Anda di halaman 1dari 43

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan kegawat
daruratan Maternal (Gynekologi dan Onkologi – Gadar, kolaborasi dan rujukan)
di RSUD Kota Tanjungpinang.
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan
ketuntasan Praktik Kebidanan kegawat daruratan Maternal. Selain itu, penyusunan
laporan ini bertujuan untuk membantu penulis menganalisa keadaan dan
memberikan konseling kepada klien yang berbasis Evidanced Based Medical
(EBM).
Banyak halangan dan kesulitan yang dihadapi penulis dalam menyelesaikan
laporan ini, namun atas bantuan dan dorongan berbagai pihak, baik berupa sarana,
petunjuk ataupun penjelasan yang diberikan yang sangat membantu kelancaran
penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. KH. Endah Widhi Astuti, M.Mid. selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Surakarta.
2. Dr. Sri Wahyuni, M.Mid selaku Ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Politeknik Kesehatan Surakarta.
3. dr. Yunisaf, MARS selaku direktur RSUD Kota Tanjungpinang yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan Praktik Klinik Kegawat
daruratan Maternal.
4. Lutfiana Puspita Sari, S.ST., M.PH selaku Pembimbing Lahan yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan dalam penyusunan laporan
ini.
5. Pengelola dan seluruh staf pegawai di RSUD Kota Tanjungpinang.
Semoga semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
ini mendapat pahala dari Allah SWT. Aamiin.
Saran dan kritik yang membangun bagi penyempurnaan Laporan Praktik
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal ini sangat kami harapkan. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Tanjungpinang, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
I. BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................. 2
D. Manfaat .............................................................................................. 2
II. BAB II TINJAUAN TEORI...................................................................... 4
A. Literatur Riview Hiperemesis Gravidarum........................................ 4
1. Definisi Partus prematurus Imminens......................................... 4
2. Tingkat Hiperemesis Gravidarum............................................... 5
3. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum ........................................ 5
4. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum ...................................... 6
5. Clinical Pathway.......................................................................... 10
B. Implikasi untuk Praktek dan Strategi Pengajaran............................... 11
C. Implikasi Hasil Penelitian................................................................... 11
D. Managemen Kebidanan...................................................................... 13
BAB III KASUS ................................................................................................ 28
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................... 35
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan yang dimulai pada saat masa
konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi
hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43
minggu (Kuswanti, 2014). Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari sperma dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama
berlangsung 12 minggu, trimester kedua dimulai minggu ke-13 hingga
minggu ke-27, dan trimester ketiga dimulai minggu ke-28 hingga ke-40
(Prawirohardjo, 2008).
Kehamilan berisiko merupakan penyebab kematian ibu terbanyak di
Indonesia maupun di dunia. Badan Kesehatan Dunia, World Health
Organization (WHO), memperkirakan 500.000 ibu meninggal setiap tahunnya
sebagai akibat langsung dari kehamilan. Angka ini muncul mayoritas dari
negara-negara berkembang, angka kematian ibu (AKI) mencapai sekitar 600
per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di bandingkan dengan negara-
negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia sebanyak 305/100.000 KH
(Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016).
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun
2018 sebanyak 51 kasus, mengalami penurunan dibandingkan jumlah kasus
kematian ibu tahun 2017 sebanyak 54 kasus. Dengan demikian Angka
Kematian ibu Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami penurunan dari 127
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 menjadi 120 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2018.
Berdasarkan jumlah kasus kematian, jumlah kematian ibu tertinggi
berada di kota batam yaitu sebanyak 25 kasus kematian ibu, sedangkan
kabupaten bintan, natuna, dan kepulauan Anambas memiliki jumlah kasus
kematian ibu yaitu 2 kasus, bila melihat dari peningkatan kasus kematian di
wilayah, kota Tanjungpinang mengalami kenaikan yang cukup signifikan
yaitu dari 2 kasus kematian ibu ditahun 2017 meningkat menjadi 8 kasus

4
kematian ibu di tahun 2018, diperlukan tindakan dan evaluasi segera untuk
mencegah hal ini terjadi tahun berikutnya.
Penyebab kematian di kepulauan riau pada tahun 2018 masih di
dominasi oleh penyebab langsung yaitu perdarahan dan hipertensi dalam
kehamilan. Selain itu persentase penyebab lainnya yang merupakan penyebab
tidak langsung juga cukup besar, contohnya kondisi penyakit malaria, HIV,
oedema paru, gagal ginjal batu empedu atau penyakit lain yang diderita ibu.
Komplikasi kehamilan/persalinan tidak selalu dapat diketahui
sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang telah diidentifikasi
normal. Namun apabila ibu memperoleh pelayanan kesehatan ibu hamil yang
berkualitas dan sesuai standar, komplikasi dapat diketahui lebih dini ( deteksi
dini ) dan ibu bisa mendapatkan pelayanan yang efektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang kasus ini maka dirumuskan masalah
“bagaimanakah asuhan kebidanan kegawatdaruratan pada Ny. S 31 tahun
kehamilan 7+2 minggu G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum di RSUD Kota
Tanjungpinang Tahun 2020?
C. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan menggunakan manajeman kebidanan SOAP.
2. Khusus
a. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada Ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum di RSUD Kota Tanjungpinang Tahun 2020.
b. Melaksanakan pengkajian data objektif pada Ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum di RSUD Kota Tanjungpinang Tahun 2020.
c. Menganalisa dan mendiagnosa masalah pada Ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum di RSUD Kota Tanjungpinang Tahun 2020.
d. Memberikan penatalaksanaan terhadap masalah pada Ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum di RSUD Kota Tanjungpinang Tahun 2020.
e. Mampu menerapkan asuhan kebidanan berbasis dengan Evidance
Based Midwifery (EBM).
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam
memberikan asuhan pada ibu hamil normal.

5
2. Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi
khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum.
3. Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum.
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam
asuhan komprehensif pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Hiperemesis Gravidarum


1. Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat
pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini
biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terahir dan
berlangsung kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2013).
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat
lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit,
sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin
dalam kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita
hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar
elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada
minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan
membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus
dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya (Runiari,
2010).
Pada umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada minggu ke
6-12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16-20
masa kehamilan. Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar
ditemukan pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah
terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness.
Sementara setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness,
antara 1,2 - 2% mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang
lebih serius (Runiari, 2010).
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Mual muntah saat hamil muda
sering disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini
dapat terjadi setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai
kehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Runiari,
2010).

7
2. Tingkatan Hiperemesis Gravidarum
Runiari (2010 hal 58) menyatakan bahwa tidak ada batasan yang
jelas antara mual yang bersifat fisiologis dengan hiperemesis gravidarum,
tetapi bila keadaan umum ibu hamil terpengaruh sebaiknya dianggap
sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala
hiperemesis gravidarum dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan sebagai
berikut :

a. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum.
Pada tingkatan ini ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada,
berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi
meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik
menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit
berkurang, lidah kering dan mata cekung.

b. Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih
menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat,
tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung dan
sedikit ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi, oligouria, dan
konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena
mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam
urine.

c. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada
susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle ensefalopati. Gejala
yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan
mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari
esofagus, lambung, dan retina.

3. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien,
namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,

8
berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi pada bayi
lahir (Gross dalam Runiari, 2010 hal 61). Penelitian yang dilakukan oleh
Paawi (2005) didapatkan bahwa hiperemesis gravidarum merupakan
faktor yang signifikan terhadap memanjangnya hari rawat bagi bayi yang
dilahirkan. Ada peningkatan angka kematian Intrauterin Growth
Retardation (IUGR) pada klien hiperemesis gravidarum yang mengalami
penurunan berat badan lebih dari 5%.
Selain berdampak fisiologis pada kehidupan klien dan janinnya,
hiperemesis gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis,
sosial, spiritual dan pekerjaan. Secara psikologis dapat menimbulkan
dampak kecemasan, rasa bersalah dan marah. Jika mual dan muntah
menghebat, maka timbul self pity dan dapat terjadi konflik antara
ketergantungan dan kehilangan kontrol. Berkurangnya pendapatan akibat
berhenti bekerja mengakibatkan timbulnya ketergantungan terhadap
pasangan.
Kontak sosial dengan orang lain juga berubah karena klien
mengalami perubahan yang sangat kompleks terhadap kehamilannya.
Media yang berkembang menjelaskan bahwa kehamilan merupakan
keadaan fisiologis dan psikoemosional yang optimal, sehingga jika
wanita mengalami mual dan muntah yang menghebat dianggap sebagai
kegagalan perkembangan wanita (Runiari, 2010 hal 62).
4. Patofisiologi hiperemesis gravidarum
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi
faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron
menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis
gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus
menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidak- seimbangan elektrolit,
serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. (Winkjosastro, 2009).
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan
dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non
protein nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah,
kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya
anemia (Mitayani, 2009).

9
Etiologi dan faktor yang berhubungan dengan hiperemesis
gravidarum Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti. Dulu penyakit ini dikelompokkan ke dalam penyakit toksemia
gravidarum karena diduga adanya semacam “racun” yang berasal dari
janin atau kehamilan. Penyakit ini juga digolongkan ke dalam gestosis
bersama pre-eklampsi dan eklampsi. Nama gestosis dini diberikan untuk
hiperemesis gravidarum dan gestosis lanjut untuk hipertensi (pre-
eklampsi dan eklampsi) dalam kehamilan (Runiari, 2010 hal 63). Runiari
(2010) dan Guyton (2004) menjelaskan beberapa teori penyebab
terjadinya hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat
menjelaskan proses terjadinya secara tepat. Teori tersebut antara lain
adalah (Runiari, 2010 hal 63):

a. Teori Endokrin
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar
progesteron, estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
dapat menjadi faktor pencetus mual muntah. Peningkatan hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan motilitas
lambung sehingga pengosongan lambung melambat. Refleks
esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi dari
asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan
muntah. Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid yang dapat
mengakibatkan mual dan muntah.
Hormon progesteron ini dihasilkan oleh korpus luteum pada
masa awal kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan tubuh
ibu hamil selama kehamilan, termasuk saraf ibu hamil sehingga
perasaan ibu hamil menjadi tenang. Hormon ini berfungsi untuk
membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di
dalam rahim. Hormon ini juga dapat berfungsi untuk mencegah
gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim. Hormon ini dapat
"mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan
darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil.
Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi lambat, perut
menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi
perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh,

10
meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah
berhubungan intim selama hamil.
Seseorang dalam kondisi stress akan meningkatkan aktifitas saraf
simpatis, untuk melepaskan hormon stress berupa adrenalin dan
kortisol. Sistem imun merupakan komponen penting dan responden
adaptif stress secara fisiologis.
Stress menggunakan adrenalin dalam tubuh untuk meningkatkan
kepekaan, prestasi dan tenaga. Peningkatan adrenalin akan
memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah
perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan
darah terial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah
detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol
dari lemak protein berkepadatan rendah.
Tekanan darah yang tinggi dan peningkatan denyut jantung akan
dapat meningkatkan HCG. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
adalah hormone yang dihasilkan selama kehamilan, yang dapat
dideteksi dari darah atau air seni wanita hamil sesudah kurang lebih
10 hari sesudah pembuahan. HCG ini dapat menstimulasi terjadinya
mual dan muntah pada ibu hamil.
b. Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat
mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan.

c. Teori Alergi
Adanya histamin sebagai pemicu dari mual dan muntah
mendukung ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi hiperemesis
gravidarum. Mual dan muntah berlebihan juga dapat terjadi pada ibu
hamil yang sangat sensitif terhadap sekresi dari korpus luteum.

d. Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi
Helicobacter pykori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum,
sehingga dijadikan dasar dikemukakannya teori infeksi sebagai
penyebab hiperemesis gravidarum.

e. Teori Psikosomantik
Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarum merupakan
keadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala

11
fisik. Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan serta
tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinya perasaan
berduka, ambivalen, serta konflik dan hal tersebut dapat menjadi
faktor psikologis penyebab hiperemesis gravidarum.
Gejala mual dan muntah dapat juga disebabkan oleh gangguan
traktus digestif seperti pada penderita diabetes mellitus
(gastroparesis diabeticorum). Hal ini disebabkan oleh gangguan
motilitas usus atau keadaan pasca operasi vagotomi. Selain
merupakan reflesi gangguan intrinsik dari lambung, gejala mual dan
muntah dapat disebabkan oleh gangguan yang bersifat sentral pada
pusat muntah (chemoreceptor trigger zone). Perubahan metabolisme
hati juga dapat menjadi penyebab penyakit ini, oleh karena itu pada
kasus yang berat harus dipikirkan kemungkinan akibat gangguan
fungsi hati, kantung empedu, pankreatitis, atau ulkus peptikum
(Runiari, 2010 hal 69).
Mitayani (2009 hal 57) menyebutkan beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis gravidarum meliputi :
a. Faktor predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa dan
kehamilan ganda
b. Faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi,
perubahan metabolik akibat kehamilan dan resistensi ibu yang
menurun.
c. Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, sikap, umur, paritas,
pekerjaan, stress, peningkatan hormon progesteron, estrogen dan
HCG, alergi, infeksi dan diabetes melitus.

12
5. Pathway

Faktor Alergi faktor predisposisi peningkatan estrogen

Emesis penurunan
pengosongan
gravidarum lambung

peningkatan tekanan
penyesuaian Komplikasi gaster

hyperemesis gravidarum

intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

gangguan nutrisi Dehidrasi


kebutuhan tubuh pengeluaran nutrisi
berlebihan
cairan eksta seluler
hemokonsentrasi
dan plasma

Gangguan Aliran darah


keseimbangan cairan kejaringan
dan elektrolit Menurun

Metabolism
perfusi
Intra sel jaringan
otak
Menurun

Otot lemah
penurunan

Kesadaran

Kelemahan
Tubuh

13
Intoleransi aktivitas

B. Implikasi Untuk Praktek dan Strategi Pengajaran (Implications For


Practice And Teaching Strategies)
Pada kasus ini implikasi dan strategi yang dilakukan oleh mahasiswa
adalah bed side teaching. Bedside teaching adalah suatu proses pembelajaran
dimana mahasiswa berinteraksi langsung dengan pasien sesungguhnya dan
dibawah pembimbing klinik. BST pembelajaran yang aktif melibatkan pasien
langsung sehingga mahasiswa dapat belajar dari kasus nyata yang sangat
beraneka ragam tingkat kompleksitas kasus yang dialami pasien.
Bedside Teaching melibatkan pembimbing dan mahasiswa dengan pasien
langsung yang bertujuan untuk melakukan asuhan kepada pasien meliputi
anamnesa, pemeriksaan, menentukan diagnosis dan penatalaksaan yang
diberikan. BST merupakan salah satu metode bimbingan yang sangat efektif
untuk meningkatkan ketrampilan klinik mahasiswa, ketrampilan komunikasi
dan juga ketrampilan berfikir klinis karena dengan BST mahasiswa
menggunakan semua indera yang dimiliki saat praktek di depan pasien
langsung sehingga dapat mendukung ketrampilan mahasiswa, dengan praktek
langsung di depan pasien tidak hanya meningkatkan ketrampilan namun juga
mampu meningkatkan komunikasi, meningkatkan rasa empati dan simpati ke
pasien (utami,dkk 2018).
Menurut Langlois (2000) menyatakan bahwa pertama tujuan dilaksanakan
BST sebelum kepasien harus jelas, kedua ketrampilan klinis dan komunikasi
harus dilatih dan dikuasai oleh mahasiswa hal ini untuk mengurangi kesalahan
dalam memberikan asuhan, ketiga melakukan observasi serta dibutuhkan
lingkungan yang nyaman dan kondusif. BST dapat dilakukan dimana saja baik
di bangsal, poliklinik, UGD, kamar bersalin dll.
C. Implikasi Hasil Penelitian (Implication for Research)
Implikasi hasil penelitian pada Kehamilan dengan Hyperemesis Gravidarum
1. Mual muntah
Mual muntah berlebihan merupakan salah satu komplikasi

kehamilan yang mempengaruhi status kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin, dimana kejadian ini dapat dideteksi dan dicegah pada

14
masa kehamilan, mual dan muntah merupakan gangguan yang paling

sering dijumpai pada kehamilan trimester I.(Syamsuddin Syahril, 2018)

Pada kehamilan trimester I mual biasa terjadi pada pagi hari, malam

hari bahkan setiap saat. Gejala-gejala ini terjadi kurang lebih 6 minggu

setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih

10 minggu. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya

kadar hormon esterogen dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG).

(Dahlan, Andi Kasrida, 2017).

Stimulasi pada titik pericardium 6 dapat mengaktifkan system


modulasi pada system opioid, system non opioid dan inhibisi pada syaraf
simpatik yang diharapkan akan terjadi penurunan frekuensi mual.
Stimulasi titik 6 pericardium dapat menyebabkan reaksi system saraf
yang bersifat local, stimulasi titik pericardium 6 langsung berhubungan
dengan nervous medianus karena letak titik pericardium 6 tepat berada
diatas nervous tersebut.[ CITATION psu08 \l 1033 ]
Penelitian yang dilakukan oleh Heazel, 2006 mengatakan bahwa ibu
hamil yang mendapatkan terapi ini efektif mengalami penurunan mual
dan muntah. Chi pada titik meridian P6 dipercayai melancarkan aliran
pencernaan yaitu lambung yang bermanfaat mengurangi rasa mual dan
muntah pada ibu hamil.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang mengatakan bahwa
stimulus yang dilakukan pada titik pericardium 6 efektif dalam
menurunkan intensitas mual muntah, ibu hamil yang tidak dapat minum
obat dapat menggunakan pijatan pada titik pericardium 6 sebagai pilihan
terapi dalam menurunkan intensitas mual. Adapun efektifitas pijatan pada
titik pericardium ini tergantung pada ketepatan titik saat dipijat.
[ CITATION mun15 \l 1033 ]
Didukung oleh penelitian lain yang mengatakan Pijatan di titik
pericardium 6 efektif untuk menurunkan mual muntah saat hamil,
penelitian ini dilakukan pada ibu hamil trimester I di Rumah Bersalin
Rachmi Yogyakarta. Pijatan dilakukan selama 4 hari dan pemberian
waktu pijatan selama 30 detik sampai dengan 2 menit tiap merasa mual
dan muntah.[ CITATION dya13 \l 1033 ]
2. Jahe

15
Jahe adalah tanaman tradisional yang telah dikenal sejak lama.
Keunggulan utama jahe adalah kandungan minyak atsiri yang
mempunyai efek menyegarkan dan memblokir reflek muntah, sedangkan
gingerol dapat melancarkan darah dan saraf saraf bekerja dengan baik.
Hasilnya ketegangan bisa diredakan, kepala jadi segar, dan mual muntah
pun ditekan. (Henani dan winarti, 2013)
Jahe dapat mencegah mual muntah karena jahe mampu menjadi
penghalang serotonin, sebuah senyawa kimia yang dapat menyebabkan
perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Putri, Ayu dwi (2017) mengatakan bahwa
pemberian minuman jahe hangat efektif dalam mengurangi frekuensi
mual muntah pada ibu hamil trimester pertama.

D. Managemen Asuhan Kebidanan


Asuhan Kebidanan pada Kehamilan :
1. Pengkajian (Data Subjektif dan Objektif)
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien.
Pengkajian data wanita hamil terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang (Hani, 2010)
a. Identitas Pasien
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal)
penderita dan menetukan status sosial ekonominya yang harus
diketahui, misalnya untuk menetukan anjuran apa atau pengobatan
apa yang akan diberikan (Hani,2010)
b. Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak
keliru dengan pasien lain. (Ibrahim, 1996). Memanggil ibu sesuai
dengan namanya, menghargai dan menjaga martabatnya merupakan
salah satu asuhan sayang ibu dalam asuhan (Depkes RI, 2008).
c. Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau
tidak. Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun
meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di atas 35 tahun
meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan lama,
dan kematian janin (Varney,2008).

16
d. Agama
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan
keagamaan dalam melakukan asuhan kebidanan juga mengetahui
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan lain. Dalam keadaan
gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui
dengan siapa harus berhubungan misalnya pada agama islam
memanggil ustad, pada agama khatolik memanggil pastur atau
pendeta(Ibrahim, 1996) .
e. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan
dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya
(Ambarwati, 2009).
f. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut (Ambarwati, 2009).
g. Suku Bangsa
Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik kelahiran.
Mungkin juga untuk menentukan prognosa persalinan dengan
melihat keadaan panggul. Wanita Asia dan Afrika biasannya
mempunyai panggul bundar dan normal bagi persalinan dan
biasanya wanita-wanita dari barat panggulnya ukuran melintang
lebih panjang tetapi ukuran muka belakang lebih kecil
(Ibrahim,1996).
h. Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan perumahan serta
keadaan tempat tinggal ibu. Dengan mengetahui tempat tinggal ibu,
bidan bisa memberikan pilihan kepada ibu akan di mana ibu tersebut
bersalin. Dengan telah meninjau rumah ibu hamil yang bersalin tentu
akan mempengaruhi bagaimana psikologis ibu. Lingkungan yang
aman dan bersih akan membuat ibu bersemangat untuk menyambut
bayinya sehingga diharapkan mampu mempengaruhi power ibu saat
mengejan.
Mengetahui ibu tinggal di mana, juga menjaga kemungkinan
bila ada ibu yang namanya sama dan memastikan ibu mana yang

17
hendak ditolong, juga diperlukan bila mengadakan kunjungan
kepada penderita(Ibrahim,1996).
i. Data mengenai suami/ penanggung jawab
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu
mengalami kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan
siapa bidan berunding. Dan saat ibu mendapat pendampingan saat
persalinan akan membuat psikologis ibu membaik dan membuat
motivasi dalam mengejan.
Anjurkan ibu untuk di temani suami dan/ atau anggota keluarga
lain selama persalinan dan kelahiran bayinya. Beberapa prinsip dasar
asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan
keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan
diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta
mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan
yang akan mereka terima, mereka akan mendapatan rasa aman dan
hasil yang lebih baik. Disebutkan pula bahwa hal tersebut diatas
dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vaakum, cunam, dan
secsio sesar, dan persaalinan berlangsung lebih cepat merupakan
asuhan sayang ibu dalam proses persalinan(Depkes RI, 2008).
Data Subjektif
a. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang
diungkapkan dengan kata-katanya sendiri(Hani,2010).
b. Keluhan Utama
Dalam buku obstetri fisiologi keluhan utama perlu di kaji untuk
mengetahui apakah penderita datang untuk memeriksakan
kehamilanya ataukah ada pengaduan-pengaduan lain yang penting.
(UNPAD, 1983).
c. Riwayat Kesehatan
Dikaji untuk membantu bidan mengidentifikasi kondisi
kesehatan yang dapat mempengaruhi kehamilan atau bayi baru lahir
(Rukiyah,2009).
1) Sistem Kardiovaskular
a) Penyakit Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil
meningkatkan curah jantung wanita hingga mencapai 40

18
persen melebihi curah jantungnya ketika tidak hamil saat ia
berada pada keadaan istirahat. Peningkatan ini terjadi pada
awal kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 20 hingga 24 minggu. Peningkatan curah jantung
selama kehamilan, persalinan, dan pelahiran akan
meningkatkan resiko dekompensasi jantung pada wanita yang
mempunyai riwayat penyakit jantung(Varney,2007).
b) Hipertensi
Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu
mendiskusikan dengan dokternya tentang pengobatan mana
yang aman digunakan selama mengandung. Selain itu, wanita
dengan hipertensi yang sudah ada sebelumnya mengalami
peningkatan resiko terjadinya preeklampsia selama
kehamilan (Varney,2007).
c) Anemia
Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel
darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin di
dalam sirkulasi darah. Definisi anemia yang diterima secara
umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100
mililiter (12 gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan
kurang dari 10,0 gram per 100 mililiter (10 gram/desiliter)
untuk wanita hamil(Varney,2007).
2) Sistem Pernafasan
a) Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum
hamil tebukti akan terus mengalaminya dan menjadi
semakin buruk selama masa hamil. Asma dihubungkan
dengan peningkatan angka kematian perinatal, hiperemesis
gravidaru, pelahiran preterm, hipertensi kronis, preeklamsia,
bayi berat lahir rendah, dan perdarahan
pervaginam(Varney,2007).
b) TBC
Pada kehamilan pada infeksi TBC resiko prematuritas,
IUGR dan berat badan lahir rendah meningkat, serta resiko
kematian perinatal meningkat 6 x lipat. Keadaan ini terjadi
akibat diagnosa yang terlambat, pengobatan yang tidak
teratur dan derajat keparahan lesi di paru. Infeksi TBC

19
dapat menginfeksi janin yang dapat menyebabkan
tuberculosis congenital (Prawirohardjo, 2008).

3) Sistem Endokrin
a) Diabetes Melitus
Faktor resiko utama diabetes maternal ini adalah berat
badan berlebih, peningkatan berat badan, dan kurangnya
aktivitas fisik. Jelas hal ini menjadi pertimbangan bagi
semua bidan dalam menganjurkan pola hidup sehat kepada
wanita. Diabetes juga merupakan permasalahan yang terus
meningkat pada wanita usia subur. Oleh sebab itu,
penapisan diabetes harus dilakukan pada semua wanita
hamil(Varney,2007).
Diabetes dapat memberikan penyulit pada ibu berupa
preeklasia,polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan
seksio sesarea, trauma persalinan akibat bayi besar. Bagi
bayi dapat menimbulkan makrosomia (bayi dengan berat
badan berlebihan), hambatan pertumbuhan janin, cacat
bawaan, hipoglikemia, hipokalsemia dan hipomagnesemia,
Hiperbilirubinemia, asfiksia perinatal, dan sindrom gawa
nafas neonatal(Saifuddin,2009).
b) Hipertiroid
Hipertiroid dalam kehamilan pada umumnya
disebabkan oleh penyakit Grave (struma difusa toksika).
Insidensi penyakit Grave dalam kehamilan di atas 20
minggu adalah 2%.Penyebab teranyak lainnya adalah
struma multinodosa, tetapi kelainan ini hanya terjadi pada
golongan usia di atas 40 tahun. Hipertiroid dalam kehamilan
menyebabkan resiko abortus dan janin mati dalam rahim 3
kali dari kehamilan normal(Saifuddin, 2009).
c) Hepatitis B
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus
hepatitis, akan tetapi jika terjadi infeksi akut pada
kehamilan bisa menimbulkan mortalitas tinggi pada ibu dan
bayi (Prawirohardjo, 2002).

20
4) Sistem Urogenital
Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medik utama
pada wanita hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami paling
sedikit satu kali serangan akut infeksi saluran kemih selama
hidupnya.Akibat infeksi ini dapat dapat mengakibatkan masalah
pada ibu dan janin. ISK berkaitan dengan kejadian anemia,
hipertensi, kelahiran prematur dan BBLR (Saifuddin,2009).
5) Sistem Reproduksi
Kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri
perut oleh karena putaran tangkai, pecah atau
perdarahan(Saifuddin, 2009).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Suatu keadaan riwayat penyakit keluarga meliputi penyakit berat
penyakit menular dan penyakit turunan seperti jantung, diabetes,
asma, malaria dan HIV (Walyani, 2015).
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat
reproduksi/kandungan meliputi hal-hal berikut ini.
a) Umur menarche
b) Frekuensi, jarak/siklus jika normal
c) Lamanya
d) Jumlah darah yang keluar
e) Karakteristik darah (misal bergumpal)
f) Dismenorhea (Hani dkk,2010)
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk menentukan umur
kehamilan dengan tepat. Setelah mengetahui umur kehamilan
ibu, bidan dapat memberikan konseling tentang keluhan
kehamilan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi adanya
komplikasi dengan yang lebih baik (Rukiyah, 2009)
3) Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang
aterm, persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan
kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep, atau
dengan SC), riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau
nifas, sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan pada

21
kehamilan seelumnya, berat bayi sebelumnya,2500 atau >4000,
masalah-masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan yang lalu
membantu dalam mengelola asuhan pada kehamilan ini
(konseling khusus, test, tindak lanjut, dan rencana persalinan)
(Rukiyah,2009).
f. Perkawinan
1) Nikah atau tidak
2) Berapa kali menikah
3) Berapa lama menikah
Kalau orang hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu
besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan
(anak mahal)(Hani, 2010).
g. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga
ditanyakan rencana KB setelah melahirkan(Hani, 2010).
h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
1) Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui seorang wanita hamil sudah
memuaskan atau belum dalam memenuhi tuntutan kehamilannya.
Dengan bertanya, kita akan menemukan setiap variasi dari
kondisi idealnya dan wanita yang beresiko dapat dirujuk ke
bagian gizi/diet. (Farrer, 2010)
Pada ibu hamil peningkatan konsumsi makanan hingga 300
kalori per hari, mengonsumsi makanan yang mengandung protein,
zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang) (Saifuddin,2010).
2) Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga
menurunkan tonus dan motiliti lambung dan usus terjadi
reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih lambat sehingga
menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon
estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan sering buang air
kecil(Rukiyah, 2009).
3) Pola Aktivitas
Berhubungan dengan system muskuloskeletal : persendian
sakro-iliaka, sakro koksigia dan pubik yang akan meyebabkan
adanya keretakan, pusat graviasi berubah sehingga postur tubuh

22
berubah, terjadi perubahan postur tubuh menjadi lordosi
fisiologis. Penekanan pada ligamen dan pelvic, cara berbaring,
duduk, berjalan, berdiri dihindari jangan sampai mengakibatkan
injuri karena jatuh. Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan
terlampau berat (Rukiyah,2009).
4) Pola Istirahat dan Tidur
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan,
mandi air hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri,
letakkan beberapa bantal untuk menyangga, pada ibu hamil
sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak
istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan
badan untuk memperbaiki sirkulasi darah (Rukiyah,2009).
5) Pola Seksual
Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat abortus spontan
atau persalinan prematur maka sanggama tidak boleh dilakukan
selama 2-3 bulan pertama kehamilannya dan juga dalam bulan
terakhir. Kalau tidak terdapat riwayat seperti di atas, aktivitas
seksual dapat dianjurkan untuk dilajutkan menurut keinginan
pasangan suami-isteri tersebut(Farrer,2010).Gaya gravitasi uterus
(yang hamil) menyebabkan agar berhati-hati dalam melakukan
hubungan seksual(Saifuddin,2009).
6) Pola Hygiene
Perlu dikaji karena kebersihan umum perorangan merupakan
persoalan penting. Infeksi kulit harus segara diobati (Farrer,2001)
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah
buah dada, daerah genitalia) dengan cara membersihkan dengan
air dan dikeringkan(Saifuddin,2009).
Baju hamil yang praktis selama enam bukan kehamilan
menggunakan baju biasa yang longgar, pilihlah bahan yang tidak
panas dan mudah menyerap keringat, bagian dada harus longgar
karena payudara akan membesar, bagian pinggang harus longgar
kalau perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus
membesar(Rukiyah,2009).
7) Pola Hidup Sehat
Gaya hidup seperti perokok, mengonsumsi obat-obatan,
alkohol adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya.
Semua benda tersebut dapat teserap dalam darah ibu kemudian

23
terserap dalam darah bayi melalui sistem sirkulasi plasenta selama
kehamilan.
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I
untuk menghindari rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan
yang tidak dianjurkan oleh dokter atau bidan. (Rukiyah,2009)
Merokok terbukti telah mengurangi kapasitas butir-butir
darah merah untuk megikat oksigen. Oksigen diperlukan dalam
proses metabolisme, terutama saat hamil(Saifuddin,2009).
8) Data Psikososial dan Spiritual
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau
kemampuan seorang penyedia pelayanan untuk mengintegrasikan
pengetahuan tentang keyakinan dan norma budaya karena
keyakinan dan norma budaya terkait dengan pengalaman
melahirkan. Pengkajian budaya harus dilakukan untuk
memastikan pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang adekuat
mengenai keyakinan terhadap dukungan persalinan, terapi obat,
dan pantangan(Kennedy,2009).
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui
sistem dukungan terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam
keluarga sehingga dapat membantu ibu dalam merencanakan
persalinannya yang lebih baik(Rukiyah,2009).

Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan pada kunjungan awal
wanita hamil untuk memastikan apakah wanita hamil tersebut
mempunyai abnormalitas medis atau penyakit.
1. Pemeriksaan Umum :
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
c) Berat Badansebelum/saat ini
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur
paling tidak setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Pada trimester pertama, biasanya belum menunjukkan
peningkatan bahkan kadang-kadang menurun, hal ini
dikarenakan adanya keluhan ibu berupa mual dan muntah
yang dapat mengganggu konsumsi nutrisi pada masa

24
kehamilan trimester I. Selama trimester kedua dan ketiga
pertambahan berat badan kurang lebih ½ kg perminggu.
Pertambahan lebih dari ½ kg perminggu pada trimester ketiga
harus diwaspadai kemungkinan mengalami preeklamsi.
Hingga akhir kehamilan pertambahan berat badan yang
normal sekitar 9 kg sampai dengan 13,5 kg. Berat ini
didapatkan dari berat badan janin dalam kandungan, air
ketuban dan plasenta. Jika berat badan ibu hamil lebih dari
batas normal kemungkinan janin besar, kehamilan
hidramnion, kehamilan ganda(Baety,2012).
d) Tinggi Badan
Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit apabila
tinggi badan kurang dari 145 cm, menurut Purwoastuti &
Walyani (2015).
e) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pentingnya dilakukan pengukuran LILA pada ibu hamil
dapat digunakan untuk memberi gambaran tentang status gizi
ibu hamil, apakah ibu tersebut mengalami KEP atau tidak
(Baety,2012).Menurut Purwoastuti & Walyani (2015) lingkar
lengan atas kurang dari 23,5 cm.
f) Tanda Vital
1) Tekanan Darah : Tekanan darah pada ibu hamil tidak
boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg
diastolik di atas tekanan darah sebelum hamil,
menandakan toxemia gravidarum (keracunan kehamilan)
(Hani,2010).
2) Nadi: Peningkatan denyut nadi dapat menunjukan
infeksi, syok atau dehidrasi
3) Suhu :Peningkatan suhu menunjukan proses ineksi atau
dehidrasi.
4) Pernapasa : Peningkatan frekuensi pernafasan dapat
menunjukan syok (Varney,2007).
2. Status Present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi
sekaligus dengan rabaan, pemeriksaan diawali dari :
Kepala : mesocephal, rambut hitam, kulit rambut bersih

25
Muka : simetris pucat, oedema
Kelopak mata :bengkak/tidak (Apabila kelopak mata seudah
bengkak, kemungkinan terjadi pre eklamsi
berat)
Conjungtiva : merah muda, pucat
Sklera : putih/kuning
Hidung : simetris, nafas cuping hidung, polip
Mulut : simetris, bibir kering/tidak, lidah
stomatitis/tidak
Gigi : caries denti
Telinga : simetris, lecet
Leher : pergerakan, pembengkakan kelenjar tiroid/tidak
Dada : simetris, datar, retraksi dinding dada
Payudara : membesar, kebersihan, benjolan abnormal
Abdomen : kembung, benjolan abnormal
Kulit : turgor kulit, warna
Punggung : lordosis/kifosis/skoliosis
Vulva : odema/tidak, varises/tidak
Anus : hemoroid
Ekstremitas : simetris, sama panjang/tidak
Reflek Patela :
Hiperrefleksia (3+ dan 4+)merupakan salah satu tanda
preeklamsiberat. Klonus biasanya terlihat menjelang eklamsia
atau padaeklamsia aktual. (Varney,2007).
3. Status Obstetrik
Pemeriksaan obstetrik digunakan untuk mengetahui kondisi
pasien berkaitan dengan kehamilan/persalinannya. Pemeriksaan
meliputi :
a) Inspeksi/periksa pandang
Menurut Baety (2012) periksa pandang dimulai
semenjak bertemu dengan pasien.Diperhatikan bagaimana
sikap tubuh dan cara berjalannya, apakah cenderung
membungkuk, berjalan pincang, atau yang lainnya.Periksa
pandang meliputi :
Muka : closma gravidarum, oedema, pucat
Mammae : puting susu, hiperpigmentasi areola,
kolostrum

26
Abdomen : menegang/mengendur, pembesaran uterus
sesuai usia kehamilan/tidak, striae dan linea
gravidarum
Vulva : perdarahan, cairan keputihan, tanda
chadwick
b) Palpasi
Leopold I : untuk menentukan tuanya kehamilan dan
bagian janin yang terdapat di daerah fundus
uteri.
Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin
(pada letak membujur) dan kepala janin
(pada letak melintang).
Leopold III : untuk menyimpulkan bagian janin yang
berada di bawah rahim.
Leopold IV : untuk mengetahui apakah bagian terdepan
janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP)
atau belum.
TFU : apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu
pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi
apabila kehamilan di atas 24 minggu
memakai pengukuran mac donald yaitu
dengan cara mengukur tinggi fundus
memakai cm dari atas simpisis ke fundus
uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.
(Depkes RI, 2001 dalam Rukiyah, 2009)
TBJ : menentukan taksiran berat janin menurut
Walyani, (2015) :
Rumus Johnson-Tausak :

TBJ sudah masuk PAP = (Mac Donald-


11)x155 gr
TBJ belum masuk PAP = (mac Donald-12) x
155 gr
c) Auskultasi
Periksa dengar merupakan pemeriksaan yang dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menilai kesejahteraan
janin dalam kandungan dengan menggunakan stetoskop atau
bisa juga menggunakan doppler pada perut ibu. Periksa

27
dengar biasanya dimulai pada setiap pemeriksaan kehamilan
trimester II di mana denyut jantung janin bisa terdengar
menggunakan lennec pada usis kehamilan 20 minggu, tetapi
bila menggunakan doppler, pada usia kehamilan 12 minggu
DJJ sudah mulai dapat terdengar. Pemeriksaan DJJ harus
dilakukan 1 menit penuh, dengan nilai normal DJJ 120-160
x/menit(Baety,2012).
d) Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium sederhana adalah suatu
pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang umum dan dikerjakan pada pemeriksaan ibu hamil
sebagai pemeriksaan penunjang untuk mendukung suatu
diagnosa.
1) Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urin ada 2 hal yang diperiksa yaitu
kadar protein dan gula dalam urine.
2) Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil
terutama adalah pemeriksaan kadar Hb dalam darah dan
dapat dilakukan di Pukesmas/RS. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mendeteksi faktor resiko kehamilan. Bila
kadar Hb ibu kurang dari 10g% berarti ibu dalam
keadaan anemia, terlebih bila kadar Hb tersebut kurang
dari 8 g% berarti ibu anemia bera(Baety,2012).
2. Assesment
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subyektif dan objektif. Karena keadaan pasien
pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan
untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka
mengikuti perkembangan pasien dan analisis yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat diketahuinya
perubahan pada pasien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan
yang tepat. Analisis data adalah melakukan interpretasi data yang telah
dikumpulkan, mencakup diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah
potensial dan tindakan segera (Muslihatun,2009).

28
3. Pelaksanaan
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan
yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
intrepretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan
yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.Tindakan yang akan
dilaksanakn harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus
sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain antara lain dokter.
Penatalaksanaan (P) di SOAP juga mengandung Implementasi dan
Evaluasi. Pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai
dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan
tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak
dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Sebanyak mungkin
pasien harus dilibatkan dalam prosese implementasi ini. Bila kondisi
pasien berubah, analisis juga berubah, maka rencana asuhan maupun
implementasinya pun kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus
disesuaikan.
Dalam Planning ini juga harus mencantumkan evaluasi, yaitu tafsiran
dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas
asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah
dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuahn. Jika kriteria
tujuan tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk
mngembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan.

29
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PADA NY. S 31 TAHUN


KEHAMILAN 7+2 MINGGU G1P0A0 DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RSUD KOTA TANJUNPINANG
TAHUN 2020

PENGKAJIAN
Waktu Pengkajian : Sabtu, 10 Oktober 2020 Pukul 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : di R.Cempaka

I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS WALI PASIEN
Nama : Ny. S Nama : Tn. W
Umur : 31 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu Suku/Bangsa :Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Perumahan galaxy km.14
2. Alasan Datang
Pasien pindahan dari PONEK, dipindahkan di ruang cempaka sejak
pukul 06.00 WIB. Pasien mengeluh sering merasa mua-mual, muntah
± 8 kali sehari, tidak selera makan dan pusing.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mual muntah lebih dari 8 kali, tidak selera makan
serta pusing.
4. Status Perkawinan
a. Kawin : sah secara agama maupun negara
b. Pernikahan ke- :1
c. Umur saat menikah : 30 tahun

30
d. Lamanya pernikahan : 1 tahun
5. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 12 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) Keteraturan : teratur
4) Lama : 5 hari
5) HPHT : 20-08-2020
6) HPL : 27-05-2021
7) UK : 7+2 minggu
8) Sifat darah : Cair dengan sedikit gumpalan pada hari
pertama dan ke dua
9) Banyaknya : 3 x ganti pembalut / hari
10) Bau : amis khas darah
11) Keluhan : Dismenorhoe di hari pertama haid
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kead
Persalinan Nifas anak
Th UK sekarang
Tempat JK/ Asi
Jenis Penolong Penyulit IMD Penyulit
persalinan BB eksklusif
Hamil
ini

c. Riwayat kontrasepsi yang digunakan


Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
sebelumnya.
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu

1) Jantung : Tidak pernah nyeri tekan pada dada bagian


kiri dan dada tidak berdebar-debar.
2) Ginjal : Tidak pernah nyeri ketuk/ terasa pegal
yang hebat pada pinggang dan tidak pernah
sakit saat BAK
3) Asma : Tidak pernah menderita sesak nafas saat
cuaca dingin maupun panas yang datang
secara tiba-tiba.
4) TBC : Tidak pernah batuk dalam waktu lebih dari
2 minggu.
5) Hepatitis : Tidak pernah terlihat kuning pada

31
mata,kuku dan kulit.
6) Diabetes : Tidak mudah lapar,haus dan tidak sering
Melitus BAK saat malam hari.
7) Hipertensi : Tekanan darahnya tidak pernah lebih dari
140/90 mmHg.
8) Epilepsi : Tidak pernah menderita kejang yang
disertai keluar busa dari mulut.
b. Riwayat penyakit ginekologi
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
seperti pembengkakkan pada alat kelamin, perdarahan di luar
siklus menstruasi, tumor, atau kanker rahim, maupun radang
panggul.
7. Data kebutuhan dasar
a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi : 3x/hari
b) Jenis : Nasi, sayur, lauk pauk, buah, dan makanan
ringan.
c) Jumlah : ½ piring, tidak habis.
d) Keluhan : nafsu makan menurun selama kehamilan ini.
2) Minum:
a) Jenis : Air mineral
b) Jumlah : ± 10 gelas
c) Keluhan : tidak ada keluhan
b. Eliminasi
1) BAK
a) Frekuensi : ± 8x/hari
b) Warna : Kuning jernih
c) Bau : khas urine
d) Jumlah : ± 1000 cc/hari
e) Konsistensi : cair
f) Keluhan : tidak ada keluhan
2) BAB
a) Frekuensi : 1 x/hari
b) Warna : kuning kecoklatan
c) Bau : khas feses
d) Jumlah : normal
e) Konsistensi : lembek

32
f) Keluhan : tidak ada keluhan
c. Pola tidur/ istirahat
Ibu mengatakan tidur malam ± 8 jam, dan jarang tidur siang.
d. Aktivitas
Ibu mengatakan selama hamil ini tetap melakukan pekerjaan rumah
tangga dan dibantu oleh suaminya.
e. Pola seksual
Tidak ada masalah dalam pola seksual.
8. Data psikososial
Suami dan keluarga sangat mendukung kehamilan ini. Suami Ny. S
sangat memperhatikan kehamilan istrinya dan ingin istrinya mendapat
perawatan yang terbaik untuk kehamilannya.

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. TB : 156 cm
d. BB sekarang : 49 kg BB sebelum hamil : 51 kg
e. TTV : TD : 100/70 mmHg S : 36,7 ˚C
N : 82 x/mnt RR : 20 x/mnt
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Tidak pucat, tidak oedem
b. Mata : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda,
sklera putih
c. Mammae : Tidak dilakukan pemeriksaan.
d. Abdomen : Bentuk normal, tidak ada massa abnormal, tidak ada
luka maupun bekas luka operasi, TFU belum teraba
e. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
f. Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan.
g. Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedema, tidak ada varises.
h. Ekstremitas bawah : Simetris, tidak oedema, tidak ada varises.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. HB : 11,9 gr/dl
b. Goldar : B+
c. GDS : 85
d. Triple Eliminasi : NR

33
e. rapid test : NR

C. ANALISIS
Ny. S 31 Tahun G1P0A0 hamil 7+2 minggu dengan hyperemesis
gravidarum.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberi tahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan kondisi
ibu saat ini.
Rasionalisasi : memberi tahu hasil pemeriksaan merupakan hak
pasien. Sesuai peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor
69 tahun 2014 yaitu pasien berhak mendapatkan informasi yang
meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis. Sehingga dapat
dilakukan KIE tentang ketidaknyamanan dan masalah/gangguan
patologi serta tanda bahaya yang mungkin terjadi pada trimester I dan
memberi tahu penyebab dari mual muntah berlebihan yang saat ini
sedang dialami oleh ibu.
Evaluasi : Ibu dan keluarga telah mengetahui keadaan ibu.
2. Memberi KIE pada ibu dan keluarga tentang kebutuhan asupan nutrisi
untuk ibu dengan hiperemesis gravidarum.
Rasionalisasi : Diet pada ibu mengalami hiperemesis terkadang
melihat kondisi si ibu dan tingkatan hiperemesisnya, konsep saat ini
yang dianjurkan pada ibu adalah makanlah apa yang ibu suka dengan
makan sedikit-sedikit tapi sering juga jangan paksakan ibu memakan
apa yang saat ini membuat mual karena diet tersebut tidak akan
berhasil malah akan memperparah kondisinya.
Evaluasi : Ibu mau menerima saran yang diberikan
3. Memberi tahu ibu dan keluarga cara mengurangi mual muntah berlebih
yang dialami ibu saat ini, seperti :
a. Makan dalam porsi kecil tapi sering. Termasuk camilan diantara
makanan utama. Lebih baik makan 6 porsi kecil daripada 2-3 porsi
yang lebih besar.
b. Jika muntah-muntah, minumlah sesering mungkin air
jus/jus/teh/sup secara sedikit sedikit sepanjang hari untuk
menghindari kekurangan cairan tubuh.
c. Hindari minum saat makan. Usahakan minum ½ jam sebelum atau
sehabis makan. Makan dan minum perlahan-lahan

34
d. Usahakan duduk tegak ketika makan
e. Coba untuk tidak berbaring sampai kira-kira 1-2 jam setelah
makan. Biarkan makanan tercerna betul sebelum tiduran.
f. Hindari makanan terlalu berlemak seperti gorengan, sosis, bumbu
kacang, makanan bersantan seperti gulai, laksa atau lontong sayur.
Makanan beraroma tajam atau terlalu berbumbu, ikan asin, terasi
dll.
Rasionalisasi : Banyak cara untuk mengurangi mual muntah pada saat
hamil, hal ini dilakukan sebagai upaya mengembalikan kondisi tubuh
pada saat kehilangan cairan dan langkah mengurangi
ketidaknyamanan akibat mual maupun muntah
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengerti dan dapat mengulangi
KIE yang diberikan
4. Menyarankan ibu untuk melakukan komunikasi afirmasi untuk
mengurangi mual yang dialaminya.
Rasionalisasi : Sugesti yang diciptakan mampu mempengaruhi
keadaan dan mendistrak kondisi tubuh yang dialami, sehingga
komunikasi afirmasi dapat meminimalisir mual muntah yang alaminya.
Evaluasi : Ibu menerima saran dan mau melakukan ketika di rumah
5. Menyarankan dan mengajarkan pada ibu dan keluarga teknik
akupressure untuk mengurangi mual muntah yang dialami ibu.
Rasionalisasi : pijat yang dilakukan pada titik pericardium 6 akan
memperkecil rangsangan mual muntah sehingga menghilangkan
keluhan atau gejala mual muntah.
Evaluasi : Ibu dan suami sudah mengerti dan dapat mengulangi KIE
yang diberikan.
6. Menganjurkan ibu untuk menghindari stres atau merasa terbebani
dengan kondisinya saat ini.
Rasionalisasi : Hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan dampak
psikologis berupa kecemasan, rasa bersalah dan marah jika gejala mual
dan muntah semakin memberat. Selain itu dapat terjadi konflik antara
ketergantungan terhadap pasangan dan kehilangan kontrol jika wanita
sampai berhenti bekerja. Kontak dengan orang lain juga berubah
karena wanita mengalami perubahan yang sangat kompleks terhadap
kehamilannya. Berkolaborasi dengan DSOG untuk pemberian therapy
dan tindakan selanjutnya.
Evaluasi : Ibu dan suami sudah mengerti tentang KIE yang diberikan.

35
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter, advice dr.,SpOG. yaitu:
a. Injeksi Ranitidine 25 mg/mL
b. Injeksi Ondansentron 4 mg/2 mL

c. infus d5% 20 tts/mnt


Rasionalisasi :
a. Ranitidine injection 25 mg/mL mengandung HCL 25 mg/mL
merupakan obat yang diindikasikan untuk perawatan mengobati
tukak lambung, tukak duodenum, hiperasiditas lambung, erosife
esofaginitis, mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri
H.pylori.
b. Ondansetron 4mg/2mL mengandung ondansetron 4mg/2mL
merupakan obat yang diindikasikan untuk perawatan mengurangi
rasa mual dan muntah.
c. Infus d5% mengandung dextrose anhydrate cairan ini di
indikasikan untuk terapi pengganti cairan tubuh saat mengalami
dehidrasi.
Evaluasi : Ibu sudah diberikan terapi obat berdasarkan advice dokter.

36
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil


dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan memahami
penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. R usia 31 tahun G 1P0A0 7+2 minggu
dengan hyperemesis gravidarum. Pembahasan ini akan diuraikan sebagai
berikut:

A. SUBJEKTIF
Data subyektif yaitu diambil dengan cara wawancara dengan pasien
dengan menayakan keluhan utama, dan memperhatikan hal-hal yang
mencemaskan dari pasien.
Pada kasus di atas, setelah dilakukan pengkajian data subjektif pada
Ny. R didapatkan ibu mengeluh sering merasa mua-mual, muntah ± 8 kali
sehari, tida nafsu makan dan pusing, tidak selera makan dan pusing. Pada
kehamilan trimester I, ada beberapa ketidaknyamanan yang dialami oleh
seorang ibu hamil salah satunya yaitu mual muntah, namun ada beberapa
kondisi dimana mual muntah dapat sangat mengganggu hingga menimbulkan
dehidrasi pada ibu hamil, mual muntah ini biasa disebut sebagai hyperemesis
gravidarum. Meskipun mual dan muntah akan menghilang dengan sendirinya
ketika kehamilan memasuki trisemester kedua, tetapi mual dan muntah patut
diwaspadai. Trimester pertama merupakan masa kritis saat janin berada
dalam tahap awal pembentukan organ-organ tubuh. Jika janin mengalami
kekurangan gizi tertentu, pembentukan organ yang sempurna bisa mengalam
kegagalan. selain itu janin beresiko lahir dengan berat badan lahir rendah.
(Triyana, 2013).
B. OBJEKTIF
Pada kasus ibu hamil Ny. R usia 31 tahun G1P0A0 usia kehamilan 7+2
minggu. Pada data objektif didapatkan : Keadaan umum: sedang, Kesadaran:
compos mentis. Tanda – Tanda Vital : TD 100/70 mmHg, Suhu : 36,7˚C
Respirasi : 20 x/menit, Nadi : 82 x/menit. BB sekarang 49 kg, BB sebelum
hamil 51 Kg.
Runiari (2010 hal 58) menyatakan bahwa tidak ada batasan yang jelas
antara mual yang bersifat fisiologis dengan hiperemesis gravidarum, tetapi

37
bila keadaan umum ibu hamil terpengaruh sebaiknya dianggap sebagai
hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala hiperemesis
gravidarum dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan sebagai berikut :
1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada
tingkatan ini ibu hamil merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100
kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, dapat disertai peningkatan
suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
2. Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, suhu
kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun,
hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari
hawa pernapasan karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula
ditemukan dalam urine.
3. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun,
serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang
dikenal sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti
nistagmus, diplopia, dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini
juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina.
Pada pemeriksaan Head to toe dalam batas normal, saat dilakukan palpasi
pada abdomen ibu, TFU belum teraba. Menurut Manuaba (2007) sebelum
akhir bulan ke III atau usia kehamilan belum mencapai 12 minggu fundus
uteri belum teraba di luar / di atas simfisis.
Jadi simpulan dari pemeriksaan data obyektif penulis menemukan bahwa
Ny. S usia 31 tahun G1P0A0 usia kehamilan 7+2 minggu mengalami
hyperemesis gravidarum tingkat I, tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan pengkajian.
B. ANALISA
Pada kasus Ny. S usia 31 tahun G 1P0A0 usia kehamilan 7+2 minggu
dengan hyperemesis gravidarum. Apabila tidak ditangani dengan benar, akan
muncul masalah potensial, dalam kasus ini adalah Hiperemesis Graviadrum

38
tingkat II . Pada langkah ini penulis melakukan kolaborasi dengan dokter
obgyn dalam pemberian therapy.

C. PELAKSANAAN
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pada klien dan
keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan sepenuhnya oleh bidan
atau sebagian lagi oleh klien atau tim kesehatan lain.
Penatalaksanaan mual pada kehamilan terdiri dari farmakologi dan
non farmakologi, adapun terapi farmakologi yang dapat diberikan pada
asuhan kebidanan dengan mual muntah yaitu therapy sesuai advice dokter
obgyn adalah Injeksi Ranitidine 25 mg/mL, mengandung HCL 25 mg/mL
merupakan obat yang diindikasikan untuk perawatan mengobati tukak
lambung, tukak duodenum, hiperasiditas lambung, erosife esofaginitis,
mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri H.pylori. Injeksi
Ondansentron 4 mg/2 mL, mengandung ondansetron 4mg/2mL merupakan
obat yang diindikasikan untuk perawatan mengurangi rasa mual dan muntah.
infus d5% 20 tts/mn, mengandung dextrose anhydrate cairan ini di
indikasikan untuk terapi pengganti cairan tubuh saat mengalami dehidrasi.
Adapun terapi non farmakologi yaitu melakukan pijatan pada titik
pericardium 6, stimulasi pada titik pericardium 6 dapat mengaktifkan system
modulasi pada system opioid, system non opioid dan inhibisi pada syaraf
simpatik yang diharapkan akan terjadi penurunan frekuensi mual. Stimulasi
titik 6 pericardium dapat menyebabkan reaksi system saraf yang bersifat
local, stimulasi titik pericardium 6 langsung berhubungan dengan nervous
medianus karena letak titik pericardium 6 tepat berada diatas nervous
tersebut.[ CITATION psu08 \l 1033 ].
Hal ini sejalan dengan penelitian yang mengatakan bahwa stimulus
yang dilakukan pada titik pericardium 6 efektif dalam menurunkan intensitas
mual muntah, ibu hamil yang tidak dapat minum obat dapat menggunakan
pijatan pada titik pericardium 6 sebagai pilihan terapi dalam menurunkan
intensitas mual. Adapun efektifitas pijatan pada titik pericardium ini
tergantung pada ketepatan titik saat dipijat. [ CITATION mun15 \l 1033 ]
Didukung oleh penelitian lain yang mengatakan Pijatan di titik
pericardium 6 efektif untuk menurunkan mual muntah saat hamil, penelitian
ini dilakukan pada ibu hamil trimester I di Rumah Bersalin Rachmi
Yogyakarta. Pijatan dilakukan selama 4 hari dan pemberian waktu pijatan

39
selama 30 detik sampai dengan 2 menit tiap merasa mual dan muntah.
[ CITATION dya13 \l 1033 ]
Selain itu Upaya yang dilakukan untuk meringankan atau mencegah
terjadinya mual pada saat hamil, penulis memberikan KIE mengenai masalah
yang dialami ibu dengan melakukan beberapa hal, pemberian afirmasi,
menghindari stress, pada pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur, makan
biskuit atau crackers dan minum segelas air. Ibu hamil juga harus
menghindari makanan pedas dan berbau tajam. Ibu hamil dianjurkan untuk
makan sedikit tapi sering, hal ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah ibu
ketahui, “jika mual makan porsi sedikit tapi sering” cara ini dapat
mempertahankan kadar gula darah. Makan 2 jam sekali sedikit-sedikit lebih
baik dari pada makan tiga kali sehari dalam jumlah banyak. Saat makan
jangan lupa minum air, atau diantara waktu makan dapat membantu
mempertahankan hidrasi tubuh.

40
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada tahap akhir pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan pada Ny. S 31 tahun kehamilan 7+2 minggu G3P2A0 dengan
hiperemesis gravidarum di RSUD Kota Tanjungpinang Tahun 2020 diharapkan
mampu menganalisis semua kasus yang telah di lakukan asuhan kebidanan
sehingga dapat di ambil kesimpulan yaitu :
1. Penulis mampu melakukan pengumpulan data subyektif dan obyektif
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan pada Ny. S 31 tahun kehamilan 7+2
minggu G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum di di RSUD Kota
Tanjungpinang Tahun 2020 .
2. Penulis mampu melakukan assesment atau analisa sehingga penulis
mampu menentukan diagnosa kebidanan pada Ny. S 31 tahun kehamilan
7+2 minggu G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum di RSUD Kota
Tanjungpinang Tahun 2020.
3. Penulis mampu membuat perencanaan , rasionalisasi dan hasil sehingga
penulis dapat mengetahui penatalaksanaan pada Ny. S 31 tahun kehamilan
7+2 minggu G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum di RSUD Kota
Tanjungpinang Tahun 2020 .
4. Penulis mampu melakukan pencatatan/dokumentasi asuhan kebidanan
kehamilan dengan kegawatdaruratan, sehingga penulis dapat mempelajari
dokumentasi sebagai fungsi legalitas pada Ny. S 31 tahun kehamilan 7+2
minggu G1P0A0 dengan hiperemesis gravidarum di RSUD Kota
Tanjungpinang Tahun 2020 .
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan kepada tenaga kesehatan
khususnya bidan antara lain :
1. Bagi Lahan Praktik
a. Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik perlu
menyediakan tenaga bidan yang profesional untuk menunjang
pelaksanaan tugas.
b. Health education perlu ditingkatkan kepada klien maupun keluarganya
agar dapat mengerti dan mau bekerjasama untuk mengatasi masalah,

41
serta partisipasi aktif keluarga tersebut sangat diperlukan dalam
menunjang proses penanganan masalah kegawatan pada persalinan.
c. Upaya untuk meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat khususnya
pada ibu bersalin agar mengetahui tingkat kewaspadaan, deteksi dini
kemungminan yang terjadi pada diri dan bayinya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai sumber referensi, sumber bahan bacaan dan
bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan
kegawatdaruratan pada persalinan.
3. Bagi Profesi
Dapat menambah pengetahuan ilmu kebidanan dan penambahan
keterampilan penanganan kegawatdaruratan khususnya dibidang
kegawatdaruratan maternal .

42
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan Andi Kasrida, U. a. (2017). Faktor yang berhubungan dengan


pengetahuan ibu hamil primigravida dalam pengenalan tanda bahaya
kehamilan. Jurnal Voice of Midwifery, Vol 07 No.09 , 1-14.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, (2019). Profil Kesehatan Provinsi


Kepulauan Riau 2018. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau.

Heazell, Alexander, 2006. Acupressure for the in patient treatment of nausea and
vomiting in early pregnancy: A randomized control trial. American Journal
of Obstetrics and Gynecology (2006) 194,815-20. UK

Hernani dan Winarti, C. 2013. Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya
dalam Bidang Kesehatan. Bogor : Balai Besar Penelitian Dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian.

Hidayat, A. A. A., & Uliyah, M. 2008. Praktikum keterampilan dasar praktik


klinik: Aplikasi dasar-dasar praktik kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Mayasari, Dyah Ayu. 2013. Efektifitas terapi Relaksasi Akupresure terhadap


Keluhan Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester I di Rumah Bersalin
Rachmi Yogyakarta. Skripsi Ilmu Keperawatan. Yogyakarta : STIKES
Jend. A. Yani

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika Jakarta.

Munjiah Imtihanul, Madjid Tita, dkk. 2015. Differences in the Effect of


Acupuncture and Pyridoxine to Decrease the Intensity of Nausea and
Vomiting With Severe Level of Morning Sickness. IJEMC Volume 2 No.2
Juni 2015.

Muslihatun. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Putri, Ayu Dwi. 2017. Efektifitas Pemberian Jahe Hangat dalam Mengurangi
Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I. Prosiding Seminar
Nasional IKAKESMADA ”Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan
SDGs”.

Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis


Gravidarum. Jakarta: Salemba Medika

World Health Organization (WHO). 2012. Angka Kematian Maternal dan


Neonatal. Amerika: WHO

Sukanta, Oka. Putu. (2008). Pijat Akupresur untuk Kesehatan. Jakarta: EGC.

43
Utami, Fitria Siswi, dkk. 2018. Preceptor Mentor Pembelajaran klinik Kebidanan
dan Pencegahan Infeksi untuk Penguatan Pendidikan Profesi Bidan.
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan. Fakultas Ilmu
Kesehatan : Unisa.

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Wiknjosastro,H., 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Syamsuddin Syahril, L. H. (2018). Hubungan Antara Gastritis, Stres, dan


Dukungan Suami Pasien Dengan Sindrom Hiperemesis Gravidarum di
Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol.2 No.2 , 102-107.

44

Anda mungkin juga menyukai