Anda di halaman 1dari 15

Oleh Dr.Ina Heliany SH.

,MH
 Pada pelaksanaannya adanya Otonomi
Daerah ini diharapkan dapat
memperbaiki kesejahteraan rakyat yang
ada di daerah dan membuat daerah bisa
lebih fokus lagi dalam mengembangkan
potensi daerah yang ada.
 Karena sering kali pemerintah
pusat memang luput pada
beberapa daerah sehingga
pembangunan yang ada tidak
merata. Pelaksanaan Otonomi
Daerah ini berdasarkan pada
aturan pemerintah yaitu Undang-
Undang Nomor 22 tahun 1999.
Kemudian Undang-Undang diganti
menjadi lebih baik pada tahun
2004 dengan adanya Undang-
 Setelah itu pun telah mengalami beberapa
pembaruan hingga terakhir pada tahun 2008
yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Pemerintah Daerah, Dengan adanya
Otonomi Daerah maka daerah yang
mendapatkan kewenangan itu bisa
melaksanakan dan memajukan potensi
daerahnya, serta membuat masyarakatnya
menjadi lebih sejahtera.
 Namun pelaksanaan dari Otonomi Daerah itu
tentunya tidak boleh sampai melenceng dari
Undang-Undang yang telah ditetapkan itu.
Karena meski memiliki kewenangan sendiri
namun daerah yang mendapatkan Otonomi
Daerah itu tetap berada dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia sehingga tetap
harus mengikuti aturan Undang-Undangnya
1. Pasal 18 ayat (1) sampai (7), Pasal 18A ayat
(1) dan (2), serta Pasal 18B ayat (1) dan (2)
Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2. Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998
tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah,
Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan
Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan,
serta Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah dalam Kerangka NKRI.
4. Ketetapan MPR RI Nomor
IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi
Kebijakan dalam Penyelenggaraan
Otonomi Daerah.
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah.
6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan
7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah yang merevisi
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
 Dengan adanya dasar hukum itu maka
tentunya pelaksanaan Otonomi Daerah itu
harus didasarkan pada beberapa dasar
hukum tersebut, sehingga daerah dalam
melaksanakan Otonomi Daerahnya tidak
melenceng dari aturan yang telah ada, namun
tetap dapat memiliki keistimewaan dalam
mengembangkan daerahnya sendiri sehingga
bisa lebih maju.
 Gagasan pelaksanaan otonomi daerah adalah
gagasan yang luar biasa yang menjanjikan berbagai
kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
lebih baik. Namun dalam realitasnya gagasan
tersebut berjalan tidak sesuai dengan apa yang
dibayangkan. Pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia pada gilirannya harus berhadapan dengan
sejumlah tantangan yang berat untuk mewujudkan
cita-citanya. Tantangan dalam pelaksanaan otonomi
daerah tersebut datang dari berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Diantaranya adalah tantangan
di bidang hukum dan sosial budaya.
 Pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia dimulai segera setelah
angin sejuk reformasi berhembus
di Indonesia. Masih dalam
suasana euphoria reformasi dan
dalam situasi dimana krisis
ekonomi sedang mencekik tingkat
kesejahteraan rakyat, Negara
Indonesia membuat suatu
keputusan pemberlakuan dan
pelaksanaan otonomi daerah di
 Selanjutnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah sebagai dasar
pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia di
Judicial Review dengan UU No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah. Judicial
review ini dilakukan setelah timbulnya
berbagai kritik dan tanggapan terhadap
pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia.
Judicial review tersebut dilaksanakan
dengan mendasarkannya pada logika
hukum.
 Pada gilirannya, pemerintahan daerah
berhadapan dengan keadaan dimana mereka
harus memahami peraturan perundang-
undangan hasil judicial review. Tanpa adanya
pemahaman yang baik dari aparatur, maka bisa
dipastikan pelaksanaan otonomi daerah di
Kab/Kota di Indonesia menjadi kehilangan
maknanya. Hal ini merupakan persoalan hukum
yang sering terjadi dimana peraturan
perundang-undangan tidak sesuai dengan
realitas hukum masyarakat sehingga
kehilangan nilai sosialnya dan tidak dapat
dilaksanakan.
 Faktor penyebabnya adalah kelemahan aspek regulasi
yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan implementasi regulasinya. UU Nomor 32
Tahun 2004 telah berhasil menyelesaikan beberapa
masalah dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah, namun dalam pelaksanaannya, ketidakjelasan
pengaturan dalam UU ini sering menimbulkan
permasalahan baru yang dapat menjadi sumber
konflik antarsusunan pemerintahan dan aparaturnya
yang pada akhirnya menyebabkan penyelenggaraan
urusan pemerintahan daerah tidak dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Sehingga kita memandang
perlu UU ini perlu diubah atau diganti.
 Untuk itu, RUU tentang Pemerintahan
Daerah (RUU Pemerintahan Daerah)
sebagai pengganti UU Nomor 32 Tahun
2004 yang saat ini sedang dibahas dengan
DPR, pada dasarnya mencoba memperbaiki
kelemahan UU Nomor 32 Tahun 2004. RUU
Pemerintahan Daerah dimaksudkan untuk
memperjelas konsep desentralisasi dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
memperjelas pengaturan dalam berbagai

Anda mungkin juga menyukai