Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ficky Yuwan Dirta

Kelas : 1C (TOE)
Nim : 1941220007
Matkul : Service Kendaraan Bermotor

1. A.Uraian kelistrikan menggunakan sistim magnit


(sepeda motor scooter)
Dalam spul terdapat magnet dan kumparan atau lilitan yang berbahan tembaga. interaksi
antara magnet dan kumparan tembaga yang akan menghasilkan listrik. Saat magnet berputar,
medan magnet bergerak dengan gerakan bolak-balik. Gerakan bolak-balik tersebut ditangkap
oleh kumparan atau lilitan tembaga, Gerakan bolak-balik magnet yang ditangkap oleh lilitan
tembaga menghasilkan listrik. Makanya aliran listrik yang berasal dari spul masih bersifat
Alternating Current (AC) alias gerakan bolak-balik.
Tapi untuk pengisian, aki butuh arus Direct Current (DC)?
Aliran listrik dari spul kemudian naik ke kiprok, nah di kiprok arus listrik yang AC diubah ke
DC, Ada yang diubah ke DC kemudian disimpan di aki, ada yang masih AC kemudian
disalurkan ke lampu utama dan lampu senja serta sistem pengapian.

B. Sistem kelistrikan yang lain pada sepeda motor jepang (Honda dll)

Sistem kelitrikan pengapian lainnya adalah CDI


Sepeda motor rata-rata menggunakan sistem pengapian tipe CDI atau capacitor
discharge ignition.Prinsip kerja pengapian CDI sepeda motor.Pengapian CDI memanfaatkan
komponen capacitor yang mampu menyimpan dan melepaskan sejumlah elektron secara
spontan. Kemampuan ini digunakan untuk melakukan induksi elektromagnetik pada ignition
coil.Arus discharge dari capacitor akan diarahkan menuju kumparan primer sehingga pada
kumparan sekunder coil terjadilah peningkatan tegangan mencapai 20 KV bahkan lebih.
Tegangan ini selanjutnya dikirim ke busi untuk dipercikan.
2. Gambar dan jelaskan prinsip kelistrikan pada koil (kumparan
primer dan sekunder) dan berapa hasil voltase yang dihasilkan !

coil adalah komponen yang berfungsi untuk menaikan tegangan baterai dari 12
Volt menjadi tegangan tinggi hingga 20 KV melalui proses induksi elektromagnetik.
Beberapa tipe ignition coil adalah:

1) Single Coil
Jenis single coil atau coil tabung menjadi komponen yang populer
untuk sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian transistor.  coil ini
hanya berjumlah satu untuk mensuplai energi listrik bertegangan tinggi ke
masing-masing busi.  Tegangan yang dihasilkan bisa mencapai 10 hingga 20 KV.
2)  Individual Coil Pack
Individual coil pack, digunakan pada sistem pengapian DLI (Distributor less
Ignition).  Bentuk coil ini lebih kecil dan berjumlah sesuai jumlah silinder.
tegangan sekunder yang dihasilkan lebih besar daripada coil biasa. Output yang
dihasilkan bisa mencapai 40 KV.

3)  Dual Coil Pack


Dual coil pack, memiliki bentuk yang lebih kecil dibandingkan coil jenis
tabung. Dual coil pack hampir sama dengan individual coil pack namun jumlah
coil pada dual coil pack berjumlah dua buah yang bekerja secara bergantian.
Sehingga saat salah satu coil bekerja, maka akan menghasilkan output yang
dikirimkan ke dua silinder. Sehingga dua busi akan bekerja bersama saat langkah
kompresi dan langkah buang.

a. Kumparan primer
Kumparan primer memiliki dua buah terminal yaitu terminal positive dan terminal
negative. Terminal positif terhubung dengan arus listrik yang berasal dari baterai,
sementara terminal negative terhubung dengan kontak point (platina). Kumparan primer
berfungsi untuk menciptakan medan magnet disekeliling kumparan. Luas penampang
kawatnya lebih besar dibandingkan dengan luas penampang kumparan sekunder.
Jumlah lilitan kawatnya lebih sedikit dari pada kumparan sekunder yaitu jumlah lilitan
nya sekitar 400 lilitan
b. Kumparan secundair
Kumparan sekunder di dalam koil pengapian akan menghubungkan antara terminal
positif dengan terminal tegangan tinggi koil. Kumparan sekunder merubah induksi
menjadi tegangan tinggi untuk disalurkan ke busi. Luas penampang kawatnya lebih kecil
dibandingkan dengan luas penampang pada kumparan primer. Jumlah lilitan kawatnya
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan kawat pada kumparan primer yaitu
sekitar 30.000 lilitan.

3. Gambar dan jelaskan apa itu distributor / platina, kondensor, dll


sistem kelistrikannya untuk dialirkan ke busi !

Distributor adalah poros putar tertutup yang digunakan dalam mesin


pembakaran internal percikan api yang memiliki kunci kontak mekanis. Fungsi
utama distributor adalah untuk mengarahkan arus sekunder, atau tegangan tinggi,
dari koil pengapian ke busi dengan urutan pembakaran yang benar, dan untuk
jumlah waktu yang tepat.
 Fungsi Distributor Assy yaitu mengarahkan tegangan tinggi dari koil ke
masing2 busi atau mendistribusikan tegangan tinggi ke masing-masing
busi, cara kerja Distributor Mobil yaitu menghubungkan dan memutuskan
arus pada rangkaian primer dan menghasilkan tegangan tinggi.
Menjadikan tepat waktu pembangkitan tegangan tinggi sesuai dengan
putaran mesin ( bagian mekanis centrifugal advancer dan vacum
advancer ). Meneruskan arus bertegangan tinggi pada busi sesuai dengan
dengan urutan pengapian.
b. Platina

Fungsi Platina  - Platina atau breaker point merupakan salah satu komponen


sistem pengapianyang berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik
yang mengalir melalui kumparan primer pada ignition coil untuk menghasilkan
arus listrik tegangan tinggi pada kumparan skunder pada ignition coil, dengan
jalan induksi magnet listik (electromagnetic induction). Platina bekerja seperti
switch (saklar) yang menyalurkan supply listrik dari kumparan primer koil ke
massa dan memutuskan aliran listrik tersebut untuk menghasilkan induksi
tegangan tinggi. Pembukaan dan penutupan platina digerakkan secara mekanis
oleh cam/nok yang menekan bagian tumit dari platina pada interval waktu yang
ditentukan.

c. Rangkian sistem kelistrikan pada busi

Pada saat engine hidup maka nok distributor juga


akan berputar. Pada saat ujung nok menekan ebonit
pada platina atau kontak pemutus maka platina akan
membuka sehingga arus primer tidak akan mengalir.
Pada saat nok tidak menekan ebonit maka platina
akan menutup sehingga arus primer akan mengalir.
Hal tersebut akan bekerja berulang-ulang pada saat
engine hidup.
4. Pengertian sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition)
dan EFI (Electric Fuel Ignition) !
a. CDI (Capacitor Discharge Ignition) menurut fungsinya adalah mengatur
waktu/timing untuk meletikan api pada busi yang sudah dibesarkan oleh coil
untuk memicu pembakaran pada ruang bakar mesin. Sistem pengapian ini
terdiri dari beberapa komponen utama yaitu spul pengapian, CDI, pulser, koil
pengapian, dan busi. Spul pengapian befungsi sebagai sumber arus dan pulser
berfungsi sebagai pemberi sinyal ke unit CDI serta mengatur waktu
pengapian. 

CDI (Capacitor Discharge Ignition) 


Unit CDI berfungsi sebagai penyalur dan pemutus arus  sedangkan koil pengapian
berfungsi untuk menghasilkan tegangan tinggi yang  kemudian menghasilkan bunga
api listrik pada busi. 

CDI yang beredar saat ini adalah tipe standard, racing limitter, racing unlimitter dan
programmable. Pengaturan pemantikan api akan memaksimalkan akselerasi dan
power mesin hingga maksimal karena pada saat uap bahan bakar yang telah tercampur
udara masuk ke ruang bakar akan terbakar sempurna sehingga tidak ada bahan bakar
yang terbuang. 

Pemasangan CDI haruslah simple seperti penggunaan CDI standard bawaan motor.
CDI Racing Limitter adalah Cdi Racing yang kurvanya sudah ditinggikan namun
masih mempunyai limiter. Fungsi dari limiter ini adalah untuk menjaga mesin di
putaran yang seharusnya agar umur mesin dapat lebih panjang. 

CDI Programmable biasanya digunakan oleh para racing team, karena


penginstalasiannya yang agak rumit dan kesalahan setting dapat mengakibatkan
kerusakan pada mesin.
b. EFI( Electronic Fuel Injection)

Pengapian elektronik dirancang untuk mengatasi kekurangan - kekurangan


dari sistem pengapian konvensional. Kekurangan waktu pengaliran primer pada
pengapian diperbaiki dengan cara memberi waktu pengaliran arus kumparan primer
lebih lama (sudut dwell diperbesar) pada saat putaran semakin tinggi. Pengajuan saat
pengapian diatur secara elektronik dengan membaca putaran mesin dan beban yang
terjadi. Keausan mekanis dapat dikurangi dengan tidak adanya tekanan pegas pada
distributor. Sistem pengapian ini memanfaatkan transistor untuk memutus dan
mengalirkan arus primer koil. Jika pada sistem pengapian konvensional pemutusan
arus primer koil dilakukan secara mekanis dengan membuka dan menutup kontak
pemutus, maka pada sistem pengapian elektronik pemutusan arus primer koil
dilakukan secara elektronis melalui suatu power transistor yang difungsikan sebagai
saklar (switching transistor).

Anda mungkin juga menyukai