NIM : A0018045
Kelas : 3A DIII-Keperawatan
Mata Kuliah : Keperawatan Kritis
1) Tn. MN berusia 64 tahun (BB : 68 kg, TB : 170 cm) dirawat di ruang ICU dengan
diagnosa Supra Ventikular Takikardi (SVT) dan mengeluhkan jantung berdebar-
debar dan merasa pusing. Tn. MN mengatakan memiliki riwayat sakit jantung
sejak 2 tahun yang lalu dan riwayat merokok sejak usia muda dan tidak ada
anggota keluarga yang mengalami penyakit jantung. Tekanan darah 110/80
mmHg resp. rate 24 x/menit, nadi 150 x/menit, irama tidak teratur, denyut nadi
lemah, ekstremitas dingin, warna kulit pucat dan CRT > 3 detik. Pasien
mengatakan tidak nyeri dada kiri, terasa berat seperti ditindih dan hilang saat
berbaring. Hasil pemeriksaan di dapatkan hasil pemeriksaan EKG 12 lead : supra
ventricular takikardi (SVT), hasil pemeriksaan darah lengkap : Hb 11,4 g/dL,
hematokrit 33,2%, monosit 9,6%. Kimia darah : kreatinin darah 1,32 mg/dL, ion
calcium 2,6 mmol/L. Selama dalam proses perawatan Tn. MN mendapatkan terapi
infus NaCl 0,9% 7 tpm/IV, miniaspi 80 mg/oral, Bisoprolol 2,5 mg/oral.
SOAL :
a. Buatlah tabel analisis data untuk menentukan masalah keperawatan serta
rencana asuhan keperawatan yang akan diberikan.
ANALISA DATA
INTERVENSI/PERENCANAAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
Penurunan curah Setelah dilakukan Cardiac Care :
jantung berhubungan tindakan keperawatan Aktivitas :
dengan perubahan penurunan curah - catat adanya
frekuensi jantung jantung teratsi dengan penurnan curah
kriteria hasil : jantung
- tanda-tanda vital - monitor status
dalam batas pernapasan.
normal - evaluasi adanya
- dapat perubahan
mentolenransi tekanan darah
aktivitas - atur periode
- tidak ada latihan dan
kelelahan istirahat untuk
- tidak ada edema menghindari
paru, perifer dan kelelahan
tidak ada asites. - kolaborasi
- status pemberian terapi
pernapasan Vital Sign Monitor
dalam batas - monitor TD, N,
normal S, RR sebelum
dan sesudah
- monitor irama
dan frekuensi
jantung.
Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas Perawatan jantung
berhubungan dengan Setelah dilakukan - pastikan tingkat
ketidakseimbangan tindakan keperawatan , aktivitas pasien
antara suplai dan pasien mampu yang tidak
kebutuhan oksigen melakuakan aktivitas membahaykan
secara mandiri dengan curah jantung
kriteria hasil : atau
- bernapas spontan memprovokasi
saat beraktivitas serangan jantung
- temuan hasil - dorong
EKG normal peningkatan
- kemudahan aktivitas bertahap
dalam ketika kondisi
melakukan sudah di
aktivitas hidup stabilakan(misaln
harian ya dorong
- frekuensi RR aktivitas yang
batas normal lebih ringan atau
waktu yang lebh
singkat dengan
waktu istirahat
yang ssring
dalam melakukan
aktivitas)
b. Tentukan status klien berdasarkan kriteria prioritas pasien yang akan dirawat
di ICU!
jawab : PRIORITAS 2 ( pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan
canggih di ICU, sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif
segera)
2) Tn. Sr usia 58 tahun (BB : 75 kg, TB : 150 cm) dirawat di ruang ICU dengan
diagnose hipertensi dan mengeluhkan sakit kepala sejak 1 minggu SMRS. Sakit
kepala dirasakan memberat dua hari terakhir dengan disertai leher yang kaku.
Sakit kepala dirasakan seperti diikat pada kepala terutama bagian tengkuk, tidak
nyeri telinga. Pasien merasakan mual tetapi tidak muntah. Pasien memiliki riwayat
hipertensi tidak terkontrol selama 10 tahun dan biasa konsumsi obat amlodipin
10mg. Keadaan umum klien baik, tekanan darah 190/120 mmHg, nadi 110/menit,
resp. rate 24 kali/menit dengan suhu 36oC. Dari hasil EKG didapatkan RBBB
komplit dan rontgrn thoraks didapatkan kesan cardiomegali.
Hasil pemeriksaan laborat :
INTERVENSI
2) Tentukan tipe hipertensi krisis yang terjadi pada klien. (Berikan alasan sesuai
dengan data yang ada dalam soal)
jawab : hipertensi emergensi, karena tekanan darah mencapai 180/120 mmHg
atau lebih tinggi. kondisi ini disertai gejala kerusakan pada organ tubuh untuk itu
kondisi ini perlu di segera ditangani agar terhindat dari komplikasi yang
berbahaya.
3) Tentukan status klien berdasarkan kriteria prioritas pasien yang akan dirawat di
ICU!
jawab : PRIORITAS 3 ( Pasien golongan ini adalah Pasien Sakit Kritis yang
Tidak Stabil statsu kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau
penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. namun kemungkinan sembuh
dan manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil.