Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA MAMMAE

Nama: Harlen Huwae

Npm: 12114201180087

Kelas: C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2021
KONSEP DASAR
Ca. MAMME (KANKER PAYUDARA)

1. Pengertian
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, dan
jaringan penunjang payudara (Luwia, 2003). Menurut Cahyani cit Pramadhiani (2000)
kanker payudara adalah benjolan pada payudara yang tumbuh secara abnormal terus
menerus dan tidak terkendali.
Kanker payudara adalah kanker yang relatif sering dijumpai pada wanita
merupakan penyebab kematian utama pada wanita berusia antara 45 dan 64 tahun.

Kanker payudara adalah jenis kanker kedua penyebab kematian karena kanker
pada wanita, dengan perkiraan 46.000 meninggal pada tahun 1994.
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di
Indonesia biasanya ditemukan umur 40-49 tahun dan letak terbanyak dikuadran lateral
atas
2. Tanda dan Gejala 
a. Benjolan atau penebalan pada payudara. Ditemukan pada wanita itu sendiri akan
tetapi Kebanyakan ditemukan kebetulan tidak dengan pemerikasaan SADARI
b. Pada tahap lanjut, kulit cekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu nyeri
i. Nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah dari putting
ii. Kulit peau d’orange
iii. Kulit tebal dengan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk
iv. Ulserasi pada payudara
c. Bila sudah metastasis
i. Nyeri pada bahu, pinggang, bahu bagian bawah atau pelvis
ii. Batuk menetap
iii. Anoreksi atau BB
iv. Gang pencernaan
v. Pusing, penglihatan kabur dan kepala
d. Pembesaran kelenjar getah bening
3. Etiologi
Penyebab kanker payudara secara pasti belum diketahui, tetapi terdapat serangan
faktor:
a. Genetik: Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik
berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan
genetik masih belum diketahui perubahan genetik ini termasuk perubahan atau
mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau
meningkatkan perkembangan payudara.
b. Hormonal: Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran
penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama yaitu estradiol
dan progesteron mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat
mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.
c. Lingkungan: Kemunkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya
kanker payudara. Yaitu keadaan lingkungan dengan paparan sinar radioaktif,
sinar X dan pencemaran bahan-bahan kimia
d. Berat Badan: Berat badan bisa mempengaruhi terjadinya kanker payudara
karena simpanan lemak adalah sumber produksi hormon estrogen.
4. Faktor Resiko
a. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Resiko mengalami kanker payudara pada
payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun.
b. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubunagn keluarga langsung) dari wanita
dengan kanker payudara. Resiko meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker
sebelum berusia 60 tahun. Resiko meningkat 4-6 kali jika kanker payudara terjadi
pada dua orang saudara langsung.
c. Menarke dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
d. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang
mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempuyai resiko dua kali lipat untuk
mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama
mereka pada usia sebelum 20 tahun.
e. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan risiko
untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani
ooforektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai resiko sepertiganya.
f. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai
perubahan epitel proliferatif mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami
kanker payudara. Wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali
lipat untuk mengalami penyakit ini.
g. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
berisiko hampir dua kali lipat.
h. Obesitas, risiko rendah diantara wanita pascamenopause. Bagaimanapun, wanita
gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang
paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.
i. Kontraseptif oral. Wanita yang menggunakan kontraseptif oral beresiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, resiko tinggi ini menurun dengan cepat
setelah penghentian medikasi.
j. Terapi penggantian hormon. Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko
kanker payudara pada terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang
menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (Lebih
dari 10-15 tahun) dapat mengalami peningkatan risiko. Sementara penambahan
progesteron terhadap penggantian estrogen meningkatkan insiden kanker
endometrium, hal ini tidak menurunkan risiko kanker payudara.
k. Masukan alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang
menkonsumsi alkohol bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Resikonya
dua kali lipat diantara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Di negara dimana
minuman anggur dikonsumsi secara teratur (misal: Prancis dan Itali), Angkanya
sedikit lebih tinggi. Beberapa temuan reseach menunjukkan bahwa wanita muda yang
minum alkohol lebih rentan untuk mengalami kankar payudara pada tahun-tahun
terakhirnya.

5. Patofisiologi
Kanker payudara terbanyak menyerang payudara sebelah kiri dari pada sebelah
kanan, dan lebih sering pada bagian atas ( bagian atas buah dada yang dekat dengan
lengan). Kanker payudara tersebar melalui sistem limpa (tempat penyebaran limfatik
mencakup nodus mamaria internal dan supraklavikula) dan aliran darah, melalui bagian
kanan jantung ke paru-paru, dan sampai kembali ke payudara sebelahnya, dinding daada,
tulang, dan otak.
Stadium I : Tumor <2cm>
Stadium II : Tumor 2-5 cm, metastasisi ke kelenjar getah bening ketiak
Stadium III : Tumor > 5 cm, metastasis ke kelenjar getah bening ketiak dan
menyebar kekulit / dinding dada
Stadium IV : Metastasis kas
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur setiap bulan deteksi dini
kanker / tumor. Dilakukan pad wanita berusia diatas 20 tahun.
b. Mamografi., pemeriksaan sinar-X payudara untuk mengidentifikasi kanker sebelum
benjolan pada payudara diraba dianjurkan untuk 40 tahun keatas.
c. Pemeriksaan USG untuk membedakan lesi/tumor.
d. Pemeriksaan USG untuk histopatologis yang dilakukan dengan :
1) Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan
sehat disekitarnya bila tumor <2cm>
2) Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagai jaringan tumor dan sedikit jaringan
sehat, dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperable atau lebih besar dari 5 cm.
e. Termografi adalah cara pemeriksaan menggunakan sinar infared.
f. Ultrasonografi adalah Memeriksa berdasarkan pemantulan gelombang suara, hanya
dapat membedakan lesi / tumor yang solid dan kistik dan ukuran lesi dapat lebih
akurat. Alat yang digunakan sebaiknya berfrekwensi 7,5 mHZ hingga 10 mHZ
bahkan lebih dari 10 mHZ.
g. Xerografi adalah suatu “fotoelectri imaging system” berdasarkan pengetahuan
xerografi.
h. Seintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radio
isotop Tc 99 sestamibi yang dilabel dengan keloid dengan ukuran 50-200 nm karena
akan mempengaruhi jalannya radio isotop ke sel getah bening
7. Deteksi Dini Ca Mammae
Deteksi dini ca mammae dapat dilakukan sendiri yaitu dengan cara SADARI.
Yaitu merupakan pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri didepan cermin dan
dilakukan wanita usia 20 tahun keatas.
Tujuan dilakukan deteksi dini ca mammae untuk mendeteksi terjadinya kanker
payudara, dari depan , sisi kiri dan kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kulit,
putting bersisik dan pengeluaran cairan nanah dan darah. Sadari ini dapat dilakukan
setelah hari keempat menstruasi.
Adapun prosedur pemeriksaan sadari ada tiga tahap :
Tahap 1 ( Inspeksi ) : Untuk melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan
putting susu serta kulit payudara didepan cermin.
Cara : posisi kedua lengan disamping badan , selanjutnya kedua
lengan diatas kepala, kemusian kedua tangan ditekan kuat diatas
penggul sementara otot dada ditegangkan.
Tahap 2 (palpasi) : Untuk melihat perubahan payudara dengan cara berbaring.
Cara : Letakaan bantal kecil dibawah punggung kanan.Raba seluruh
permukaan payudara kanan.Raba denagn tiga ujung jari yang
dirapatkan,lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut dimulai
dari pinggir dengan mengikuti putaran arah jarum jam.Periksa pula
lipatan lengan,batas luar payudara dan keseluruh payudara.
Tahap 3 (Inspeksi dan palpasi): Perhatikan tanda-tanda perdarahan atau keluarnya caiean
dari putting susu.
Cara: Pegang payudara dengan 1 tangan,kemudian tangan yang lain
memencet putting.Lihat apakah ada pengeluaran cairan dari putting
(darah/atau nanah).
Tahap 4: Lakukan hal serupa pada payudara kiri
8. Penatalaksanaan
a. Masektomi atau lumpektomi, dengan diseksi kelenjar getah bening aksila
b. Radiasi atau antiestrogen untuk tumor yang + reseptor estrogennya
c. Rekonstruksi payudara
d. Pemberian konseling dan dukungannya

e. Pembedahan / Biopsi
Terjadinya untuk menemukan bila ada masa malignasis dan kanker payudara
tersebut. Ada dua jenis prosedur :
1) Prosedur satu tahap dilakukan dengan anastesi umum dengan potongan
beku cepat.
2) Prosedur dua tahap dilakukan dengan anastesi lokal dan tersebut
dipulangkan kerumah.
f. Terapi Radiasi
Sebagai pengobatan primer untuk kanker payudara tahap satu dan dua
g. Kemoterapi
9. Pengobatan 
a. Pembedahan, baik yang bersifat kuratif (penyembuhan) maupun paliatif
(menghilangykan gejala-gejala penyakit).
b. Penyinaran, kuratif maupun paliatif.
c. Kemoterapi/sitostatika yang merupakan pengobatan suportif (penunjang)
d. Hormonal, yang merupakan pengobatan supertof dan berupa tindakan ablasi
(melenyapkan) atau aditif.
e. Imunoterapi, untuk menaikkan daya tahan tubuh.
f. Simtomatik, perawatan/penanggulangan keluhan-keluhan dari penderita kanker
payudara yang sudah lanjut.
10. Komplikasi
Dapat metastasis luas. Tempat metastasis antara lain adalah otak paru, tulang, hati
dan ovarium. Angka bertahan hidup bergantung pada stadium satadium I (tumor <>)
10 Klasifikasi
Klasifikasi TNM kanker payudara
TA : Tumor primer tidak dapat ditentukan
T0 : Tidak Terbukti adanya tumor primer
T15 : Kanker in situ
Kanker intraduktal / lobural in situ
Penyakit pengetahuan pada papilla tanpa terasa tumor
T1 : Tumor <>
T1a tumor <>
T1b tumor 0,5-1 cm
T1c tumor 1-2 cm
T2 : Tumor 2-5 cm
T3 : Tumor > 5 cm
T4 : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke dinding dada kulit.
Dinding dada termasuk kosta, otot interkesta, otot seratus interior tidak termasuk
otot pektroralis
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema pear d’orange ulserasi, nodul satelit pada daerah payudara yang
sama
T4c :T4a dan T4b
T4d Karsinoma inflammation = mastitis karsinomato E15
Nx : Pembesaran kelenjar regional tak dapat ditentukan
N02 : Tidak teraba kelenjar aksila
N1 : Teraba pembesaran kelenjar aksila hemolateral yang tidak melekat
N2 : Teraba pembesaran kelenjar mamaria interna homolateral
Mx : Metastasisi jauh tidak dapat dilanjutkan
M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasisi jauh, termasuk ke kelenjar suprakavikula
11. Prognosis 
Secara umum, makin kecil tumor makin baik prognosisnya. Membutuhkan waktu
hampir 16 kali penggandaan untuk karsinoma menjadi 1cm atau lebih besar., dimana
pada waktu tersebut karsinoma telah tampak secara klinis. Dengan menganggap bahwa
membutuhkan 30 hari untuk setiap waktu penggandaan. Maka akan dibutuhkan minimum
2 tahun untuk karsinoma agar dapat teraba. Jika waktu penggandaan adalah 210 hari,
maka akan dibutuhkan waktu sampai 17 tahun sebelum karsinoma tersebut dapat teraba.
Kelangsungan hidup tergantung pada penyebaran gerional atau jauh atau metastatis
12. ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA MAMMAE
a. Pengkajian
ANAMNESIA
1) Biodata klien : Nama, Umur, Alamat, Nama Suami, Agama, Pendidikan, dan
Pekerjaan.
2) Riwayat menstruasi dan menepouse : mens pertama, lama, keluhan yang di alami,
menepouse umur berapa, keluhan pada ibu.
3) Riwayat seksual : tentang penyakit yang pernah di alami.
4) Kaji kecemasan adakali perubahan suara ekspresi wajah gelisah.
5) Adakah perubahan aktivitas / istirahat : kelemahan, keletihan, pusing, pucat,
kebiasaan tidur.
6) Adakah perubahan pada sirkulasi , TTV, sianosis.
7) Adakah perubahan dalam penampilan : alopesia, lesi cacat, putus asa, perasaan
tidak berdaya, rasa bersalah, depresi.
8) Adakah perubahan eliminasi : perubahan detekasi (darah dan pada feses, nyeri
detekasi konsistensi, bising usus) perubahan eliminasi urine (atau) rasa terbakar,
mual, muntah, BB menurun.
9) Adakah perubahan pola makan dan minum (cairan).
i. Kebiasaan diet buruk (rendah serat : 1 lemak).
ii. Anoreksia, mual, muntah, BB.
10) Adakah demam, ruam kulit, ulserasi.
11) Adakah perubahan seksual.
i. Masalah sexual.
ii. Perubahan pada tingkat perilaku verbal / non verbal.
iii. Ketakutan menghadapi seksual.
iv. Kurang informasi mengenai seksual dan fungsi seksual.
v. Adakah rerub dengan orang terdekat.
vi. Adakah perubahan interaksi social
vii. Adakah dukungan dari orang lain / ornag terdekat.
viii. Adakah penolakan.
ix. Keinginan ibu banyak berhubungan dengan orang terdekat / orang lain.
x. Ketidak adekuatan / kelemahan sistem pendukung masalah tingkat
fungsi / tanggung jawab
b. Diagnosa Keperawatan
i. Nyeri dan ketidaknyamanan sehubungan dengan perkembangan ca
mammae
ii. Ansietas berhubungan dengan ancaman yang dirasakan pada diri
sendiri karena diagnosis ca mammae.
iii. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan payudara.
iv. Harga diri rendah berhubungan dengan ca mammae.
v. Kurang pengetahuan berhubungan dengan paparan informasi tentang
ca mammae
c. Intervensi
i. Nyeri dan ketidaknyamanan sehubungan dengan perkembangan ca
mammae
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
intensitas nyeri klien berkurang atau hilang, dengan criteria hasil :
i. Klien tidak merasa nyeri
ii. Klien tampak tenang
Intervensi :
1. Kaji lokasi nyeri secara komprehensif
2. Kurangi presipitasi nyeri
3. Berikan analgesic sesuai anjuran dokter
4. Ajarkan teknik relaksasi seperti : tarik nafas dalam
5. Observasi reaksi non verbal klien
6. Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien
ii. Ansietas berhubungan dengan ancaman yang dirasakan pada diri
sendiri karena diagnosis ca mammae.
Tujuan : Mengurangi / menghilangkan ansietas setelah dilakukan
tindakan keperawatan.
KH : Tingkatan kecemasan menurun dan terpelihara pada tingkat yang
dapat diterima.
Intervensi:
1) Kaji tanda dan gangguan mengidentifikasi berat ringannya
ansietas.
2) Gunakan satu sistem pendekatan yang tenang yang
meyakinkan.
3) Lakukan teknik mendengar aktif.
4) Dukungan penggunaan mekanisme pertahanan yang sesuai.
5) Monitor intensitas kecemasan
6) Terangkan dan ajarkan strategi koping
7) Gunakan tehnik relaksasi untuk menurunkan kecemasan
8) Bantu klien untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan
9) Penurunan kecemasan
10) Tenangkan klien
11) Berikan informasi tentang diagnose prognosis penyakitnya dan
tindakannya
12) Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fifik pada tingkat
kecemasan
13) Gunakan pendekatan dan sentuhan
14) Berikan teknik relaksasi
iii. Harga diri rendah berhubungan dengan ca mammae.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan harga diri
klien meningkat
KH : Klien bisa menerima keadaan dirinya
Intervensi :
1) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang
diagnosa kanker payudara,
2) Bantu pasien untuk memisahkan penampilan fisik dari perasaan
makna diri
3) Berikan reinforcement positif.
iv. Kurang pengetahuan berhubungan dengan paparan informasi tentang ca
mammae
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
pengetahuan klien bertambah.
KH : klien mengetahui tentang ca mammae yang dideritanya
Intervensi :
1) Observasi kesiapan klien untuk mendengar ( mental, kemampuan
untuk melihat, kesiapan emosional, bahasa dan budaya )
2) Observasi tingkat kepengetahuan klien tentang ca mammae
sebelumnya.
3) Kaji pengetahuan apsien atau keluarga mengenai kanker payudara
dan anjurkan pengobatannya.
4) Jelaskan patofisiologi dari kanker payudara sesuai kebutuhan.
5) Berikan informasi tentang pilihan pengobatan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai