OLEH:
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
’’ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN”
Penulis
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………................1
KATA PENGANTAR………………………………………………….............2
DAFTAR ISI……………………………………………………………….......3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………....…....4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….........5
3.1Kesimpulan................................................................................................8
3.2Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkemenkes nomor 28 tahun 2017 menjelaskan dalam menjalnkan
praktik kebidanan, bidan paling rendah memiliki kualifikasi jenjang
pendidikan diploma tiga kebidanan. Selain itu, praktik mandiri bidan
harus memasang papan nama dan paling sedikit memuat nama Bidan,
nomor STBR, nomor SIPB, dan waktu pelayanan.
Penegakan hukum terhadap bidan sebagai pelaku tindak pidana
aborsi ditinjau dari peraturan menteri kesehatan nomor 28 tahun 2017
Tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. Penegakan hukum ini
meliputi segala elemen profesi yang ada dan diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan salah satunya adalah bidan.
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan,
bayi, dan anak yang dilaksanakan oleh bidan masih dihadapkan pada
kendala profesionalitas, kompetensi, dan kewenangan.
1.2Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang UU tentang aborsi Permenkes No 28 Tahun
2017!
2. Menjelaskan tentang UU bayi Tabung!
3. Menjelaskan tentang UU No 4 thun 2019!
BAB II
PEMBAHASAN
Bayi tabung hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri
yang sah yang di tanamkan dalam Rahim istri dari mana ovum berasal.
Pengaturan hukum terkait dengan bayi tabung daptbkita temui dalam
pasal 127 ayat (1).
Dasar Hukum :
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, dan Pasal 28H ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Jadi Penegakan hukum terhadap bidan sebagai pelaku tindak pidana
aborsi ditinjau dari peraturan menteri kesehatan nomor 28 tahun 2017
Tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. Penegakan hukum ini
meliputi segala elemen profesi yang ada dan diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan salah satunya adalah bidan.
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan, bayi,
dan anak yang dilaksanakan oleh bidan masih dihadapkan pada kendala
profesionalitas, kompetensi, dan kewenangan.
3.2Saran
Dalam makalah ini terdapat isi UU tentang kebidanan dan pelayan
kesehatan bagi bidan. Berharap mahaiswa pahami tentang undang-udang
pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ubb.ac.id/2497/