Anda di halaman 1dari 7

Andi Ramdan Al Qadri, dkk Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI

SMAN 1 Gowa pada Materi Larutan


Penyangga Menggunakan Instrumen Three
Tier Diagnostic Test

ANALISIS MISKONSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 1 GOWA


PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN
THREE TIER DIAGNOSTIC TEST

ANALYSIS OF STUDENTS MISCONCEPTION IN CLASS XI SMAN 1 GOWA


ON BUFFER MATERIALS USING THREE TIER DIAGNOSTIC TEST

Andi Ramdan Al Qadri1, Panji Mujahid Alhaq2, ,Nurul Muthmainnah3, Mirna Ayu Irpadilla4,
Herlina5,Nur Aulia S6, Aviva R Scholten7

Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi


Jurusan Kimia, Fakultas MIPA
1,2,3,4,5,6,7
Universitas Negeri Makassar
a.ramdanalqadri8@gmail.com

Abstract

The purpose of this research is to know the number of percentage of grade students of XI IPA 8 SMAN
1 Gowa who are experiencing misconceptions on buffer solution material, and the cause of
misconceptions. This research is quantitative and qualitative with a descriptive approach. Data
collection techniques are observations, three-tier diagnostic tests, and interviews. The results of this
study were 51% of students experienced misconceptions, 7,73% conceptualized, and 41.07% were not
conceptualized. The form of misconceptions, a factor that causes misconceptions, i.e. students, teachers,
textbooks, and teaching methods.

Keywords: Buffers, Misconception, Three Tier Diagnostic Test.

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah persentase siswa kelas XI IPA 8 SMAN 1
Gowa yang mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga, dan penyebab terjadinya
miskonsepsi. Penelitian ini yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik
pengumpulan data yaitu observasi, three –tier diagnostic test, dan wawancara. Hasil penelitian ini yaitu
sebanyak 51% siswa mengalami miskonsepsi, 7,73% paham konsep, dan 41,07% tidak paham konsep.
Bentuk miskonsepsi, faktor yang menyebabkan miskonsepsi yaitu diri perserta didik, guru, buku teks,
dan metode pengajaran.

Kata kunci : Larutan Penyangga, Miskonsepsi, Three Tier Diagnostic Test

PENDAHULUAN diketahui bahwa miskonsepsi bukan masalah


Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang sederhana dan mudah untuk diabaikan.
ditemukan banyak peserta didik mengalami Terlebih lagi peserta didik memiliki
miskonsepsi pada mata pelajaran kimia, miskonsepsi yang berbeda-beda sehingga jika
diantaranya pada pokok bahasan larutan miskonsepsi tidak diremidiasi maka akan
penyangga [1], larutan elektrolit dan non sangat berpengaruh pada struktur pemahama
elektrolit [2], laju reaksi kimia [3], konsep dan kognitif peserta didik.
kesetimbangan kimia [4], asam basa [5], dan Miskonsepsi adalah suatu kesalahan konsep
hidrolisis garam [6]. Berdasarkan hal tersebut yang tidak sesuai dengan konsep ilmiahnya

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [46]
Andi Ramdan Al Qadri, dkk Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI
SMAN 1 Gowa pada Materi Larutan
Penyangga Menggunakan Instrumen Three
Tier Diagnostic Test

yang terjadi pada saat proses pembelajaran. jawaban pada tingkat pertama dan pada tingkat
Menurut [7], miskonsepsi merupakan sebuah ketiga berisi penegasan tentang keyakinan dari
konsep khusus yang berbeda dengan konsep jawaban dan alasan yang telah dipilih pada dua
ilmiah yang sebenarnya dan tidak sesuai dengan tingkat sebelumnya.
persetujuan peneliti di bidang keahliannya. Miskonsepsi pada peserta didik dapat
Miskonsepsi dapat berasal dari pengalaman dianalisis melalui penggunaan instrumen three-
peserta didik yang salah menginterpretasi tier diagnostic test. Karena keunggulan dari
materi yang dihadapi, miskonsepsi dapat three-tier dibandingkan dengan two-tier adalah
bersumber dari pembelajaran guru yang kurang dapat mendiagnosis miskonsepsi yang dialami
terarah atau mungkin guru itu juga mengalami peserta didik lebih mendalam, membedakan
miskonsepsi [8]. antara paham konsep, tidak paham konsep dan
Miskonsepsi pada mata pelajaran kimia miskonsepsi juga menentukan bagian-bagian
akan berdampak sangat fatal pada pemahaman materi yang memerlukan penekanan lebih saat
peserta didik karena konsep-konsep kimia yang pembelajaran, dan merencanakan pembelajaran
bersifat abstrak dan saling terkait antara satu yang lebih baik untuk membantu mengurangi
dengan yang lainnya, sehingga kesalahan miskonsepsi peserta didik [13]. Salah satu
prakonsep pembelajaran akan berpengaruh materi kimia yang rentan terjadi miskonsepsi
kepada pelajaran lanjutan, hal ini akan adalah larutan penyangga ini dikarenakan pada
berdampak pada rendahnya kemampuan materi larutan penyangga banyak konsep
peserta didik dan tidak tercapainya ketuntasan perhitungan maupun konsep secara teori yang
belajar [9]. perlu dipahami peserta didik, terlebih lagi pada
Menurut [10], permasalahan mengenai konsep perhitungan hidrolisis garam yang
miskonsepsi peserta didik harus diremediasi, menyerupai konsep perhitungan dari larutan
namun yang perlu dilakukan terlebih dahulu penyangga [1]. Hal ini didukung oleh [14],
ialah mengdiagnosis adanya miskonsepsi bahwa hidrolisis garam dan larutan penyangga
tersebut, karena miskonsepsi membuat peserta adalah materi kimia yang memiliki kesamaan
didik kesulitan dalam mempelajari konsep karakteristik, salah satunya bersifat abstrak dan
untuk materi yang berhubungan. Salah satu cara kompleks, sehingga untuk memahaminya
untuk mendiagnosis adanya miskonsepsi pada memerlukan pemahaman yang baik dan jelas.
peserta didik adalah dengan menggunakan tes Karakteristik kedua materi ini dapat memicu
diagnostik. Tes diagnostik adalah tes yang kesulitan pada peserta didik untuk memahami
dapat digunakan untuk mengetahui secara tepat materi hidrolisis dan larutan penyangga.
dan memastikan kelemahan dan kekuatan Sesuai dengan hasil observasi yang
peserta didik pada pelajaran tertentu [11]. dilakukan di SMAN 1 Gowa bahwa materi
Salah satu tes diagnostik yang pernah hidrolisis garam dengan materi larutan
digunakan adalah two-tier tes dan three-tier. penyangga merupakan materi yang sering
Tingkat pertama (one-tier) berupa pilihan terdapat kesalahan konsep atau miskonsepsi
ganda biasa, tingkat kedua (two-tier) berupa pada peserta didik. Materi larutan penyangga
soal dan alasan. Kekurangannya adalah tidak merupakan materi yang berkesinambungan
dapat membedakan antara peserta didik yang dengan materi sebelumnya yaitu asam basa
miskonsepsi dengan tidak paham konsep. sehingga peserta didik dituntut untuk
Kelemahannya ini disampaikan oleh [12] yang memahami setiap konsep secara menyeluruh
mengembangkan three-tier test. Pada three-tier agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
diagnostic test terdiri dari soal, alasan memilih pemahaman konsep. Hal ini didukung

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [47]
Andi Ramdan Al Qadri, dkk Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI
SMAN 1 Gowa pada Materi Larutan
Penyangga Menggunakan Instrumen Three
Tier Diagnostic Test

berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Ting Ting Ting


Keputusan/
guru kimia di SMAN 1 Gowa yang mengatakan kat kat kat
Kategori
miskonsepsi rentan terjadi pada materi larutan 1 2 3
penyangga dikarenakan terdapat kemiripan Benar Benar Yakin Paham Konsep
konsep antara materi hidrolisis garam dan Benar Salah Yakin Miskonsepsi
larutan penyangga serta kekeliruan peserta Salah Salah Yakin Miskonsepsi
didik yang menggunakan rumus pada materi Salah Benar Yakin Miskonsepsi
sebelumnya yaitu larutan penyangga pada Tidak Tidak Paham
materi hidrolisis garam. Oleh karena itu, Benar Salah
Yakin Konsep
peneliti ingin melakukan penelitian yang Tidak Tidak Paham
berjudul “Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Salah Benar
Yakin Konsep
Kelas XI SMAN 1 Gowa pada Materi Larutan Tidak Tidak Paham
Penyangga Menggunakan Three-Tier Benar Benar
Yakin Konsep
Diagnostic Test”. Tidak Tidak Paham
Salah Salah
Yakin Konsep
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan
Berdasarkan hasil analisis data 28 orang
deskriptif. Pendekatan jenis deskriptif
peserta didik pada materi larutan penyangga
digunakan pada metode kuantitatif-kualitatif
dengan menggunakan instrument three-tier test
untuk menjabarkan suatu fenomena atau
yang berjumlah 12 soal dengan tingkat alasan
kejadian apa adanya tanpa rekayasa dan
pada tingkat kedua dan tingkat keyakinan pada
manipulasi keadaan [15].
tingkat ketiga. 28 peserta didik yang diberikan
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA
three tier test memberikan hasil miskonsepsi
VIII SMAN 1 GOWA terdiri dari 28 siswa.
yang beragam, dilihat dari setiap tingkat
Pemilihan subjek didasarkan pada
jawaban, alasan, dan keyakinannya.
pertimbangan yaitu, ingin meningkatkan
Miskonsepsi terjadi pada semua materi larutan
prestasi belajar siswa dan ketuntasan nilai siswa
penyangga yaitu pada pengertian dan sifat
tentang materi kimia, khususnya materi larutan
larutan penyangga, komponen larutan
penyangga.
penyangga, dan perhitungan konsep mol pada
Sumber data adalah guru dan siswa. Teknik
larutan penyangga.
pengumpulan data adalah observasi, Three-Tier
Sebanyak 28 peserta didik kelas XI IPA 8
Diagnostic Test, wawancara. Dengan teknik
SMAN 1 Gowa telah diberikan tes mengenai
analisis data dalam penelitian ini yaitu statistik
materi larutan penyangga sebanyak 12 nomor
deskriptif untuk mengidentifikasi miskonsepsi
soal. Dengan persentase three-tier test sebagai
peserta didik pada materi larutan penyangga
berikut.
Persentase miskonsepsi peserta didik dapat
dihitung menggunakan rumus, yang
dikategorikan berdasarkan hasil tes yang telah
diberikan dengan berpedoman pada kategori
peserta didik yang terdapat pada Tabel 1 [16].
Tabel 1. Kategori konsepsi peserta didik
berdasarkan jawaban pada three tier diagnostic
test

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [48]
Andi Ramdan Al Qadri, dkk Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI
SMAN 1 Gowa pada Materi Larutan
Penyangga Menggunakan Instrumen Three
Tier Diagnostic Test

a. Penyebab Miskonsepsi Bersumber dari


Guru
Hasil dari observasi yang telah
dilakukan terhadap guru kimia di kelas XI
IPA 8 SMAN 1 Gowa, guru telah
menguasai bahan materi kimia larutan
penyangga dengan benar. Akan tetapi,
berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan terhadap peserta didik bahwa
beberapa siswa menyatakan jika guru sering
berhalangan datang sehingga ketika mereka
Gambar 1. Grafik Persentasi Miskonsepsi
ingin menanyakan mengenai materi yang
Hasil dari tes tersebut kemudian diperiksa tidak dipahami, guru hanya mengarahkan
dan dianalisis untuk memperoleh persentase peserta didik untuk membaca buku.
miskonsepsi, paham konsep dan tidak paham Terdapat kendala pada kehadiran guru
konsep pada setiap item soal tersebut. Hasil sehingga peserta didik kesulitan untuk
analisis persentase miskonsepsi peserta didik bertanya pada guru apabila ada materi yang
pada setiap butir soal dapat dilihat ingin ditanyakan atau kurang dipahami. Hal
kecenderungan butir soal yang mengalami tersebut dapat menjadi suatu pendukung
miskonsepsi pada peserta didik. Butir soal yang penyebab terjadinya miskonsepsi peserta
paling besar persentase miskonsepsinya adalah didik di kelas XI IPA 8 SMAN 1 Gowa,
pada butir soal 10. Butir soal 10 ini merupakan peserta didik bisa terus berada dalam
butir soal yang membahas konsep aplikasi atau miskonsepsi sebab kurang pemantauan guru
peranan larutan penyangga pada kehidupan untuk meluruskan miskonsepsi yanga ada
sehari-hari. Butir soal 10 ini merupakan pada peserta didik.
pertanyaan peranan larutan penyangga yang b. Penyebab Miskonsepsi Bersumber dari
terjadi di dalam mulut. Peserta Didik
Hasil analisis diketahui bahwa peserta didik Peserta didik menjadi salah satu faktor
yang mengalami miskonsepsi sebesar 67,86% penyebab terjadinya miskonsepsi di kelas
sedangkan peserta didik yang paham konsep XI IPA 8 SMAN 1 Gowa, hal ini
sebesar 0% serta untuk yang tidak paham dikarenakan adanya prakonsepsi yang sejak
konsep sebesar 32.14%. Tingginya persentase awal telah dimiliki peserta didik pada materi
miskonsepsi pada butir 10 soal ini dikarenakan kimia sebelumnya seperti kurangnya
peserta didik dalam mempelajari penerapan ketepatan pemahaman konsep pada materi
serta aplikasi dari materi larutan penyangga tata nama senyawa dan materi asam basa.
dalam kehidupan sehari-hari hanya sekedar Terlebih dalam suatu pembelajaran
menghafal saja. Sehingga jika terdapat model terutama materi kimia, akan selalu ada
soal yang berbeda namun dengan pembahasan korelasi antara satu materi dengan materi
yang sama, maka peserta didik akan bingung yang lainnya dan apabila terdapat kesalahan
untuk menjawab soal tersebut. pada materi awal maka akan berpengaruh
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap materi berikutnya. Pemikiran yang
terhadap guru dan peserta didik ditemukan negatif terhadap pelajaran kimia yang
bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya dianggap rumit juga menjadi indikasi
miskonsepsi adalah. kurangnya minat peserta didik terhadap

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [49]
Andi Ramdan Al Qadri, dkk Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI
SMAN 1 Gowa pada Materi Larutan
Penyangga Menggunakan Instrumen Three
Tier Diagnostic Test

pembelajaran kimia. Hal ini menjadikan miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA 8
tidak adanya inisiatif pada peserta didik SMAN 1 Gowa. Berdasarkan hasil
untuk belajar lebih memahami setiap observasi, guru hanya memakai satu metode
konsep secara mendalam. pembelajaran dengan model pembelajaran
Faktor miskonsepsi lainnya karena konvensional sehingga membuat peserta
terdapat intuisi yang salah pada siswa. didik kurang aktif dalam proses
Siswa hanya menghafal teori tanpa pembelajaran kimia di kelas. Terlebih setiap
memahami konsepnya sehingga ketika peserta didik memiliki daya kognitif yang
diberi soal denagn konsep yang sama berbeda, maka tidak semua peserta didik
namun berbeda bentuk peserta didik memiliki kecocokan pembelajaran yang
kesulitan menjawabnya. Asumsi ini sejalan sama dalam penerapan suatu model
dengan penelitian yang dilakukan oleh [17] pembelajaran yang diajukan oleh guru dan
yang menganalisis miskonsepsi siswa kelas akhirnya tentu saja berpengaruh terhadap
XI SMA Negeri 1 Banawa Tengah pada pemahaman konsep peserta didik.
pembelajaran larutan penyangga dengan
CRI. Pada penelitian tersebut menjelaskan KESIMPULAN
bahwa penyebab miskonsepsi peserta didik Berdasarkan penelitian yang telah
terdiri dari berbagai hal yaitu prakonsepsi, dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
pemikiran humanistik, pemikiran asosiatif bentuk miskonsepsi yang dialami oleh peserta
siswa, reasoning yang tidak lengkap, intuisi didik pada materi larutan penyangga adalah
yang salah, perkembangan kognitif siswa, terjadi pada semua indikator soal, yaitu pada
minat siswa, dan kemampuan siswa. pengertian larutan penyangga, komponen
c. Penyebab Miskonsepsi Bersumber dari larutan penyangga, serta aplikasi dari larutan
Buku Teks penyangga. Bentuk miskonsepsi yang terjadi
Faktor penyebab lain adanya materi pengertian larutan penyangga adalah
miskonsepsi peserta didik kelas XI IPA 8 banyaknya siswa yang beranggapan bahwa pH
SMAN 1 Gowa adalah buku teks yang larutan penyangga baru dapat diketahui ketika
menjadi pegangan oleh setiap peserta didik. penambahan asam, basa, atau air secara
Berdasarkan hasil observasi yang telah berlebihan.
dilakukan terhadap peserta didik kelas XI Bentuk miskonsepsi yang terjadi materi
IPA 8 SMAN 1 Gowa, buku pegangan tidak komponen larutan penyangga adalah
memberikan penjelasan yang rinci terutama banyaknya siswa yang beranggapan bahwa
pada pembahasan dari suatu contoh soal komponen larutan penyangga adalah asam
yang ada. Dan menurut hasil wawancara, lemah dan basa lemah. Selain itu, bentuk
peserta didik masih kurang dapat miskonsepsi yang terjadi pada materi aplikasi
memahami buku teks dengan baik karena larutan penyangga adalah adanya anggapan
penulisan bahasanya yang sulit untuk peserta didik bahwa kandungan air ludah pada
dimengerti dan juga karena adanya mulut merupakan contoh penerapan dari larutan
ketidaksesuaian ketersediaan buku dengan penyangga yang disebabkan karena adanya
kurikulum yang dijalankan sekolah. penyangga fosfat. Adapun faktor-faktor yang
d. Penyebab Miskonsepsi Bersumber dari menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada
Metode Pengajaran peserta didik adalah bersumber dari guru,
Metode pembelajaran juga menjadi peserta didik, buku teks, dan metode
salah satu faktor penyebab terjadinya pembelajaran.

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [50]
Andi Ramdan Al Qadri, dkk Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI
SMAN 1 Gowa pada Materi Larutan
Penyangga Menggunakan Instrumen Three
Tier Diagnostic Test

SARAN Change. Pendidikan Sains Pascasarjana


1. Bagi guru, agar lebih dapat memahami Universitas Negeri Surabaya: 3(1): 306-
kendala pada peserta didik yang mengalami 313.
miskonsepsi pada materi larutan
[5]. Utari, D.B., Y. 2017. Penggunaan
penyangga. Conceptual Change Text dengan Model
2. Bagi kepala sekolah, meningkatkan mutu Pembelajaran 5e untuk Mengatasi
pendidkan di sekolahnya dengan Miskonsepsi Peserta didik pada Materi
menggunakan inovasi-inovasi kegiatan Asam Basa di SMAN 4 Tambun Selatan.
pembelajaran yang bermutu. Jurnal Riset Pendidikan Kimia: 1(1): 30-
3. Bagi peserta didik, menumbuhkan minat 37.
dan motivasi belajar agar tidak lagi
[6]. Amelia, D., Marheni, M., & Nurbaity, N.
mengalami miskonsepsi pada materi
2014. Analisis Miskonsepsi Siswa Pada
lainnya.
Materi Hidrolisis Garam Menggunakan
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
Teknik Cri (Certainty Of Response Index)
menjadi rujukan untuk mengembangkan Termodifikasi. JRPK: Jurnal Riset
penelitian dibidang yang sama untuk Pendidikan Kimia, 4(1), 260-266.
menggali lebih dalam mengenai
miskonsepsi peserta didik agar [7]. Ngadimin, N. 2017. Identifikasi
menghasilkan penelitian yang lebih. Miskonsepsi Siswa Dengan
Menggunakan Metode Indeks Respon
Kepastian (Irk) Pada Materi Impuls Dan
Momentum Linear Di SMA Negeri 2
DAFTAR PUSTAKA Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
[1]. Prastuti, I,W., Suharti, dan Ibnu, S. 2016. Pendidikan Fisika, 2(2), 272-276.
Miskonsepsi Peserta didik pada Materi [8]. Siwi, D.W. 2013. Identifikasi
Larutan Buffer. Jurnal Penelitian: 1(4): Miskonsepsi peserta didik Kelas VIII
2307-2313. Pada Sistem Pencernaan dan Pernapasan.
[2]. Medina, Pinta. 2015. Analisis Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Miskonsepsi Peserta didik Kelas X pada Hidayatullah.
Materi Larutan Elektrolit dan Non [9]. Nazar, M., S. Winarni, R. Fitriana. 2010.
Elektrolit serta Reaksi Oksidasi dan Identifikasi Miskonsepsi Siswa SMA
Reduksi dalam Pembelajaran Kimia di Pada Konsep Faktor-faktor yang
SMAN Kota Padang. Jurnal Pendidikan Mempengaruhi Laju Reaksi. Jurnal
dan Teknologi Informasi: (1): 1-5. Biologi Edukasi, 2(3), 49-53.
[3]. Colomuc, A., dan Seher Tekin. 2011. [10]. Sholihat, F. Samsudin, A. Nugraha, M.
Chemistry Teachers’ Misconceptions 2017. Identifikasi Miskonsepsi dan
Concerning Concept of Chemical Penyebab Miskonsepsi Siswa
Reaction Rate. Eurasian Journal of Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test
Physics and Chemistry Education: 6(1): Pada Sub-Materi Fluida Dinamik: Azas
6-12. Kontinuitas. JPPPF (Jurnal Penelitian
[4]. Mualifah, Suyono, dan Yuanita. 2013. dan Pengembangan Pendidikan
Mencegah Miskonsepsi Peserta didik Fisika), 3(2), 175-180.
pada Kesetimbangan Kimia
Menggunakan Strategi Conseptual

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [51]
Andi Ramdan Al Qadri, dkk Analisis Miskonsepsi Peserta Didik Kelas XI
SMAN 1 Gowa pada Materi Larutan
Penyangga Menggunakan Instrumen Three
Tier Diagnostic Test

[11]. Departemen Pendidikan Nasional


(Depdiknas). 2007. Pedoman
Pengembangan Tes Diagnostik. Mata
Pelajaran IPA SMP/MTS. Depdiknas.
Jakarta.

[12]. Peşman, H., & Eryılmaz, A. 2010.


Development of a three-tier test to assess
misconceptions about simple electric
circuits. The Journal of educational
research, 103(3), 208-222.

[13]. Mubarak, S., Susilaningsih, E., &


Cahyono, E. 2016. Pengembangan Tes
Diagnostik Three Tier Multiple Choice
Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi
Peserta Didik Kelas XI. Journal of
Innovative Science Education, 5(2), 101-
110.

[14]. Maratusholihah, N. F., Rahayu, S., &


Fajaroh, F. 2017. Analisis Miskonsepsi
Siswa SMA pada Materi Hidrolisis Garam
dan Larutan Penyangga. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, 2(7), 919-926.

[15]. Hamdi, A. S. Bahruddin. 2014. Metode


penelitian kuantitatif aplikasi dalam
pendidikan.

[16]. Maulini, S., Kurniawan, Y., & Muliyani,


R. 2018. The Three Tier-Test Untuk
Mengungkap Kuantitas Siswa yang
Miskonsepsi Pada Konsep Konstanta
Pegas. JIPF (Jurnal Ilmu Pendidikan
Fisika), 2(2), 28-29.

[17]. Jannah, M., Ningsih, P., & Ratman, R.


2016. Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas
XI SMA Negeri 1 Banawa Tengah pada
Pembelajaran Larutan Penyangga dengan
CRI (Certainty Of Response
Index). Jurnal Akademika Kimia, 5(2),
85-90.

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2477-0515


Volume 7, Nomor 1, Jan-Jun 2019 Halaman [52]

Anda mungkin juga menyukai