Anda di halaman 1dari 17

MATFUL / F11115176

TEORI STRUKTUR BANGUNAN


Tugas: Perancangan Struktur Bangunan

1.1 Material
1.1.1 Beton
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari
kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton
semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral
(biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. (wikipedia)
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan
peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi
semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk
material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur
bangunan, fondasi, jalan, jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk
pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah
batu cair. (wikipedia)
Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik seperti abu pozzolan sebagai
pembentuknya telah dimulai sejak zaman Yunani dan Romawi bahkan mungkin
sebelumnya. Dengan campuran kapur, pozzolan, dan batu apung,
bangsa Romawi banyak membangun infrastruktur seperti akuaduk, bangunan, drainase
dan lain-lain. Di Indonesia penggunaan yang serupa bisa dilihat pada beberapa
bangunan kuno yang tersisa. Benteng Indrapatra di Aceh yang dibangun pada abad ke-7
oleh kerajaan Lamuri, bahan bangunannya berupa kapur, tanah liat, dan batu gunung.
Orang Mesir telah menemukan sebelumnya bahwa dengan memakai aditif debu
vulkanik mampu meningkatkan kuat tekan beton. (wikipedia)
Penggunaan beton secara masif diawali pada permulaan abad 19 dan merupakan
awal era beton bertulang. Pada tahun 1801, F.Coignet menerbitkan tulisannya mengenai
prinsip-prinsip konstruksi dengan meninjau kelembapan bahan beton terhadap taruknya.
Pada tahun 1850, J.L. Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal kecil dari bahan
semen untuk dipamerkan dalam Expo tahun 1855 di Paris. J.Moiner, seorang ahli taman
dari Prancis mematenkan rangka metal sebagai tulangan beton untuk mengatasi
taruknya yang digunakan untuk tanamannya. Pada tahun 1886, Koenen menerbitkan
MATFUL / F11115176

tulisan mengenai teori dan perancangan struktur beton. C.A.P Turner mengembangkan
pelat slab tanpa balok tahun 1906. (wikipedia).
Konstruksi beton adalah konstruksi yang umum digunakan untuk berbagai
macam bangunan yang ada di Indonesia maupun dunia pada umumnya. Ada banyak
faktor mengapa konstruksi beton ini lebih populer dibandingkan konstruksi baja. Untuk
mempertimbangkannya silakan lihat kelebihan dan kekurang konstruksi ini, sebagai
berikut:
1. Kelebihan Dan Kekurangan Konstruksi Beton:
a. Kelebihan Konstruksi Beton:
- Konstruksi beton kuat menahan gaya tekan serta bersifat tahan
terhadap korosi dan pembusukan.
- Beton segar mudah di cetak sesuai keinginan dan cetakannya juga
dapat di pakai lebih dari sekali tergantung dari kualitas cetakan yang
di buat.
- Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang
retak atau di isikan pada beton dalam proses perbaikan.
- Beton segar dapat dipompa sehingga memungkinkan untuk dituang
pada tempat-tempat yang sulit.
- Beton sudah pasti tahan aus dan tahan bakar.
b. Kekurangan Konstruksi Beton:
- Konstruksi beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik
sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu di berikan tulangan baja
sebagai penahan gaya tarik.
- Beton keras masih mempunyai sifat mengembang atau menyusut
jika terjadi perubahan suhu sehingga perlu di buat dilatasi untuk
mencegah terjadinya retakan-retakan.
- Untuk mendapatkan beton kedap air yang sempurna, harus di
kerjakan dengan teliti dan memberikan bahan tambahan
waterproofing.
- Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dengan
teliti agar setelah di kompositkan dengan baja tulangan menjadi
bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.
MATFUL / F11115176

2. Jenis-Jenis Beton Dalam Konstruksi


Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang
terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari
beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya
kerikil dan pasir), semen dan air.Ada bermacam-macam jenis beton antara lain :
a. Beton siklop
Beton jenis ini sama dengan beton normal biasa , perbedaannya ialah
pada beton ini digunakan ukuran agregat yang relative besar2.beton ini
digunakan pada pembuatan bendungan, pangkal jembatan,dan
sebagainnya.ukuran agregat kasar dapat sampai 20 cm,namun proporsi
agregat yang lebih besar dari biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20
persen dari agregat seluruhnya.
b. Beton Ringan
Beton jenis ini sama dengan beton biasa perbedaannya hanya agregat
kasarnya diganti dengan agregat ringan. Selain itu dapat pula dengan beton
biasa yang diberi bahan tambah yang mampu membentuk gelembung udara
waktu pengadukanbeton berlangsung.beton semacam ini mempunyai banyk
pori sehingga berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa.
c. Beton non pasir
Beton jenis ini dibuat tanpa pasir , jadi hanya air,semen, dan kerikil
saja.karena tanpa pasir maka rongga rongga kerikil tidak terisi. Sehingga
beton berongga dan berat jenisnya lebih rendah daripada beton biasa. Selain
itu Karena tanpa pasir maka tidak dibutuhkan pasta2 untuk menyelimuti
butir2 pasir sehingga kebtuhan semen relative lebih sedikit.
d. Beton hampa
Seperti yang telah diketahui bahwa kira2 separuh air yag dicampurkan
saja yang bereaksi dengan semen,adapun separuh sisanya digunakan untuk
mengencerkan adukan.beton jenis ini diaduk dan dituang serta dipadatkan
sebagaimana beton biasa,namun setelah beton tercetak padat kemudian air
sisa reaksi disedot dengan cara khusus. Seperti cara vakum. Dengan
demikian air yang tertinggal hanya air yang digunakan untuk reaksi dengan
semen,sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
MATFUL / F11115176

e. Beton bertulang
Beton adalah konstruksi campuran dari pasir, kerikil ataupun batu
pecah, dengan semen dan air. Meskipun memiliki kekuatan tekan yang
tinggi, sayangnya material beton memiliki kekuatan tarik yang rendah
sehingga akan sangat mudah retak bahkan hancur saat ada tegangan tarik
akibat beban, susut, hingga perubahan temperatur.
Beton biasa sangat lemah dengan gaya tarik, namun sangat kuat dengan
gaya tekan, batang baja dapat dimasukkan pada bagian beton yang tertarik
untuk membantu beton. Beto yang dimasuki batang baja pada bagian
tariknya ini disebut beton bertulang.
Untuk memberikan kekuatan tarik pada beton, maka digunakanlah
tulangan baja pada bagian dalam beton yang mampu memberikan kekuatan
tarik yang tak dimiliki beton. Konstruksi inilah yang kemudian dinamakan
dengan konstruksi beton bertulang.
Dibandingkan konstruksi lainnya, konstruksi beton bertulang juga
unggul dalam hal perawatan. Tak cuma mudah dan praktis, biaya
pemeliharaan dari konstruksi beton bertulang juga relatif lebih rendah
menjadikannya termasuk konstruksi yang umum digunakan pada rumah-
rumah modern yang mengutamakan kemudahan dalam hal pemeliharaan.
Konstruksi beton bertulang juga memiliki durabilitas yang tinggi.
Kontruksi ini terkenal akan keawetannya dan tahan lama dibandingkan
dengan bahan lain. Umumnya struktur beton bertulang mampu digunakan
dalam jangka waktu yang lama. Apalagi, kandungan kimia dalam semen
pada beton justru cenderung akan semakin membatu (kuat) seiring
bertambahnya usia dari konstruksi beton.
Dalam hal desain, fleksibilitas dalam pengolahan bentuk beton
bertulang memungkinnya untuk dirancang sesuai dengan estetika desain
yang diinginkan pada bangunan. Selain sebagai struktur, pengolahan bentuk
beton bertulang juga bisa digunakan untuk mengeksplorasi bentuk dari fasad
rumah atau bangunan.
f. Beton prategang
Jenis beton ini sama dengan beton bertulang, perbedaannya adalah
batangnya baja yang dimasukkan ke dalam beton ditegangkan dahulu .
batang baja ini tetap mempunyai tegangan sampai beton yang dituang
MATFUL / F11115176

mengeras.bagian balok beton ini walaupun menahan lenturan tidak akan


terjadi retak.
g. Beton pracetak
Beton biasa dicetak /dituang di tempat.namun dapat pula dicetak di
tempat lain,fungsinya di cetak di tempat lain agar memperoleh mutu yang
lebih baik.selain itu dipakai jika tempat pembuatan beton sangat
terbatas.sehingga sulit menyediakan tempat percetakan perawatan betonnya.
h. Beton massa
Beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara
volume dan permukaannya besar. Bila dimensinya lebih besar dari 60 sm.
Pondasi besar,pilar, bendungan. Harus diperhatikan perbedaan temeratur.
i. Fero semen
Suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan ortar
semen suatu tulangan yang berupa suatu anyaman kawat baja.
j. Beton serat
Beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang
berupa serat. Serat berupa batang2 5 sd 500mm,panjang 25-100mm.serat
asbatos,tumbuh2an , serat plastic, kawat baja.
k. Lain-Lain
Beton mutu tinggi,polimer beton,beton modifikasi blok,polimer
impregnated concrete,beton kinerja tinggi, dll.
MATFUL / F11115176

1.1.2 Baja
Baja adalah logam paduan dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon (C)
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0,2 %
hingga 2,1 % berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengerasan pada kisi kristal atom besi. Baja karbon adalah baja yang mengandung
karbon lebih kecil 1,7 %, sedangkan besi mempunyai kadar karbon lebih besar dari 1.7
%. Baja mempunyai unsur-unsur lain sebagai pemadu yang dapat mempengaruhi
Material baja unggul jika ditinjau dari segi kekuatan, kekakuan dan
daktilitasnya. Jadi tidak mengherankan jika di setiap proyek-proyek konstruksi
bangunan (jembatan atau gedung) maka baja selalu ditemukan, meskipun tentu saja
volumenya tidak harus mendominasi. Tinjauan dari segi kekuatan, kekakuan dan
daktilitas sangat cocok dipakai mengevaluasi struktur yang diberi pembebanan. Tetapi
perlu diingat bahwa selain kondisi tadi akan ada pengaruh lingkungan yang
mempengaruhi kelangsungan hidup struktur bangunannya. Jadi pada suatu kondisi
tertentu, suatu bangunan bahkan dapat mengalami kerusakan meskipun tanpa diberikan
beban sekalipun (belum berfungsi). Jadi ketahanan bahan material konstruksi terhadap
lingkungan sekitarnya adalah penting untuk diketahui agar dapat diantisipasi baik.
Kelebihan material baja dibandingkan material beton atau kayu adalah karena
buatan pabrik, yang tentunya mempunyai kontrol mutu yang baik. Oleh karena itu dapat
dipahami bahwa kualitas material baja yang dihasilkannya relatif homogen dan
konsisten dibanding material lain, yang berarti juga lebih dapat diandalkan mutunya.
Di sisi lain karena merupakan hasil produk industri, agar prosesnya menguntungkan
harus diusahakan mencapai kondisi optimum. Untuk itu diperlukan suatu kuantitas
tertentu yang terkesan relatif monoton serta tidak mudah dibuat variasinya. Itulah
pentingnya dibuat standarisasi bentuk profil. Dari tabel profil baja yang ada terlihat
banyak sekali profil yang tersedia, tetapi dalam kenyataannya jika peminatnya relatif
sedikit maka profil yang jarang dipakai tentunya tidak diproduksi banyak. Jadi akhirnya
tidak semua profil pada tabel dapat dipilih. Hanya profil-profil tertentu yang memang
umum (banyak) digunakan. Hal ini perlu diketahui insinyur perencana konstruksi baja,
jangan hanya berpedoman teoritis hitungan, karena kalau sampai mengubah profil
rencana dengan profil tersedia, kemungkinan berubah pula detail sambungan yang
dibuat. Jika ini tidak dipikirkan waktu dapat terbuang sia-sia.
Tidak ada jaminan bahwa lokasi pabrik baja akan berdekatan dengan proyek atau
bengkel fabrikasi, sehingga panjang profil baja ditentukan oleh kemampuan kendaraan
MATFUL / F11115176

transportasi pengangkut (truk atau kapal) dan jalur transportasi (darat atau air) yang
akan dilaluinya.

1. Kelebihan dan Kekurangan Baja Sebagai Material Struktur


a. Kelebihan Baja Sebagai Material Struktur
- Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi
bahwa beban mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan
bentang panjang, bangunan tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang
buruk.
- Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada
struktur beton bertulang.
- Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan
material lain karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai
tegangan yang cukup tinggi. Momen inersia untuk penampang baja
dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang beton
bertulang.
- Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang,
bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak
memerlukan perawatan pengecatan sama sekali.
- Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi
yang besar tanpa keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang
diuji terhadap tarik akan mengalami pengurangan luas penampang dan akan
terjadi perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material
keras dan getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-1729-
2002 mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau
komponennya untuk melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang
(siklis) di luar batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan sejumlah
besar kemampuan daya dukung bebannya. Beban normal yang bekerja pada
suatu elemen struktur akan mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi
MATFUL / F11115176

pada beberapa titik. Sifat daktil baja memungkinkan terjadinya leleh lokal
pada titik-titik tersebut sehingga dapat mencegah keruntuhan prematur.
Keuntungan lain dari material daktil adalah jika elemen struktur baja
mendapat beban cukup maka akan terjadi defleksi yang cukup jelas
sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.
- Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan
daktilitas. Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan
deformasi yang cukup besar. Ini merupakan sifat material yang penting
karena dengan sifat ini elemen baja bisa menerima deformasi yang besar
selama pabrikasi, pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan
kehancuran. Dengan demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan,
diberikan beban kejut, geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan
kerusakan. Kemampuan material untuk menyerap energi dalam jumlah yang
cukup besar disebut toughness.
KELEBIHAN LAIN DARI MATERIA BAJA STRUKTUR ADALAH:
- kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las,
- cepat dalam pemasangan,
- dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan,
- kekuatan terhadap fatik,
- kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah pembongkaran,
- masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur,
- adaptif terhadap prefabrikasi.
b. Kelemahan Baja Sebagai Material Struktur
Secara umum baja mempunyai kekurangan seperti dijelaskan pada paragraf
dibawah ini.
- Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi
kontak dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.
- Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran
Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis
jika terjadi kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang
baik sehingga dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain.
Akibatnya, portal dengan kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi
MATFUL / F11115176

pelindung. Ketahanan material baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal


14 SNI 03-1729-2002.
- Rentan Terhadap Buckling
Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap
buckling (tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai
kekuatan yang tinggi per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom
seringkali tidak ekonomis karena banyak material yang perlu digunakan
untuk memperkuat kolom terhadap buckling.
- Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam
perancangan perlu dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen
struktur akan terjadi beban siklis.
- Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan
getas dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis
beban fatik dan temperatur yang sangat rendah akan memperbesar
kemungkinan keruntuhan getas (ini yang terjadi pada kapal Titanic).
1.1.3 Kayu
Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu.
Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam
perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, diantranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka
dan gelanggang jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan.

Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan
struktural, sehingga penggunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan
sifat-sifat tesebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang popular dibandingkan
dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran
kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah ( dekoratif ).

Namun demikian pada kondisi tertentu ( misalnya : pada daerah tertentu, dimana
secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain )
peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan.

Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara
lain : daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya.
MATFUL / F11115176

Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan
hama dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah
keawetannya.

Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan
mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka
kelasnya makin rendah kekuatannya.

1. Kelebihan dan Kekurangan Kayu sebagai Bahan Konstruksi


a. Kelebihan
- ahan alami yang dapat diperbaharui
- Kuat tarik yang tinggi
- Dapat meredam suara
- Lebih memiliki tekstur yang baik dan indah
- Memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat
resonansinya
- Ringan
- Murah
- Mudah diperoleh/ didapat
- Pengerjaan mudah
b. Kekurangan
- Tidak tahan lama

- Susah dibentuk

- Tidak tahan panas/ api

- Kadar air tinggi

- Mutu tidak seragam

- Kuat tekan rendah

- Kuat tarik terbatas

- Serat yang tidak teratur

- Cacat kayu

- Lendutan bisa pada saat kayu dalam keadaan kelembaban tinggi.

- Ukuran panjang kayu terbatas


MATFUL / F11115176

1.2 Sistem Struktur Bangunan


1.2.1 Sistem struktur dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls)
Sistem ini terdiri dari unsur bidang vetikal yang di perkuat dengan berat dinding
itu sendiri, sehingga mampu menahan gaya aksial lateral secara efisien. Sistem struktur
dinding sejajar ini digunakan pada bangunan-bangunan apartemen yang tidak
membutuhkan ruang bebas yang luas dan sistem-sistem mekanisnya tidak memerlukan
struktur inti.

1.2.2 Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls)
Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan
mengelilingi sebuah struktur inti. Hal ini memungkinkan ruang interior terbuka yang
bergantung pada kemampuan bentangan dari struktur lantai. Sistem ini memuat sistem-
sistem transportasi mekanis vertikal serta menambah kekakuan bangunan.
MATFUL / F11115176

1.2.3 Sistem struktur boks berdiri sendiri (self supporting boxes)


Sistem ini merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan
dinding pendukung yang diletakan di suatu tempat dan di gabung dengan unit lainnya.
Sebagai contoh boks-boks ini di tumpuk seperti bata dengan pola “English Bond”
sehingga tersusun seperti balok dinding berselang-seling.

1.2.4 Sistem struktur plat terkantilever (cantilever slab)


Pemikulan plat lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas
kolom yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan. Sistem ini
memerlukan banyak besi, terutama apabila proyeksi pelat sangat besar. Kekakuan plat
dapat di tingkatkan dengan menggunakan teknik-teknik pratekan.
MATFUL / F11115176

1.2.5 Sistem struktur plat rata (flat slab)


Sistem ini terdiri dari bidang horizontal yang umumnya adalah plat lantai beton
tebal dan rata yang bertumpu pada kolom. Apabila tidak terdapat penebalan plat pada
bagian atas kolom, maka sistem ini di katakan sistem plat rata. Pada kedua sistem ini
tidak terdapat balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi lantai bisa minimum.

1.2.6 Sistem struktur interspasial (interspasial)


Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap
lantai antara untuk memungkinkan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan
yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di gunakan sebagai wadah untuk
kegiatan aktivitas lainya.
MATFUL / F11115176

1.2.7 Sistem struktur gantung (suspension)


Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan
menggunakan penggantungan sebagai pengganti kolom untuk memikul beban lantai.
Kekuatan unsur tekan pada sistem ini harus dikurangi sebab adanya bahaya tekuk,
berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendaya gunakan kemampuan secara maksimal.
Kabel-kabel ini dapat meneruskan beban gravitasi ke rangka di bagian atas yang
terkantilever dari inti pusat.

1.2.8 Sistem struktur rangka selang-seling (staggered truss)


Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap lantai
bangunan dapat menumpangkan beban di bagian atas suatu rangka begitupun di bagian
bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal, susunan rangka ini akan
mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan beban angin ke
dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.
MATFUL / F11115176

1.2.9 Sistem struktur rangka kaku (rigid frame)


Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat
satu dengan yang lainnya. Kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban
dan gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan gaya.
Sistem ini biasanya berbentuk pola grid persegi, organisasi grid serupa juga di gunakan
untuk bidang horizontal yang terdiri atas balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka
spasial yang bergantung pada kekuatan kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai
dan jarak antara kolom menjadi penentu pertimbangan rancangan.

1.2.10 Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core)
Rangka kaku akan bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur
balok dan kolom. Perilaku demikian berakibat ayunan (drift) lateral yang besar sehingga
pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi apabila di lengkapi dengan
struktur inti, maka ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi
inti dan rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal.
MATFUL / F11115176

1.2.11 Sistem struktur rangka trussed (trussed frame)


Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka
geser vertikal yang mampu memberikan peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur.
Rancangan sistem struktur dapat berdasarkan pada penggunaan rangka untuk menahan
beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin yang serupa dengan rangka kaku
dan inti.

1.2.12 Sistem struktur rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame and core)
Sistem struktur belt-trussed bekerja mengikat kolom fasade ke inti bangunan
sehingga meniadakan aksi terpisah rangka dan inti pengakuan ini dinamai “cap
trussing” apabila berada pada bagian atas bangunan, dan dinamai “belt-trussed” apabila
berada di bagian bawahnya.
MATFUL / F11115176

1.2.13 Sistem struktur tabung dalam tabung (tube in tube)


Dalam struktur ini, kolom dan balok eksterior di tempatkan sedemikian rapat
sehingga fasade menyerupai dinding yang diberi pelubangan (untuk jendela). Seluruh
bangunan berlaku sebagai tabung kosong yang terkantilever dari tanah. Inti interior
(tabung) dapat meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara ikut memikul beban
bersama kolom-kolom fasade tersebut.

1.2.14 Sistem struktur kumpulan tabung (bundled tube)


Sistem struktur ini dapat di gambarkan sebagai suatu kumpulan tabung-tabung
terpisah yang membantuk tabung multi-use. Pada sistem ini kekakuan akan bertambah.
Sistem ini dapat memungkinkan bangunan mencapai bentuk yang paling tinggi dan
daerah lantai yang sangat luas.

Anda mungkin juga menyukai