BAB 1
PENDAHULUAN
paling krusial, dimana tugas penyidikan yang dibebankan kepada Polri sangat
Disamping itu penyidik juga dituntut untuk tidak melanggar Hak Asasi
malakukan tindak pidana. Tantangan lain yang dihadapi oleh penyidik Polri bukan
kejaksaan, tetapi juga kemungkinan akan dituntut oleh pihak tersangka dan
sendiri.
berlangsung.
dampak negatif bagi bekerjanya suatu sistem peradilan pidana dalam menciptkan
berlaku.
yang dilakukan oleh Polres Jombang dalam sistem peradilan pidana yang
dilakukan oleh pihak Kepolisian Resort Jombang. Proses penyidikan dalam hal ini
hingga penyerahan berkas perkara dan tersangka serta barang bukti (P-21),
upaya atau langkah tindakanya dapat berjalan efektif dan efisien dalam rangka
dalam skripsi ini akan akan membahas judul : Tinjauan Hukum Dalam Prosedur
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Peradilan Pidana
Peradilan Pidana.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
peradilan pidana
4
2. Manfaat praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, bagi peneliti Skripsi khususnya,
pidana.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
masalah yang akan dibahas berkaitan dengan realitas sosial dan tingkah
Tingkah laku manusia yang terlibat dalam suatu proses penyidikan juga
diperoleh gambaran yang jelas dan utuh mengenai latar belakang dan seluk
hukum dalam arti aturan interen dan aturan eksteren Polres Kodiri yang
2. Lokasi Penelitian
Polres Jombang. Adapun alasan memilih likasi penelitian ini adalah karena
5
sidik baik oleh penyidik Polres Jombang maupun Penyidik Polsek Jajaran
Polres Jombang baik yang sampai ke pengadiln maupun yang tidak sampai
ke pengadilan.
Jombang;
5) Tersangka yang pernah di sidik oleh Penyidik Polres dan Polsek yang
pernah di sidik oleh Penyidik Polres dan Polsek yang perkaranya tidak
tujuan penelitian, maka data yang diperlukan adalah data primer dan
1
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-teknik-purposive-sampling-menurut-para-
ahli/,
7
primer.
(2). Observasi
5. Analisis Data
uraian-uraian.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penyidikan
kedudukan dan peranan yang sangat penting dan strategis untuk menentukan
mengadili di persidangan.
apabila telah terjadi suatu tindak pidana dan terhadap tindak pidana tersebut dapat
pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil
2
Pasal 1 angka 2 KUHAP
10
penyidikan (Pasal 109 butir (1) KUHAP). Untuk dapat menentukan suatu
peristiwa yang terjadi adalah termasuk suatu tindak pidana, menurut kemampuan
barang atau bahan yang di duga erat kaitanya dengan tindak pida yang terjadi.
adanya persyaratan dan pembatasan yang ketat dalam pengguanaan upaya paksa
serta pengumpulan bukti permulaan yang cukup guna membuat terang suatu
oleh pejabat-pejabat yang untuk itu ditujukan oleh undang-undang segera setelah
mereka dengan jalan apapun mendengar kabar yang sekadar beralasan, bahwa ada
Istilah lain yang dipakai untuk menyebut istilah penyidikan adalah mencari
kejahatan dan pelanggaran yang merupakan aksi atau tindakan pertama dari
akan terjadi atau di duga terjadinya suatu tindak pidan. Penyidikan merupakan
tindakan yang dapat dan harus segera dilakukan oleh penyidik jika terjadi atau
jika ada persangkaan telah terjadi suatu tindak pidana. Apabila ada persangkaan
telah dilakukan kejahatan atau pelanggaran maka harus di usaikan apakah hal
tersebut sesuai dengan kenyataan, benarkah telah dilakukan suatu tindak pidana
yang pada taraf pertama harus dapat memberikan keyakinan walaupun sifatnya
masih sementara, kepada penuntut umum tentang apa yang sebenarnya terjadi atau
tentang tindak pidana apa yang telah dilakukan serta siapa tersangkanya.
3
R.Soesilo, Taktik dan Teknik Penyidikan Perkara Kriminal, Politeia, Bandung, 1974, hal. 38
4
Pinto, Kriminologi Dan Sistem Peradilan Pidana, kumpulan karangan, buku ke-2, Jogjakarta,
2002, hal. 124
12
pada pelaksanaannya kerap kali harus menyinggung martabat individu yang dalam
dalam hukum Acara Pidana yaitu hakikat penyidikan perkara pidana adalah untuk
tindakan yang seharusnya dibebankan padanya. Oleh karena tersebut sering kali
cenderung lama, melelahkan dan mungkin pula dapat menimbulkan beban psikis
mengenai terjadinya suatu peristiwa tindak pidana. Maka berdasar surat perintah
taktik dan teknik penyidikan berdasarkan KUHAP agar penyidikan dapat berjalan
dengan lancar serta dapat terkumpulnya bukti-bukti yang diperlukan dan bila telah
1. Penangkapan
2. Penggeledahan
3. Penyitaan
penyitaan hanya atas benda bergerak, dan untuk itu wajib segera
persetujuan.
dilakukan oleh penyidik hanya dapat dilakukan dengan surat izin dari
4. Pemeriksaan
dalam KUHAP.
16
5. Penahanan
yaitu hak bergerak seseorang yang merupakan hak asasi manusia yang
KUHAP.
dari dua tahap diman pada tahap pertama penyidik menyerahkan berkas
oleh penyidik.
berkas perkara tersebut apakah sudah lengkap atau belum, bila belum
petunjuk penuntut umum dan bila telah lengkap yang dilihat dalam
Lili Rasjidi dan IB Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, (Bandung: Mandar
5
diputus bersalah serta mandapat pidana, disamping itu ada hal lain yang
6
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 1995, hlm.
Ix
20
keluar (output) yang menjadi sasaran kerja sistem peradilan ini, yaitu
sistem, yaitu :
peradilan pidana dan upaya sistem peradilan pidana yang terpadu, yang
7
Romli Atmasasmita (1), Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 2.
21
dipidana;
mengulangi kejahatanya.
terpidana.
tetap merupakan unsur saja dari satu sitem, yaitu sistem peradilan
unsur atau faktor yang saling terkait satu dengan lainnya sehingga
proses peradilan.
kerja yang tulus dan ikhlas serta positif antara aparatur penegak hukum
dibedakan dalam :
peradilan pidana.
9
Muladi, Loc.Cit., hal.16
24
bekerja sebagai sistem adalah (1) kesaran sistem, (2) perilaku sistem,
(3) kultur sistem. Hal-hal ini perlu ditekankan, oleh karena pada
diterjemahkan sebagai suatu sistem yang bekerja sama dalam satu unit
kerjasama yang erat dan tidak ditemukannya satu persepsi yang sama
BAB III
PEMBAHASAN
penyidik dalam hal dan menuntut cara yang diatur dalam undang-undang ini
untuk mecari serta mengumpulkan bukti yang terdiri dan guna menemukan
tersangkanya”.
kunci, yakni (1) bukti yang dicari dan dikumpulkan, (2) tindak pidana menjadi
yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya
penyelidikan itu, yakni (1) orang/pejabat yang menjadi penyelidik, (2) tindakan
mencari dan menemukan, (3) dugaan peristiwa, dan (4) berlanjut/ tidak ke tahap
penyelidikan.
ditemukan, tetapi belum terkumpul. Untuk itu, berarti penyelidik tidak ditugaskan
28
mengumpul, tetapi ia sudah tahu itu ada. Walau mungkin masih tercerai-berai,
tentu saja mengumpul itu bisa dan baik dilakukan, waktu bukan yang utama.
Sasaran temuan penyelidik adalah dugaan delik telah meningkat menjadi terang,
ada delik dan ada tersangka di dalam penyidikan. Terang, karena sudah ada
sedang dicari-cari.
Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tentu yang diberi wewenang
Repiblik Indonesia, (2) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tentu yang diberi wewenang
undang tertentu sebagaimana dimaksud dallam Pasal 284 ayat (2) KUHAP
dilaksanakan oleh penyidik, jaksa, dan pejabat penyidik yang berwenang lainya
berdasarkan perundang-undangan”.
penyidik, (2) jaksa, dan (3) pejabat penyidik yang berwenang lainya berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
11
Leden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana (Penyelidikan dan Penyidikan) Bagian
Pertama Edisi Kedua , Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal. 57
29
Sirkus Hukum”12, menjabarkan PPNS yang biasa menjadi penyidik, antara lain :
Indonesia
SDHE
3 5 Tahun 1992 Benda Cagar Budaya PPNS Diknas
2. PPNS Dishub
6 9 Tahun 1992 Imigrasi PPNS Imigrasi
2. PPNS Dishub
8 22 Tahun 1997 Narkotika PPNS di
beberapa
12
Nikolas Simanjuntak, Acara Pidana Indonesia dalam Sirkus Hukum, Penerbit: Ghalia
Indonesia, 2009
30
departemen yang
lingkup tugas
dan tanggung
jawabnya
mengurus bahan
untuk narkotika
Barang Mewah
Hoc
2. Jaksa Agung RI
13 20 Tahun 2001 Pemberantasan Tindak Pidana Jaksa Agung RI
Korupsi
HAKI
Pelaporan dan
31
Analisis
Transaksi
Keuangan
(PPATK)
2. PPNS
Perikanan
18 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah (Pidana Tamtib/Tibun
Perdata)
Elektronik Teknologi
Informasi dan
Transaksi
Elektronik
Persampahan
Namun yang perlu menjadi catatan pada tabel di atas ada beberapa
penyidik tidak diatur dalam satu bab tersendiri di dalam KUHAP, tetapi
aturan itu ada tersebar di berbagai pasal dan ayat yang relevan dengan
“Nama res untuk penyidik disebut dengan sandi “reserse”, tetapi dalam
seorang polisi adalah untuk menyelidik. Di dalam ketentuan yang berlaku saat
manusuia.
Bilamana saja terjadi dugaan tidak tertib dan tegaknya hukum yang
tugas dari setiap orang yang menjadi Polisi RI, dan tentu itu bermakna sangat
luas, menjangkau tidak hanya untuk pelaksanaan hukum acara pidana. Tetapi,
dugaan tidak tertib dan tegaknya hukum itu wajib bagi setiap polisi untuk
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah;
b. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan serta menghindari segala sesuatuyang dapat merugikan
kepentingan Negara;
c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
d. Menyimpan rahasia Negara dan/atau rahasia jabatan dengan sebaik-
baiknya;
e. Hormat-menghormati antara pemeluk agama;
f. Menjunjung tinggi hak asasi manusia;
g. Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang
berhubungan dengan tugas kedinasan maupun yang berlaku secara
umum;
h. Melaporkan kepada atasanya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahagiakan dan/atau merugikan Negara/Pemerintah;
i. Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat;
j. Berpekaian rapu dan pantas.
tanggungjawab;
13
Sadjijono, Memahami Hukum Kepolisian. PT LaksBang Persindo. Yogyakarta, 2010, hal.94
35
yang berlaku;
g. Bertindak dan bersikap tegas serta berlaku adil dan bijaksana terhadap
bawahanya;
karier;
bermasyarakat :
kepentingan Negara;
hiburan;
h. Menjadi penagih piutang atau menjadi pelindung orang yang punya utang;
j. Menelantarkan keluarga.
k. Memanipulasi perkara;
Indonesia;
q. Menyalahgunakan wewenang;
oleh Penyidik. Dalam artikel Asas Praduga Tak Bersalah Tidak Bisa Diartikan
14
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Penyidikan
Dan Penuntutan, Sinar Grafika,Jakarta, 2009, hal. 34
39
Secara Letterlijik, Guru Besar Hukum Pidana Universitas Trisakti Prof. Andi
bersalah) tidak bisa diartikan secara letterlijik (apa yang tertulis). Menurutnya,
kalau asas tersebut diartikan secara letterlijik, maka tugas kepolisian tidak akan
hak tersangka sebagai manusia diberikan. Hak-hak yang dia maksud misalnya
yakni 1:200, dimana artinya satu orang penyidik mengkover sekitar 200 orang.
Namun yang terjadi dalam Polres Jombang ada sekitar 1.800.000 jumlah
penduduk dengan jumlah penyidik hanya terdapat 42 orang, dimana jika kita
lihat dalam rasio 1 orang penyidik di Polres Jombang harus mengcover sekitar
42.857 orang, yang mana sangat tidak ideal. Sehingga sering menjadikan beban
bagi para penyidik di Polres Jombang. Dan dengan jumlah yang sangat banyak
karena sering juga ditemukan para pelapor tersebut tidak hadir ketika
Harusnya masyarakat paham akan lalu lintas perkara, karena setiap perkara
yang dilaporkan tidak bisa diselesaikan tanpa adanya bantuan dari si pelapor
tersebut.
40
masa depan
dituntut dan diadili maka berubahlah status “tersangka” itu menjadi “terdakwa”.
“terdakwa” ini maka dalam ketentuan Wetboek van Strafvordering Belanda (Ned.
Sv.) kedua istilah tersebut tidak dibedakan, akan tetapi hanya disebut dalam satu
istilah saja yaitu “verdachte”. Pada ketentuan Pasal 27 ayat (1) Ned. Sv. Istilah
“tersangka” ditafsirkan secara lebih luas dan lugas yaitu dipandang sebagai orang
41
menurut asums penulis perbedaan tersebut sifatnya “semu” belaka karena ternyata
diatur dalam bagian yang sama yakni Bab VI tentang Tersangka dan Terdakwa
52 KUHAP).
KUHAP).
10. Hak tersangka atau terdakwa secara langsung atau dengan perantaraan
11. Hak tersangka atau terdakwa mengirim dan menerima surat dengan
13. Hak agar terdakwa diadili di sidang pengadilan secara terbuka untuk
14. Hak tersangka atau terdakwa untuk mengajukan saksi dan ahli yang a
Peninjauan kembali (Pasal 67 jo Pasal 233, Pasal 244 dan Pasal 263
Republik Indonesia ayau pejabat pegawai negeri sipil tentu yang diberi
undang segera setelah mereka dengan jalan apapun mendengar kabar yang
serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan
5) Penahanan sementara.
6) Penggeledahan.
15
Pinto, Loc.Cit., Hal. 124
16
Andi Hamzah, Azas-azas Hukum Pidana, Rineka cipta, Jakarta, 2004, hal. 53
45
9) Penyitaan.
erat antara tugas dan fungsi “penyidik” dan penyelidik”. Titik taut
hanya merupakan salah satu cara atau metode atau sub daripada fungsi
Akan tetapi walaupun titik taut tersebut begitu erat, hal itu bukan
Perbedaan tersebut, ada! Hal ini tampak dalam hal personalia, yaitu kalau
46
“penyidik” itu terdiri dari polisi Negara Republik Indonesia dan pegawai
jawab.
penyitaan;
tindak pidana;
dari tersangka;
atau saksi,
3. Jaksa/Penuntut Umum
menegaskan bahwa :
hakim.
Umum tidak berwenang melakukan penyidikan perkara oleh karena hal ini
yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang. Maka oleh karena itu,
Dr. Andi Hamzah, S.H. dengan bertitik tolak dari optic tugas dan
yuridisnya.
tertutup demikian, dan juga pemisahan yang tajam antara penyidikan dan
perkara. Hal ini dapat disimpulkan dari tulisan Weston dan Wells sebagai
berikut :
secara murni system tertutup. Dalam hal-hal tertentu dapat saja penyidikan
17
Weston dan Kenneth Wells, criminal evidence for police New Jersey: Prentice-Hall Inc, 1986,
hal. 72
51
Kejaksaan.
wewenang :
dengan memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan ayat (4),
dari penyidik;
g. Melakukan penuntutan ;
mempelajari dan meneliti dan dalam tenggan waktu 7 (tujuh hari wajib
Pasal 138 ayat (1) KUHAP adalah tindakan Penuntut Umum dalam
dapat dilakukan penuntutan maka dibuat surat dakwaan (Pasal 140 ayat (1)
KUHAP).
jaksa menentukan perkara itu akan diajukan dengan Acara Singkat atau
Acara Biasa.
kejaksaan.
54
dar seorang ketua dan 2 (dua) orang Hakim Anggota dan seorang Panitera
Pengganti.
kurangnya tiga orang hakim sebagaiman ditentukan Pasal 138 ayat (1)
KUHAP.
4. Penasehat Hukum
dalam ketentuan Bab VII tentang Bantuan Hukum Pasal 35 sampai dengan
yang diancam pidana mati atau ancaman pidana lima tahun atau lebih, juga
bagi mereka yang tidak mampu . Apabila dalam suatu Pengadilan Negeri
maka dapat ditunjuk orang lain yang ahli hukum asal bukan hakim yang
bangsa yang kemudian dijadikan sebagai dasar negara dan idiologi bangsa.
merupakan cerminan visi dan misi negara kita, yang harus tetap
tetap berpegang teguh dan berlandaskan pancasila, maka tujuan negara kita
dalamnya mengenai jenis dan motif kejahatan yang terjadi. Para penyidik
juga harus memahami hal tersebut, sehingga mau tidak mau mereka harus
kejahatan bagi siapa saja yang tidak sadar hukum, dan penyidik dapat
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan bahwa:
yang ada.
2. Di masa yang akan datang, nilai-nilai luhur pancasila dan teknologi harus
penyidikan, sehingga visi dan misi negara dapat terlaksana dan proses
B. Saran
1. Untuk penyidik
2. Untuk pelapor Para pelapor harusnya lebih sadar akan lalu lintas perkara,
DAFTAR PUSTAKA
Muladi dan Arief, 1992. Teori-Teori dsn Kebijakan Pidana. Alumni, Bandung.
Bandung.