DISUSUN OLEH:
(KELOMPOK 2)
1. Dewi Oktaviana
2. Anan Pratama
4. Elsa elinda
5. Afrilia fransisca
8. jetri aria
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi kemudahan
bagi para praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta menentukan jenis
pengobatan bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut adalah penggunaan alat MRI
(Magnetic Resonance Imaging) untuk melakukan pencitraan diagnosa penyakit pasien.
MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar
dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan
radioaktif. selama pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh
bergerak dan bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh
antena dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor
menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam. MRI
menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih sensitive
untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,.sumsum tulang
belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray biasa maupun CT scan
Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot, ligament, tendon, tulang
rawan, ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut maupun cedera sendi bahu.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI yaitu evaluasi anatomi dan kelainan
dalam rongga dada, payudara, organ organ dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan
jantung. Oleh sebab itu, kami disini akan membuat sebuah makalah yang bertemakan
tentang cara kerja MRI dan kelebihan-kelebihan apa saja yang dimiliki oleh MRI ini dalam
dunia medik.
9. Tindakan apakah yang perlu dilakukan bila terjadi kecelakaan saat pemeriksaan
diagnostik MRI?
1.3. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik MRI.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari makalah ini untuk mengetahui:
1. Pengertian dari MRI.
2. Cara kerja MRI.
3. Kelebihan MRI.
4. Diagram blok proses MRI.
5. Perkembangan MRI
6. Instrumen MRI
7. Aplikasi klinik pemeriksaan MRI
8. Tindakan yang perlu dilakukan saat ada kecelakaan pada pemeriksaan diagnostik
MRI.
1.4. Manfaat
Pemanfatan MRI untuk memeriksa ba-gian dalam tubuh sangat efektif karena
memiliki kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak
memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan akurat.
Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra potongan tubuh,
sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion seperti penggunaan pesawat sinar X.
Gambaran yang dihasilkan oleh pesawat MRI tergantung pada ketepatan pemilihan
parameternya. Dalam pengoperasiannya dapat terjadi kecelakaan yang bisa
membahayakan pa-sien, petugas serta lingkungannya. Mengingat biaya pemeriksaan MRI
bagi seorang pasien cukup mahal dan efek sampingnya, ( terutama efek latennya) yang
belum diketahui maka perlu pertimbangan yang matang sebelum pasien dikirim untuk
pemerikaan MRI.
BAB II
PEMBAHASAN / ISI
Berdasarkan dari kondisi yang ada maka, prinsip dasar dari cara kerja suatu
MRI adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan
kandungan inti terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random),
ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom ini
akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada. Kemudian inti atom Hidrogen
tadi dapat berpindah dari tingkat energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika
mendapatkan energi yang tepat yang disebut sebagai energi Larmor.
Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke
tingkat energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian ini
menjadi unsur dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free Induction
Decay (FID).
Alat MRI berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet yang besar.
Penderita berbaring di tempat tidur yang dapat digerakkan ke dalam (medan) magnet.
Magnet akan menciptakan medan magnetik yang kuat lewat penggabungan
protonproton atom hidrogen dan dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan
menggerakkan proton-proton dalam tubuh dan menghasilkan sinyal yang diterima akan
diproses oleh komputer guna menghasilkan gambaran struktur tubuh yang diperiksa.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat
diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik,
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya,
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya,
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
2.3.Blok diagram Proses MRI
2.4. Kelebihan MRI
Selain itu jika dibandingkan dengan CT scan kelebihan MRI sebagai berikut:
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti
otak, sumsum tulang sertamuskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah
posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari 3 buah kumparan koil,
yaitu :
1. Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagital
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka terbentuk potongan
oblik.
Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet statis. Berikut
adalah 3 macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem MRI:
1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada : kelenjar pituitary, lobang telinga
dalam , rongga mata , sinus ;
2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak,
pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah seperti
aneurisma, angioma, proses degenerasi, atrofi;
3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor, infeksi,
trauma, kelainan bawaan.
4. Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu , siku, pergelangan tangan,
pergelangan kaki , kaki , untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon, ligamen,
tumor, infeksi/abses dan lain lain ;
5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu,
pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli 6. Pemeriksaan Thorax untuk
melihat : paru –paru, jantung
Contoh – contoh gambar hasil MRI:
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kecelakaan
selama pemeriksaan MRI. Bila terjadi keadaan gawat pada pasien, segera menghentikan
pemeriksaan dengan menekan tombol ABORT, pasien segera dikeluarkan dari pesawat
MRI dengan menarik meja pemeriksaan dan segera berikan perto-longan dan apabila
tindakan selanjutnya memer-lukan alat medis yang bersifat ferromagnetik harus dilakukan
di luar ruang pemeriksaan .Seandainya terjadi kebocoran Helium, yang ditandai dengan
bunyi alarm dari sensor oxigen, tekanlah EMERGENCY SWITCH dan segera membawa
pasien ke luar ruang pemeriksaan serta buka pintu ruang pemeriksaan agar terjadi
pertukaran udara, karena pada saat itu ruang pemeriksaan kekurangan oksigen. Apabila
terjadi pemadaman (Quenching), yaitu hilangnya sifat medan magnet yang kuat pada
gentry (bagian dari pesawat MRI) secara tiba-tiba, tindakan yang perlu dilakukan buka
pintu ruangan lebar- lebar agar terjadi pertukaran udara dan pasien segera di bawa keluar
ruangan pemeriksaan.Hal perlu dilakukan karena Quenching menyebabkan terjadinya
penguapan helium, sehingga ruang pemeriksaan MRI tercemar gas Helium. Selama
pemeriksaan MRI untuk anak kecil atau bayi, sebaiknya ada keluarganya yang menunggu
di dalam ruang pemeriksaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Magnetic Resonance Imaging atau yang biasa disebut MRI adalah suatu alat kedokteran di
bidang pemeriksaan diagnostic radiologiyang mempunyai teknik penggambaran
penampang tuuh berdasarkan prinsip resonansi magnetic inti atom hydrogen. Teknik
Penggambaran MRI relative komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung banyak
parameter. Alat tersebut mempunyai kemampuan membuat gambaran potongan coronal,
sagital, aksial, dan obliktanpa banyak memanipulasi tubuh pasien.
3.2. PUSTAKA
http://gonnabefine23.blogspot.com/2011/01/dasar-dasar-pengetahuan-mri.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencitraan_resonansi_magnetik
pamujiandri.wordpress.com/2011/07/25/makalah-mri/
http://fisikamedisui07.blogspot.com/2010/03/magnetic-resonance-imaging.html
http://nurulhikmahh06.blogspot.com/2013/05/magnetic-resonance-imaging-mri.html
http://kristinanaralyawan.blogspot.com/2013/11/prinsip-kerja-magnetic-resonansi.html
http://mifta1407.blogspot.com/2013/04/mri-magnetic-resonance-imaging.html
http://networkedblogs.com/aAQz8
http://www.youtube.com/watch?v=jUKdVBpCLHM http://www.youtube.com/watch?
v=1OrPCNVSA4o