Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENYEBAB DBD
Penyebab DBD adalah virus dengue. Sampai saat ini
dikenal dengan 4 serotipe :
Dengue – 1
Dengue – 2
Dengue – 3
Dengue – 4
1
MEKANISME PENULARAN DBD
Seorang yang di dalam darahnya mengandung virus
dengue merupakan sumber penularan DBD. Virus berada
dalam darah selama 4 – 7 hari. Bila penderita DBD digigit
nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap
masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya, virus akan
memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh
nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Diperkirakan 1
minggu setelah menghisap darah penderita nyamuk
tersebut siap menularkan kepada orang lain. Virus ini akan
tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya dan
menjadi penular (Infektif).
2
TANDA-TANDA DBD
Hari pertama sakit: panas mendadak terus-menerus,
badan lemah/lesu. Pada tahap ini sulit dibedakan
dengan penyakit lain
Hari kedua atau ketiga: timbul bintik-bintik perdarahan,
lebam, atau ruam pada kulit muka, dada, lengan, atau
kaki dan nyeri ulu hati. Kadang-kadang mimisan, berak
darah atau muntah darah. Bintik perdarahan mirip
dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk
membedakannya kulit diregangkan; bila hilang berarti
bukan tanda penyakit demam berdarah dengue.
Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara
tiba-tiba. Kemungkinan yang selanjutnya:
Penderita sembuh, atau
Keadaan memburuk yang ditandai dengan
gelisah, ujung tangan dan kaki dingin banyak
mengeluarkan keringat. Bila keadaan berlanjut,
terjadi renjatan lemah lunglai, denyut nadi lemah
atau tak teraba). Kadang-Kadang kesadarannya
menurun.
3
SIFAT NYAMUK Aedes aegypti
Berwarna hitam dengan gelang-gelang (loreng) putih
pada tubuhnya, dengan bercak-bercak putih di sayap
dan kakinya.
4
Gambar 3. Tempat Perindukan Nyamuk
5
Biasanya menggigit pada siang hari.
Nyamuk betina membutuhkan darah manusia untuk
mematangkan telurnya agar dapat meneruskan
keturunannya.
Kemampuan terbangnya 100 meter.
6
Gambar 6. Larva dan Pupa Aedes aegypti
7
gelap dan lembab, berdekatan dengan tempat
perkembang biakannya.
Siklus mengisap darah dan bertelur ini berulang setiap
3-4 hari.
Bila mengisap darah seorang penderita demam
berdarah dengue atau carrier, maka nyamuk ini
seumur hidupnya dapat menularkan virus itu.
Umur nyamuk betina rata-rata 2-3 bulan.
8
PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN
Surveilans vektor
Sangat penting untuk menentukan distribusi,
kepadatan populasi, habitat utama larva, faktor resiko
berdasarkan waktu dan tempat yang berkaitan dengan
penyebaran dengue.
Survei jentik dilakukan dengan cara melihat atau
memeriksa semua tempat atau bejana yang dapat
menjadi tempat berkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) merupakan bentuk
evaluasi hasil kegiatan. Angka Bebas Jentik dan
House Indeks lebih menggambarkan luasnya
penyebaran nyamuk di suatu wilayah.
Pengendalian vektor
Kimiawi :
Digunakan insektisida yang ditujukan pada nyamuk
dewasa atau larva misalnya organoklorin,
organofosfor, karbamat, dan pyrethoid.
9
Gambar 8. Pestisida Pembasmi Nyamuk Dewasa dan
Jentk
Hayati :
Sering disebut dengan pengendalian biologis
menggunakan organisme sebagai pathogen, parasite,
dan pemangsa misalnya ikan untuk memakan larva
nyamuk.
10
Fisik:
Mencegah nyamuk kontak dengan manusia yaitu
memasang kawat kasa pada pintu, lubang jendela, dan
ventilasi di seluruh bagian rumah. Hindari
menggantung pakaian di kamar mandi, di kamar tidur,
atau di tempat yang tidak terjangkau sinar matahari.
11
Menyingkirkan/Mendaur Ulang :
Menyingkirkan/mendaur ulang barang bekas yang
dapat menampung air hujan.
Plus :
Memperbaiki saluran air, mengganti air vas
bunga/minuman burung, membuang air tampungan
dispenser, menaburkan abate, memelihara ikan, tidak
menggantung baju.
12
PENGENDALIAN JENTIK DENGAN OVITRAP
Ovitrap digunakan untuk menangkap telur nyamuk. Ovitrap
juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus. Ovitrap memiliki kelebihan
untuk memonitoring populasi nyamuk sehingga membantu
upaya pengendalian vektor DBD.
JENIS OVITRAP
Autocidalovitrap
13
Mosquito Larvae Trapping Device (MLTD)
Lethalovitrap (LO)
14
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI DBD
Pengertian surveilans
Menurut Depkes RI tahun 2003, surveilans epidemilogi
adalah suatu rangkaian proses pengamatan yang terus
menerus sistematik dan berkesinambungan dalam
pengumpulan data, analisis dan interpretasi data
kesehatan dalam upaya untuk menguraikan dan memantau
suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan
penanggulangan yang efektif dan efisien terhadap masalah
kesehatan masyarakat tersebut.
Tujuan Surveilans
Surveilans bertujuan untuk memberikan informasi tepat
waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga
penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dilakukan
respon pelayanan kesehatan dengan lebih efektif.
Fungsi Surveilans
Fungsi inti, meliputi deteksi, pelaporan, investigasi, dan
konfirmasi, analisis, dan interpretasi, dan aksi/respon.
Fungsi penunjang, meliputi pelatihan, supervisi,
sumberdaya, dan standar atau panduan.
15
JUMANTIK
Pengertian Jumantik
Juru pemantau jentik atau Jumantik adalah orang yang
melakukan pemeriksaan, pemantauan & pemberantasan
jentik nyamuk khususnya Aedes aegypti dan Aedes
albopictus.
Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik
Gerakan 1 rumah 1 jumantik adalah peran serta dan
pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan setiap
keluarga dalam pemeriksaan, pemantauan dan
pemberantasan jentik nyamuk untuk pengendalian
penyakit tular vektor khususnya DBD melalui
pembudayaan PSN 3M PLUS.
16
Jumantik Rumah
Jumantik rumah adalah kepala keluarga / anggota keluarga
/ penghuni dalam satu rumah yang disepakati untuk
melaksanakan kegiatan pemantauan jentik di rumahnya.
Kepala Keluarga sebagai penanggung jawab Jumantik
Rumah.
Jumantik Lingkungan
Jumantik lingkungan adalah satu atau lebih petugas yang
ditunjuk oleh pengelola tempat – tempat umum (TTU) atau
tempat – tempat institusi (TTI) untuk melaksanakan
pemantauan jentik di:
TTI : Perkantoran, sekolah, rumah sakit.
TTU : Pasar, terminal, pelabuhan, bandara, stasiun,
tempat ibadah, tempat pemakaman, tempat wisata.
Koordinator Jumantik
Satu atau lebih jumantik/kader yang ditunjuk oleh Ketua RT
untuk melakukan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan jumantik rumah dan jumantik lingkungan
(crosscheck).
17
Supervisor Jumantik
Satu atau lebih anggota dari Pokja DBD atau orang yang
ditunjuk oleh Ketua RW/Kepala Desa/Lurah untuk
melakukan pengolahan data dan pemantauan
pelaksanaan jumantik di lingkungan RT.
Alur Pelaporan Hasil Pemantauan Jentik
18
UKURAN KEPADATAN NYAMUK
Ditjen PPM-PL (2002), menjelaskan bahwa untuk
mengetahui kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti
atau keberadaan jentik di suatu lokasi dapat dilakukan
beberapa survey di rumah penduduk, antara lain:
Survey single larva
Setiap kontainer yang ditemukan ada jentik, maka
satu ekor jentik akan diambil dengan cidukan
(gayung plastik) untuk pemeriksaan spesies jentik.
Survey single visual
Untuk mengetahui keberadaan jentik secara visual,
hanya dilihat dan dicatat ada atau tidak adanya jentik
di dalam kontainer.
19
CARA SURVEY JENTIK
Alat dan Bahan:
PSN kit berupa topi, rompi, tas kerja, alat tulis, form
pemantauan, senter, pipet dan plastik tempat jentik dan
larvasida.
Cara Kerja:
Periksalah tempat penampungan air didalam dan diluar
rumah seperti bak mandi, drum, ember untuk
mengetahui ada tidaknya jentik, periksa juga tempat
yang berpotensi menampunga air seperti barang bekas,
lubang bendera, pelepah pohon.
Jika penglihatan pertama tidak menemukan jentik
tunggu sekitar 1/2 – 1 menit untuk memastikan benar
tidak ada jentik.
Menggunakan senter untuk memeriksa jentik ditempat
gelap.
Jika air keruh gunakan selang yang dapat meyedot air
hingga dasar kontainer yang dialirkan ke ember untuk
melihat keberadaan jentik.
Ketika menemukan kontainer positif jentik, sarankan
kepada pemilik rumah untuk membersihkan kontainer
tersebut.
Catat hasil survey jentik pada form pemantauan.
Berilah edukasi pada pemilik rumah
20
Kartu Pemeriksaan Jentik Rumah/Lingkungan
Jumantik
………….
21
Kartu Pemeriksaan Jentik Kader
Jumantik
………….
22
CARA PEMBUATAN OVITRAP MODIFIKASI
1. Botol air mineral 1500 ml dibuang tutupnya dan dibelah
menjadi dua bagian dengan pisau cutter sesuai ukuran
seperti tertera pada ilutrasi.
23
3. Dus Styrofoam dipisahkan menjadi dua bagian, masing-
masing bagian dapat untuk menutup dua ovitrap.
24
5. Kertas buram dipotong dengan ukuran 8 cm x 16 cm, lalu
lipat dan potong sesuai pola, lalu dimasukkan ke dalam
rangkaian bagian atas.
25
7. Dirangkaikan antara bagian atas dengan bagian bawah.
26
CARA MEMBUATLARUTAN ATRAKTAN OVITRAP
Larutan Rendaman Jerami
Larutan atraktan yang digunakan untuk menarik Aedes
sp. betina untuk bertelur pada ovitrap. Larutan dibuat
dari 125 gram batang padi kering yang direndam
dalam 15 liter air keran dan didiamkan dalam kontainer
yang tertutup rapat selama tujuh hari.
Alternatif Atraktan:
Larutan Gula & Ragi
Campur 50 gram gula merah dengan 200 ml air panas.
Biarkan campuran dingin. Tambah ragi. tidak perlu
diaduk nanti akan menghasilkan karbondioksida
sebagai penarik perhatian nyamuk
27
HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM
PELETAKKAN OVITRAP
Ovitrap diletakkan ditempat yang diperkirakan terdapat
banyak nyamuk atau sering ditemukan nyamuk di
tempat tersebut.
28
Ovitrap diluar rumah dijauhkan dari hewan ternak atau
peliharaan.
Ovitrap diluar rumah tidak diletakkan dibawah talang
(saluran air dari atap).
29
DAFTAR PUSTAKA
30