D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
KELOMPOK 3 :
1. Dewi Indrawati Karoma’/1913015009
2. Eka Safitri Ramadhani1913015014
3. Erika Novita Sari/1913015012
4. Khanang Saputri/1913015008
5. Novarian Nur Rachman/1913015005
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2020
KATA PENGANTAR
Kelompok 3
ii
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL…………………………………………………......i
KATA PENGANTAR ………………………………………………......ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….....iii
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu panitia farmasi rumah sakit ?
b. Apa tujuan panitia farmasi rumah sakit ?
c. Apa tugas panitia farmasi rumah sakit ?
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) menurut Menteri Kesehatan RI No.
1197/Menkes/SK/X/2004 adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi
antara staf medik dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang
mewakili spesialisasi-spasialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari
farmasi rumah sakit, serta tenaga kesehatan lainnya (Depkes RI, 2004, http://dinkes-
sulsel.go.id, diakses tanggal 20 Juli 2010).
Panitia Farmasi merupakan badan penghubung antara staf medis dan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Selain itu juga membuat kebijaksanaan tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan penilaian dan pemilihan obat di rumah
sakit.
2.2 Tujuan
3
2.3 Kegunaan
Kegunaan utama dari PFT adalah :
1. Perumus kebijakan-prosedur
Panitia farmasi dan terapi memformulasi kebijakan berkenaan dengan
evaluasi, seleksi dan penggunaan terapi obat, serta alat yang berkaitan di
rumah sakit.
2. Edukasi
Panitia farmasi dan terapi memberikan rekomendasi atau membantu
memformulasikan program yang didesain untuk memenuhi kebutuhan staf
profesional (dokter, perawat, apoteker, dan praktisi pelayanan kesehatan
lainnya) untuk melengkapi pengetahuan mutakhir tentang obat dan
penggunaan obat.
Panitia farmasi dan terapi ini meningkatkan obat secara rasional melalui
pengembangan kebijakan dan prosedur yang relavan untuk seleksi obat,
pengadaan, dan melalui edukasi tentang obat bagi penderita dan staf profesional.
4
2.6 Fungsi dan Ruang Lingkup
1. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Pemilihan obat
untuk dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara
subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus
meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama.
2. Panitia Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak
produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis.
3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk
dalam kategori khusus.
4. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-
kebijakan dan peraturanperaturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai
peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
5. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan
mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi.
Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan
obat secara rasional.
6. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
7. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis
dan perawat (Depkes RI, 2004, http://dinkes-sulsel.go.id, diakses tanggal 20 Juli
2010).
5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 pekerjaan kefarmasian
yaitumeliputi pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas
resepdokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan
obattradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dankewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketenagafarmasian juga bekerja berdasarkan peraturan perundangan RI No 51
Tahun2009 pasal 19 tentang Pelaksanaan Pekerjaan Kefarmasian Pada
FasilitasPelayanan Kefarmasian. Fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi
apotek,instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat atau apotek 6
Menurut WHO, Pelayanan farmasi rumah sakit yang dilakukan meliputi:
1. Pengkaijian dan pelayanan resep
2. Penelusuran riwayat penggunaan obat
3.Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4.Konseling
5.Pemantauan terapi obat (PTO)
6.Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
3.2 Saran
Apapun dan bagaimanapun, Rumah Sakit merupakan tempat yang tepat
orang -orang yang mengalami gangguan kesehatan, baik jiwa, fisik dan lainnya.
walaupun ada sistem perawatan rumah yang dilakukan oleh sebahagian orang,
namun tetap saja tidak maksimal jika dibandingkan dengan sistem perawatan yang
telah dilakukan di setiap Rumah Sakit. Panitia Farmasi dan Terapi Rumah
sakit merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas rumah sakit
guna memberikan yang terbaik.
6
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2009). UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta:
Depkes RI.