Anda di halaman 1dari 7

CAST

 Ir. Soekarno
 Moh. Hatta
 Syahrir
 Wikana
 Darwis
 Shodanco Singgih
 Laksamana Maeda
 Ahmad Soebarjo
 Chaerul Saleh
 Sukarni
 Trimurti
 Latief
 Suhud
 Sayuti Melik
 Fatmawati
 Mr. A.A. Maramis
 Ki Hajar Dewantara
 M. Tabrani
Naskah Drama Proklamasi Kemerdekaan

Awal kisah, pada tanggal 6 Agustus 1945, Studio Radio BBC London mengabarkan Kota
Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanpa peringatan yang menyebabkan ratusan ribu
penduduk jepang tewas dan selanjutnya pada tanggal 9 Agustus 1945, didengar dari Studio Radio
BBC London, Kota Nagasaki yang dijatuhi oleh bom atom oleh Sekutu pula, pasukan Jepang
semakin lemah dan pada tanggal 12 Agustus 1945 Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan
Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI, diterbangkan ke Dalat, Vietnam untuk
bertemu dengan Marsekal Terauchi. Disana, mereka diberi janji oleh Terauchi yaitu, Indonesia
akan diberi kemerdekaan paling cepat pada tanggal 24 Agustus 1945. Pada tanggal 16 Agustus
1945, Sutan Syahrir mengumumkan berita kekalahan Jepang kepada seluruh warga.

Syahrir              : ”Kawan-kawan, tentara Jepang telah menyerah kepada sekutu, berarti di indonesia
terjadi kekosongan kekuasaan. Kita harus mendesak golongan tua terutama bung
Karno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan!”

Wikana : ”Betul sekali kawan.”

Syahrir               : ”Tetapi jangan sampai Proklamasi kemerdekaan diproklamirkan oleh PPKI.”

Darwis              : ”Kenapa kau berpendapat demikian sobat?”

Syahrir              : ”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang!”

Wikana             : ”Kita tidak ingin ada cmpur tangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”

Chaerul Saleh    :”Lalu siapa yang berhak mempoklamirkan kemerdekaan?”

Syahrir              :”Bung Karno sebagai pemimpin rakyat, atas nama rakyat dan melalui siaran Radio!”
(Syahrir berbicara berapi-api)

Chaerul Saleh    :”Tetapi permasalahannya apakah bung Karno setuju, beliau kan merupakan ketua
PPKI.”

Darwis              :” Kalau beliau menginginkan naskah Proklamasi tetap disusun oleh PPKI, kita paksa
saja dia, kalau perlu......”

Syahrir              :” Kalau perlu apa ? .... Kita harus bicara dulu secara baik-baik dengan beliau wis!”

Chaerul Saleh    :” Betul kawan, kekerasan bukan cara penyelesaian yang tepat.”

Wikana             :”Ayo besok kita segera menemuinya.”

Keesokan harinya para golongan muda pun pergi ke kediaman soekarno

Sukarno            : ”Silahkan masuk.”(bung Karno mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu )

Sukarno            : ”Ada apa gerangan bung sekalian datang kemari?”

Syahrir              : ” Begini bung Karno, Jepang telah menyerah bung dan kami minta bung Karno
segera memproklamirkan kemerdekaan.”
Sukarno            :”Tetapi kan ada badan yang berhak untuk merumuskan itu semua, yaitu PPKI.”

Syahrir              :”Kami atas nama golongan muda tidak setuju jika PPKI yang menyiapkan
proklamasi kemerdekaan, karena PPKI merupakan bentukan Jepang!”(Syahrir
menjawab dengan nada keras)

Darwis              :”Kami tidak ingin kemerdekaan yang kita peroleh ada campur tangan dari pemerintah
Jepang!”

Sukarno            :”Tapi, memproklamasikan kemerdekaan merupakan hak dan tugas PPKI.”

Darwis              :”Baik kalau pendapat anda tetap seperti itu, kami mohon diri”

Dengan berat hati mendengar keputusan tersebut, para pemuda pun meninggalkan kediaman
Soekarno. Tetapi mereka tidak putus asa. Mereka pun menyusun strategi bagaimana membujuk
Soekarno dan Moh. Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan sesegera mungkin. Golongan
muda melakukan rapat di Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71. Dalam rapat itu diputuskan untuk
mengungsikan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.

Orang 1: Kita harus membawa soekarno dan hatta ke suatu tempat untuk mendiskusikan proklamasi
kemerdekaan negeri ini

Orang 2: Benar, tapi kemana kita akan membawa mereka?

Orang 1: teman-teman sekalian, apa kalian mempunyai usul?

Orang 3: bagaimana kalau kita bawa soekarno dan hatta ke *nama tempat*?

Orang 4: lebih baik kita bawa mereka ke Rengasdengklok saja karena disana lebih aman

Orang 1: bagaimana pendapat teman teman sekalian?

Semuanya: baiklah kami setuju

*orang 1,2,3,4 itu golongan muda, namanya siapa bebas aja antara sukarni chaerul darwis
wikana*

Pada pukul 04.00 tanggal 16 Agustus 1945 dibawa ke Rengasdengklok. Chaerul Saleh, Darwis,
dan Shodanco Singgih melakukan aksi tersebut.

Tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 04.00 WIB, kediaman Soekarno

Chairul S.: Assalamualaikum ..

M. Hatta: Waalaikumsalam. Ada apa bung datang sepagi ini?

Darwi: Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami menuju tempat pengasingan.

Soekarno: Tempat pengasingan ? Apa yang Saudara maksudkan ?


Chairul S.: Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari ancaman bentrok
antara rakyat dan Jepang.

Moh. Hatta: Baiklah, kami akan ikut.

(sesampainya di Rengasdengklok)

Soekarno: Nah, jelaskan sekarang mengapa Saudara sekalian membawa kami kesini.

Chairul S.: Maafkan kelancangan kami, Bung . Ini demi keselamatan Anda.

Darwis: Kami ingin membicarakan masalah proklamasi kembali.

Moh. Hatta: Bukankah tempo hari sudah kami katakan kepada kalian, masalah kemerdekaan masih
akan dibicarakan dalam sidang PPKI ?

Chairul S.: Memang benar adanya. Mengapa menunggu untuk di merdekakan oleh Jepang ? Mengapa
menunggu hasil sidang PPKI, kalau kita bisa bergerak dengan kekuatan sendiri ? PPKI itu bentukan
Jepang, Bung. Kami ingin memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur tangan dari Jepang.

Soekarno: Benar. Namun, kita masih terlalu dini untuk memproklamasikan kemerdekaan. Selain itu
kita belum siap dan masih membutuhkan bantuan dari Jepang untuk merdeka.

Darwis: Bagaimana bila perkataan Jepang tentang kemerdekaan bangsa kita hanya janji manis belaka?
Apa yang akan Anda lakukan?

C Saleh: Apakah akan selamanya menunggu janji itu, Bung? Kita harus memproklamasikan
kemerdekaan sekarang juga, demi rakyat yang sudah bertahun-tahun terbelenggu oleh penjajahan di
Tanah Air mereka sendiri! Mereka berhak bebas, dan sekaranglah saatnya!

Syodanco S: Tenang Saudara sekalian. Mari bicarakan semuanya dengan kepala dingin.

(Syodanco Singgih membawa Soekarno dan Moh. Hatta menjauh dari perdebatan itu,
kemudian mereka berunding)

Syodanco S:. Saya mengerti perhitungan Anda berdua mengenai masalah proklamasi ini, kita
memang belum mempertimbangkan semuanya dengan matang. Tapi saya percaya kita dapat bangkit
dan memanfaatkan situasi ini. Kesempatan tidak akan datang dua kali, Bung. Apa yang mereka
katakan benar adanya dan saya mendukung mereka.

Moh. Hatta: Tetapi, apakah kita bisa? Akankah ini semua mungkin dilakukan?

Syodanco S.: Tentu mungkin, Bung. Asal kita berusaha tentu akan kita temukan jalan keluarnya.
Lagipula, para pemuda di Jakarta sedang menyusun strategi pertahanan untuk mencegah serangan dari
Jepang ataupun sekutu yang tidak menerima proklamasi bangsa kita.

Soekarno: Baiklah, saya setuju. Kita akan memproklamasikan kemerdekaan tanpa ada campur tangan
Jepang.

Sementara itu, di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dan
Sukarni dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta.

Ahmad Soebarjo: apa hal kalian menculik soekarno-hatta ke rengasdengklok?


Soekarni: kami membawa mereka agar mereka tidak terpengaruh dengan pemerintahan Nippon. Dan
agar ingin memerdekakan negeri ini.

Ahmad Soebarjo: saya tahu masalah ini. Kami memang menginginkan kemerdekaan. Tapi ini belum
saatnya.

Wikana: Pokoknya kita harus memproklamasikan negeri ini besok. Titik. Itu keputusan golongan
muda.

Ahmad Soebarjo: kalau itu mau kalian, baiklah. Tetapi bebaskan dulu soekarno dan hatta karena
hanya mereka yang dapat memimpin Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Soekarni: masalah tersebut sudah diatasi. Saudara Darwis akan mengantar mereka ke Jakarta.

Ahmad Soebarjo: baiklah kalau seperti itu, saya ikut menjemput mereka ke rengasdengklok

Soekarni : Baik, saya pamit duluan. Assalamualaikum

Soebarjo: Waalaikumsalam

Berdasarkan kesepakatan itu, pihak pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo, ke
Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di
Rengasdengklok sekitar pukul 17.00. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan, bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-
lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat bersedia
melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta

(Penjemputan Sukarno-Hatta untuk kembali ke Jakarta dan sampai di rumah Laksamana


Maeda)

Sesampai di jakarta Sukarno-Hatta menuju rumah laksamana Tadashi Maeda di JL. Imam
Bonjol No.1. Setelah pertemuan itu,Soekarno dan Hatta kembali ke rumah Laksamana Maeda.

Maeda: ”Silahkan pakai rumahku saja bung Karno, keamanan akan saya jamin.”

Sukarno :”Terima kasih, ruang mana yang bisa kami pakai ?”

Maeda :”Ruang makan dan serambi depan.”

Di ruang makan rumah Laksamana Maeda itudirumuskan teks proklamasi kemerdekaan.


Sukarno, Hatta , Ahmad Subarjo dan golongan muda lainnya merumuskan naskah proklamasi
di ruang makan.

*adegan merundingkan rumusan naskah proklamasi, ceritanya ngobrol gitu gais*

Setelah beberapa lama kemudian, Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo keluar dan
mengumumkan hasil diskusi mereka. Tapi ada ketidaksesuaian antara pendapat Soekarno dan
warga. Akhirnya menurut pemikiran yang matang, diubahlah rancangan proklamasi tersebut.
Sukarno: “Keadaan yang mendesak telah memaksa kita semua mempercepat pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan. Rancangan teks telah siap dibacakan di hadapan saudara-saudara dan sayaharapkan
benar bahwa saudara-saudara sekalian dapat menyetujuinya sehingga kita dapat berjalanterus dan
menyelesaikan pekerjaan kita sebelum fajar menyingsing“.Kepada siapa saja yang hadir didalam rapat
ini agar dapat menandatanganinya secara bersama.”

Sukarni :”Saya kurang setuju, naskah proklamasi tersebut sebaiknya ditandatangani oleh Sukarnodan
Hatta saja atas nama bangsa Indonesia.”

Sukarno :”Bagaimana hadirin?”

Hadirin yang hadir menjawab serentak setujuu!

Sukarno :”Sayuti, tolong ketikkan naskah proklamasi ini sekarang”

Sayuti Melik:”baik bung.”(Sayuti Melik kemudian mengetiknya)

Adegan : (Sukarno dan Hatta menandatangani naskah tersebut selesai diketik secara
bergantian)

Ceritanya Soekarno juga memanggil istrinya, Fatmawati

Soekarno : Fatmawati, sekarang bangsa kita akan merdeka, tapi bangsa ini belum punya bendera.
Tolong buatkan dan jahitkan sebuah bendera. Kalau bisa secepatnya.

Fatmawati : Baiklah, mas. Akan saya buat secepatnya. Tapi, saya hanya memiliki kain merah dan
putih. Itupun dari baju bekasku.

Soekarno : Tak apa, buatlah bendera yang sederhana. Ya sudah, aku pergi dulu. Doakan negeri ini
agar tentram esok hari.

Fatmawati : Ya, aku slalu berdoa untukmu dan negeri ini

Soekarno : Ya, terima kasih...

(Video orang lagi jait bendera abis itu video bendera dah jadi)

Hari jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB Di Jln. Pegangsaan timur No.56,
dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Sesaat sebelum upacara di mulai.

Soekarno : Trimurti, tolong anda kibarkan bendera merah putih ini sebagai tanda kejayaan
bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)

Trimurti : Siap , Bung ! Saya akan menyuruh anak didik saya untuk mengibarkanya. Hai
kalian! Kalian mendapat kerhomatan untuk mengibarkan Bendera ini untuk pertama kalinya dalam
sejarah Indonesia.

Latief dan Suhud : Siap, bung

! Kami tak akan mengecewakan anda.


Tiba saatnya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia...

Tokoh – tokoh pejuang Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. A.A. Maramis, H.O.S.
Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani, dll.

Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah dari tempat
semula. Soekarno mendekati Mikrofon. Dengan suara lantang dan mantap, Soekarno membacakan
pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks proklamasi.

Anda mungkin juga menyukai