Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH

PADA NN NF UMUR 22 TAHUN PO AO


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KAB PEKALONGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Asuhan Kebidanan Pra Nikah

Disusun Oleh :

LESTARI
P1337424820203

PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2020/ 2021
ASUHAN KEBIDANAN PRA NIKAH
PADA Nn.NF UMUR 22 TAHUN

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 05-2-2020
Waktu : 09.00
Tempat : Puskesmas Wiradesa, Kab. Pekalongan

B. BIODATA
Nama : Nn.NF Nama pasangan : Tn. B
Umur : 22 tahun Umur : 23 tahun
Suku bangsa : Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMA
Pekerjaan : karyawan Pekerjaan : karyawan
Alamat : Bener RT 3/2 Alamat: :Comal, Pemalang

C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Klien ingin kir Calon Pengantin untuk persyaratan pernikahannya
2. Keluhan Utama
Tidak ada
3. Riwayat Obstetri
Menarche : 13 tahun Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari Nyeri haid : Iya
Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali/hari
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang berat, hanya kadang sakit
maag karena terlambat makan
b. Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan) :
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
batuk lama (TBC), sakit kuning (hepatitis) dan penyakit keturunan seperti kencing
manis (Diabetes Mellitus), jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), asma.

5. Riwayat Imunisasi : Tidak Pernah


Jenis Tanggal Keluhan Tempat
Imunisasi Pelaksanaan Pemberian
TT1 Belum pernah
TT2 Belum pernah
MR Belum pernah
Varicella Belum pernah
6. Rencana KB
Klien dan pasangan berencana ingin langsung punya anak setelah menikah
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi :
(1) Nasi : 2 x @ 1 piring sedang
(2) Lauk : 2x @ 1 potong sedang
Jenis : ayam, ikan, telur, tahu, tempe
(3) Sayuran : 2 x @ 1 mangkuk sayur
Jenis : bayam, sawi, kangkung
(4) Buah : 1-2 x / seminggu;
Jenis : pisang, pepaya
(5) Camilan : 2 x sehari
Jenis : gorengan, biskuit
c) Pantangan : tidak ada
Alasan :-
2) Minum
Jumlah ± 8 gelas perhari; jenis air putih, teh.
b. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
a) Frekuensi perhari : ± 6 x warna kuning
b) Keluhan/masalah : tidak ada
2) Buang Air Besar
a) Frekuensi perhari : 1 x perhari; warna kuning
konsistensi lembek
b) Keluhan/masalah : tidak ada
c. Pola Personal Hygiene
1) Mandi 2 x sehari
2) Keramas 3 x seminggu
3) Gosok gigi 2 x sehari
4) Ganti pakaian 2 x sehari; celana dalam 2 x sehari
d. Pola Istirahat/ Tidur
1) Tidur malam 7-8 jam
2) Tidur siang 1-2 jam
3) Keluhan/masalah : tidak ada
e. Aktivitas Fisik dan Olahraga
1) Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-
hari
2) Olah raga : jalan santai, bersepeda
f. Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan
1) Merokok : tidak
2) Minuman beralkohol : tidak
3) Obat-obatan : tidak
4) Jamu : tidak
5) Sex bebas : tidak
8. Riwayat Psikososial Spiritual
a. Persiapan Acara Pernikahan
1) Syarat pendaftaran pernikahan : klien dan calon sudah melengkapi.
2) Penyesuaian cuti kerja : klien bekerja dan belum minta surat cuti untuk menikah
karena menikahnya masih lama yaitu tgl 23maret 2021
3) Tanggal–tanggal penting terkait pernikahan : tidak ada
b. Persiapan Membina Rumah Tangga
1) Persiapan fisik/kesehatan (medical chek up, vaksin) : belum pernah
2) Persiapan Psikososial :
a) Perbedaan latar belakang budaya keluarga : klien dan calon pasangan sama
sama suku Jawa sehingga tidak ada perbedaan.
b) Perbedaan pendidikan : tidak ada persoalan.

c. Persiapan Psikologis
1) Pengetahuan catin terhadap sifat pasangannya: klien dan pasangan sudah saling
memahami
2) Cara berkomunikasi dengan pasangan : klien dan calon berkomunikasi
menggunakan bahasa Jawa
3) Mekanisme koping cara mengatasi masalah : dengan berdiskusi
d. Persiapan Spiritual
Cara catin melakukan ibadah beserta pasangannya dengan cara agama Islam
e. Identifikasi Karakter
1) Harapan/keinginan kebutuhan antar pasangan : saling setia sampai maut
memisahkan.
2) Teknik manajemen konflik : dengan berdiskusi
3) Menanyakan kebiasaan catin : klien dan calon pasangan saling mengerti kebiasaan
masing-masing.
f. Pernikahan ini diharapkan oleh Nona, pasangan, dan keluarga.
g. Respon & dukungan keluarga terhadap pernikahan ini :
Kedua keluarga mendukung pernikahan ini.
h. Rencana setelah menikah tinggal serumah dengan : keluarga calon suami
i. Pengambil keputusan utama pernikahan dalam keluarga : calon suami.
j. Orang terdekat klien adalah calon suami, orang tua, saudara kandung.
k. Tingkat Pengetahuan
1) Hal-hal yang sudah diketahui terkait gizi :
Makanan yang harus dikonsumsi sehari-hari.
2) Hal-hal yang belum diketahui dalam persiapan pra nikah :
Imunisasi pra nikah.
3) Hal-hal yang ingin diketahui : imunisasi TT.
4) Hal – hal yang belum diketahui dalam persiapan pra nikah
Cara merawat organ reproduksi
5) Hal – hal yang belum diketahui dalam persiapan pra nikah
Informasi tentang infeksi menular seksual,

D. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
4) Suhu : 36,6 ⁰C
5) Nadi : 80 kali/menit
6) RR : 20 kali/menit
7) BB : 43 kg
8) TB : 155 cm
9) LILA : 23 cm
b. Status Present
Kepala : simetris, rambut bersih
Muka : tidak oedem
Mata : konjuntiva tidak anemis, sklera tidak icterus
Hidung : tidak ada polip, tidak ada benjolan, tidak ada serumen
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada peradangan
Telinga : pendengaran baik, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
massa
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Dada : nafas normal, tidak ada whezing.
Abdomen : tidak ada massa, tidak kembung
Genetalia : bersih
Punggung : normal, tidak skoliosis
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas Atas : tidak oedem
Ekstremitas Bawah : tidak oedem
c. Status Obsterti
Muka : tidak pucat
Mammae : tidak ada kelainan seperti kulit berkerut, tidak ada cairan
Abdomen : tidak teraba massa
Genetalia : tidak ada fluor albus
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Darah Rutin
1) HB : 14,0 gr%
2) Golongan darah :0
3) Rhesus : positif
b. Pemeriksaan Darah yang Dianjurkan
1) Gula Darah Sewaktu (GDS) : tidak
2) Thalasemia : tidak
3) TORCH (TOksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes simpleks)
: tidak
c. Pemeriksaan Urin
Plano Tets : negatif
d. Pemeriksaan serologi
HbsAg : non reaktif
HIV : non reaktif
Sifilis : non reaktif

E. ANALISA
Nn.NF umur 22 tahun, calon pengantin dengan kebutuhan Kir calon Pengantin dan KEK

F. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 05-02-2021 Jam : 10.00

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi klien dalam keadaan sehat. Namun dalam
perhitungan IMT dan Lila klien masih kurang yaitu IMT : 17, 6 (keadaan orang
tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan ) ukuran Lila : 23
Cm , klien mengalami kondisi KEK.
Hasil : klien dan pasangan sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan agak khawatir
dengan kondisinya
2. Menjelaskan pada klien tentang kondisi Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah
keadaan dimana ibu mengalami malnutrisi yang disebabkan kekurangan satu atau lebih
zat gizi makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut , dan bisa di atasi dengan
meningkatkan asupan makanan yang bergizi dengan menu seimbang .
Hasil : Klien dan pasangan susah faham penjelasan petugas dan bersedia untuk
meninkatkan asupan gizi pasien .
3. Memberi penkes tentang gizi pranikah yaitu prinsipnya klien tetap makan dengan gizi
seimbang, cukup karbohidrat yang bersumber dari nasi, jagung, kentang, ubi. Cukup
protein yang bersumber dari ikan, telur, daging, tahu dan tempe, cukup lemak yang
bersumber dari minyak, susu, keju dan cukup vitamin serta mineral yang bersumber dari
sayuran dan buah buahan. Klien juga disarankan agar mengkonsumsi asam folat untuk
mencegah bayi lahir dengan sindrom down serta membantu pembentukan saraf dimana
asam folat di konsumsi minimal 3 bulan sebelum menikah. Secara alami asam folat bisa
di dapat dari kacang kacangan misalnya kacang almond, kwaci biji bunga matahari dan
kacang lainnya
Hasil : Klien bersedia mengkonsumsi makanan tersebut
4. Menjelaskan pada klien tentang imunisasi TT yaitu bermanfaat untuk mencegah penyakit
tetanus neonaturum yang disebabkan bakteri clostridium tetani yang dapat masuk melalui
luka dan berkembang walau tanpa udara dengan gejala seperti kekakuan otot dan saraf
atau kejang pada neonatus gejala mulut mencucu, tidak bisa menyusu. TT diberikan
sebanyak 5 kali dengan masa perlidungan yang berbeda. Dengan mendapat imunisasi TT
secara lengkap 5 kali dapat memproteksi penyakit tetanus selama masa subur/seumur
hidup.
Hasil : klien bisa memahami penjelasan bidan.
5. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 ml di lengan kiri atas pada otot deltoideus
secara intra muskular dan menjelaskan reaksi yang dapat timbul adalah nyeri dan
bengkak pada bekas suntikan, cara mengatasinya adalah memberikan kompres hangat.
Hasil : klien paham dengan penjelasan bidan.
6. Menganjurkan klien agar kembali lagi ke Puskesmas untuk mendapat TT 2 pada tanggal
05 Maret 2021 untuk mendapatkan perlindungan selama 3 tahun.
Hasil: klien bersedia melakukan imunisasi TT 2 sesuai saran bidan.
No. RM :
PUSKESMAS : Wiradesa, Kab. Pekalongan NAMA : Nn. NF

TANGGAL/JA CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &


M (SOAP) PARAF

13- 2-2021 S :Klien mengatakan ingin mengetahui


tentang cara perawatan organ
reproduksi wanita dan Infeksi menular
seksual .
O : KU baik, kesadaran: compos menthis,
TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, S:
36,6° C, RR: 20 x/menit
A : Nn. NF, usia 22 tahun, dengan
kebutuhan penkes Perawatan Organ
reproduksi dan Infeksi menular seksual
P:
1. Memberitahu klien hasil
pemeriksaan kondisi klien baik.
Hasil : klien sudah mengetahui hasil
pemeriksaan

2. Memberikan penkes tentang cara


perawatan organ reproduksi wanita

Cara merawat organ reproduksi


perempuan antara lain:
a. Bersihkan organ kelamin dari
depan kebelakang dengan
menggunakan air bersih dan
dikeringkan.
b. Sebaiknya tidak menggunakan
cairan pembilas vagina karena
dapat membunuh bakteri baik
dalam vagina dan memicu
tumbuhnya jamur.
c. Pilihlah pembalut berkualitas
yang lembut dan mempunyai
daya serap tinggi. Jangan
PEMBAHASAN

Pembahasan dalam laporan ini dimaksudkan untuk membandingkan antara teori yang ada
dengan praktek dalam asuhan kebidanan. Dalam pembahasan ini, penulis akan menganalisa
antara asuhan kebidanan yang diberikan pada Nn. NF umur 22 tahun dengan kebutuhan Kir
calon pengantin pada asuhan pranikah dengan teori yang ada.
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
Pada kasus ini, didapatkan anamnesa Nn. NF, umur 22 tahun, agama Islam,
suku/bangsa: Jawa/Indonesia, pendidikan: SMA, pekerjaan karyawan, alamat: Bener-
Wiradesa. Hal ini sesuai dengan Puspitasari (2014) yang menyebutkan bahwa nama pasien
perlu dikaji untuk menciptakan kepercayaan antara pemberi asuhan dengan pasien dan
membedakan jika ada kesamaan nama dengan pasien yang lain; umur dikaji untuk
mengetahui adanya resiko yang berhubungan dengan umur, karena jika umur pasien
kurang dari 16 tahun termasuk dalam pernikahan usia dini, dalam hal ini Nn. FN berusia 22
tahun, maka usia tersebut tidak termasuk kategori usia dini dalam pernikahan.
2. Data Objektif
Pada kasus ini, didapatkan hasil yaitu keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, TD: 110/70 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,6 °C, RR: 20 x/menit, BB: 43 kg, TB :
155 cm, LILA : 23 cm, pemeriksaan status present dari kepala sampai kaki dalam keadaan
normal dan tidak ada kelainan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil yaitu
Hb 14 gr%, HbsAg non reaktif, HIV non reaktif, sifilis non reaktif.
Ukuran LILA klien 23 cm, yang berarti klien termasuk kategori Kekurangan Energi
Kronis (KEK). Sedangkan ukuran LILA normal adalah 23,5 cm. Apabila kurang dari 23,5
cm, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan
bayi dengan BBLR (Supariasa 2012). Nilai batas normal kadar Hb menurut World Health
Organization 2001 yaitu untuk umur 5-11 tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14 tahun ≤ 12,0
g/dL sedangkan diatas 15 tahun untuk perempuan > 12,0 g/dL dan laki-laki > 13,0 g/dL.
Hb klien 14 gr% yang berarti tidak anemia.
Penilaian status gizi seseorang dapat ditentukan dengan menghitung
Indeks Masa Tubuh (IMT) berdasarkan PMK RI Nomor 41 Tahun 2014 tentang
Pedoman Gizi Seimbang, sebagai berikut:
BB ( kg )
IMT=
[TB ( m ) ]2
Keterangan:
BB = Berat Badan (kg)
TB = Tinggi Badan (m)
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diklasifikasikan status
gizinya sebagai berikut:
IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat
badan tingkat ringan atau KEK ringan (Depkes, 2011).
B. Analisa
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. (Handayani & Mulyani 2017). Analisa pada
kasus ini adalah Nn. NF, umur 22 tahun, calon pengantin dengan kebutuhan Kir calon
Pengantin dalam kondisi KEK Hal ini sesuai dengan data subyektif yang menyatakan bahwa
klien bernama Nn. NF, berumur 22 tahun, alasan datang untuk Kir Calon pengantin untuk
persyaratan Pra Nikah
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan (Handayani & Mulyani
2017). Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 Februari 2021 pukul
09.00 WIB di Puskesmas Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, penatalaksanaan yang diberikan
kepada Nn. NF yaitu:

1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi klien dalam keadaan sehat. Namun dalam
perhitungan IMT dan Lila klien masih kurang yaitu IMT : 17, 6 (keadaan orang
tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan ) ukuran Lila : 23
Cm , klien mengalami kondisi KEK.
Hasil : klien dan pasangan sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan agak khawatir
dengan kondisinya

2. Menjelaskan pada klien tentang kondisi Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah
keadaan dimana ibu mengalami malnutrisi yang disebabkan kekurangan satu atau lebih
zat gizi makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya
gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut , dan bisa di atasi dengan
meningkatkan asupan makanan yang bergizi dengan menu seimbang .
Hasil : Klien dan pasangan susah faham penjelasan petugas dan bersedia untuk
meninkatkan asupan gizi pasien .

3. Memberi penkes tentang gizi pranikah yaitu prinsipnya klien tetap makan dengan gizi
seimbang, cukup karbohidrat yang bersumber dari nasi, jagung, kentang, ubi. Cukup
protein yang bersumber dari ikan, telur, daging, tahu dan tempe, cukup lemak yang
bersumber dari minyak, susu, keju dan cukup vitamin serta mineral yang bersumber dari
sayuran dan buah buahan. Klien juga disarankan agar mengkonsumsi asam folat untuk
mencegah bayi lahir dengan sindrom down serta membantu pembentukan saraf dimana
asam folat di konsumsi minimal 3 bulan sebelum menikah. Secara alami asam folat bisa
di dapat dari kacang kacangan misalnya kacang almond, kwaci biji bunga matahari dan
kacang lainnya
Hasil : Klien bersedia mengkonsumsi makanan tersebut

4. Menjelaskan pada klien tentang imunisasi TT yaitu bermanfaat untuk mencegah penyakit
tetanus neonaturum yang disebabkan bakteri clostridium tetani yang dapat masuk melalui
luka dan berkembang walau tanpa udara dengan gejala seperti kekakuan otot dan saraf
atau kejang pada neonatus gejala mulut mencucu, tidak bisa menyusu. TT diberikan
sebanyak 5 kali dengan masa perlidungan yang berbeda. Dengan mendapat imunisasi TT
secara lengkap 5 kali dapat memproteksi penyakit tetanus selama masa subur/seumur
hidup.
Hasil : klien bisa memahami penjelasan bidan.
Imunisasi Td untuk WUS (Wanita Usia Subur) termasuk ibu hamil dan Catin (Calon
Pengantin), merupakan imunisasi lanjutan yang terdiri dari imunisasi terhadap penyakit
Tetanus dan Difteri. Catin perempuan perlu mendapat imunisasi Tetanus agar memiliki
kekebalan sehingga bila hamil dan melahirkan, ibu dan bayi akan terlindungi dari penyakit
Tetanus (Kemenkes RI 2018)
Menurut Yunica (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara
Pengetahuan dan Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu
Hamil di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin Tahun 2014
menyebutkan bahwa penyakit infeksi dan Tetanus Neonatorum sebenarnya dapat dicegah
dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) yang lengkap pada wanita usia subur (WUS) dan
wanita hamil. Seorang wanita yang sudah di imunisasi TT lengkap dengan interval 4-6
minggu diharapkan mempunyai kekebalan terhadap tetanus selama 3 tahun.
1. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 ml di lengan kiri atas
pada otot deltoideus secara intra muskular dan menjelaskan reaksi yang dapat timbul
adalah nyeri dan bengkak pada bekas suntikan, cara mengatasinya adalah memberikan
kompres hangat.
Hasil : klien paham dengan penjelasan bidan.
Menurut penelitian Ndede (2015), respon nyeri sesudah diberikan kompres hangat
lebih rendah dibandingkan dengan respon nyeri sesudah penyuntikkan tanpa pemberian
kompres hangat, dan kompres hangat memberi pengaruh dalam menurunkan respon nyeri
pada saat imunisasi.
2. Menganjurkan klien agar kembali lagi ke Puskesmas untuk
mendapat TT 2 pada tanggal 05 Maret 2021 untuk mendapatkan perlindungan selama 3
tahun.
Hasil: klien bersedia melakukan imunisasi TT 2 sesuai saran bidan.
Hal ini sesuai dengan (Kemenkes RI 2018) TT2 diberikan dengan interval minimal
pemberian 4 minggu setelah T1.

Anda mungkin juga menyukai