Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN DENGAN DIAGNOSA NON HEMORAGIK


STROKE (NHS) PADA KLIEN TN.”A” DIRUANG PERAWATAN FLAMBOYAN
RSUD BATARA GURU BELOPA
TAHUN 2021

NAMA : NURAFNA,S.Kep
NIM : 032020075

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN NHS
1. Pengertian
Stroke non hemoragik adalah stroke yang disebabkan karena sumbatan pada arteri
sehingga suplai glukosa dan oksigen ke otak berkurang dan terjadi kematian sel atau jaringan
otak yang disuplai.
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadi
akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui system suplai arteri otak (Sylvia A
Price, 2006)
Stroke non hemoregik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi
cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non
straumatik (Arif Mansjoer, 2000)
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis
serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan
tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya
dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008)
2. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2008, hlm. 128) penyebab Stroke non hemoragik diakibatkan oleh:
a. Trombosis yang terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemia jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti
disekitarnya.Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan trombosis otak:
Ateroskelosis, hiperkoagulasi pada polisetimia, arthritis dan emboli.
b. Embolisme Serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah,
lemak, dan udara.Menurut Arif Muttaqin (2008, hlm. 129)
faktor – faktor resiko stroke non hemoragik adalah: Hipertensi, Diabetes Mellitus,
merokok, minum alkohol, strees dan gaya hidup yang salah, Kontrasepsi oral (khususnya
dengan disertai hipertensi, merokok, dan kadar estrogen tinggi), Kolesterol tinggi,
Penyalahgunaan obat (kokain), makanan lemak dan faktor usia.
3. Patofisiologi
Stroke adalah penyakit gangguan peredaran darah ke otak, disebabkan oleh karena
penyumbatan yang dapat mengakibatkan terputusnya aliran darah ke otak sehingga
menghentikan suplay oksigen, glukosa dan nutrisi lainya kedalam sel otak yang mengalami
serangan pada gejala – gejala yang dapat pulih, seperti kehilangan kesadaran, jika kekurangan
oksigen berlanjut lebih dari beberapa menit dapat meyebabkan nekrosis mikroskopis neuron –
neuron, area nekrotik disebut infak.(Arif Muttaqin, 2008)
Mekanisme iskemik (non-hemoragik) terjadi karena adanya oklusi atau sumbatan di
Pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.
Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya stroke, yang disebut stroke iskemik.
Stroke iskemik
Stroke iskemik terjadi karena tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik.
Penyumbatan dapat terjadi karena penumpukan timbunan lemak yang mengandung koleserol
(plak) dalam pembuluh darah besar (ateri karotis) atau pembuluh darah sedang (arteri serebri)
atau pembuluh darah kecil. Plak menyebabkan dinding dalam arteri menebal dan kasar
sehingga aliran darah tidak lancar, mirip aliran air yang terhalang oleh batu. Darah yang
kental akan tertahan dan menggumpal (trombosis), sehingga alirannya menjadi semakin
lambat. Akibatnya otak akan mengalami kekurangan pasokan oksigen. Jika kelambatan
pasokan ini berlarut, sel-sel jaringan otak akan mati. Tidak heran ketika bangun tidur, korban
stroke akan merasa sebelah badannya kesemutan. Jika berlajut akan menyebabkan
kelumpuhan.
Penyumbatan aliran darah biasanya diawali dari luka kecil dalam pembuluh darah yang
disebabkan oleh situasi tekanan darah tinggi, merokok atau arena konsumsi makanan tinggi
kolesterol dan lemak. Seringkali daerah yang terluka kemudian tertutup oleh endapan yang
kaya kolesterol (plak). Gumpalan plak inilah yang menyumbat dan mempersempit jalanya
aliran darah yang berfungsi mengantar pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan otak.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Stroke Trombotik
Pada stroke trombotik didapati oklusi ditempat arteri serebral yang bertrombus.
Trombosis merupakan bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher dan
penyebab stroke yang paling sering. Arteriosclerosis serebral dan perlambatan sirkulasi
serebral adalah penyebab utama trombosis serebral. Tanda-tanda trombosis serebral
bervariasi, sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien mengalami
pusing, perubahan kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya. Secara umum
trombosis serebral tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara,
hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralysis berat
pada beberapa jam atau hari. Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada
lapisan intima arteria besar. Bagian intima arteria sereberal menjadi tipis dan berserabut,
sedangkan sel-sel ototnya menghilang. Lamina elastika interna robek dan berjumbai,
sehingga lumen pembuluh sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plak cenderung
terbentuk pada percabangan atau tempat-tempat yang melengkung. Trombi juga dikaitkan
dengan tempat-tempat khusus tersebut. Pembuluh-pembuluh darah yang mempunyai resiko
dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut : arteria karotis interna, vertebralis
bagian atas dan basilaris bawah. Hilangnya intima akan membuat jaringan ikat terpapar.
Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan dinding
pembuluh darah menjadi kasar. Trombosit akan melepasakan enzim, adenosin difosfat
yang mengawali mekanisme koagulasi. Sumbatan fibrinotrombosit dapat terlepas dan
membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria itu akan
tersumbat dengan sempurna.
2. Stroke Embolik
Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah. Penderita embolisme biasanya lebih
muda dibanding dengan penderita trombosis. Kebanyakan emboli serebral berasal dari
suatu trombus dalam jantung, sehingga masalah yang dihadapi sebenarnya adalah
perwujudan dari penyakit jantung. Setiap bagian otak dapat mengalami embolisme, tetapi
embolus biasanya akan menyumbat bagian-bagian yang sempit. Tempat yang paling sering
terserang embolus sereberal adalah arteria serebral media, terutama bagian atas.
4. Pathway

Faktor yang tidak dapat Faktor yang dapat dimodifikasi :


dimodifikasi : umur, ras, hipertensi, hiperkolesterolemia,
jenis kelamin,genetik diabetes mellitus, riwayat
penyakit jantung, life style
(obesitas,diet, stres)
5. Manifestasi Klinis
Menurut Suzzane C. Smelzzer, dkk, (2001) menjelaskan ada enam tanda dan gejala dari
stroke non hemoragik yang mana tergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang
tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah kolateral.
Terbentuknya thrombus arterial
Adapun gejala Stroke non hemoragik
dan emboli adalah:
a. Kehilangan motorik: stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan
kontrol volunter. Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukan
Penyumbatan pembuluh darah
kerusakan pada neuron atas pada sisi yang belawanan dari otak. Disfungsi neuron paling
otak
umum adalah hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh) karena lesi pada sisi otak
yang berlawanan dan hemiparises
Suplai (kelemahan
O ke otak salah satu sisi tubuh)
b. Kehilangan komunikasi: fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa
dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan
Iskemik jaringan pada otak Hipoksia
komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut:
1) Disatria (kesulitan berbicara), ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang
Syok neurologi NHS
disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab menghasilkan bicara.
2) Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif.
Resiko ketidakefektifan Iskemik pada arteri
3) Apraksia, ketidakmampuan anteriorcerebral
untuk melakukan tindakan yang dipelajari
perfusi jaringan sebelumnya.
4) Defisit lapang pandang, sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang
paralisis yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadariGangguan premotor
orang atau objek area
ditempat
Kelemahan anggota
kehilangan penglihatan
Hemiplegia gerak
5) Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaituKerusakan
kehilanganneuromuskular
kemampuan untuk
Ketidaktahuan
merasakantentang
posisi dan gerakan bagian tubuh.
proses penyakit Defisit
6) Kerusakan fungsi kognitifpengetahuan Hemiparesis
dan efek psikologik, bila kerusakan pada lobus frontal,
mempelajari kapasitas, memori atau fungsi intelektual mungkin terganggu. Disfungsi ini
Hambatan mobilitas fisik
dapat ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan
kurang motivasi.
7) Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontenensia
urinarius karena kerusakan kontrol motorik.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik menurut Arif Muttaqin (2008) yaitu:
1) CT Scan (Computer Tomografi Scan)
2) Pembidaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil pemerikasaan
biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang pemadatan terlihat di ventrikel atau
menyebar ke permukaan otak.
3) Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri adanya titik okulasi atau raftur.
4) Fungsi Lumbal
Menunjukan adanya tekanan normal, tekanan meningkat dan cairan yang mengandung
darah menunjukan adanya perdarahan.
5) Magnatik Resonan Imaging (MRI) : Menunjukan daerah yang mengalami infark,
hemoragik.
6) Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena.
7) Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal.

8) Elektro Encephalografi (EEG)


Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin
memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Lumbal pungsi, pemeriksaan likuor merah biasanya di jumpai pada perdarahan yang
masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal sewaktu
hari – hari pertama.
2) Pemeriksaan kimia darah, pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah
dapat mencapai 250 mg didalam serum.
7. Penatalaksanaan
Tindakan medis terhadap pasien stroke meliputi:
a. Pengobatan Konservatif
Menurut Suzzane C. Smelzzer, dkk. (2001) pengobatan konservatif meliputi:
1) Diuretika: Untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3
sampai 5 hari setelah infark serebral.
2) Anti koagulan: Mencegah memberatnya trombosis dan embolisasi dari tempat lain
dalam kardiovaskuler.
3) Anti trombosit: dapat diresepkan karena trombosit memainkan peran sangat penting
dalam pembentukan thrombus dan embolisasi.
b. Pengobatan pembedahan
Menurut Arif Muttaqin, (2008) tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral
1) Endosteroktomi karotis (lihat pada gambar 2.7)membentuk kembali arteri karotis, yaitu
dengan membuka arteri karotis di leher.
2) Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling
dirasakan oleh klien TIA
8. Diagnosa dan intervensi keperawatan

NO DIAGNOSA INTERVENSI
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan 1. Kaji dan evaluasi perubahan perfusi
b.d penurunan aliran darah ke otak jaringan : tingkat kesadaran
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Anjurkan untuk bedrest
4. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan 1. Edukasi latihan fisik
neuromuskular 2. Pemberian obat intravena
3. Pengaturan posisi
4. Terapi aktivitas
5. Edukasi teknik ambulasi
3. Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan 1. Berikan penilaian tentang tingkat
menemukan sumber informasi pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
2. Jelaskan tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit, dengan cara yang
tepat
3. Kenali pengetahuan pasien mengenai
kondisinya
4. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta. EGC.
Mansjoer, arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid Pertama.Jakarta. Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price, Sylvia A. 1995.Edisi 4. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta. EGC
PPNI, T. p. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasionaal Indonesia.
PPNI, T. p. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasionaal Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai