.
Memastikan bahwa bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas dan
keamanannya → pemeriksaan bahan awal
Nama : Hana Novelia P
NPM : 066120213
Kelas : G-Farmasi
Hari,Tanggal : Senin, 15 maret 2021
Dosen : Nhadira Nhestricia
Pertemuan : 4
Ringkasan Materi Undang-undang Farmasi dan etika
Bagian QC memiliki wewenang khusus untuk memberikan keputusan akhir meluluskan atau
menolak atas mutu Bahan Awal, Bahan Kemas, Produk Antara dan Produk Ruahan ataupun hal
lain yang mempengaruhi mutu obat
Bagian Pengawasan Mutu secara keseluruhan juga mempunyai tanggung jawab, antara lain
adalah:
Bangunan dan fasilitas Laboratorium Pengawasan Mutu memenuhi persyaratan umum dan
khusus untuk Pengawasan Mutu seperti.
Ukuran laboratorium disesuaikan dgn jenis dan volume kegiatan, jumlah peralatan dan
personel laboratorium.
o Sebagai pedoman, luas lab = ( jumlah personel x 10 – 20 ) m2.
Tata ruang laboratorium diatur sesuai dgn jenis kegiatan dan untuk mencegah
kontaminasi
Tersedia tempat khusus untuk pengujian: fisiko-kimia, biologi, mikrobiologi dan
pengujian radioisotop (jika ada).
Ruang Mikrobiologi harus dilengkapi dgn HEPA filter (LAF)
2. Personalia
Personil Pengawasan Mutu hendaklah memenuhi persyaratan umum. Tiap personil
pengawasan mutu juga harus memenuhi kualifikasi yang dapat dicakup dalam uraian
tugas masing-masing.
Tiap personil yang bertugas melakukan supervisi atau melakukan kegiatan laboratorium
hendaklah memiliki pendidikan, mendapat pelatihan dan pengalaman yang sesuai atau
kombinasinya untuk memungkinkan pelaksanaan tugas dengan baik. Tugas dan tanggung
jawab tiap personil hendaklah dirinci dengan jelas dalam uraian tugas atau dalam bentuk
lain yang sesuai.
Tiap personil hendaklah memakai pakaian pelindung dan alat pengaman seperti respirator
atau masker, kaca mata pelindung dan sarung tangan tahan asam atau basa sesuai tugas
yang dilaksanakan.
Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah seorang terkualifikasi dan lebih
diutamakan seorang Apoteker, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki
pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajerial sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional.
Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab
penuh dalam pengawasan mutu, termasuk:
a) menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi;
b) memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan;
c) memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan contoh,
metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain;
d) memberi persetujuan dan memantau semua kontrak analisis;
e) memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian
pengawasan mutu;
f) memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan; dan
g) memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di
departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.
Nama : Hana Novelia P
NPM : 066120213
Kelas : G-Farmasi
Hari,Tanggal : Senin, 15 maret 2021
Dosen : Nhadira Nhestricia
Pertemuan : 4
Ringkasan Materi Undang-undang Farmasi dan etika
Setiap Penerimaan atau pembuatan pereaksi dan Media Perbenihan harus dicatat dalam
buku khusus.
Harus dibuat PROTAP dan diberi LABEL KHUSUS
o Keterangan pada label :
Nama Larutan Pentiter
Konsentrasi
Faktor Standardisasi
Batas Waktu Penggunaan
Tanggal standardisasi ulang, dan
Kondisi Penyimpanan
Untuk memastikan kesesuaian Media perbenihan maka pada proses pembuatan Media
Perbenihan, harus digunakan kontrol positif dan kontrol negatif
4. Baku Pembanding
Baku Pembanding terdiri dari : Baku Pembanding Primer, Baku Pembanding Sekunder,
dan Baku Kerja
Baku Kerja dibuat dari Bahan Aktif yg telah dibakukan terhadap Baku Pembanding
Primer atau Baku pembanding Sekunder
Untuk UJI KUALITATIF, uji Baku Kerja Min. 6x pengulangan dengan RSD < 2%
Keterangan pada Label :
o Kadar
o Tanggal Pembuatan
o Tanggal Kedaluarsa
o Tanggal Pertama kali tutup wadah dibuka
o Kondisi penyimpanan
Bahan Awal yg digunakan : Pilih Bahan Awal dgn KADALUARSA TERPANJANG dan
KEMURNIAN yg tinggi sesuai dgn spesifikasi
Spesifikasi :
Harus terdapat spesifikasi untuk semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi yang mencakup spesifikasi dan prosedur pengujian mengenai identitas,
kemurnian, mutu dan kadar/potensi
Prosedur Pengujian :
Nama : Hana Novelia P
NPM : 066120213
Kelas : G-Farmasi
Hari,Tanggal : Senin, 15 maret 2021
Dosen : Nhadira Nhestricia
Pertemuan : 4
Ringkasan Materi Undang-undang Farmasi dan etika
6. Penandaan
Bila perlu, tanggal penerimaan tiap bahan yang digunakan untuk kegiatan pengujian (misal,
pereaksi dan baku pembanding) hendaklah tercantum pada wadahnya. Instruksi penggunaan dan
penyimpanan hendaklah diikuti. Dalam hal tertentu perlu dilakukan uji identifikasi dan/atau
pengujian lain untuk bahan pereaksi pada waktu diterima atau sebelum digunakan.
Berikut adalah contoh alat Kesehatan : Masker, alcohol swab dan underpad
Berikit adalah contoh PKRT : pembersih lantai, popok bayi dan obat nyamuk