Anda di halaman 1dari 12

INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA P-ISSN: 2252-7893

Vol. 9, No. 1, 2020 (hal 46-57) E-ISSN: 2615-7489


https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri DOI: 10.20961/inkuiri.v9i1.41381

ANALISIS KEMAMPUAN TPACK (TECHNOLGICAL,


PEDAGOGICAL, AND CONTENT, KNOWLEDGE) GURU
BIOLOGI SMA DALAM MENYUSUN PERANGKAT
PEMBELAJARAN MATERI SISTEM
PEREDARAN DARAH

Joko Suyamto1, Mohammad Masykuri2, Sarwanto3


1 Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126, Indonesia
djokersuper38@gmail.com
2,3 Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126, Indonesia

Abstrak

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut,
seorang guru perlu memahami dan mimiliki kemampuan Technological Pedagogical Content
Knowledge (TPACK) yang merupakan pengembangan dari Pedagogical Content Knowledge (PCK)-
nya Shulman (1986). TPACK merupakan pengetahuan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam
pengajaran materi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru biologi di
SMA dalam aspek TPACK. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik
cluster sampling . Sampel yang digunakan adalah 3 guru biologi di 3 sekolah (selanjutnya diberi
kode B1, B2, dan B3) se – kecamatan gondang. Data dikumpulkan melalui metode observasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemahaman materi / Content knowledge (CK) guru B1 sebesar 76%,
B2 sebesar 80% dan B3 sebesar 72% dalam kategori baik. Skor pada pengetahuan pedagogical
knowledge (PK) guru B1 sebesar 50%, B2 sebesar 45%, dan B3 sebesar 60%. Skor pada
pengetahuan technological knowledge (TK) guru B1sebesar 48,5%, B2 sebesar 40%, dan B3 sebesar
40%. Skor pada aspek Technological content knowledge (TCK) guru B1 sebesar 60%, guru B2 60%
dan guru B3 40%. Skor pada aspek technological pedagogical knowledge (TPK) guru B1 60%, B2
67%, dan B3 60%. Skor aspek pedagogical conten knowledge (PCK) guru B1 60%, guru B2 40%,
dan B3 54%. Skor pengetahuan TPACK guru B1 47%, guru B2 47%, dan B3 60%.

Kata Kunci : Perangkat Pembelajaran, TPACK, Guru SMA, Sistem Peredaran Darah

Pendahuluan terkecuali dalam bidang pendidikan


(Wasitohadi, 2009). Diawal tahun 2006
Tantangan perkembangan dunia perkembangan teknologi pendidikan
semakin berorientasi menuntut berkembang ke arah pemecahan masalah
tersedianya sumber daya manusia (SDM) belajar paradigma ini diorientasikan
yang menguasai ilmu pengetahuan, untuk menjabarkan teknologi pendidikan
teknologi dan seni (IPTEKS). Perubahan agar dapat mengatasi masalah belajar
dunia yang semakin cepat harus diiringi secara lebih terarah dan terkendali (
dengan praktik pendidikan yang relevan Raiser, 2008). Menyimak
dengan tuntutan perubahan tersebut. perkembangannya, teknologi pendidikan
Fenomena seperti itu terjadi secara dapat dikatakan sebagai suatu proses
menonjol berkenaan dengan sistematik dalam membantu
perkembangan teknologi informasi dan memecahkan masalah – masalah dalam
komunikasi (ICT). Perkembangan pembelajaran (Miarso, 2004).
teknologi informasi telah mengubah Sebagian besar guru baru
berbagai aspek kehidupan manusia, tak menyadari akan pentingnya teknologi

46
untuk pendidikan/ pembelajaran, namun karakter untuk menjadi alat mencapai
belum berupaya untuk menerapkannya tujuan pendidikan nasional. Dapat
(Wasitohadi, 2009). Guru merupakan disimpulkan bahwa guru memiliki
salah satu faktor penentu keberhasilan peranan dalam mendidik sebagai sumber
dalam proses pembelajaran. Kualitas belajar, fasilitator, pengelola,
guru merupakan faktor penting dalam demonstrator, pembimbing dan
meningkatkan kualitas pendidikan, motivator (Sanjaya, 2013).
seperti catatan dalam laporan McKinsey Fakta dilapangan dijumpai bahwa
yang menyatakan bahwa “ kualitas sekolah dan guru di Indonesia masih
sistem pendidikan tidak mungkin memiliki permasalahan antara lain adalah
melampui kualitas gurunya “ (Barber dan standar guru, penguasaan materi, dan
Mourshed, 2007, 16). Guru bertugas rendahnya media dan teknologi / Literacy
merencanakan dan melaksanakan proses media and Technology. Tidak ada
pembelajaran, menilai, melakukan perbedaan kualitas pendidikan Indonesia
penelitian dan pengkajian serta membuka sebelum dan sesudah sertifikasi guru
komunikasi dengan masyarakat (Sagala, dilaksanakan. Bahkan Bank Dunia
2009). Undang – undang nomor 14 tahun menegaskan bahwa sertifikasi guru tidak
2005 pasal 8 tentang guru dan dosen memperlihatkan dampak yang nyata
menerangkan bahwa guru wajib memiliki terhadap hasil pendidikan
kualifikasi akademik S1/D4, kompetensi, walaupunsudah menghabiskan dana yang
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan cukup besar (Joope De Ree, dkk, 2012).
rohani, serta memiliki kemampuan untuk Menurut Sopan Adrianto, Wakil Kepala
mewujudkan tujuan pendidikan nasional Dinas Pendidikan DKI Jakarta
(Chang, dkk, 2014). Sedangkan pada menyatakan bahwa tunjangan yang
pasal 10 menyatakan bahwa kompetensi diberikan pemerintah terkait sertifikasi
guru sebagaimana dimaksud dalam pasal ternyata tidak berdampak maskimal pada
8 meliputi kompetensi pedagogik, kinerja guru, dan kemampuan pedagogik
kompetensi kepribadian, kompetensi guru juga lebih rendah, dan ia
sosial, dan kompetensi profesional yang menyatakan bahwa dengan adanya
diperoleh melalui pendidikan profesi. sertifikasi ini guru bukan memikirkan
Namun data guru dari sensus PMPTK bagaimana meningkatkan profesionalitas
kemendiknas (SIMPTK, 2006) dan kompetensi tetapi hanya memikirkan
menyatakan bahwa hanya 37 persen dari bagaimana memperbanyak sertifikasi
semua guru memiliki kualifikasi tersebut. (http : // cnnindonesia.com/ dipublikasi
Guru yang bermutu adalah guru yang pada 11/06/2015/ 16.07). Ditambah
menguasai keempat kompetensi guru dan dengan hasil Uji Kompetensi Guru tahun
profesionalitas dalam memfasilitasi 2012 yang di rilis oleh Kemendikbud RI
siswanya untuk belajar (Ridla, 2008). memperlihatkan bahwa rata – rata guru di
Guru sebagai pendidik wajib Indonesia baru mencapai nilai 44 dari
memiliki kemampuan pedagogik, antara skala 100
lain pengembangan kurikulum, silabus (http://ukg.kemendikbud.go.id).
dan perencanaan pembelajaran. Dalam Tantangan berat yang dihadapi
undang – undang nomor 20 Tahun 2003 dunia pendidikan di Indonesia dalam
tentang sistem pendidikan nasional kompleks global adalah kemampuan
berfungsi mengembangkan kemampuan guru dalam merancang perencanaan
dan karakter serta peradaban bangsa yang pengembangan kompetensi guru yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan disebut dengan TPACK atau
kehidupan bangsa. Untuk itu guru harus Technological Pedagogical Content
mampu mengembangkan perangkat Knowledge. TPACK merupakan
pembelajaran berbasis kemampuan dan integrasi pengetahuan dan ketrampilan

47
yang komprehensif dalam hal materi, dan Koehler (2008) bahwa “TPACK is an
pedagogi yang dipadukan dalam emergent from of knowledge that goes
perkembangan teknologi. TPACK beyond all three core component
pertama kali dicetuskan oleh Shulman (Content, Pedagogy, and Technology),
(1987) dan dikembangkan oleh Koehler technological pedagogical content
& Mishra (2008). TPACK dianggap knowledge is an understanding that
sebagai kerangka kerja berpotensi yang emerges from interactions among
dapat memberikan arah baru bagi guru content, pedagogy and technology
dalam memecahkan masalah terkait knowledge”. TPACK adalah dasar dari
dengan mengintegrasikan TIK ke dalam mengajar efektif dengan teknologi,
kegiatan belajar mengajar di ruang kelas memerlukan pemahaman tentang
(Hewitt, 2008). representasi dari konsep – konsep yang
TPACK (Technological menggunakan teknologi, teknik
Pedagogical Content Knowledge) yang pedagogis yang menggunakan teknologi
dicetuskan oleh Shulman (1987) tentang dalam cara yang kontruktif untuk
PCK (Pedagogical Content Knowledge) mengajarkan materi, pengetahuan
yang menjelaskan tentang teknologi tentang apa yang membuat konsep sulit
pendidikan dan interaksi PCK satu atau mudah untuk belajar dan bagaimana
dengan yang lain untuk menciptakan teknologi dapat membantu memperbaiki
pembelajaran yang efektif dengan beberapa masalah yang dihadapi siswa
penggunaan teknologi. Kemudian konsep dan teori epistemologi, dan pengetahuan
TPACK dikembangkan oleh Punya tentang bagaimana teknologi dapat
Mishra dan Matetew JJ. Koehler (2008) digunakan untuk membangun
oleh karena adanya perkembangan pengetahuan untuk mengembangkan
teknologi yang pesat di masyarakat. metode / cara baru atau memperkuat yang
Mishra & Koehler (2008) menjelaskan lama.
bahwa prinsip TPACK merupakan TPACK adalah kerangka kerja
penggabungan teknologi, pedagogi, isi / yang mencoba memahami hubungan
materi yang diterapkan dalam satu antara pengetahuan tentang pengajaran
konteks. Kerangka TPACK hasil dari (pedagogical knowledge), dan
pengembangan Mishra & Koehler penggunaan teknologi (technologi
sebagaimana gambar 1. knowledge). Dalam TPACK,
pengetahuan guru untuk
mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaranmembuat pembelajaran
menjadi efektif dan efisien. Integrasi
teknologi dianggap sebagai sebagai
komponen pengajaran yang terkait erat
dan termasuk juga dalam PCK (Oyanagi
dan Satake, 2016).
Guru profesional harus memiliki
kompotensi TPACK yang memadai,
karena TPACK berada dalam ranah
empat kompetensi utama seorang guru
yang meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi
Gambar 1. Framework TPACK dari Mishra sosial dan kompetensi profesional.
&Koehler (2008)
Doering, Veletsianos, Schrber, & Miller
(2009) dalam penelitiannya menayatakan
Komponen TPACK dijelaskan
bahwa pengintegrasian TPACK mampu
dalam www.tpack.org oleh Mishra &

48
meningkatkan kepercayaan diri serta menggunakan skala Likert sesuai dengan
peningkatan kompetensi konten, tabel 1 :
pedagogis, dan teknologi guru dalam
mendesain pembelajaran. Oleh sebab itu Tabel 1. Kategori Skala Likert
pola pengembangan kompetensi guru Interval Kriteria
3,25 < skor ≤ 4,00 Sangat Baik (SB)
dengan TPACK merupakan jalan yang 2,50 < skor ≤ 3,25 Baik (B)
sesuai untuk menjamin terlaksananya 1,75 < skor ≤ 2,50 Kurang (K)
1,00 < skor ≤ 1,75 Sangat Kurang)
pembelajaran yang sesuai dengan
(Widyoko, 2014)
tuntutan dan perubahan yang terjadi. Rumus yang digunakan untuk
Sebelum dilakukan pengembangan mengubah skor yang diperoleh ke dalam
kompetensi guru, harus dianalisis kondisi bentuk persentase, sebagai berikut.
kemampuan TPACK guru yang akan
menjadi landasan perumusan kebijakan. 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖
TPACK dianggap sebagai framework 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
yang dapat memberikan arah baru bagi = X 100%
guru untuk memecahkan masalah tentang 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
bagaimana mengintegrasikan TIK ke Data yang diperoleh selanjutnya
dalam pembelajaran di kelas (Hewitt, diubah dalam kreteria kualitatatif pada
2008). tabel 2.
Tabel 2. Rentang Persentase dan Kreteria
Kualitatif
Metode Penelitian Nilai Rentang Kriteria
Kualitatif
Jenis penelitian ini adalah 1 0 – 20 Sangat kurang
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, 2 21 – 40 Kurang
3 41 – 60 Cukup
dengan pengambilan sampel dengan 4 61 – 80 Baik
teknik cluster sampling. Dari 6 sekolah di 5 81 -100 Sangat baik
Kecamatan Gondang, sebanyak 3 (Sugiyono, 2013)
sekolah dipilih berdasarkan kriteria jenis
sekolah yaitu sekolah swasta. Jumlah
responden pada setiap SMA yang terlibat
Hasil Penelitian dan Pembahasan
ditentukan dengan teknik random
Data yang diperoleh dari observasi
sampling yaitu 1 guru dari setiap sekolah
terhadap guru di SMA Gondang diberi
yang mengajar di kelas XI dari 3 sekolah
kode B1, guru di MA Nahdlatul Ulama
SMA / MA yang berada di Kecamatan
Gondang diberi kode B2, dan guru di MA
Gondang kabupaten Sragen. Data yang
Nurul Huda Gondang diberi kode B3.
diperoleh di lapangan melalui observasi
Analisis TPACK terbagi menjadi
diolah dengan menggunakan analisis
beberapa aspek yaitu, Technological
kuantitatif. Selanjutnya data tersebut
Knowledge (TK), Pedagogical
dianalisis dengan metode Miles dan
Knowledge (PK), Content Knowledge
Huberman yaitu reduksi data (Sugiyono,
(CK), Technological Pedagogical
2013).
Knowledge (TPK), Pedagogical Content
Teknik dan alat yang digunakan
Knowledge (PCK) dan Technological
untuk mengumpulkan data penelitian
Content Knowledge (TCK).
adalah dengan lembar observasi
1. Content Knowledge (CK)
pembelajaran. Data penelitian yang
Content Knowledge merupakan
diperoleh akan dianalisis dengan statistik
pengetahuan tentang terhadap mata
deskriptif dan analisis dokumen.
pelajaran yang akan dipelajari atau
Prosedur analisis data dihasilkan
diajarkan (Schmidt, dkk., 2009).
dari instrumen penelitian yang
Content knowledge mengarah kepada

49
pengetahuan atau kekhususan disiplin No Komponen CK Rerata
5Menggunakan sumber
ilmu atau pelajaran. Content 5 terbaru seperti buku, jurnal, 4
knowledge ini berbeda di tiap untuk meningkatkan
tingkatannya mulai dari tingkat dasar khazanah ilmu biologi yang
dimiliki.
hingga tingkat sekolah menengah
dasar. Seorang guru diharapkan
2. Pedagogical Knowledge (PK)
menguasai kemampuan ini untuk
Pedagogical knowledge
mengajar. Content knowledge juga
merupakan proses mengajar yang
penting karena kemampuan tersebut
melibatkan metode termasuk
menentukan cara kekhasan berfikir
pengetahuan mengelola kelas,
dari disiplin ilmu pada setiap
memberikan penilaian,
kajiannya.
mengembangkan rencana
Data hasil analisis kemampuan
pembelajaran dan proses belajar siswa
content knowledge pada tiga sekolah
(Schmidt, dkk., 2009). Pedagogical
didapatkan hasil rata – rata sebesar
knowledge mendeskripsikan tujuan
76% pada kategori baik. Pada tebel 2
umum pengetahuan dalam mengajar.
dapat dilihat bahwa B1 memiliki skor
Kemampuan mengajar merupakan
76% pada kategori baik, B2 memiliki
ketrampilan yang harus
skor 80 % pada kategori baik, dan B3
dikembangkan oleh guru supaya
memiliki skor 72% pada kategori
mampu mengelola dan mengorganisir
baik. Hasil ini menunjukkan bahwa
kelas dalam aktifitas pembelajaran
responden telah memiliki kemampuan
dan dapat mencapai tujuan yang telah
dalam menguasai materi yang baik
ditentukan.
dan diajarkan kepada siswa dengan
Pengetahuan yang diharapkan
baik.
Tabel 3. Analisis kemampuan aspek
meliputi pemahaman aktifitas
CK pengelolaan kelas, peran motivasi
No Kode Skor Kreteria siswa, rencana pembelajaran, dan
Guru CK (%) kualitatif penilaian pengajaran. Kemampuan
1 B1 76 Baik
2 B2 80 Baik
pedagogical knowledge juga
3 B3 72 Baik mendeskripsikan pengetahuan dari
Rata – rata 76 Baik metode mengajar yang berbeda – beda
Selanjutnya semua skor masing – meliputi pengetahuan untuk
masing komponen pada bagian CK mengetahui bagaimana
untuk semua guru dapat dilihat secara mengorganisasikan aktivitas kelas
jelas pada tabel 4. Data ini yang kondusif.
menunjukkan bahwa kemampuan Analisis kemampuan aspek
masing – masing komponen pedagogical knowledge pada tiga
dikategorikan cukup dengan nilai rata sekolah mempunyai rata – rata yaitu
– rata 3,8 pada kategori cukup. 51,6 % pada kategori cukup. Pada
Tabel 4. Skor rata – rata setiap tabel 5 dapat diketahui B1
komponen CK
No Komponen CK Rerata
mempunyai skor 50% pada kategori
1 Menguasai materi yang 4 cukup, B2 mempunyai skor 45 %
diajarkan pada kategori cukup, dan B3
2 Memberikan contoh – 4
contoh yang relevan dalam
mempunyai skor 60 pada kategori
meningkatkan pemahaman cukup. Hasil ini menunjukkan bahwa
siswa kemampuan dalam menguasai
3 Menyampaikan materi 3,4
secara logis, jelas dan pedagogi pembelajaran adalah cukup.
sesuai dengan RPP
4
Menjawab pertanyaan 3,4
4 siswa dengan tepat

50
Tabel 5. Analisis kemampuan aspek PK responden B1 adalah 48,5% pada
Skor Kriteria kategori cukup, B2 sebesar 40% pada
No Kode Guru
PK (%) kualitatif
kategori kurang, dan B3 sebesar 40
1 B1 50 Cukup pada kategori kurang. Kemampuan
2 B2 45 Cukup terhadap penguasaan pengetahuan
3 B3 60 Cukup teknologi dari ketiga responden
Rata – rata 51,6 Cukup mempunyai rata – rata cukup, namun
pada responden B2 dan B3
Rata – rata kemampuan mempunyai pengetahuan kurang,
untuk tiap indikator PK terhadap 3 sehingga harus meningkatkan
pengetahuan terhadap penggunaan
guru dapat dilihat pada tabel 6.
teknologi.
Tabel 6. Nilai rata – rata komponen PK Tabel 7. Nilai rata – rata aspek TK
No Komponen PK Rerata No Kode Guru Skor TK Kreteria
(%) kualitatif
1 Memiliki strategi / cara 2,6
yang bervariasi dalam 1 B1 48,5 Cukup
menanamkan konsep 2 B2 40 Kurang
kepada siswa 3 B3 40 Kurang
2 Menggunakan metode dan 2,3 Rata – rata 42,8 Cukup
teknik penilaian yang
bervariasi
3 Menguasai dan mengelola 2,6 Selanjutnya semua skor masing
kelas dengan baik – masing komponen pada aspek TK
4 Melakukan tindakan 2,6
reflektif untuk
untuk 3 guru dapat dilihat pada tabel
meningkatkan kualitas 8.
pembelajaran
Tabel 8. Nilai pada komponen TK
No Komponen TK Rerata
3. Tecknological Knowledge (TK) 1 Menguasai teknologi yang 2,3
Technological knowledge digunakan dengan baik
merupakan pengetahuan tentang 2 Teknologi yang digunakan 2,3
memiliki daya tarik bagi
beragam teknologi dari mulai yang siswa
terendah hingga teknologi paling 3 Teknologi yang digunakan 2,3
terbaru yaitu teknologi digital. berhasil meningkatkan
minat dan motivasi siswa
Penggunaan teknologi harus 4 Teknologi yang digunakan 2
disesuaikan dengan perkembangan mudah untuk dioperasikan
zaman dan berkembang secara 5 Teknologi yang digunakan 2
sesuai dengan
kontinu. Technological knowledge perkembangan zaman
meliputi pemahaman bagaimana 6 Teknologi yang digunakan 2,6
sesuai dengan tingkat
menggunakan sofeware dan hardware pemahaman siswa
komputer atau teknologi dalam 7 Teknologi yang digunakan 2
konteks pendidikan. Tecknological membantu memecahkan
masalah
knowledge meliputi kemampuan
adaptasi dan mempelajari teknologi
4. Technological Content Knowledge
terbaru. Kemampuan tersebut perlu
(TCK)
dimiliki karena perkembangan dan Schmidt, dkk. (2000),
perubahan teknologi yang terus
mengemukakan bahwa TCK sebagai
berkembang. penegtahuan tentang bagaimana
Analisis kemampuan teknologi dapat menciptakan sebuah
technological knowledge pada 3 guru gambaran baru terhadap materi
dalam mengelola perangkat tertentu. Guru dapat melakukan
pembelajaran mempunyai skor sata –
pendekatan baru menggunakan TCK
sata yaitu 42,8% pada kategori cukup. terhadap sebuah materi untuk
Pada tabel 7 menunjukkan nilai pada selankutnya diajarkan kepada siswa.

51
TCK mendeskripsikan pengetahuan cara guru mengajar (Schmidt, dkk.
dari hubungan timbal balik antara 2009). TPK terjadi karena adanya
teknologi dan konten (materi). hubungan timbal balik antaa
Teknologi akan berdampak pada apa teknologi dan pedagogi. Pengetahuan
yang diketahui dan pengenalan tersebut memungkinkan untuk
terhadap hal baru sehingga akan memahami penggunaan teknologi apa
mempengaruhi bagaimana seseorang yang tepat untuk mecapai tujuan
dapat memberikan gambaran pada pedagogi, serta memungkinkan guru
konten (materi) dengan cara berbeda untuk memilih media yang tepat
dari sebelumnya. berdasarkan kelayakan dan
Analisis kemampuan 3 guru pendekatan pedagogi tertentu.
dalam technological content Teknologi dapat memberikan
knowledge mempunyai skor rata – metode baru yang digunakan dalam
rata 53,3 % pada kategori cukup. Pada proses mengajar dan dapat
tabel 9 menunjukkan kemampuan memudahkan untuk diaplikasikan
yang bervariasi, responden B1 dalam pembelajaran. Sebagai contoh
mempunyai skor 60% pada kategori pembelajaran sistem online learning
cukup, responden B2 mempunyai yang disebabkan oleh perkembangan
skor 60% pada kategori cukup, dan dan kebutuhan masyarakat menuntut
responden B3 mempunyai skor 40% guru dan pengajar lebih inovatif dan
pada kategori kurang. Responden kreatif.
mempunyai kemampunan dalam Analisis kemampuan guru di tiga
menggunakan teknologi yang sekolah pada aspek TPK mempunayi
bevariasi. skor rat – rata 62,3%. Responden B1
Tabel 9. Nilai rata – rata aspek TCK mempunyai skor 60% pada kategori
No Kode Guru Skor Kreteria cukup, B2 mempunyai skor 67% pada
TCK (%) kualitatif
1 B1 60 Cukup kategori baik, dan B3 mempunyai
2 B2 60 Cukup skor 60% pada kategori cukup.
3 B3 40 Kurang
Rata – rata 53,3 Cukup
Tabel 11. Nilai rata – rata aspek TPK
No Kode Guru Skor TPK Kreteria
Analisis data terhadap rata – (%) kualitatif
rata kemampuan aspek TCK untuk 1 B1 60 Cukup
2 B2 67 Baik
ketiga guru dapat dilihat pada tabel 3 B3 60 Cukup
10. Rata – rata 62,3 Cukup

Tabel 10. Nilai pada komponen TCK


No Komponen TCK Rerata
Rata – rata kemampuan setiap
1 Teknologi yang digunakan relevan dengan 3 komponen TPK ketiga guru dapat
materi yang diajarkan dilihat pada tabel 12.
2 Teknologi yang digunakan dapat 2,6
meningkatkan pemahaman siswa
Tabel 12. Nilai pada komponen TPK
3 Mengembangkan aktivitas dan tugas siswa 2,3
yang melibatkan penggunaan teknologi No Komponen TPK Rerata
1 Menggunakan aplikasi 3,3
komputer dalam pembelajaran
5. Technological Pedagogical 2 Memilih teknologi yang sesuai 3
Knowledge (TPK) dengan pendekatan dan strategi
pembelajaran
Technological Pedagogical 3 Menggunakan fasilitas internet 3
Knowledge (TPK) merupakan untuk berkomunikasi dengan
siswa misalnya untuk
pengetahuan tentang bagaimana mengumpulkan tugas atau
beragam teknologi dapat digunakan bahan ajar.
dalam pengajaran dan penggunaan
teknologi tersebut mampu mengubah

52
6. Pedagogical Content Knowledge Tabel 14. Nilai pada komponen TCK
(PCK) No Komponen TCK Rerata
1 Memilih pendekatan dan 2,3
Pedagogical content strategi pembelajaran yang
knowledge yaitu pengetahuan sesuai dengan materi kimia
pedagogi yang berlaku untuk yang di ajarkan
pengajran konten yang spesifik. 2 Memberikan soal – soal 3
Pengetahuan ini termasuk untuk untuk mengukur
pemahaman siswa
mengetahyui pendekatan apa yang mengenai materi yang
tepat untuk proses pengajaran dan diakarkan
mengetahui bagaimana elemen 3 Mempersiapkan RPP 2,3
konten dapat diatur untuk sendiri dan dikonsultasikan
dengan Pengawas
pembelajaran yang baik (Mishra &
Koehler, 2006). Shulman (1986)
menyatakan bahwa pengajaran efektif
7. Technological Pedagogical and
memerlukan lebih dari sekedar
Content Knowledge (TPACK)
pemisahan materi dan pedagogi. PCK
TPACK merupakan pengetahuan
juga mengakui kenyataan bahwa
tentang interaksi yang kompleks
konten yang berbeda akan cocok
domain prinsip pengetahuan (konten,
dengan metode mengajar yang
pedagogi, teknologi). Pembelajaran
berbeda. PCK memiliki makna lebih
pada masa modern menuntut
dari sekedar ahli konten atau tahu
pemahaman guru untuk bisa
pedoman umum pedagogis, tetapi
mengkolaborasikan dengan teknologi.
lebih kepada pemahaman kekhasan
Jadi tidak hanya aspek pedagogi saja
saling mempengaruhi konten dan
tetapi aspek konten dan teknologi juga
pegagoginya.
menjadi pertimbangan dalam hal
Analisis kemampuan 3 guru
pelaksanaan pembelajaran di kelas
dalam aspek PCK mempunyai nilai
yang modern dan inovatif. Guru harus
rata – rata 51,3% pada kategori cukup.
memiliki pemahaman terhadap
Tabel 13 menunjukkan bahwa
interaksi kompleks antara 3
responden B1 mempunyai skor 60%
komponen dasar yaitu PK, CK,dan
pada kategori cukup, B2 mempunyai
TK dengan cara mengajarkan materi
skor 40% pada kategori kurang, dan
menggunakan metode pedagogik dan
B3 mempunyai skor 54 pada kategori
teknologi yang sesuai (Mishra &
cukup. Dari data tersebut dapat dilihat
Koehler, 2006).
bahwa responden mempunyai
Kerangka TPACK juga
kemampuan menyajikan materi yang
berfungsi sebagai sebuah teori dan
beragam.
konsep untuk peneliti dan pendidik
Tabel 13. Nilai rata – rata aspek PCK dalam mengukur kesiapan calon guru
No Kode Skor Kreteria atau guru dalam mengajar efektif
Guru PCK (%) kualitatif dengan penggunaan teknologi.
1 B1 60 Cukup TPACK akan berdampak pada guru
2 B2 40 Kurang
3 B3 54 Cukup
mengingat hubungan teknologi,
Rerata 51,3 Cukup pedagogi, dan konten tidak dapat
dipisahkan. Sehingga guru akan
Rata – rata kemampuan setiap menghadapi lebih besar tantangan di
komponen PCK ketiga guru mata masa mendatang dan berbanding
pelajaran dapat dilihat pada tabel 14. lurus dengan perkembangan
teknologi. Sudah seharusnya guru
menjadi aktif dalam pengembangan

53
dan desain pembelajaran maupun Hasil perolehan skor rata- rata
kurikulum. dalam aspek TPACK dapat dilihat pada
Penelitian mengenai tabel 16.
Technological Pedagogical Content Tabel 16. Nilai rata – rata setiap komponen
Knowledge (TPACK) telah dilakukan TPACK
No Komponen TPACK Rerata
oleh Chai, Koh, & Tsai (2013). 26 Memilih strategi 2,6
Penelitian tersebut menelaah sekitar pembelajaran dan teknologi
74 literatur meliputi jurnal dan artikel yang sesuai dengan materi
yang terkait dengan TPACK. Hasil kimia yang akan digunakan
penelitian tersebut secara tidak pada kegiatan pembelajaran
27 Memadukan pengetahuan 2,3
langsung menyatakan bahwa guru biologi, pengetahuan
memerlukan TPACK untuk pedagogi, dan pengetahuan
pembelajaran efektif di kelas teknologi yang dimiliki
meskipun penelitian lebih mendalam dalam mewujudkan
pembelajaran efektif
mengenai TPACK masih perlu 28 Menerapkan strategi 2,6
dilakukan. Kerangka TPACK pembelajaran yang tepat dan
memiliki dampak yang signifikan menggunakan aplikasi
terhadap guru dan pendidik guru. komputer yang beragam
Kerangka TPACK mendeskripsikan dalam pelaksanaan
pembelajaran
berbagai jenis pengetahuan yang guru
butuhkan untuk mengajar secara
Dari data tabel 16 bahwa
efektif dengan bantuan teknologi dan
berbagai prsedur yang kompleks ketiga guru sudah cukup mampu
dalam bidang interaksi dalam menggunakan teknologi dan
pengetahuannya. mengintegrasikannya ke dalam
Analisis kemampuan 3 guru proses pembelajaran yang efektif
dalam aspek TPACK mempunyai rata sehingga dapat merubah cara guru
– rata 51,3% pada kategori cukup. mengajar dan meningkatkan
Tabel 15 menunjukkan persentase pemahaman siswa. Setelah
skor dari 3 responden. Responden B1 dilakukan analisis keseluruhan
mempunyai skor 47 pada kategori data tersebut didapat hasil rata –
cukup, B2 mempunyai skor 47 pada rata setiap aspek TPACK yang
kategori cukup, dan B3 mempunyai
disajikan pada gambar 2.
skor 60 pada kategori cukup. Dari
data tersebut dapat dilihat bahwa 3
responden mempunyai penguasaan
integrasi materi, penyajian dan
penggunaan teknologi yang cukup,
namun harus ada upaya maksimal
dalam aplikasi dalam pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil
belajara dan motivasi siswa.
Tabel 15. Nilai rata – rata aspek TPACK
No Kode Skor Kreteria
Guru TPACK kualitatif
(%)
1 B1 47 Cukup
2 B2 47 Cukup
3 B3 60 Cukup
Rerata 51,3 Cukup
Gambar 2. Diagram persentase rata – rata
kemampuan TPACK guru SMA

54
Gambar 2 diatas dapat dilihat mendalam mengenai TPACK masih
bahwa TPACK terdiri dari beberapa perlu di lakukan. Kerangka TPACK
aspek yang digabung menjadi satu memiliki dampak yang signifikan
yaitu, technological knowledge (TK), terhadap guru dan pendidik. Kerangka
pedagogicali knowledge (PK), TPACK mendeskripsikan berbagai
Content knowledge (CK), jenis pengetahuan yang guru
Technological content knowledge butuhkan untuk mengajar secara
(TCK), pedagogical conten efektif dengan bantuan teknologi dan
knowledge (PCK), technological berbagai prosedur yang kompleks
pedagogical knowledge (TPK). mengenai bidang interaksi
Berdasarkan kriteria kualitatif pengetahuaanya. Menurut NCTM
pada tabel 1 bahwa kemampuan guru (2000), penggunaan teknologi dalam
di SMA tergolong cukup baik untuk pembelajaran berpengaruh pada apa
semua komponen TPACK. Presentase yang diajarkan dan kapan suatu materi
tertinggi pada aspek CK dengan skor pembelajaran muncul di dalam
72%, sementara persentase terendah kurikulum. Oleh karena itu, guru
terdapat pada TK yaitu 42,8%. Faktor perlu guru perlu memastikan bahwa
yang menyebabkan perolehan penggunaan teknologi dalam
persentase kegiatan pada aspek TK pembelajaran tersebut efektif.
kurang baik karena masih banyak Berdasarkan penelitian Lestari
guru yang belum bisa (2015, 557), beberapa fakta yang
mengintegrasikan antara TK, Ck, dan mempengaruhi kemampuan TPACK
PK dengan baik. Hal ini sesuai dengan guru adalah banyaknya pengalaman
penelitian yang dilakukan oleh Hayati belajar yang didapat oleh pemerintah
(2014), bahwa semua aspek dalam dengan tujuan untuk meningkatkan
TPACK mempengaruhi secara kualitas guru. Sehingga lamanya
signifikan terhadap keberhasilan pengalaman mengajar tidak
integrasi antara TPACK dengan berbanding lurus dengan peningkatan
pembelajaran. TPACK sangat penting kemampuan TPACK. Hal ini
bagi kemampuan menyusun dipengaruhi oleh banyak faktor,
perangkat pembelajaran, guru dapat antara lain kesibukan yang dihadapi
menggunakan teknologi dengan baik oleh guru senir, sehingga
dalam kegiatan pembelajaran, jika menyebabkan para guru senior tidak
guru dapat mengintegrasikan enam dapat menyempatkan waktunya untuk
jenis pengetahuan ke dalam perangkat mempelajari hal yang baru, terutama
pembelajaran yang disusunnya kemajuan- kemajuan teknologi dalam
(Harris, dkk., 2011). Hasil penelitian mendukung proses pengajaran di
ini sesuai dengan hasil penelitian yang kelas. Oleh karena itu, sebagian besar
dilakukan oleh Graham, dkk. (2012) guru senior masih banyak yang
yang meneliti kemampuan TPACK menerapkan metode
pada guru. pembelajarankonvensional.
Penelitian mengenai TPACK Sebaliknya para guru yang memiliki
telah dilakukan oleh Chai, Koh &Tsai pengalaman mengajar 11 – 15 tahun
(2013). Penelitian tersebut menelaah dapat melakukan transformasi di
74 literatur meliputi jurnal dan artikel dalam kelasnya menggunakan
terkait dengan TPACK. Hasil teknologi. Hal ini dikarenakan
penelitian secara tidak langsung kesibukan guru yang memiliki
menyatakan bahwa guru memerlukan pengalaman mengajar 11-15 tahun,
TPACK untuk pembelajaran efektif tidak sebanyak kesibukan yang
dikelas meskipun penelitian lebih dimiliki oleh guru yang memiliki

55
pengalaman mengajar 16 tahun atau Chang, M., S. Shaeffer, S. Al-Samarrai, A.
lebih. Ragatz, J. de Ree and R. Stevenson.
(2014). Teacher Reform in Indonesia:
The Role of Politics and Evidence in
Kesimpulan dan Rekomendasi Policy Making. Directions in
Development, No. 16355.
Berdasarkan hasil analisis Washington, DC: World Bank.
kemampuan TPACK guru dalam Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu
mengembangkan perangkat Pendidik dan Tenaga Kerja (PMPTK).
pembelajaran dengan sampel 3 guru (2008). Data Basis Guru. SIMPTK
SMA di kec- Gondang Kabupaten 2006 PMPTK (Direktorat Jenderal
Sragen, dapat disimpulkan bahwa Peningkatan Mutu Pendidik dan
kemampuanTPACK guru tergolong Tenaga Kependidikan). 2008
Presentation on costs associated with
cukup baik dengan skor technological
the Teacher Law of 2005, Yogyakarta,
knowledge (TK) sebesar 42,8%, Indonesia.
pedagogical knowledge (PK) sebesar
51,6%, Content knowledge (CK) sebesar Harris, J. B., & Hofer, M. J (2011).
76%, Technological content knowledge Technological Pedagogical Content
(TCK) sebesar 53,3%, pedagogical Knowledge (TPACK) in Action : A
Descriptive Study of Secondary
conten knowledge (PCK) sebesar 51,3%,
Teachers’ Curriculum Base,
technological pedagogical knowledge Technology – Related Instructional
(TPK) sebesar 62,3% dan TPACK Planning. Journal of Research on
sebesar 51,3%. Pemanfaatan teknologi Technologi in Education, 43 : 211-
informasi dan komunikasi dalam 229.
pembelajaran bisa jadi alternatif untuk
Hayati, D. K., Sutrisno, & Lukman, A.
perbaikan tersebut. Untuk mampu (2014). Pengembangan Kerangka
mengitegrasikan teknologi informasi dan Kerja TPACK pada Materi Koloid
komunikasi dalam mengajar diperlukan untuk Meningkatkan Aktivitas
kerangka Technological Pedagogical Pembelajaran dalam Mencapai HOTS
Content Knowledge (TPACK) oleh Siswa. Edusains, 3: 53- 61.
seorang guru. Oleh karena itu sudah Hewitt, J. (2008). Reviewing the handbook of
seharusnya guru di Indonesia memiliki technological pedagogical
kemampuan tersebut agar bisa pedagogical content knowledge
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (TPACK) for educators. Canadian
sehingga bangsa Indonesia bisa bersaing Journal of Science, Mathematics, and
dengan bangsa lainnya di era Masyarakat Technology Education, 8 (4), 355 –
Ekonomi Asean (MEA) saat ini. 360.
Hofer, Mark dan Judi Harris. (2012).
“TPACK Research with Inservice
Daftar Pustaka Teachers: Where’s the TCK?.
Proceedings of Society for
Barber, M., & Mourshed, M. (2007). How the Information Technology & Teacher
World’s Best Performing Schools Education International Conference”,
Come Out on Top. New York : (Online), (http://www.editlib.org/p/40
McKinsey & Company. 52., diakses pada 10 Januari 2019
Chai, C. -S., Koh, J. H. -L., & Tsai, C. -C. http://ukg.kemdikbud.go.id. Diakses pada 25
(2013). A Review of Technological januari 2019/17.40
Pedagogical Content Knowledge.
EducationalTechnology & Society, 16 Joope De Ree, dkk. (2012). Penelitian untuk
(2), 31–51. Bank Dunia, “Transforming
Indonesia’s Teaching
Force.”http://www.worldbank.org/in/

56
country/indonesia/brief/world-bank- Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna
and education-in-indonesia Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Koehler, M. J., & Mishra, P. (2008). What Is Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian
Technological Pedagogical Content Pendidikan, Jenis, Metode, dan
Knowledge? Contemporary Issues in Prosedur. Jakarta : Kencana Prenada
Technology and Teacher Education. Media Grup.
CITE Journal, 9(1), 60-70
Schmidt A., Denise dkk. (2009).
Lestari, Suci. (2015). Analisis Kemampuan Technological Pedagogical Content
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK): The
Knowledge (TPACK) pada Guru Development and Validation of an
Biologi SMA dalam Materi Sistem Assessment Instrument for Preservice
Saraf. Seminar Nasional XXI Teachers. Journal of Research and
Pendidikan Biologi FKIP UNS. 557- Technology Education, XLII (2): 123–
563. 149.
Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Shulman, L. S. (1986). Those Who
Teknologi Pendidikan. Jakarta : Understand, Knowledge Growth in
Prenada Media dan Pustekom Diknas. Teaching. Educational Researcher
Vol. 15, No, 2, Page 4-14.
Mishra, P. dan M. J. Koehler. (2006).
Technological Pedagogical Content Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Knowledge: A Framework for Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Teacher Knowledge. Teachers Kualitatif, dan R&D. Bandung:
College Record. 6 (108): 1017-1058. ALFABETA. 2012 (cet. 15)
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Sukirman, (2012). Pengembangan Media
Profesional Menciptaklan Pembelajaran. Yogyakarta :
Pembelajaran Kreatif dan Pedagogia.
Menyenangkan. Bandung : Remaja
Warsito, Hadi (2009). Hubungan Antara Self
Rosdakarya.
Efficacy dengan Penyesuaian
NCTM. (2000). Principles and Standards for Akademik dan Prestasi Akademik
School Mathematics. Reston, VA: The (Studi Kasus pada Mahasiswa FIP
National Council of Teacher of Universitas Negeri Surabaya) Jurnal
Mathematics, Inc. Retrieved from. Ilmiah Pendidikan, Vol. IX. No,
http://webapp1.dlib.indiana.edu/virtu
al_disk_library/index.cgi/4273355/FI
D3542/DOCS/ENC2280/28023310.H
TM
Oyanagi, W. And Satake, Y. (2016).
Capacity Building in Technological
pedagogical Content Knowledge for
Preservise Teacher. International
Journal for Educational Media and
Technology, 10 (1), 33 – 44.
Reiser, R and Gagne, R. M. 2008. The
selection of Media for Instruction.
Englewood Cliffs, Nj. Educational
Technology Publications.
Ridla, M. (2008). Profesionalitas Guru
Pendidikan Agama Islam dalam
Proses Pembelajaran. Tadris, 3(1),
30–44.

57

Anda mungkin juga menyukai