Disusun oleh
Nim:PO714251201012
No urut:12
Jurusan: Farmasi
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar........................................................1
Daftar Isi ................................................................ 2
Bab 1 Pendahuluan…………………………………………….3
Rumusan masalah………………………………………………3
Tujuan pembahasan………………………………………….4
Bab 2 Pembahasan……………………………………………5
Sistem Reproduksi Laki-Laki ................................... 5
A. Alat Reproduksi Laki-Laki .............................. 5
B. Spermatogensis ................................................ 6
Proses Spermatogenesis ................................... 7
C. Hormon Sistem Reproduksi Laki-Laki ........... 8
Gangguan pada Sistem Reproduksi Laki-Laki .......... 9
Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki ................ 13
Gaya Hidup Sehat ................................................ 14
Daftar Pustaka ...................................................... 16
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme
yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti
cairan, hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem
reproduksi.
Organ reproduksi pria merupakan sekelompok organ yang terlibat dalam sistem
reproduksi dan terbagi menjadi dua bagian, yakni organ internal dan organ
eksternal. Dalam proses reproduksi, diperlukan juga hormon tertentu untuk
membantu fungsi organ reproduksi pria. Simak penjelasannya berikut ini adalah.
Organ reproduksi pria selama ini identik dengan penis, skrotum, ataupun bagian
lain yang dapat terlihat mata. Padahal, masih banyak organ lain yang menyusun
suatu sistem reproduksi laki-laki yang kompleks. Organ reproduksi pria dimiliki
sejak lahir, namun kemampuan reproduksi baru akan dimulai setelah masa
pubertas. Masa pubertas dimulai pada kisaran usia 9-15 tahun.
Alat reproduksi laki-laki sebenarnya terdiri dari bagian luar (eksternal) dan dalam
(internal). Mungkin selama ini Anda paling hafal bagian luarnya. Namun
sebenarnya, bagian internal juga memiliki peran yang penting untuk sistem
reproduksi pria.
B. Rumusan masalah
3.pengertian spermatogenesis?
Alat reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria yakni sperma.
Disamping itu, alat reproduksi pria juga berfungsi dalam proses pelepasan
sperma ke saluran sel kelamin wanita. Pria memiliki serangkaian alat reproduksi
dan di dalam alat ini berlangsung pula proses pembentukan sperma. Dalam
proses pembentukan sperma tidak lepas dari peran hormon-hormon seksual.
Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar
(eksternal)dan alat kelamin bagian dalam (internal).Struktur internal dari sistem
reproduksi pria terdiri dari testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas deferens,
saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar
prostat, kelenjar Cowper)
1. Testis
antara lain:
Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki,
serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan
berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita.
2. Saluran Pengeluaran
Epididimis
Jumlah satu pasang. Merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok
diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6m. Berperan sebagai tempat
pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan
mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
Vas deferens
3. Kelenjar Asesoris
Vesikula seminalis
Kelenjar prostat
Jumlah satu buah. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya
secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti
susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat
1. Penis
Jumlah satu buah. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal
dari vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut
korpus kavernosa, satu buah terletak di bawah dan membungkus uretra disebut
korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal.
Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan
disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan.
Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh
darah dan penis akan mengembang dan tegang disebut ereksi. Penis dapat
berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi dan alat koitus
(persetubuhan).
B. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan
spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar)
dan lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada
mekanisme hormonal tubuh.Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki
kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor
yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala
dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang
berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung
inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom.
Akrosom mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan
membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis
dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin
dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat
pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah
dalam kantung zakar.Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk
spermatozoa atau spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang
berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara
tubulus seminiferus. Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses spermatogenesis
C. Hormon
Testoteron
1. efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria primer dan
sekunder serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini
juga berperan dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi
(potensi).
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini,pengubahan spermatid menjadi
sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.Estrogen Estrogen dibentuk oleh sel-sel
sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein
pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
a. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan
interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini
menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari
rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat
ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk
merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
c. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis
adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
d. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri,
seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
e. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria.
Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
f. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
g. Sifilis
Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan
seseorang melalui hubungan seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi darah.
h. Gonorhea
Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri
Neisseria Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang bebas dan
menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna putih yang disertai
dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil.
i. Kanker testis
Termasuk jarang terjadi. Umumnya hanya terjadi pada rata-rata pria berusia 29-
35 tahun yang berasal dari ras kaukasia. Meski jarang, penyakit ini sangat
mematikan.Kanker ini memiliki dua jenis yaitu seminoma dan nonseminoma.
Biasanya hanya menghantam satu testis saja. Gejala pertama dirasa dari
munculnya sel-sel tumor adalah nyeri dan bengkak. Hingga kini penyebab kanker
testis masih belum pasti. Pria yang memiliki testis tidak berkembang sempurna
berisiko tinggi terkena kanker. Demikian pula mereka yang terlahir dari ibu yang
mengkonsumsi hormon tambahan selama kehamilan.Kanker testis umumnya
terdiagnosa karena kehadiran substansi kimia tubuh seperti alpha fetoprotein
dan beta human chorionic gonadotropin yang diproduksi sel-sel kanker.
Pemeriksaan Kanker. Dalam kondisi tertentu, untuk menghentikan sebaran sel
kanker ke bagian yang lainnya, seringkali mengharuskan membuang testis.
Perawatan selanjutnya termasuk operasi yang juga membersihkan jaringan
lymphatic yang dicurigai sebagai sarang sel kanker. Pada stadium awal atau pria
dengan jenis kanker testis seminoma dilakukan terapi radiasi. Jika kanker telah
menyebar sedemikian rupa umumnya dilakukan kemoterapi.Efek samping dari
setiap jenis upaya menghalangi sebaran kanker bervariasi. Paling umum adalah
stres. Meskipun membuang satu buah zakar tidak otomatis membuat impoten.
Namum jika jaringan lymphatic dibuang menyebabkan produksi sperma
berkurang. Terapi radiasi umumnya menyebabkan rasa terbakar dan kelelahan
yang amat sangat. Namun akan terus berkurang jika terapi selesai sepenuhnya.
Penyakit ini seringkali menyebabkan ketidaksuburan. Sementara itu kemoterapi
umumnya menyebabkan mual dan muntah-muntah, mengganggu sistem
kekebalan tubuh, infertil dan botak. Efek samping ini bisa bersifar temporer atau
permanen.
j. Sterilitas/Infertilitas
Jika seorang laki-laki steril atau mandul, tubuhnya tidak mampu membentuk
sperma sama sekali atau tidak mampu menghasilkan sperma dalam jumlah yang
cukup. Hal itu terjadi sebagai akibat tidak normalnya organ-organ reproduksi,
peradangan pada alat kelamin, kecanduan alkohol, atau akibat penyakit menular
seksual. Beberapa laki-laki juga mengalami masalah ejakulasi.
k. Mikropenis
Mikropenis merupakan kelainan lainnya yang juga sangat jarang. Pada kelainan
seperti ini, penis terbentuk secara normail, tetapi dengan ukuran di bawah
ukuran rata-rata, yang ditunjukkan dengan pengukuran standar.
l. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada
sama sekali.m. Hyperthropic prostat Hyperthropic prostat adalah pembesaran
kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun.
Penyebabnya belum jelas diketahui.
n. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis
pada pada hubungan kelamin yang normal.
o. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan
faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan
sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif,
terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
Teknologi Sistem Reproduksi Laki-Laki
1. Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan merupakan terapan teknologi yang dilakukan dengan cara
memasukkan sperma ke dalam vagina oleh seorang ahli kesehatan. Sperma
biasanya berasal dari pasangannya (suami). Inseminasi buatan dilakukan
terhadap perempuan yang suaminya mempunyai jumlah sperma yang sedikit.
Sebuah variasi dari inseminasi buatan adalah penggunaan obat-obatan yang
dapat merangsang ovari. Selanjutnya, sperma donor ditempatkan di dalam
uterus, dekat vagina.
2. Intracytoplasmic Sperm Injection
Intracytoplasmic Sperm Injection merupakan terapan teknologi dengan metode
dan prosedur yang lebih canggih. Satu sel sperma disuntikkan langsung ke
sebuah sel telur. Metode tersebut lebih efektif pada seorang laki-laki yang
mempunyai beberapa masalah kesuburan.
3. Kondom
Kondom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat mencegah
bertemunya sperma dengan ovum. Kondom mempunyai daya efektivitas sekitar
90% untuk menghindari terjadinya pembuahan. Diafragma terbuat dari karet
yang sangat tipis. Diafragma ini menutup uterus dan tuba fallopii untuk
mencegah agar sperma tidak memasuki uterus. Diafragma mempunyai
efektivitas sekitar 90% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Gaya Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Pada Sistem Reproduksi
Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar
dari berbagai macam penyakit pada sistem reproduksi. Gaya hidup sehat yang
dapat kita lakukan diantaranya:
a. Kebersihan Pakaian Dalam
Seharusnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali
untuk menjaga kebersihan. Selain itu, pilihlah bahan celana dalam yang dapat
mudah menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel di alat
kelamin. Hindari untuk saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain bahkan
itu keluarga sendiri, karena setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda.
b. Menghindari Menggunakan Celana Dalam dan Celana Jeans yang Ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah
selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya dapat
menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur dan
teriritasi. Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat membuat peredaran darah
yang tidak lancar dan membuat penis serta testis dalam keadaan panas. Panas
yang berlebihan oleh suhu, keringat dan pakaian yang terlalu ketat, dapat
menurunkan kualitas sperma.
c. Membersihkan Alat Kelamin Setelah Buang Air Kecil atau Besar
Usahakan untuk selalu membersihkan bagian luar alat kelamin dengan air dan
sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke belakang dan
bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke
vagina. Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air bersih.
d. Pemeriksaan Rutin
Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin pada alat kelamin sangat
diperlukan. Bagi pria pemeriksaan testis (buah zakar) dapat dilakukan sendiri,
dengan cara:
-Kenali ukuran, bentuk, serta berat masing-masing testis.
Dengan menggunakan kedua belah tangan, raba masing-masing testis.
Waspadai jika ada benjolan kecil di bawah kulit, di bagian depan atau
sepanjang testis. Jika ada benjolan atau pembengkakan, segera
periksakan diri ke dokter.
Jika terdapat sesuatu yang tidak seperti biasanya dan tidak terasa
nyaman segera konsulultasikan kepada dokter.
Jika ada perubahan warna, kadang disertai bau yang kurang sedap dan
gatal-gatal pada alat kelamin, segeralah berkonsultasi ke dokter.
Daftar Pustaka
Diastuti, Renni.(2009).Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Aryulina, Diah,dkk.(2007).Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas
XI.Jakarta: Penerbit Erlangga
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.
http://majalahkesehatan.com/sistem-reproduksi-pria/
http://medicastore.com/penyakit/872/Sistem_Reproduksi_Pria.htm
l
http://sebelasipasatoe.wordpress.com/2010/05/02/kelainan-atau-
gangguanpada-sistem-reproduksi-laki/
http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-
pada-sistem.html
http://gurungeblog.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-manusia-
pria/
http://pewidya.blogspot.com/p/pelajaran-keenam.html
http://tugas-biologi-arifiani.blogspot.com/2013/05/kelainan-
teknologi-dangaya-hidup-sehat_3.html
http://intanriani.wordpress.com/gangguan-pada-sistem-
reproduksi/
http://www.artikelbagus.com/2011/11/kesehatan-gangguan-
dateknologireproduksi-pada-manusia.html
http://kiranadhias.blogspot.com/2013/05/makalah-sistem-
reproduksi-pria.html
http://www.slideshare.net/cinaibaho/sistem-reproduksi-
manusia16933689
http://reproduksimanusia.blogspot.com/2009/05/penyakit-pada-
sistem-reproduksi.html
http://visiwarna.blogspot.com/2013/03/fungsi-dan-sistem-
reproduksi-pada-pria.html16